• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Sistem dan Prosedur Pelaksanaan Rencana Strategi

4.1.1 Sistem Pelaksanaan Rencana Strategi

Rencana strategis yang akan di implementasikan berupa program strategi peningkatan mutu sekolah. Sistem pelaksanaan rencana strategi yang dituangkan dalam program kerja adalah sebagai berikut:

1.Menyusun kepanitiaan melalui rapat sekolah yang dihadiri kepala sekolah, guru dan komite sekolah. 2.Dibuat SK pelaksanaan program kegiatan oleh

kepala sekolah.

3.Program kerja (strategi peningkatan mutu sekolah) selanjutnya disosialisasikan pada semua warga sekolah.

4.Jika rencana program sudah mendapat respon positif selanjutnya dikonsultasikan pada pihak komite dan tim ahli untuk mendapat pertimbangan dan masukan sebagai penyempurnaan.

5.Kepala sekolah melakukan evaluasi perbaikan program dan dibahas dalam rapat kerja sekolah. 6.Hasil konsep strategi peningkatan mutu sekolah

disosialisasikan kepada wali murid melalui rapat pleno yang dihadiri oleh wali murid dan komite sekolah, selanjutnya disahkan dan untuk dilaksanakan.

146

4.1.2 Prosedur Pelaksanaan Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah

Gambar 4.1 Tahap-tahap penyusun rencana program kerja

4.1.3 Program Strategi Peningkatan Mutu Sekolah 1. Rencana Strategi Aspek Input

SWOT untuk IFAS dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO (Strength-Opportunities), yaitu strategi agresif yang mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan kekutan internal sekolah untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar sekolah (Robbin & Coulter, 2009) Berikut ini adalah rencana strategi yang dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk input di SDN 2 Jampiroso.

Rapat Penyusunan Kepanitiaan

Pelaksanaan Program Kerja Menyusun SK pelaksanaan program kegiatan Mensosialisasikan Program Strategi di rapat Pleno Sosialisasi Program Strategi

Peningkatan Mutu

Merevisi Konsep Program Kerja Mengkonsultasikan Program (komite & Ahli)

Monitoring dan Evaluasi

147

Renstra pertama, pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana untuk belajar peserta didik. Masih minimnya penguasaan TIK dalam proses pembelajaran menjadi hambatan sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah Dengan penguasaan ilmu pengetahuan yang disesuaiakan dengan IPTEK, maka akan mudah dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Diharapkan peserta didik dapat mengikuti perkembangan itu. Dengan penguasaan Iptek, peserta didik dapat mengembangkan dalam mencari/ memperoleh wawasan pengetahuan lebih luas. Sehingga dapat menjadi sumber belajar yang mudah untuk diakses.

Renstra kedua, mengembangkan lingkungan sekolah menuju komunitas belajar melalui program 9 K yang terdiri atas keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kerindangan, kesehatan, keterbukaan dan keteladanan. Dengan penanaman pembiasaan dalam sikap dan tingkah laku dalam keseharian di sekolah diharapkan menjadikan lingkungan sekolah tercipta kondusif, nyaman dan mendukung proses pembelajaran. Pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Renstra ketiga, mengembangkan sarana prasarana pendidikan. Sarana dan prasarana sekolah sangat diperlukan dalam proses pembelajaran menuju peningkatan prestasi belajar siswa. Sarana dan prasarana yang perlu dikembangkan di SDN 2 Jampiroso diantaranya ruang mushola perlu dilebarkan agar kegiatan praktek keagamaan dapat dilaksanakan, ruang aula untuk kegiatan ekstrakurikuler perlu dilebarkan, ruang TIK beserta perabotanya agar siswa dapat memanfatkan untuk mengembangkan kemampuannya dan sarana menambah wawasan.

Renstra keempat, membentuk klub-klub penelusuran bakat dan minat. Potensi pada anak perlu diketahui sejak dini agar dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki. Sekolah

148

perlu menelusuri potensi yang ada pada siswa melalui kegiatan dengan melibatkan tenaga ahli. Selanjutnya setelah diketahui potensinya, kemudian dibentuk klub-klub untuk mempersiapakan prestasi kejuaraan antar sekolah. Dengan terbentuknya klub-klub potensi yang dimiliki anak, maka sekolah sudah mempersiapakan sejak dini dalam menghadapi lomba-lomba baik kademis maupun non akademis.

3. Rencana Strategi Aspek Proses

Renstra Pertama, mengoptimalkan peran guru dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru merupakan ujung tombak keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimanapun hebatnya kemajuan tehnologi, peran guru akan tetap diperlukan. Guru yang baik dengan menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan kepada murid-muridnya. Dengan menguasai materi pelajaran, apapun yang ditanyakan oleh siswa guru dapat menjawab pertanyaan siswa. Sebagai sumber belajar sebaiknya guru memiliki bahan referensi yang lebih banyak dibandingkan siswa.Dengan memanfaatkan jaringan internet dapat melacak bahan-bahan yang diperlukan serta memanfaatkan media massa sebagai sumber informasi.

Renstra kedua, mengintensifkan kegiatan supervisi. Salah satu kompetensi yang dimiliki kepala sekolah adalah supervisi. Kepala sekolah melaksanakan kegiatan supervisi kepada guru dengan tujuan untuk memberikan layanan dan bantuan yang mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar. Sehingga kesulitan dapat teratasi, dan guru dapat meningkatkan kinerjanya. Supervisi dilakukan bukan untuk mencari-cari kesalahan guru dalam proses pembelajaran. Dampak dari supervisi adalah terciptanya proses pembelajaran yang kondusif dan prestasi siswa meningkat.

Renstra ketiga, mengefektifkan kegiatan KKG. Kegiatan kelompok guru dilaksanakan pada tiap-tiap gugus agar guru dapat berbagi pengalaman dan dapat

149

membantu guru memecahkan masalah yang dihadapi di kelas dalam proses kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan KKG bisa penyususnan kurikulum, RPP, silabus, prota, promes, soal ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan kenaikan kelas dan program kegiatan berkelanjutan. Jadi dengan kegiatan kelompok guru (KKG) tugas-tugas utama guru dan urusan kenaikan pangkat atau penyususnan program kegiatan berkelanjutan (PKB) sebagai syarat wajib dari dalam kenaikan pangkat dan jabatan dapat teratasi. Sehingga adminitrasi guru kelas yang kadang-kadang menjadi kendala bagi guru untuk memenuhinya, namun dapat teratasi. Demikian pula dalam penentuan kenaikan pangkat dan jabatan guru dapat terselasaikan melalui kegiatan kelompok kerja guru (KKG).

4. Rencana strategi Aspek Output

Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan EFAS menghasilkan strategi di kudran SO (strength-opportunities), yaitu strategi agresif yang mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar sekolah (Robin & Coulter, 2009). Ada beberapa rencana strategis berikut ini dalam upaya peningkatan mutu untuk input di SDN 2 Jampiroso.

Renstra pertama, membangun kepercayaan masyarakat. Kepercayaan masyarakat pada sekolah terlihat pada saat pendaftaran peserta didik baru (PPDB). Masyarakat/calon wali murid akan berduyun-duyun untuk mendaftarkan putranya ke sekolah. Demikian pula SDN 2 Jampiroso selalu menjadi faforid untuk pilihan masyarakat. Untuk membangun kepercayaan masyarakat ada kiat-kiat yang harus dilakukan, diantaranya dengan menonjolkan prestasi baik prestasi akademik dan non akademik demikian pula pelayanannya kepada masyarakat. Prestasi akademik yang langsung bisa dilihat oleh masyarakat

150

adalah nilai hasil ujian sekolah yang digunakan untuk syarat memasuki jenjang diatasnya. Lulusan SDN 2 Jampiroso prestasi akademik sudah stabil, karena lulusannya banyak yang diterima di SMP Favorit di Kabupaten Temanggung. Hal tersebut menjadi daya tarik masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya di SDN 2 Jampiroso.

Renstra Ketiga, meningkatkan pelaksanaan pendidikan karakter. Mutu lulusan dari SDN 2 Jampiroso tidak hanya memiliki IQ yang cerdas intelektual (olah pikir), namun juga memiliki potensi kecerdasan spiritual (olah hati), kecerdasan emosional (olah rasa) dan kecerdasan kinestik (olah raga). Pelaksanaan pendidikan karakter secara implisit dan dengan pembiasaan. Melalui pendidikan karakter siswa-siswa SDN 2 Jampiroso memiliki akhlak yang mulia dan bisa bergaul dengan masyarakat sekelilingnya, sehingga tercipta suasana yang harmonis.

Renstra yang Keempat, membentuk jaringan alumni untuk diperdayakan dalam pengembangan sekolah. Alumni dari SDN 2 Jampiroso memiliki ikatan batin terhadap sekolahnya yang pernah membesarkannya. Ikatan batin itu dapat diberdayakan dalam pengembangan sekolah melalui sumbangan tenaga, pikiran atau ide-ide maupun bantuan yang berwujud material yang membantu proses pembelajaran. Dengan terbentuknya ikatan alumni SDN 2 Jampiroso disamping sebagai ajang temu kangen antara sesama alumni dan guru sebagai sarana silaturahmi, namun juga dapat membantu sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah.

151

BAB V

PENUTUP

Demikian Alternatif Rencana Strategis SDN 2 Jampiroso ini disusun untuk digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan program kerja oleh semua komponen sekolah di lingkungan SDN 2 Jampiroso maupun stakeholders dan para pihak yang berkaitan.

Rencana strategi peningkatan mutu sekolah yang telah tersusun akan berjalan lancar bila ada dukungan penuh dari semua pihak, baik kepala sekolah, guru, komite sekolah dan stakeholders yang ada. Dengan demikian dukungan dan partisipasi aktif semua sangat diharapkan agar SD Negeri 2 Jampiroso Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung tetap bermutu. Sebaik apapun program yang dibuat, tanpa adanya partisipasi aktif dari komponen yang mendukungnya (guru, staf, peserta didik dan komite serta pemerintah) maka program tersebut hanya tinggal rencana belaka. Maka dari itu kerjasama dan kerja keras dari masing-masing komponen akan tercapai tujuan yang diinginkan. Semoga dengan adanya niat baik yang kita miliki dapat dijadikan modal yang utama dalam rangka meningkatkan mutu sekolah yang diinginkan dan sesuai dengan harapan masyarakat.

Temanggung, 16 Mei 2015 Penulis

152 Hasil Penilaian Validasi Ahli Draff Renstra SDN 2 Jampiroso

Mei Tahun 2015

No Aspek Penilaian I II III Validator Rata-rata Ket

1 Kesesuaian Latar Belakang dengan isi materi

2 Kesesuaian Maksud dan Tujuan 3 Dasar Hukum

4 Ketepatan Sistematika 5 Ketepatan Provil Sekolah 6 Ketepatan Analisis Lingkungan

7 Ketepatan Analisis Pendidikan Saat ini

8 Ketepatan Faktor- faktor Kunci Keberhasilan

9 Ketepatan System Prosedure Pelaksanaan

10 Ketepatan program Strategi Peningkatan Mutu

11 Ketepatan Solusi dalam Strategi Peningkatan Mutu Sekolah

12 Ketepatan Monitoring dan Evaluasi Keterangan: Panduan Penilaian 1. Sangat Kurang 2. Kurang 3. Cukup 4. Baik 5. Sangat Baik

153

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH, GURU, TU DAN KOMITE SD NEGERI 2

JAMPIROSO

1. Apakah sekolah ini menyusun Rencana Strategi (RENSTRA)? Apa bentuknya?

2. Apakah dalam menyusun Renstra sekolah melibatkan stakeholder sekolah?

3. Bagaimana sistematika Renstra sekolah itu di buat?

4. Apakah Renstra sudah disosialisasikan ke warga sekolah? Melalui media apa Renstra di sosialisasikan?

5. Apakah warga sekolah telah memahami isi Renstra sekolah?

6. Apakah sekolah dalam menjalankan program berdasarkan Renstra yang telah disusun?

7. Apakah selama ini ada tim monitoring dan evaluasi pelaksanaan Renstra?

154

Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI

A. Lingkungan Fisik SD Negeri 2 Jampiroso

1. Mengamati sarana dan prasarana sekolah, seperti: ruang kelas, ruang kantor guru, ruang kantor kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang ibadah, ruang UKS, ruang MCK, gudang, kantin, ruang kegiatan, tempat bermain/ olah raga, dan tempat parkir.

2. Mengamati penataan lingkungan sekolah, seperti: sekolah menerapkan pelaksanaan 7K (kebersihan, ketertiban, keindahan, kerindangan, keamanan, kenyamanan dan kekeluargaan).

3. Mengamati kegiatan pembiasaan, seperti: kegiatan 3S (senyum, salam, sapa), dan penerapan pendidikan karakter.

B. Pelaksanaan kegiatan sekolah

1. Mengamati kegiatan guru dalam kegiatan pembelajaran dalam menerapkan pendekataan saintifik.

2. Mengamati pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler.

155

Lampiran 4

PANDUAN PERTANYAAN ANALISIS SWOT: IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL

Kekuatan Faktor Kelemahan

4 3 2 1

1. Visi Misi sekolah

a. Pemahaman visi, misi sekolah

oleh warga sekolah

b. Menerapkan konsep pendi-

dikan yang prima dalam prestasi, santun berprilaku dan berwawasan budaya.

-1 -2 -3 -4

4 3 2 1 2. Kurikulum a. Memiliki kurikulum 2013

b. Guru menetapkan KKM -1 -2 -3 -4

4 3 2 1 3. a.Kepemimpinan kepala sekolah Kompetensi manajemen

b. Kompetensi supervisi -1 -2 -3 -4

4 3 2 1

4. Program sekolah

a. Sekolah memiliki program

kerja yang jelas

b. Pengembangan kegiatan guru

-1 -2 -3 -4

4 3 2 1

5. Kualitas guru

a. Kualifikasi pendidikan guru

b. Penguasaan guru terhadap TIK

c. Pemahaman guru terhadap

pendekatan sentifik

-1 -2 -3 -4

6. Pengembangan kegiatan guru

a. Kegiatan IHT

b. Kegiatan KKG

4 3 2 1

7. Kualitas peserta didik

a. Minat dan motivasi belajar

peserta didik

b. Nilai rata-rata ujian sekolah -1 -2 -3 -4

4 3 2 1 8.a.Desain Pembelajaran Penerapan pembelajaran

dengan pendekatan sentifik -1 -2 -3 -4

4 3 2 1

9. Kegiatan akademik dan non

akademik

a. Tambahan pelajaran

b. Kegiatan siswa

-1 -2 -3 -4

156

4 3 2 1

11. Setandar Pelayanan Minimal

(SPM)

a. Jumlah buku ajar untuk

siswa dan guru sudah

terpenuhi.

b. Jumlah siswa tiap kelas

maksimal 32

-1 -2 -3 -4

4 3 2 1

12. Media Belajar

a. Kelengkapan media belajar

b. Fasilitas laboratorium

komputer

-1 -2 -3 -4

4 3 2 1

13. Sarana Pendidikan

a. Ruang kelas sesuai rombel

b. Ruang kegiatan mendukung

proses pembelajaran -1 -2 -3 -4

4 3 2 1

14. Kualitas lulusan

a. Nilai rata-rata ujian sekolah

b. Standar kelulusan

c. Melanjutkan kejenjang yang

lebih tinggi

d. Alumni

-1 -2 -3 -4

4 3 2 1 15. Pendekatan lingkungan a. Lingkungan sekolah go green

b. Lingkungan yang aman -1 -2 -3 -4

16. Peran komite

- Keterlibatan komite dalam

peningkatan mutu sekolah

4 3 2 1 17. Budaya Sekolah a. Pembiasan -1 -2 -3 -4

4 3 2 1 18. Kedisiplinan warga sekolah a. Datang lebih awal

b. Pulang tepat waktu -1 -2 -3 -4

4 3 2 1 19. Evaluasi a. Evaluasi program -1 -2 -3 -4

157

PANDUAN PERTANYAAN ANALISIS SWOT: IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL

Kekuatan Faktor Kelemahan

4 3 2 1

1. Persaingan terhadap

sekolah lain

a. Kopetensi lulusan

antar sekolah sangat tinggi b. Muncul sekolah c. favorit yang mempunyai kelebihan di bidang agama -1 -2 -3 -4 4 3 2 1

2. Peran serta masyarakat:

a. Kepedulian wali murid terhadap pendidikan b. Kesadaran walki murid untuk menyumbang dana pendidikan -1 -2 -3 -4 4 3 2 1 3. Tanggapan masyarakat terhadap pendidikan: a. Masyarakat semakin

kritis menilai kerja guru b. Kepercayaan masyarakat terhadap sekolah c. Kebutuhan orang tua terhadap kegiatan keagamaan tinggi -1 -2 -3 -4 4 3 2 1 4. Perkembangan Iptek -1 -2 -3 -4 4 3 2 1 5. Lingkungan sekitar sekolah - Sebagian masyrakat menggunakan fasilitas sekolah -1 -2 -3 -4

158

Lampiran 5

REKAP HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH, GURU, TU DAN KOMITE SEKOLAH

P : Penulis KS : Kepala Sekolah G1 : Guru 1 G2 : Guru 2 TU : Tata Usaha S : Siswa K : Komite Hasil wawancara

P : Apakah sekolah ini menyusun Rencana Strategi (RENSTAR)? Dan apa bentuknya? KS : Ya. Bentuknya Renstra jangka pendek, jangka

menengah dan jangka panjang

G1 : Ya, sekolah menyusun Renstra. Bentunya kegiatan-kegiatan sekolah dalam jangka waktu untuk 1 tahun

G2 : Ya, sekolah telah menyusun Renstra. Bentuknya kegiatan-kegiatan sekolah

TU : Ya, sekolah menyusun Renstra. Bentuknya rencana kegiatan-kegiatn sekolah yang akan dicapai oleh sekolah

P : Apakah dalam menyusun Renstra sekolah melibatkan Stakeholder sekolah?

KS : Ya, Sekolah menyusun Renstra yang melibatkan Stakeholde sekolah. Disutu ada team pengembang, pengurus komite, pengurus paguyuban dan pemerhati pendidikan.

G1 : Ya, dalam menyusun melibatkan Stakeholder G2 : Ya, dalam penyusunannya melibatkan

Stakeholder sekolah

TU : Ya, dalam menyusun Renstra sekolah melibatkan komite sekolah, guru dan kepala sekolah SD Negeri 2 Jampiroso

P : Bagaimana sistematika Renstra sekolah itu di buat?

159

SK : Sitematika Renstra sekolah masih sederhana, perencanaan, program, pelaksanaan evaluasi G1 : Sistematika Renstra di buat masih dalam

bentuk sederhana, hanya memuat pokok-pokok program sekolah

G2 : Sistematika Renstra di buat dalam bentuk yang sederhana, hanya memuat pokok-pokok program sekolah

TU : Sistematika Renstra dibuat masih dalam bentuk sederhana hanya memuat pokok-pokok program sekolah

P : Apakah Renstra sudah di sosialisasikan ke warga sekolah? Melalui media apa Renstra di sosialisasikan?

KS : Renstra sudah di sosialisasikan ke warga sekolah, di sosialisasikan melalui media rapat, pengurus-pengurus paguyuban kelas.

G1 : Renstra sudah di sosialisasikan oleh warga sekolah melalui rapat guru

G2 : Renstra sudah di sosialisasikan ke warga sekolah melalui rapat guru

TU : Sudah, Renstra sudah di sosialisasikan oleh guru dan siswa melalui rapor

P : Apakah warga sekolah telah memahami isi Renstra sekolah?

KS : Sebagian besar warga sekolah telah memahami isi Renstra sekolah

G1 : Ya, sebagian guru memahami isi Renstra sekolah

G2 : Ya, sebagian guru telah memahami isi Renstra sekolah

TU : Ya, sebagian program sekolah menjalankan Renstra yang telah di susun oleh sekolah

P : Apakah sekolah dalam menjalankan program berdasarkan Renstra yang telah di susun? KS : Ya, Skala prioritas sekolah dalam menjalankan

program berdasarkan Renstra yang telah di susun

G1 : Sebagian program sekolah menjalankan Renstra yang telah disusun oleh sekolah

160

G2 : Hanya sebagian yang telah menjalankan program berdasarkan Renstra yang telah di susun

TU : Ya, sebagian program sekolah menjalankan Renstra yang telah di susun oleh sekolah

P : Apakah selama ini ada tim monitoring dan evaluasi pelaksanaan Renstra?

KS : Secara tertulis belum ada, tapi secara harian itu sudah ada tim monitoring dan evaluasi pelaksanaan Renstra

G1 : Belum ada tim monitoring dan evaluasi pelaksanaan Renstra

G2 : Belum ada tim monitoring dan evaluasi pelaksanaan Renstra

TU : Belum ada tim monitoring dan evaluasi pelaksanaan Renstra

161

Lampiran 6

BERITA ACARA FGD

Pada hari ini Selasa tanggal Dua Puluh Satu bulan April tahun Dua Ribu Lima Belas telah di selenggarakan FGD (Focus Group Discussion) dari pukul 13.30 sampai dengan pikul 17.00 WIB di SD Negeri 2 Jampiroso alamat Jl. Wolter Monginsidi No. 19A yang di hadiri oleh (terlampir).

Demikian berita acara ini di buat dengan sesungguhnya.

Peneliti

162

Lampiran 7

DAFTAR HADIR FGD

(Focus Group Discussion)

JUDUL TESIS : STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH DI SD

NEGERI 2 JAMPIROSO,

TEMANGGUNG

Hari/ Tanggal : Selasa, 21 April 2015 Tempat : SD Negeri 2 Jampiroso

No Nama Jabatan Tangan Tanda

1 Dr. BAMBANG SUTENG SULASMONO, M.Si Dosen Pembimbing/ Narasumber

2 SUNARUH, S.Pd Kepala Sekolah

3 SULASMI, S.Pd Peneliti

4 KUSNADI, S.Pd Moderator

5 LIANA GESTA NAMASARI,S.Pd Notulis

6 SRI WINDARTI Operator

7 WARIYATI, S.Pd Guru Kls V

8 RINA PURWANTINI, S.Pd.I Guru PAI

9 HARIYATI, S.Pd Guru Kls VI

10 NIZAR ANWAR TU

163

12 DWI KUSMAWATI, A.Ma.Pust Perpus

13 MUHTAR HAYYIK Penjaga

14 AMILLUN Satpam

15 ABDUL HARIS BOGE Ketua Komite

164

Lampiran 8

RESUM PELAKSANAAN FGD (Focus Group Discussion) Hari/ tanggal : Selasa, 21 April 2015 Waktu : pukul 13.30 - 17.00 WIB Tempat : SDN 2 Jampiroso

Acara : FGD (Focus Group Discussion)

Pembimbing : Dr. Bambang Suteng Sulasmono, M.Si Moderator : Kusnadi, S.Pd, guru SDN 2

Temanggung II

Operator : Sri Windarti, TU SDN 2 Temanggung II Notulis : Liana Gesta Namasari, S.Pd, guru SDN

2 Temanggung II Peneliti : Sulasmi, S.Pd

Peserta :1.Sunaruh, S.Pd. selaku kepala sekolah SDN 2 Jampiroso.

2.Wariyati, S.Pd (guru SDN 2 Jampiroso)

3.Rina Purwantini, S.Pd. (guru SDN 2 Jampiroso)

4.Hariyati, S.Pd. (guru SDN 2 Jampiroso)

5.Sumarkus, S.Pd. (guru SDN 2 Jampiroso)

6.Dwi Kusumawati, A.Ma.Pust. (Pustakawan SDN 2 Jampiroso)

7.Nizar Anwar (TU SDN 2 Jampiroso) 8.Muhtar Hayyik (penjaga SDN 2

Jampiroso)

9. Amillun(satpam SDN 2 Jampiroso) 10. Abdul Haris Boge ( Ketua Komite

SDN 2 Jampiroso)

11. Misrun (Komite SDN 2 Jampiroso)

Acara FGD (Focus Group Discussion) berlangsung dengan susunan acara sebagai berikut:

1. Pembukaan

2. Sambutan Kepala sekolah SDN 2 Jampiroso 3. Sambutan Ketua komite SDN 2 Jampiroso

165

4. Diskusi 5. Lain-lain 6. Penutup. Hasil Diskusi

1. Penyampaian materi FGD (Focus Group Discussion) analisis SWOT dalam tesis yang berjudul “Strategi Peningkatan Mutu Sekolah SDN 2 Jampiroso”. Penyampaian materi diantaranya sebagai berikut: a. Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan hasil

ujian nasional SDN 2 Jampiroso mengalami penurunan Ranking

b. Teknik pengambilan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.

c. Penentuan Skor untuk Instrumen analisis SWOT berupa Input, Proses, dan Output.

2. Pengkajian masalah dalam diskusi biasanya diwarnai dengan pro dan kontra, setuju dan tidak setuju, serta sanggahan dan saran. Diskusi disampaikan dengan penuh tanggung jawab disertai bukti atau alasan yang kuat. Selain itu, beberapa peserta menyampaikan pendapatnya dalam diskusi secara santun, misalnya :

a. Diskusi pengkajian kelemahan pada input menimbulkan beberapa sanggahan dan saran seperti berikut:

1) Pada Matrik IFAS aspek input elemen SWOT tentang pemenuhan dana untuk operasional sekolah. Menurut guru dan komite sekolah dana untuk operasional sekolah selama 2 tahun terakhir sudah memenuhi dari murid yang tersedia.

2) Tenaga pengajar atau guru profesional belum maksimal. Aspek ini kurang disetujui oleh ketua komite dan beberapa guru. Menurut Abdul haris boge sebagai ketua komite kurang setuju apabila tingkat keprofesionalan tenaga kerja dinyatakan belum maksimal. Seharusnya ada tolok ukur untuk menyatakan seberapa besar tingkat profesionalitasan tenaga pengajar di SDN 2 Jampiroso. Berdasarkan diskusi maka ditetapkan

166

tingkat keprofesionalitasan tenaga pengajar sebesar 75% yaitu diperoleh dari jumlah 8 guru yang sudah PNS.

3) Berkaitan dengan jenjang pendidikan yang dimiliki guru maka pada aspek kualifikasi pendidikan guru kurang lengkap , bapak Haris boge selaku ketua komite juga kurang setuju jika dinyatakan kurang lengkap, lebih baik diperjelas dihitung sesuai jumlah guru yang sudah S1. Berdasarkan jumlah guru yang sudah S1 diperoleh prosentase sebesar 75%.

4) Seluruh guru dan komite setuju dengan aspek input tentang lokasi SDN 2 Jampiroso merupakan lokasi strategis karena berada ditengah kota tapi tidak terlalu dekat dengan jalan raya sehingga aksesnya mudah.

5) Berkaitan dengan fasilitas sekolah maka terdapat beberapa kelemahan salah satunya adalah ruang mushola yang masih sempit. Menurut bapak Bambang Suteng, berpendapat bahwa apabila sekolah mementingkan visi dan misi iman dan taqwa, maka yang menjadi kelemahan adalah mushola seharusnya berdiri sendiri sesuai standar.

6) Menggaris bawahi aspek yang ditulis sebagai kelemahan yaitu tingkat kemampuan siswa yang beragam dijadikan sebagai kelemahan dalam meningkatkan mutu sekolah telah memunculkan pro dan kontra.

Pak Bambang Suteng :Kemampuan siswa itu memang beragam jadi tidak perlu dimasukkan pada kelemahan.

Pak Haris Boge :justru sekolah yang baik dan favorit kemampuan siswa harus beragam

Pak Markus :mungkin dalam sudut

pandang penerimaan siswa sesuai tingkat sosialnya.

167

Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan siswa yang beragam tidak dapat dijadikan sebagai kelemahan sekolah dala mencapai mutu.

7) Pada aspek ancaman beberapa guru menyarankan bahwa keamanan dapat dimasukkan menjadi ancaman. Contohnya adalah lampu yang digunakan untuk penerangan malam belum memadai. Namun pendapat ini disanggah oleh kepala sekolah. Kepala sekolah menyatakan bahwa selama ini tidak ada masalah kecurian.

Ibu Wariati selaku guru memberi pendapat bahwa maksud dari ancaman tersebut adalah dilihat dari masih adanya masyarakat yang masuk melalui pagar sekolah pada saat sore hari.

Berdasarkan diskusi maka diputuskan bahwa keamanan sekolah masih belum optimal.

8) Pada matriks IFAS aspek proses terdapat elemen kekuatan berupa menerapkan konsep pendidikan yang prima, beriman, berkarakter dan akademis sesuai visi, misi sekolah. Muncul pertanyaan dari ketua komite yaitu “apabila ada pertanyaan penerapan konsep pendidikan yang prima beriman, berkarakter itu perwujudannya seperti apa?”

Maka kepala sekolah menjawab bahwa prinsip visi dan misi tentang penerapan konsep pendidikan yang prima beriman, berkarakter itu masih dikaji untuk disesuaikan dan diterapkan.

9) Pada poin kelemahan tentang tidak adanya sarana komputer guru kurang setuju karena pada kenyataannya sudah ada fasilitas komputer akan tetapi penggunaannya kurang optimal. Sehingga diputuskan kelemahannya ditulis lab komputer belum digunakan secara optimal.

Dokumen terkait