• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Sistem Prosedur Antara Instansi

Dalam dokumen DOCRPIJM_98c9721910_BAB VI11. Bab 6.pdf (Halaman 30-38)

6.4.1 Rencana Kedudukan, Fungsi, Tugas dalam Pelaksanaan RPIJM

Penjabaran Fungsi, Tugas serta Tanggung Jawab antar instansi terkait yang diusulkan : (1) Bappeda Kabupaten Asahan

Sebagai perencanaan penyelenggaraan Pemerintah Daerah maka kaitannya dengan RPIJM Fungsi, Tugas dan Tanggung jawab Bappeda adalah sbb :

a. Melakukan koordinasi terhadap semua sektor yang termasuk dalam investasi prasarana kota bidang PU/Cipta Karya.

b. Menetapkan kebijakn serta target pembangunan prasarana kota jangka menengah bidang PU/Cipta Karya

c. Memadukan usulan infrastruktur yang diusulkan oleh masing – masing instansi d. Melakukan kajian terhadap kemampuan keuangan daerah dalam

membiayai pembangunan prasarana kota bidang PU/Cipta Karya.

e. Melakukan kajian terhadap kemampuan kelembagaan daerah dalam pembangunan prasarana kota bidang PU/Cipta Karya.

f. Mengajukan usulan RPIJM bidang PU/Cipta Karya kepada Walikota serta DPR untuk mendapatkan persetujuan.

g. Mensosialisasikan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya yang telah ditetapkan kepada semua pihak yang terkait.

h. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan RPIJM yang telah dilaksanakan.

(2) Dinas PU dan Penataan Ruang Kabupaten Asahan

a. Melakukan pendataan dan evaluasi terhadap prasarana kota (drainase, sanitasi, penataan bangunan dan linkungan) yang telah dilakukan;

b. Menyusun RPIJM untuk prasarana kota yang menjadi tanggungjawab Dinas PU Kabupaten Asahan ;

VI - 31 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

c. Melakukan pendataan serta menyusun kebutuhan personil, prasarana dan sarana kerja dalam penyelenggaraan RPIJM;

d. Mengajukan usulan RPIJM untuk prasarana kota yang menjadi tanggung jawab DPU Kabupaten Asahankepada Bappeda Kabupaten Asahan;

e. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan RPIJM yang telah dilaksanakan.

(3) Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

a. Melakukan pendataan dan evaluasi terhadap pengembangan Perumahan/ permukiman yang telah terbangun;

b. Menyusun RPIJM untuk pengembangan Perumahan/permukiman di

Kabupaten Asahan;

c. Melakukan pendataan serta menyusun kebutuhan personil, prasarana dan sarana kerja dalam penyelenggaraan RPIJM;

d. Mengajukan usulan RPIJM untuk pengembangan perumahan/permukiman Kabupaten Asahan kepada Bappeda Kabupaten Asahan;

e. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan RPIJM yang telah dilaksanakan.

6.4.2 Rencana Umum Tindakan Peningkatan Kelembagaan

Rencana tindakan yang dibutuhkan dalam rangka peningkatan kelembagaan di Kabupaten Asahan diprioritaskan pada peningkatan kapasitas aparatur dalam melaksanakan penyusunan program pembangunan, baik jangka menengah maupun jangka panjang.

6.5 Kerangka Regulasi

Kerangka regulasi diarahkan untuk memfasilitasi, mendorong dan/atau mengatur perilaku masyarakat, termasuk swasta dan penyelenggara negara dalam mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan. Kerangka regulasi ini disusun dengan mempertimbangkan regulasi yang ada, dan regulasi yang diperlukan Daerah dalam pelaksanaan tugas, fungsi, serta kewenangannya pada pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

VI - 32 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

6.5.1 Amanat Perundangan Terkait Dengan Keciptakaryaan

Ditjen Cipta Karya dalam melakukan tugas dan fungsinya mengacu pada Undang-Undang yang berlaku. Adapun amanat perundangan yang terkait dengan keciptakaryaan antara lain:

1) Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

 Dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan, maka pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum dan sanitasi diarahkan pada: (1) peningkatan kualitas pengelolaan aset (asset management) dalam penyediaan air minum dan sanitasi; (2) pemenuhan kebutuhan minimal air minum dan sanitasi dasar bagi masyarakat; (3) penyelenggaraan pelayanan air minum dan sanitasi yang kredibel dan profesional; dan (4) penyediaan sumber-sumber pembiayaan murah dalam pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin.

 Percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerjasama antara pemerintah dan dunia usaha; Pengembangan perumahan dan permukiman.

 Ketersediaan infrastruktur sesuai tata ruang; Terpenuhinya penyediaan air minum untuk kebutuhan dasar pengembangan infrastruktur pedesaan mendukung pertanian; Pemenuhan kebutuhan hunian didukung sistem pembiayaan jangka panjang; Terwujudnya kota tanpa pemukiman kumuh.  Terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan

sarana pendukung bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel sehingga terwujud kota tanpa permukiman kumuh.

 Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

 Pemerintah daerah harus menutup tempat pemrosesan akhir sampah (TPA) yang dioperasikan dengan sistem pembuangan terbuka (open dumping) paling lama lima (5) tahun terhitung sejak diberlakukannya UU ini.

 Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga dilakukan dengan pengurangan sampah, dan penanganan sampah. Upaya pengurangan sampah dilakukan dengan pembatasan timbulan sampah,

VI - 33 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir.

2) Undang-Undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman  UU mengatur penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, pendanaan & pembiayaan, dan peran masyarakat.

 Dalam menangani permukiman kumuh dilakukan upaya pencegahan, terdiri dari pengawasan, pengendalian, dan pemberdayaan masyarakat, serta upaya peningkatan kualitas permukiman, yaitu pemugaran, peremajaan, dan permukiman kembali.

3) Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun

 Peraturan ini mengatur perihal pembinaan, perencanaan, pembangunan, penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan, pengelolaan, peningkatan kualitas, pengendalian, kelembagaan, tugas dan wewenang, hak dan kewajiban, pendanaan dan sistem pembiayaan, dan peran masyarakat.

4) Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

 Bangunan gedung harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya. Sistem penghawaan, pencahayaan, dan pengkondisian udara dilakukan dengan prinsip-prinsip penghematan energi (amanat green building).

 Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cagar budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan harus dilindungi dan dilestarikan.

 Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan lanjut usia merupakan keharusan bagi semua bangunan gedung.

5) Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

 Infrastruktur air minum, air limbah permukiman, persampahan, merupakan bagian dari sistem jaringan prasarana yang mendukung sistem permukiman dan membentuk struktur ruang kota.

 Peraturan ini mengamanatkan penyediaan ruang terbuka hijau dengan proporsi paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota.

VI - 34 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

6) Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

 Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan seluruh Daerah dan bersifat Pelayanan Dasar untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara. Pemda telah diamanatkan untuk memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sehingga mendapat perlakuan khusus dalam penyusunan kelembagaan, perencanaan dan penganggaran di pusat dan di daerah.

 Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar berpedoman pada SPM yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, sekaligus mendukung indikator kinerja utama kementerian dan kinerjanya akan dikontrol secara ketat oleh berbagai stakeholders.

 Dalam pembangunan bidang infrastruktur permukiman, Pemerintah Pusat memiliki kewenangan untuk mengembangkan sistem permukiman secara nasional, lintas provinsi, atau untuk kepentingan strategis nasional. Pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel VI-6

Pembagian Kewenangan Antara Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota

Sub Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota

Permukiman a. Penetapan sistem pengemba-ngan infrastruktur permukiman secaranasional.

b.Penyelenggaraan infrastruk-tur pada permukiman dika-wasan strategisnasional

Penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman di kawasan strategis Daerah Provinsi.

Penyelenggaraan infras-truktur pada permukiman di Daerah kabupaten/ kota

Bangunan

Gedung a. Penetapan bangunan gedung untuk kepentingan strategis nasional

b. Penyelenggaraan bangunan ge-dung untuk kepentingan stra-tegis nasional dan penyeleng-garaan bangunan gedung fungsi khusus

a. Penetapan bangunan gedung untuk kepentingan strategis Daerah Provinsi

b. Penyelenggaraan bangunan gedung untuk kepentigan strategis Daerah Provinsi

Penyelenggaraan bangu-nan gedung di wilayah Daerah kabupaten/kota, termasuk pemberian IMB dan sertifikat laik fungsi bangunan Penataan Bangunan dan Lingkungan a. Penetapan pengembangan system penataan bangunan dan lingkungan secara nasional

b. Penyelenggaraan penataan

Penyelenggaraan penataan ba-ngunan dan lingkungan di kawasan strategis Daerah pro-vinsi dan penataan bangunan dan

Penyelenggaraan pena-taan banguanan dan lingkungan di daerah kabupaten/kota

VI - 35 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

bangunan dan lingkungannya di

kawasan strategis nasional lingkungan lintas daerah Air Minum a. Penetapan pengembangan

SPAM secara nasional

b. Pengelolaan dan pengembangan SPAM lintas Daerah provinsi, dan SPAM untuk kepentingan strategis nasional

Pengelolaan dan pengembangan SPAM lintas daerah kabupaten/ kota

Pengelolaan dan pengem-bangan SPAM di daerah kabupaten/kota

Air Limbah a. Penetapan pengembangan sys-tem pengelolaan air limbah domestik secara nasional

b. Pengelolaan dan pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestik lintas daerah provinsi, dansistem pengelolaan air limbah domestik untuk kepentingan strategis nasional

Pengelolaan dan pengembangan sistem air limbah domestik regional

Pengelolaan dan pengem-bangan sistem air limbah domestik dalam daerah kabupaten/kota

Persampahan a. Penetapan pengembangan sis-tem pengelolaan persampahan secara nasional

b. Pengembangan sistem penge-lolaan persampahan lintas daerah provinsi dan sistem pengelolaan persampahan untuk kepentingan strategis nasional

Pengembangan sistem dan

pe-ngelolaan persampahan regional Pengembangan dan pengelolaan persam-sistem pahan dalam daerah kabupaten/kota

Drainase a. Penetapan pengembangan sys-tem drainase secara nasional

b. Pengelolaan dan pengembangan sistem drainase lintas daerah provinsi dansistem drainase untuk kepentingan strategis nasional

Pengelolaan dan pengembangan sistem drainase yang terhubung dengan sungai lintas daerah kabupaten/kota

Pengelolaan dan pengem-bangan sistem drainase yang terhubung dengan sungai dalam daerah kabupaten/kota

Sumber:Renstra DJCK 2015-2019, SE Dirjen Cipta Karya Nomor : 50/SE/Dc/2016

Di samping Undang-Undang tersebut, Ditjen Cipta Karya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya juga mengacu pada peraturan pelaksana dalam bentuk Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, maupun Peraturan Menteri PUPR. Adapun peraturan pelaksanaan bidang Cipta Karya antara lain:

1) PP No. 36 tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG (Undang Undang Bangunan Gedung);

2) PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; 3) PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan

Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;

4) PP No. 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman;

5) PP No. 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air;

6) PP No. 122 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum;

VI - 36 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

7) Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur, dengan perubahannya Perpres No. 13 Tahun 2010 dan Perpres No. 56 Tahun 2011;

8) Perpres No. 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;

9) Perpres No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca;

10) Perpres No. 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi;

11) Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

12) Perpres No. 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

13) Perpres No. 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur;

14) Permen PU No. 21/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP);

15) Permen PU No. 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

16) Permen PU No. 45/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;

17) Permen PU No. 16/PRT/M/2008 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP); 18) Permen PU No. 24/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Pemeliharaan Dan

Perawatan Bangunan Gedung;

19) Permen PU No. 16/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung;

20)Permen PU No. 18/PRT/M/2012 Tentang Pedoman Pembinaan

Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;

21) Permen PU No. 03/PRT/M/2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga;

VI - 37 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

22)Permen PU No. 13/PRT/M/2013 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;

23)Permen PU No. 1/PRT/M/2014 Tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

24)Permen PU No. 12/PRT/M/2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan;

25)Permen PU No. 25/PRT/M/2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum;

26)Permen PUPR No. 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau;

27)Permen PUPR No. 03/PRT/M/2015 Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur;

28)Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

29)Permen PU No. 34/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; 30)Permendagri No. 57 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Perkotaan; 31) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum. 6.5.2 Regulasi Daerah Kabupaten Asahan

Regulasi atau peraturan adalah suatu cara yang digunakan untuk mengendalikan masyarakat dengan aturan tertentu. Regulasi daerah diantaranya adalah Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota) yang dibuat oleh pemerintah daerah provinsi dan kabupaten atau kota. Perda termasuk dalam peraturan perundang-undangan karena sejalan dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Peraturan Daerah dibuat untuk melaksanakan peraturan perundangan yang lebih tinggi, Perda juga dibuat dalam rangka melaksanakan kebutuhan daerah.

Berdasarkan data-data yang diperoleh melalui akses Sistem Informasi Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan pada website Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (http://bphn.go.id/peraturan/perda),

peraturan-VI - 38 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 2018 - 2022

peraturan yang ada di daerah Kabupaten Asahan sebagimana dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel VI-7 Regulasi Daerah Kabupaten Asahan

No Peraturan Jenis Judul Perda/Perkada Nomor Keterangan

1. Peraturan Bupati Penghapusan Piutang Pajak Daerah 35 Tahun 2015 2. Peraturan Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 8 Tahun 2014 3. Peraturan Daerah Perusahaan air Minum Tirta Silaupiasa 4 Tahun 2014 4. Peraturan Daerah Retribusi Jasa Usaha 13 Tahun 2011 5. Peraturan

Daerah Pajak Parkir 2 Tahun 2011

6. Peraturan Daerah Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan 3 Tahun 2011

7. Peraturan Daerah Pajak Air Tanah 4 Tahun 2011

8. Peraturan Daerah Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan 5 Tahun 2011 9. Peraturan Daerah Tentang Pencabutan Beberapa Perda Kab. Asahan Mengenai

Retribusi Daerah

7 Tahun 2011 10. Peraturan Daerah Perubahan Atas Perda No 12 Tahun 2011 14 Tahun 2014 Sumber: BPK RI Perwakilan Sumatera Utara, akses website (http://medan.bpk.go.id/) 2017

Dalam dokumen DOCRPIJM_98c9721910_BAB VI11. Bab 6.pdf (Halaman 30-38)

Dokumen terkait