111
Lampiran 1
DRAF AWAL RENSTRA
STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH
DI SDN 2 JAMPIROSO
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan merupakan sarana melaksanakan pelayanan belajar dan proses pendidikan. Dalam proses belajar mengajar membutuhkan pengelolaan oleh orang-orang yang profesional, sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas, sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. Harapan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan dapat memberikan kontribusi yang signifikan, sekolah menyusun rencana strategis yang dapat dijadikan barometer derajad mutu pendidikan di SDN 2 Jampiroso.
112
didik agar mengalami dan melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas.
Rencana strategi dimanfatkan untuk lebih mengefektifkan pengalokasian sumber daya yang ada dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Proses yang berperan penting dalam menentukan tujuan-tujuan strategi dikembangkan oleh berbagai macam konfigurasi kekuatan dari dalam dan luar organisasi,dan melibatkan berbagai fihak seperti kepala sekolah, guru, stakeholders, peserta didik dan orang tua peserta didik, pemerintah, dan kelompok-kelompok sosial yang menaruh perhatian terhadap program sekolah.
Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengelola suatu program sekolah. Peran serta masyarakat sangat membantu dan mendukung pencapaian tujuan program pendidikan. Keberadaan komite sekolah sebagai partner dalam mengembangkan sekolah yang berkualitas.
Dalam menentukan strategi harus difahami bahwa yang pokok dari formulasi strategi adalah menyusun perencanaan yang berkelanjutan, seperti yang dikemukakan Sharplin (dalam Sagala, 2013: 131) bahwa langkah-langkah menyusun perencanaan strategi menetapkan misi suatu organisasi dengan melibatkan pemilik, pelanggan, dan pengawas sebagai konstituen organisasi. Melakukan assessmen lingkungan eksternal dengan memperhatikan kondisi yang ada, kemudian menetapkan arah dan sasaran organisasi.
Mempertegas arah dan sasaran organisasi bukan sekedar penting, namun manjadi inti dalam manajemen strategi. Arah dan sasaran hendaknya bersifat menantang dan dapat diraih oleh karenanya harus spesifik dan dapat diukur.
113
tindak lanjut yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Rencana strategis diharapkan mampu menjawab tantangan dan harapan masyarakat, serta menjadi pedoman sekolah dalam mengimple- mentasikan strategi menuju sekolah yang bermutu secara berkelanjutan dan menghasilkan prestasi siswa baik akademis maupun non akademis yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas penulis menawarkan sebuah draft renstra dengan harapan sekolah dapat memahami proses penyusunan renstra menggunakan analisis SWOT.
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan disusunnya renstra peningkatan mutu sekolah adalah sebagai berikut:
1. Siswa responsif terhadap kegiatan sekolah dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan minat dan bakatnya.
2. Adanya semangat juang yang tinggi dikalangan siswa.
3. Sekolah menjanjikan lingkungan dan suasana yang menyenangkan, menggairahkan dan menantang bagi guru dan murid.
4. Sekolah mempunyai program untuk perbaikan keterampilan pada anak
5. Sekolah mempunyai rencana baik disertai dengan program yang berulang dan terorganisasi.
6. Guru mengajar dengan antusias.
7. Mengefektifkan kegiatan belajar mengajar agar tujuan pendidikan tercapai.
8. Guru menerapkan strategi pembelajaran yang inovatif.
9. Guru mempersiapkan diri untuk mengajar . 10.Guru mengakomodasi kesulitan belajar siswa. 11.Kepala sekolah memiliki visi untuk
114
12.Kepala sekolah responsif dan suportif terhadap kepentingan guru
13.Sekolah mempunyai seperangkat nilai etika, moralitas dan etos yang dianggap penting.
14.Kepala sekolah, guru dan murid menunjukkan kepedulian dan royalitas terhadap tujuan dan nilai-nilai.
15.Adanya iklim saling menghargai dan saling mempercayai sesam adiantara guru dan murid.
1.3 Landasan Hukum
1. Peraturan Pemerintah RI No. 10 Tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan
2. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
4. Permendiknas RI No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik
5. Permendiknas RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kopetensi Guru 6. Permendiknas RI No 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan
7. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru 1.2 Maksud dan Tujuan 1.3 Dasar Hukum
115
BAB II Profil Sekolah 2.1 Deskripsi Sekolah 2.2 Visi, Misi dan Tujuan 2.3 Kesiswaan
2.4 Sarana dan Prasarana 2.5 Prestasi
BAB III Analisis Lingkungan dan Pendidikan 3.1 Analisis Lingkungan
3.2 Analisis Pendidikan saat ini
3.3 Analisis Kondisi 4 tahun kedepan 3.4 Faktor-faktor Kunci Keberhasilan
BAB IV Rencana Strategi
4.1 Sistem Prosedur Pelaksanaan Rencana Strategi
4.1.1 Sistem Pelaksanaan Rencana Strategis 4.1.2 Prosedur Pelaksanaan Strategis
4.1.3 Pelaksanaan Strategis peningkatan Mutu Sekolah
116
BAB II
PROFIL SEKOLAH
2.1 Deskripsi Sekolah
SDN 2 Jampiroso letaknya sangat strategis, berada di tengah yang kota kabupaten Temanggung. Dari jalan raya sekitar 100 m yang menghubungkan kabupaten Magelang dengan kabupaten wonosobo. Sejak tahun ajaran 2012/ 2013 telah menjadi SD Piloting dengan melaksanakan kurikulum 13, hingga sampai tahun ajaran 2014/ 2015 ini. Siswa-siswa yang bersekolah di SDN 2 Jampiroso tidak hanya dari kelurahan Jampiroso kec temanggung, namun ada yang berasal dari luar kecamatan Temanggung.
2.2 Visi, Misi dan Tujuan SDN 2 Jampiroso 2.2.1 Visi
“PRIMA DALAM PRESTASI, SANTUN PERILAKU, BERWAWASAN BUDAYA BANGSA SERTA ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI”
2.2.2 Misi
1. Memantapkan penghayatan dan pengalaman hidup beragama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing siswa;
2. Menanamkan nilai-nilai aqidah dan budi pekerti luhur dengan maksimal;
3. Mengimplementasikan proses pembelajaran dengan efektif dan maksimal;
4. Menumbuhkan prestasi siswa yang cakap dan handal serta mampu bersaing di dunia pendidikan maupun lingkungan masyarakat; 5. Menumbuhkan karakter siswa yang dapat
117
6. Menanamkan nilai-nilai budaya bangsa sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia;
7. Mendorong siswa untuk memahami dan mengkaji serta menumbuhkan potensi siswa dengan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa melalui Proses Pembelajaran maupun Bimbingan Karir.
2.2.3 Tujuan
1. Terciptanya pribadi siswa yang mampu dan menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianut sehingga melahirkan out put yang beriman, taqwa, cakap serta handal diwarnai dengan nuansa kepribadian yang bermoral tinggi dan akhlaq yang mulia;
2. Tercapainya proses pembelajaran yang efektif dan optimal;
3. Tercapainya prestasi siswa yang cakap dan andal serta mampu bersaing di dunia pendidikan maupun lingkungan masyarakat; 4. Terbentuknya pribadi siswa yang percaya diri
dan tidak menggantungkan kepada orang lain; 5. Terciptanya pribadi siswa yang memilki
keberanian untuk menanamkan kepercayaan diri kepada diri sendiri;
6. Terciptanya pribadi siwa yang santun dalam perilaku maupun tindakan;
7. Terciptanya pribadi siswa yang mencintai, memilki dan melestarikan budaya bangsa yang sesuai dengan khasanah budaya asli bangsa Indonesia;
8. Terciptanya pribadi siswa yang cerdas trampil dan memiliki kecakapan hidup dalam berbagai ilmu pengetahuan;
118
10.Terciptanya lingkungan sekolah sebagai pusat penengemabangan dan pembaharuan pendidikan sehingga lahirlah peserta didik yang cerdas dan kreatif untuk bekal hidup pada jenjang pendidikan selanjutnya maupun di lingkungan masyarakat;
11.Terciptanya pribadi siswa yang cerdas dan tanggap dalam membaca situasi dan kondisi dimana siswa berada;
12.Terciptanya pribadi siswa yang mampu mengatasi berbagai masalah yang di hadapi dengan arif dan bijaksana;
13.Terciptanya hubungan yang harmonis dan mesra antara keluarga sekolah, komite sekolah maupun paguyuban wali murid tiap kelas, serta masyarakat sekitarnya.
2.3 Kesiswaan
Tabel 2.1 Keadaan Murid SDN 2 Jampiroso 4 Tahun Terakhir
Tahun 2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014 2014/2015
Kelas P W Jml P W Jml P W Jml P W Jml P W Jml
1 25 19 44 28 22 50 29 22 51 22 27 49 20 13 43
2 20 21 41 25 19 44 25 19 44 22 27 49 20 13 43
3 34 12 46 20 18 38 17 21 38 22 27 49 20 13 43
4 20 20 40 34 12 46 34 12 46 22 27 49 20 13 43
5 26 19 45 21 20 41 21 20 41 22 27 49 20 13 43
6 21 23 44 26 18 44 26 18 44 22 27 49 20 13 43
119
2.4 Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan belum sepenuhnya berijazah S 1 dan tenaga guru masih dibantu guru wiyata bhakti dengan honor di bawah upah minimum regional. Namun demikian tenaganya dapat diandalkan untuk peningkatan mutu sekolah. Dari tabel di bawah ini dapat dilihat jenjang kualifikasi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan.
No Jabatan SMP SPG/Kualifikasi Pendidikan Jml Keterangan
SMA D2 D3 S 1
2.5 Sarana dan prasarana
SDN 2 Jampiroso lokasi lahan yang ditempati adalah tanah milik desa dengan luas lahan 1.350 m
2.6 Prestasi
120
Event Tahun Nama Anak Juara Tingkat
Tenis
Lapangan 2010 Desan Inti Inka 1 Kab.Temanggung Renang 2010 M Zulfan 2 Kab.Temanggung
Renang 2010 Krisna S 1 Kab.Temanggung
Renang 200
M 2010 Karina 1 Kab.Temanggung
Bulutangkis 2010 Sabila Wahyu 1 Kab.Temanggung
Renang 50 M 2010 Luluk
Oktafiani 1 Kab.Temanggung Renang 200
M 2010 Edo 1 Kab.Temanggung
Sepakbola 2010 Alek Senada 1 Kab.Temanggung
Bola Folly 2010 Adinda
Maharani 2 Kab.Temanggung ONS IPA 2011 Rahadian
Hafis 1 Kab.Temanggung
ONS IPA 2011 Rahadian
Hafis 11 /115 Provinsi Jateng ONS IPA 2011 Rahadian
Hafis 17/45 Provinsi Jateng Macapat
Islami 2011 Firma F 1 Kec.Temanggung Tartil /MTQ 2011 Nanda Trisna 2 Kec.Temanggung
Kaligrafi 2011 Febri Arista 1 Kec.Temanggung
Renang 50 M 2011 Edo 1 Kab.Temanggung
121 Renang gy
Kupu 2011 Luluk 1 Kab.Temanggung
Foli Putri 2011 Adinda
Maharani 2 Kab.Temanggung Renang 200
M 2012 Edo 1 Kab.Temanggung
Khitobah
Mapsi 2012 Fadlilah I 2 Kec.Temanggung Tartil MTQ 2012 Fadlilah I 2 Kab.Temanggung
Macapat
Islami 2012 Firma F 1 Kec.Temanggung Tartil MTQ 2012 Nanda Lintang 2 Kec.Temanggung
OSN Mapel
Matematika 2015 Salman Abdurrohman 1 Kec. Temanggung
OSN Mapel
Matematika 2015 Salman Abdurrohman 1 Kab. Temanggung
OSN Mapel
Matematika 2015 Salman Abdurrohman 11/205 Provinsi
FLS2N / Seni
122
BAB III
ANALISIS SWOT
3.1 Analisis SWOT
Analisis dilakukan peneliti bersama kepala sekolah, guru dan komite di SDN 2 Jampiroso dalam Focus Group Discussion (FGD) selama 1 kali pertemuan yaitu pada tanggal 21 bulan April 2015 bertemapat di SDN 2 Jampiroso, yang berlangsung pada jam 13.30 sampai 17.00. FGD dilakukan dengan menggunakan panduan FGD.
Dalam pelaksanaan FGD masing-masing peserta memiliki pendapat yang berbeda-beda sehingga terjadi brainstorming pada waktu mengidentifikasi faktor-faktor strategi internal dan faktor-faktor strategi eksternal. Data dibagi dalam tiga matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary), matrik EFAS (External Factors Analysis Summary), dan matrik SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, and Threats). Analisis SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi peningkatan mutu sekolah SDN 2 Jampiroso dalam tiga aspek yaitu Input, proses dan output yang diuraikan sebagai berikut:
3.1.1 Aspek Input
Yang termasuk dalam aspek input berdasarkan pendekatan terbuka Lewis dan Smith (dalam Tjiptono & Diana, 2003) meliputi kemampuan dasar siswa, sumber daya finansial, fasilitas, program dan jasa pendukung.
123
Tabel 3.1 Matrik IFAS Aspek Input
No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor
1 Minat dan motivasi belajar siswa tinggi 0,10 3 0,30
2 Jumlah buku ajar untuk guru dan siswa terpenuhi 0,10 4 0,40
3 Dana untuk operasional sekolah 2 tahun memenuhi dari murid yang
tersedia 0,10 4 0,40
4 Kepemimpinan kepala sekolah yang kompeten 0,15 4 0,60
5 Sekolah mempunyai program kerja yang jelas 0,10 3 0,30
6 Tenaga pengajar/ guru yang profesional 75% 0,15 3 0,45
7 75% guru berpendidikan S1 0,10 3 0,30
8 Lokasi sekolah sangat strategis 0,10 4 0,40
9 Keberadaan komite berperan dalam program sekolah 0,10 4 0,40
Total Skor 1,00 32 3,55
KELEMAHAN
1 Jumlah siswa tiap kelas melebihi Standar Pelayanan Minimal (SPM) 0,10 4 0,40
2 Fasilitas seni belum memadai 0,10 3 0,30
3 Media pembelajaran berupa audio visual sangat kurang 0,15 2 0,30
4 Halaman sekolah yang sempit untuk tempat bermain, dengan
rasio jumlah siswa yang banyak 0,15 2 0,30
5 Area sekolah kurang hijau dan kurang bersih lingkungan sekolah
masih kurang 0,15 2 0,30
6 Belum ada ruang kegiatan ekstrakurikuler dan serba guna
(aula) 0,10 4 0,40
124
Untuk hasil input, kekuatan yang paling berpengaruh adalah kepemimpinan kepala sekolah yang kompten dengan bobot 0,15 dan skor 4. Kepemimpinan sekolah memegang peranan yang penting karena maju mundurnya suatu sekolah berada pada pucuk pimpinan yang mampu mengarahkan dan memberi motivasi pada guru. Hal itu semakin bersinergi tenaga pengajar /guru yang provesional dengan bobot 0,15 dan skor 3. Ditunjang buku ajar untuk guru dan siswa terpenuhi dengan satu anak satu buku akan lebih maksimal dalam belajar. Usaha untuk siswa juga ditunjang oleh dana operasional sekolah yang mencukupi, yang diberi bobot 0,10 dan skor 4. Dengan dana yang cukup maka sekolah bisa memberi honor guru-guru wiyata bhakti yang terdiri dari 6 orang untuk mengatasi jumlah guru PNS yang kurang dan juga bisa mencukupi kebutuhan operasional lainnya. Meskipun demikian dana yang ada belum bisa untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah, sehingga disamping menunggu bantuan dari pemerintah juga tetap membutuhkan bantuan dari komite sekolah. Dengan demikian keberadaan komite berperan dalam program sekolah dengan bobot 1,10 dan skor 4.
Lokasi sekolah yang strategis dengan bobot 0,10 dan skor 4, ini menjadi daya tarik masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya di SD Negeri 2 Jampiroso. Kualifikasi tenaga pendidik yang profesional dengan bobot 0,15 dan skor 3, disertai minat dan motivasi belajar siswa tinggi diberi bobot 0,10 dan skor 3 dengan sekolah mempunyai program kerja yang jelas merupakan kekuatan bagi sekolah. Dengan keberadaan ini sekolah mempunyai kekuatan untuk menyiapkan diri dalam usaha meningkatkan mutu sekolah khususnya mutu input. Total bobot dikalikan skor untuk faktor kekuatan aspek input adalah 3,55.
125
melebihi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang diberi bobot 0,10 dan skor 4. Jumlah siswa yang melebihi kapasitas juga kurang efektif pada proses pembelajaran. Sehingga guru kurang memahami karakteristik siswa. Belum ada ruang kegiatan ekstrakurikuler/aula dengan bobot 0,10 dan skor 4, demikian pula belum ada tim evaluasi program sekolah juga berpengaruh dalam meningkatkan mutu sekolah.
Disamping itu, fasilitas seni belum memadai dengan bobot 0,10 dan skor 3, media pembelajaran berupa audio visual sangat kurang diberi bobot 0,15 dan skor 2, halaman sekolah yang sempit untuk bermain dengan rasio jumlah siswa yang banyak ini perlu mendapat perhatian agar sumber daya yang ada dapat berkembang.
Demikian pula area sekolah kurang hijau dan kurang bersih lingkungan dengan bobot 0,15 dan skor 2. Lingkungan sekolah yang asri ini, dapat diupayakan karena sangat mendukung proses pembelajaran. Kualitas pendidik ada yang belum S1 dengan bobot 0,10 dan skor 2 berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Ruang mushola masih sempit dengan bobot 0,10 dan skor 2, hal ini menjadikan kegiatan sholat berjamaah tidak dapat dilaksanakan di sekolah. Hal ini merupakan kegiatan untuk meningkatkan imtaq kepada peserta didik
Total bobot dikalikan skor untuk faktor kelemahan adalah 2,8. Total skor akhir kekuatan dikurangi kelemahan untuk aspek input adalah 0,75, berarti faktor kekurangan lebih dominan daripada kelemahan. Ini bearti sekolah bisa menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang muncul.
126
Tabel 3.2 Matrik EFAS Aspek Input
No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor
1 Kebijakan sekolah yang mendukung program sekolah 0,30 4 1,20
2 Kepedulian masyarakat terhadap pendidikan tinggi 0,30 4 1,20
3 Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi
semakin mudah diakses 0,20 3 0,60
2 Banyak sekolah lain yang vasilitasnya lebih lengkap 0,20 3 0,60
3 Sebagian kecil masyarakat masih menggunakan aset
sekolah (anak-anak) 0,20 2 0,40
4 Keamanan sekolah masih kurang optimal 0,20 2 0,40
Total Skor 1,00 10 2,60
Total Skor Akhir
(Peluang-Ancaman) 1,00
Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2015
127
komunikasi dan informasi semakin mudah di akses, yang diberi bobot 0,20 dan skor 3. Jika guru dapat menangkap peluang ini dengan baik guru akan berkembang optimal. Peluang yang terakhir adalah hubungan dengan dinas pendidikan kecamatan, Kabupaten dan Propinsi sangat kondusif dengan bobot 0,20 dan skor 3. Hal tersebut memudahkan koordinasi sehingga tidak ada miskomunikasi terkait dengan informasi dinas. Total akhir bobot dikalikan skor untuk faktor peluang adalah 3,60.
Di samping mempunyai peluang yang tinggi sekolah juga menemui beberapa ancaman pada aspek input, banyak sekolah lain yang fasilitasnya lebih lengkap dengan bobot 0,20 dan skor 3, serta sebagian kecil masyarakat masih menggunakan aset sekolah yang di beri bobot 0,20 dan skor 2. Kalau SDN 2 Jampiroso tidak memperhatikan hal ini dengan serius maka bisa saja pada waktu selanjutnya SDN 2 Jampiroso tertinggal dengan SD yang lain. Termasuk juga keamanan sekolah kurang optimal, diberi bobot 0,20 dan skor 2,keamanan sekolah menunjukkan kenyamanan warga sekolah, demikian pula prestasi sekolah lain makin bersaing. Hal tersebut kalau tidak segera ditangani bisa menyebabkan turunnya prestasi belajar siswa dan otomatis mutu sekolah juga pasti akan menurun.Total akhir untuk faktor ancaman bobot dikalikan skor adalah 2,6.
Total skor akhir faktor peluang dikurangi faktor ancaman untuk aspek input adalah 1,00, berarti faktor peluang lebih dominan daripada faktor ancaman. Sehingga sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk meminimalisir ancaman yang datang.
3.1.2. Aspek Proses
128
Analysis Summary (IFAS) dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Matrik IFAS Aspek Proses
No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor
KEKUATAN
1 Memiliki kurikulum yang inovatif 0,25 4 1,00
2 Ditetapkan pembelajaran pendekatan saintifik 0,20 4 0,80
3
Guru menentukan KKM setiap mata pelajaran dan akademis sesuai visi, misi sekolah
0,10 3 0,30
Total Skor 1,00 3,45
KELEMAHAN
1 Belum semua kegiatan berjalan sesuai kurikulum 0,20 3 0,60
2 Masih ada guru yang mengajar secara konvensional 0,20 2 0,40
3 Lab komputer belum optimal 0,20 4 0,80
4 Kegiatan siswa yang bersifat keagamaan belum maksimal 0,10 3 0,30
5 Supervisi dan pembinaan dari kepala sekolah belum
maksimal 0,20 4 0,80
6 Kedisiplinan guru belum optimal 0,10 4 0,40
Total Skor 1,00 3,30
Total Skor Akhir
(Kekuatan-Kelemahan) 0,15
Sumber: Hasi Focus Group Discussion, 2015
129
mutu pendidikan SDN 2 Jampiroso akan sangat bagus. Hal itu ditunjang dengan penerapan pendekatan saintifik dengan bobot 0,20 dan skor 4 sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Kekuatan yang lain adalah guru menentukan KKM setiap mata pelajaran, yang diberi bobot 0,20 dan skor 3. Hal tersebut untuk mendorong siswa untuk semakin berpacu dalam meraih prestasi baik saat ulangan harian maupun ulangan semester. Ditunjang lagi dengan kerjasama antar guru kondusif, dengan bobot 0,15 dan skor 3. Kekuatan lain yang juga mempengaruhi mutu adalah adanya jam pelajaran tambahan (les) untuk kelas IV, V dan VI yang diberi bobot 0,10 dan skor 3. Di samping les sangat berguna meningkatkan prestasi siswa di kelas masing-masing, juga berpengaruh dalam peningkatan hasil UN karena materi UN terdiri dari materi kelas IV, V dan VI sehingga kematangan materi di kelas bawahnya akan mendukung prestasi UN.
Kekuatan terakhir yaitu sekolah menerapkan konsep pendidikan yang prima dalam prestasi, santun dalam berperilaku, dan berwawasan budaya sesuai yang tertuang dalam visi misi sekolah, dengan bobot 0,10 dan skor 3. Kalau guru memahami konsep pendidikan tersebut dan melaksanakan semua kegiatan visi misi sekolah maka mutu pendidikan di SDN 2 Jampiroso akan maksimal. Total bobot dikalikan skor untuk faktor kekuatan adalah 3,45.
130
termasuk kegiatan siswa yang bersifat keagamaan belum maksimal dengan bobot 0,10 dan skor 3. Dengan kurang maksimalnya supervisi dan pembinaan dari kepala sekolah maka hal-hal yang menjadi kekukarangan dan ket guru ketidaktahuan guru mengajar tidak segera diperbaiki dan guru cenderung mengelola kelas dengan apa adanya tidak kreatif. Hal itu menyebabkan potensi siswa tidak berkembang secara maksimal.
Total bobot dikalikan skor untuk faktor kelemahan yaitu 3,30. Sedangkan total skor akhir faktor kekuatan dikurangi faktor kelemahan adalah 0,15. Dari kedua faktor yang mempengaruhi aspek proses SDN 2 Jampiroso tersebut ternyata faktor kekuatan menjadi faktor yang lebih dominan dibandingkan faktor kelemahan. Kelemahan-kelemahan yang ada bisa diatasi dengan mengoptimalkan kekuatan yang lebih dominan.
131 Tabel 3.4 Matrik EFAS Aspek Proses
No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor
PELUANG
1 Ada kesadaran dari wali murid untuk menyumbang dana
pendidikan 0,30 4 1,20
2 Semakin banyak media pembelajaran yang bisa
diakses 0,20 4 0,80
3 Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang aktif di gugus
Pergiwa 0,20 4 0,80
4 Kebutuhan orang tua terhadap kegiatan keagamaan
anak sangat tinggi 0,30 3 0,90
Total Skor 1,00 3,70
ANCAMAN
1 Semakin tinggi persaingan positif antar sekolah 0,20 4 0,80
2 Banyak muncul bimbel di luar sekolah sehingga ada siswa
yang tidak serius les disekolah 0,30 4 1,20
3 Munculnya sekolah favorit lain yang mempunyai kelebihan
dibidang keagamaan 0,20 3 0,60
4 Masyarakat semakin kritis menilai kualitas guru 0,30 3 0,90
Total Skor 1,00 3,50
Total Skor Akhir
(Peluang-Ancaman) 0,20
Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2015
132
materi pengayaan maupun materi-materi untuk penugasan siswa. Ada Kegiatan Kelompok Kerja (KKG) yang aktif di gugus Pergiwa dengan bobot 0,20 dan skor 4. Dengan adanya pelatihan-pelatihan tersebut diharapkan guru dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya yang berimbas pada peningkatan hasil belajar siswa. Kalau sekolah bisa memfasilitasi harapan orang tua tersebut hasilnya sekolah akan semakin bermutu. Total bobot dikalikan skor untuk faktor peluang adalah 3,70.
Untuk faktor ancaman yang mempunyai bobot paling tinggi adalah banyak muncul bimbel diluar sekolah sehingga ada siswa yang tidak serius les di sekolah yang diberi bobot 0,30 dan skor 4. Disamping itu masyarakat semakin kritis menilai kualitas guru diberi bobot 0,30 dan skor 3. semakin tingginya persaingan positif antar sekolah dengan bobot 0,20 dan skor 4. Demikian pula munculnya sekolah favorit lain yang mempunyai kelebihan dibidang keagamaan dengan bobot 0,30 dan skor 3.Hal tersebut ditandai sekolah lain baik negeri maupun swasta bersaing dalam meraih prestasi baik prestasi akademik dan non akademik. Bagaimanapun guru kelas pasti lebih paham dengan karakteristik siswanya dibandingkan dengan guru yang lain, bahkan guru kelas juga sangat paham dengan materi pelajaran yang kurang dikuasai siswa sehingga les di sekolah sangat diperlukan utamanya untuk memperdalam materi yang dianggap sulit oleh siswa.
133
ancaman adalah 3,50 sehingga total skor akhir faktor peluang dikurangi faktor ancaman adalah 0,20.
Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut diketahui bahwa SDN 2 Jampiroso memiliki banyak peluang yang masih bisa dimanfaatkan. Memang ada beberapa hal yang menjadi ancaman dalam aspek proses yang perlu mendapat perhatian, tetapi faktor peluang masih lebih dominan.
3.1.3. Aspek Output
Komponen output meliputi prestasi siswa dan pasca kelulusan. Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan aspek output yang diperoleh melalui FGD dapat dilihat pada Tabel 3.5 dibawah ini. Tahap selanjutnya diberi bobot dan penilaian, serta dilakukan perhitungan skor akhir dan diperoleh Matrik Internal Factors Analysis Summary (IFAS) sebagai berikut:
Tabel 3.5 Matrik IFAS Aspek output
No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor
KEKUATAN
1 Nilai rata-rata UN/ US tinggi 0,25 4 1,00
2 Prosentase kelulusan 100% 0,25 4 1,00
3 Lulusan berprestasi dalam bidang akademik dan non
akademik 0,25 3 0,75
4 Sebagian besar melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
dan diterima di sekolah favorit 0,25 4 1,00
Total Skor 1,00 3,75
KELEMAHAN
1 Sebagian kecil siswa masih ada nilai UN/ US dibawah
rata-rata 0,40 3 1,20
134
Untuk aspek output, kekuatan berasal dari nilai rata-rata UN/US tinggi yang diberi bobot 0,25 skor 4, juga presentase kelulusan 100% dengan bobot 0,25 dan skor 4. Di samping itu, sebagian besar melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi dan diterima di sekolah favorit dengan bobot 0,25 dan skor 4, lulusan berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik dengan bobot 0,25 dan skor 3. Prestasi tersebut dapat menjadi daya tarik sekolah, karena orang tua cenderung tertarik menyekolahkan putra-putrinya ke sekolah yang berprestasi. Itu disebabkan karena rata-rata perolehan nilai UN tinggi sehingga bisa bersaing dengan siswa yang berasal dari sekolah lain. Total akhir bobot dikalikan skor adalah 3,75.
Selain kekuatan, sekolah juga mempunyai kelemahan dalam aspek output. Faktor kelemahan yang mempunyai bobot paling tinggi adalah sebagian kecil siswa masih ada nilai UN/US di bawah rata-rata dengan bobot 0,40 dan skor 3. Hal tersebut di sebabkan karena prestasi dalam bidang non akademik belum merata bobot 0,30 dan skor 3. Kelemahan berikutnya adalah beberapa lulusan tidak diterima di sekolah favorit diberi bobot 0,30 dan skor 3.
Total bobot dikalikan skor untuk faktor kelemahan pada aspek output adalah 2,80 sehingga total skor akhir IFAS adalah faktor kekuatan dikurangi faktor kelemahan 0,95 pada aspek output SDN 2 Jampiroso tersebut ternyata faktor kekuatan menjadi faktor yang lebih dominan daripada faktor kelemahan. Kelemahan-kelemahan yang ada bisa diatasi dengan mengoptimalkan kekuatan yang lebih dominan.
135
Tabel 3.6 Matrik EFAS Aspek Output
No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor
1
Hasil UN dapat dijadikan pertimbangan untuk
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
0,20 4 0,80
2 Kepercayaan masyarakat terhadap sekolah semakin
tinggi 0,20 3 0,60
3
Harapan orang tua agar lulusan tidak hanya berprestasi dalam bidang akademik tetapi juga
maksimal dalam bidang non akademik (ekstrakurikuler).
0,20 4 0,80
4
Harapan orang tua agar lulusan menjadi generasi yang cerdas, agamis dan siap menghadapi tantangan masa depan.
0,20 4 0,80
5 Mempunyai peluang yang bagus untuk menjalin
kerjasama dengan alumni. 0,20 3 0,60
2 Kompetitis lulusan antar sekolah sangat tinggi 0,30 3 0,90
3 Tuntutan wali murid terhadap mutu sekolah semakin tinggi 0,30 3 0,90
Total Skor 1,00 3,40
Total Skor Akhir
(Peluang-Ancaman) 0,20
Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2015
136
maksimal dalam bidang non akademik (ekstra- kurikuler) diberi bobot 0,20 dan skor 4. Disamping itu orang tua juga menaruh harapan agar lulusan tidak menjadi generasi yang cerdas, agamis dan siap menghadapi tantangan masa depan dengan bobot 0,20 dan skor 4. Kepercayaan masyarakat terhadap sekolah semakin tinggi yang diberi bobot 0,20 dan skor 3. Terakhir sekolah juga mempunyai peluang untuk menjalin kerjasama dengan alumni yang diberi bobot 0,20 dan skor 3 faktor peluang aspek output adalah 3,60. Total akhir bobot dikalikan skor adalah 3,60.
Untuk faktor ancaman yang paling berpengaruh adalah kekhawatiran orang tua bahwa kemungkinan kelulusan hanya bagus dalam kompetensi akademik yang diberi bobot 0,40 dan skor 4. Termasuk juga tuntutan wali murid terhadap mutu sekolah semakin tinggi yang diberi bobot 0,30 dan skor 3. Ancaman yang terakhir adalah kompetisi lulusan antar sekolah sangat tinggi dengan bobot 0,30 dan skor 4. Total bobot dikali skor untuk faktor ancaman adalah 3,40. Sehingga total akhir faktor peluang dikurangi faktor ancaman adalah 0,20.
Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut diketahui bahwa SDN 2 Jampiroso memiliki banyak peluang yang masih bisa dimanfaatkan. Meskipun ada beberapa hal yang menjadi ancaman dalam aspek output yang perlu mendapat perhatian, tetapi sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman-ancaman yang muncul.
137
Rencana Strategis
Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah Aspek Input
Tabel 3.7 Skor Akhir IFAS Aspek Input
IFAS EFAS
Kategori Total Skor Kategori Total Skor
Kekuatan (S) 3,5 Peluang (O) 3,6
Kelemahan (W) 2,8 Ancaman (T) 2.6
Total (S-W) 0,75 Total (O-T) 1,00
Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2015
138
Gambar 3.2 Matrik SWOT untuk Aspek Input Eksternal
1. Pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK
sebagai sarana untuk belajar peserta didik.
2. Mengembangkan lingkungan sekolah menuju
komunitas belajar melalui program 9 K.
3. Mengembangkan sarana dan prasarana.
4. Membentuk klub-klub sesuai dengan bakat
dan minat
5. Membentuk klub-klub prestasi untuk
mengembangkan potensi siswa.
Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2015
Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut maka rencana strategis yang perlu di buat sebagai upaya peningkatan mutu sekolah untuk aspek input
139
di SDN 2 Jampiroso adalah: 1) Pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana untuk belajar peserta didik. 2) Mengembangkan lingkungan sekolah menuju komunitas belajar melalui program 9 K. 3) Mengembangkan sarana dan prasarana. 4) Membentuk klub-klub sesuai dengan bakat dan minat. 5)Membentuk klub-klub prestasi untuk mengembangkan potensi siswa.
Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah Aspek Proses
Setelah mengidentifikasi berbagai faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk aspek proses kemudian diberi bobot dan skor maka hasil perhitungan untuk total skor akhir adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8 Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Proses
IFAS EFAS
Kategori Total Skor Kategori Total Skor
Kekuatan (S) 3,45 Peluang (O) 3,70
Kelemahan (W) 3,30 Ancaman (T) 3,50
Total (S-W) 0,15 Total (O-T) 0,20
140
Peluang
Ancaman 4
3 2 1
-4 -3 -2 -1 1 2 4 -1
-2 -3 -4
3 Kelemahan
Kekuatan (0,15;0,20
Kuadran SO Strategi Agresif
Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang
141
Gambar 3.4 Matrik SWOT untuk Aspek Proses Eksternal
Faktor
Internal Faktor
Peluang
Kekuatan 1. Mengoptimalkan peran guru dalam proses
pembelajaran.
2. Mengefektifkan kegiatan supervisi kepala sekolah
1. Mengefektifkan kegiatan KKG untuk memecahkan
142
Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut, maka rencana strategis yang perlu dibuat sebagai upaya peningkatan mutu sekolah untuk aspek proses di SDN 2 Jampiroso adalah: (1) Mengoptimalkan peran guru dalam proses pembelajaran. 2) Mengefektifkan kegiatan supervisi kepala sekolah. 3) Mengefektifkan kegiatan KKG untuk memecahkan masalah–masalah yang ditemui guru dalam PBM dan membantu guru dalam menyusun PKB.
Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah Aspek Output
Setelah hasil analisis lingkungan internal (IFAS) dan lingkungan eksternal (EFAS) untuk aspek output di SDN 2 Jampiroso diperoleh hasil skor akhir IFAS aspek output (kekuatan-kelemahan) adalah 3,75. Sedangkan skor akhir EFAS aspek output (peluang-ancaman) adalah 2,80.
Tabel 3.9 Skor Akhir IFAS Aspek Output
IFAS EFAS
Kategori Total Skor Kategori Total Skor
Kekuatan (S) 3,75 Peluang (O) 3,60
Kelemahan (W) 2,80 Ancaman (T) 3,40
Total (S-W) 0,95 Total (O-T) 0,20
143
Peluang
Ancaman
Gambar 3.6 Matrik SWOT untuk Aspek Output Eksternal
1. Membangun kepercayaan masyarakat melalui
prestasi akademik dan non akademik
2. Meningkatkan pelaksanaan pendidikan karakter
3. Membangun jaringan alumni untuk
144
145
BAB IV
Rencana Strategi
4.1 Sistem dan Prosedur Pelaksanaan Rencana Strategi
4.1.1 Sistem Pelaksanaan Rencana Strategi
Rencana strategis yang akan di implementasikan berupa program strategi peningkatan mutu sekolah. Sistem pelaksanaan rencana strategi yang dituangkan dalam program kerja adalah sebagai berikut:
1.Menyusun kepanitiaan melalui rapat sekolah yang dihadiri kepala sekolah, guru dan komite sekolah. 2.Dibuat SK pelaksanaan program kegiatan oleh
kepala sekolah.
3.Program kerja (strategi peningkatan mutu sekolah) selanjutnya disosialisasikan pada semua warga sekolah.
4.Jika rencana program sudah mendapat respon positif selanjutnya dikonsultasikan pada pihak komite dan tim ahli untuk mendapat pertimbangan dan masukan sebagai penyempurnaan.
5.Kepala sekolah melakukan evaluasi perbaikan program dan dibahas dalam rapat kerja sekolah. 6.Hasil konsep strategi peningkatan mutu sekolah
disosialisasikan kepada wali murid melalui rapat pleno yang dihadiri oleh wali murid dan komite sekolah, selanjutnya disahkan dan untuk dilaksanakan.
146
4.1.2 Prosedur Pelaksanaan Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah
Gambar 4.1 Tahap-tahap penyusun rencana program kerja
4.1.3 Program Strategi Peningkatan Mutu Sekolah
1. Rencana Strategi Aspek Input
SWOT untuk IFAS dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO (Strength-Opportunities), yaitu strategi agresif yang mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan kekutan internal sekolah untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar sekolah (Robbin & Coulter, 2009) Berikut ini adalah rencana strategi yang dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk input di SDN 2 Jampiroso.
Rapat Penyusunan Kepanitiaan
Pelaksanaan Program Kerja Menyusun SK pelaksanaan
program kegiatan
Mensosialisasikan Program Strategi di
rapat Pleno Sosialisasi Program Strategi
Peningkatan Mutu
Merevisi Konsep Program Kerja Mengkonsultasikan Program (komite & Ahli)
147
Renstra pertama, pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana untuk belajar peserta didik. Masih minimnya penguasaan TIK dalam proses pembelajaran menjadi hambatan sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah Dengan penguasaan ilmu pengetahuan yang disesuaiakan dengan IPTEK, maka akan mudah dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Diharapkan peserta didik dapat mengikuti perkembangan itu. Dengan penguasaan Iptek, peserta didik dapat mengembangkan dalam mencari/ memperoleh wawasan pengetahuan lebih luas. Sehingga dapat menjadi sumber belajar yang mudah untuk diakses.
Renstra kedua, mengembangkan lingkungan sekolah menuju komunitas belajar melalui program 9 K yang terdiri atas keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kerindangan, kesehatan, keterbukaan dan keteladanan. Dengan penanaman pembiasaan dalam sikap dan tingkah laku dalam keseharian di sekolah diharapkan menjadikan lingkungan sekolah tercipta kondusif, nyaman dan mendukung proses pembelajaran. Pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Renstra ketiga, mengembangkan sarana prasarana pendidikan. Sarana dan prasarana sekolah sangat diperlukan dalam proses pembelajaran menuju peningkatan prestasi belajar siswa. Sarana dan prasarana yang perlu dikembangkan di SDN 2 Jampiroso diantaranya ruang mushola perlu dilebarkan agar kegiatan praktek keagamaan dapat dilaksanakan, ruang aula untuk kegiatan ekstrakurikuler perlu dilebarkan, ruang TIK beserta perabotanya agar siswa dapat memanfatkan untuk mengembangkan kemampuannya dan sarana menambah wawasan.
148
perlu menelusuri potensi yang ada pada siswa melalui kegiatan dengan melibatkan tenaga ahli. Selanjutnya setelah diketahui potensinya, kemudian dibentuk klub-klub untuk mempersiapakan prestasi kejuaraan antar sekolah. Dengan terbentuknya klub-klub potensi yang dimiliki anak, maka sekolah sudah mempersiapakan sejak dini dalam menghadapi lomba-lomba baik kademis maupun non akademis.
3. Rencana Strategi Aspek Proses
Renstra Pertama, mengoptimalkan peran guru dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru merupakan ujung tombak keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimanapun hebatnya kemajuan tehnologi, peran guru akan tetap diperlukan. Guru yang baik dengan menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan kepada murid-muridnya. Dengan menguasai materi pelajaran, apapun yang ditanyakan oleh siswa guru dapat menjawab pertanyaan siswa. Sebagai sumber belajar sebaiknya guru memiliki bahan referensi yang lebih banyak dibandingkan siswa.Dengan memanfaatkan jaringan internet dapat melacak bahan-bahan yang diperlukan serta memanfaatkan media massa sebagai sumber informasi.
Renstra kedua, mengintensifkan kegiatan supervisi. Salah satu kompetensi yang dimiliki kepala sekolah adalah supervisi. Kepala sekolah melaksanakan kegiatan supervisi kepada guru dengan tujuan untuk memberikan layanan dan bantuan yang mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar. Sehingga kesulitan dapat teratasi, dan guru dapat meningkatkan kinerjanya. Supervisi dilakukan bukan untuk mencari-cari kesalahan guru dalam proses pembelajaran. Dampak dari supervisi adalah terciptanya proses pembelajaran yang kondusif dan prestasi siswa meningkat.
149
membantu guru memecahkan masalah yang dihadapi di kelas dalam proses kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan KKG bisa penyususnan kurikulum, RPP, silabus, prota, promes, soal ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan kenaikan kelas dan program kegiatan berkelanjutan. Jadi dengan kegiatan kelompok guru (KKG) tugas-tugas utama guru dan urusan kenaikan pangkat atau penyususnan program kegiatan berkelanjutan (PKB) sebagai syarat wajib dari dalam kenaikan pangkat dan jabatan dapat teratasi. Sehingga adminitrasi guru kelas yang kadang-kadang menjadi kendala bagi guru untuk memenuhinya, namun dapat teratasi. Demikian pula dalam penentuan kenaikan pangkat dan jabatan guru dapat terselasaikan melalui kegiatan kelompok kerja guru (KKG).
4. Rencana strategi Aspek Output
Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan EFAS menghasilkan strategi di kudran SO (strength-opportunities), yaitu strategi agresif yang mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar sekolah (Robin & Coulter, 2009). Ada beberapa rencana strategis berikut ini dalam upaya peningkatan mutu untuk input di SDN 2 Jampiroso.
150
adalah nilai hasil ujian sekolah yang digunakan untuk syarat memasuki jenjang diatasnya. Lulusan SDN 2 Jampiroso prestasi akademik sudah stabil, karena lulusannya banyak yang diterima di SMP Favorit di Kabupaten Temanggung. Hal tersebut menjadi daya tarik masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya di SDN 2 Jampiroso.
Renstra Ketiga, meningkatkan pelaksanaan pendidikan karakter. Mutu lulusan dari SDN 2 Jampiroso tidak hanya memiliki IQ yang cerdas intelektual (olah pikir), namun juga memiliki potensi kecerdasan spiritual (olah hati), kecerdasan emosional (olah rasa) dan kecerdasan kinestik (olah raga). Pelaksanaan pendidikan karakter secara implisit dan dengan pembiasaan. Melalui pendidikan karakter siswa-siswa SDN 2 Jampiroso memiliki akhlak yang mulia dan bisa bergaul dengan masyarakat sekelilingnya, sehingga tercipta suasana yang harmonis.
151
BAB V
PENUTUP
Demikian Alternatif Rencana Strategis SDN 2 Jampiroso ini disusun untuk digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan program kerja oleh semua komponen sekolah di lingkungan SDN 2 Jampiroso maupun stakeholders dan para pihak yang berkaitan.
Rencana strategi peningkatan mutu sekolah yang telah tersusun akan berjalan lancar bila ada dukungan penuh dari semua pihak, baik kepala sekolah, guru, komite sekolah dan stakeholders yang ada. Dengan demikian dukungan dan partisipasi aktif semua sangat diharapkan agar SD Negeri 2 Jampiroso Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung tetap bermutu. Sebaik apapun program yang dibuat, tanpa adanya partisipasi aktif dari komponen yang mendukungnya (guru, staf, peserta didik dan komite serta pemerintah) maka program tersebut hanya tinggal rencana belaka. Maka dari itu kerjasama dan kerja keras dari masing-masing komponen akan tercapai tujuan yang diinginkan. Semoga dengan adanya niat baik yang kita miliki dapat dijadikan modal yang utama dalam rangka meningkatkan mutu sekolah yang diinginkan dan sesuai dengan harapan masyarakat.
Temanggung, 16 Mei 2015 Penulis
152 Hasil Penilaian Validasi Ahli Draff Renstra SDN 2 Jampiroso
Mei Tahun 2015
No Aspek Penilaian I II III Validator Rata-rata Ket
1 Kesesuaian Latar Belakang dengan isi materi
2 Kesesuaian Maksud dan Tujuan 3 Dasar Hukum
4 Ketepatan Sistematika 5 Ketepatan Provil Sekolah 6 Ketepatan Analisis Lingkungan
7 Ketepatan Analisis Pendidikan Saat ini
8 Ketepatan Faktor- faktor Kunci Keberhasilan
9 Ketepatan System Prosedure Pelaksanaan
10 Ketepatan program Strategi Peningkatan Mutu
11 Ketepatan Solusi dalam Strategi Peningkatan Mutu Sekolah
12 Ketepatan Monitoring dan Evaluasi
Keterangan:
Panduan Penilaian 1. Sangat Kurang 2. Kurang
3. Cukup 4. Baik
153
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH, GURU, TU DAN KOMITE SD NEGERI 2
JAMPIROSO
1. Apakah sekolah ini menyusun Rencana Strategi (RENSTRA)? Apa bentuknya?
2. Apakah dalam menyusun Renstra sekolah melibatkan stakeholder sekolah?
3. Bagaimana sistematika Renstra sekolah itu di buat?
4. Apakah Renstra sudah disosialisasikan ke warga sekolah? Melalui media apa Renstra di sosialisasikan?
5. Apakah warga sekolah telah memahami isi Renstra sekolah?
6. Apakah sekolah dalam menjalankan program berdasarkan Renstra yang telah disusun?
154
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI
A. Lingkungan Fisik SD Negeri 2 Jampiroso
1. Mengamati sarana dan prasarana sekolah, seperti: ruang kelas, ruang kantor guru, ruang kantor kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang ibadah, ruang UKS, ruang MCK, gudang, kantin, ruang kegiatan, tempat bermain/ olah raga, dan tempat parkir.
2. Mengamati penataan lingkungan sekolah, seperti: sekolah menerapkan pelaksanaan 7K (kebersihan, ketertiban, keindahan, kerindangan, keamanan, kenyamanan dan kekeluargaan).
3. Mengamati kegiatan pembiasaan, seperti: kegiatan 3S (senyum, salam, sapa), dan penerapan pendidikan karakter.
B. Pelaksanaan kegiatan sekolah
1. Mengamati kegiatan guru dalam kegiatan pembelajaran dalam menerapkan pendekataan saintifik.
2. Mengamati pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler.
155
Lampiran 4
PANDUAN PERTANYAAN ANALISIS SWOT: IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL
Kekuatan Faktor Kelemahan
4 3 2 1
1. Visi Misi sekolah
a. Pemahaman visi, misi sekolah
oleh warga sekolah
b. Menerapkan konsep pendi-
dikan yang prima dalam prestasi, santun berprilaku dan berwawasan budaya.
a. Sekolah memiliki program
kerja yang jelas
b. Pengembangan kegiatan guru
-1 -2 -3 -4
4 3 2 1
5. Kualitas guru
a. Kualifikasi pendidikan guru
b. Penguasaan guru terhadap TIK
c. Pemahaman guru terhadap
pendekatan sentifik
-1 -2 -3 -4
6. Pengembangan kegiatan guru
a. Kegiatan IHT
b. Kegiatan KKG
4 3 2 1
7. Kualitas peserta didik
a. Minat dan motivasi belajar
peserta didik
b. Nilai rata-rata ujian sekolah -1 -2 -3 -4
4 3 2 1 8.a.Desain Pembelajaran Penerapan pembelajaran
dengan pendekatan sentifik -1 -2 -3 -4
156
4 3 2 1
11. Setandar Pelayanan Minimal
(SPM)
a. Kelengkapan media belajar
b. Fasilitas laboratorium
komputer
-1 -2 -3 -4
4 3 2 1
13. Sarana Pendidikan
a. Ruang kelas sesuai rombel
b. Ruang kegiatan mendukung
proses pembelajaran -1 -2 -3 -4
4 3 2 1
14. Kualitas lulusan
a. Nilai rata-rata ujian sekolah
b. Standar kelulusan
c. Melanjutkan kejenjang yang
lebih tinggi
- Keterlibatan komite dalam
157
PANDUAN PERTANYAAN ANALISIS SWOT: IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL
Kekuatan Faktor Kelemahan
4 3 2 1
1. Persaingan terhadap
sekolah lain
2. Peran serta masyarakat:
a. Kepedulian wali
murid terhadap
pendidikan
b. Kesadaran walki
murid untuk
menyumbang dana pendidikan
-1 -2 -3 -4
4 3 2 1
3. Tanggapan masyarakat
terhadap pendidikan:
a. Masyarakat semakin
kritis menilai kerja guru
b. Kepercayaan
masyarakat terhadap sekolah
c. Kebutuhan orang
tua terhadap
5. Lingkungan sekitar
sekolah
- Sebagian masyrakat
menggunakan fasilitas sekolah
158
Lampiran 5
REKAP HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH, GURU, TU DAN KOMITE SEKOLAH
P : Penulis Strategi (RENSTAR)? Dan apa bentuknya? KS : Ya. Bentuknya Renstra jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang
G1 : Ya, sekolah menyusun Renstra. Bentunya kegiatan-kegiatan sekolah dalam jangka waktu untuk 1 tahun
G2 : Ya, sekolah telah menyusun Renstra. Bentuknya kegiatan-kegiatan sekolah
TU : Ya, sekolah menyusun Renstra. Bentuknya rencana kegiatan-kegiatn sekolah yang akan dicapai oleh sekolah
P : Apakah dalam menyusun Renstra sekolah melibatkan Stakeholder sekolah?
KS : Ya, Sekolah menyusun Renstra yang melibatkan Stakeholde sekolah. Disutu ada team pengembang, pengurus komite, pengurus paguyuban dan pemerhati pendidikan.
G1 : Ya, dalam menyusun melibatkan Stakeholder G2 : Ya, dalam penyusunannya melibatkan
Stakeholder sekolah
TU : Ya, dalam menyusun Renstra sekolah melibatkan komite sekolah, guru dan kepala sekolah SD Negeri 2 Jampiroso
159
SK : Sitematika Renstra sekolah masih sederhana, perencanaan, program, pelaksanaan evaluasi G1 : Sistematika Renstra di buat masih dalam
bentuk sederhana, hanya memuat pokok-pokok program sekolah
G2 : Sistematika Renstra di buat dalam bentuk yang sederhana, hanya memuat pokok-pokok program sekolah
TU : Sistematika Renstra dibuat masih dalam bentuk sederhana hanya memuat pokok-pokok program sekolah
P : Apakah Renstra sudah di sosialisasikan ke warga sekolah? Melalui media apa Renstra di sosialisasikan?
KS : Renstra sudah di sosialisasikan ke warga sekolah, di sosialisasikan melalui media rapat, pengurus-pengurus paguyuban kelas.
G1 : Renstra sudah di sosialisasikan oleh warga sekolah melalui rapat guru
G2 : Renstra sudah di sosialisasikan ke warga sekolah melalui rapat guru
TU : Sudah, Renstra sudah di sosialisasikan oleh guru dan siswa melalui rapor
P : Apakah warga sekolah telah memahami isi Renstra sekolah?
KS : Sebagian besar warga sekolah telah memahami isi Renstra sekolah
G1 : Ya, sebagian guru memahami isi Renstra sekolah
G2 : Ya, sebagian guru telah memahami isi Renstra sekolah
TU : Ya, sebagian program sekolah menjalankan Renstra yang telah di susun oleh sekolah
P : Apakah sekolah dalam menjalankan program berdasarkan Renstra yang telah di susun? KS : Ya, Skala prioritas sekolah dalam menjalankan
program berdasarkan Renstra yang telah di susun
160
G2 : Hanya sebagian yang telah menjalankan program berdasarkan Renstra yang telah di susun
TU : Ya, sebagian program sekolah menjalankan Renstra yang telah di susun oleh sekolah
P : Apakah selama ini ada tim monitoring dan evaluasi pelaksanaan Renstra?
KS : Secara tertulis belum ada, tapi secara harian itu sudah ada tim monitoring dan evaluasi pelaksanaan Renstra
G1 : Belum ada tim monitoring dan evaluasi pelaksanaan Renstra
G2 : Belum ada tim monitoring dan evaluasi pelaksanaan Renstra
161
Lampiran 6
BERITA ACARA FGD
Pada hari ini Selasa tanggal Dua Puluh Satu bulan April tahun Dua Ribu Lima Belas telah di selenggarakan FGD (Focus Group Discussion) dari pukul 13.30 sampai dengan pikul 17.00 WIB di SD Negeri 2 Jampiroso alamat Jl. Wolter Monginsidi No. 19A yang di hadiri oleh (terlampir).
Demikian berita acara ini di buat dengan sesungguhnya.
Peneliti
162
Lampiran 7
DAFTAR HADIR FGD
(Focus Group Discussion)
JUDUL TESIS : STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH DI SD
NEGERI 2 JAMPIROSO,
TEMANGGUNG
Hari/ Tanggal : Selasa, 21 April 2015 Tempat : SD Negeri 2 Jampiroso
No Nama Jabatan Tangan Tanda
1 Dr. BAMBANG SUTENG SULASMONO, M.Si Dosen Pembimbing/ Narasumber
2 SUNARUH, S.Pd Kepala Sekolah
3 SULASMI, S.Pd Peneliti
4 KUSNADI, S.Pd Moderator
5 LIANA GESTA NAMASARI,S.Pd Notulis
6 SRI WINDARTI Operator
7 WARIYATI, S.Pd Guru Kls V
8 RINA PURWANTINI, S.Pd.I Guru PAI
9 HARIYATI, S.Pd Guru Kls VI
10 NIZAR ANWAR TU
163
12 DWI KUSMAWATI, A.Ma.Pust Perpus
13 MUHTAR HAYYIK Penjaga
14 AMILLUN Satpam
15 ABDUL HARIS BOGE Ketua Komite
164
Lampiran 8
RESUM PELAKSANAAN FGD (Focus Group Discussion)
Hari/ tanggal : Selasa, 21 April 2015 Waktu : pukul 13.30 - 17.00 WIB Tempat : SDN 2 Jampiroso
Acara : FGD (Focus Group Discussion)
Pembimbing : Dr. Bambang Suteng Sulasmono, M.Si Moderator : Kusnadi, S.Pd, guru SDN 2
Temanggung II
Operator : Sri Windarti, TU SDN 2 Temanggung II Notulis : Liana Gesta Namasari, S.Pd, guru SDN
2 Temanggung II Peneliti : Sulasmi, S.Pd
Peserta :1.Sunaruh, S.Pd. selaku kepala sekolah SDN 2 Jampiroso.
2.Wariyati, S.Pd (guru SDN 2
6.Dwi Kusumawati, A.Ma.Pust. (Pustakawan SDN 2 Jampiroso)
7.Nizar Anwar (TU SDN 2 Jampiroso) 8.Muhtar Hayyik (penjaga SDN 2
Jampiroso)
9. Amillun(satpam SDN 2 Jampiroso) 10. Abdul Haris Boge ( Ketua Komite
SDN 2 Jampiroso)
11. Misrun (Komite SDN 2 Jampiroso)
Acara FGD (Focus Group Discussion) berlangsung dengan susunan acara sebagai berikut:
1. Pembukaan
165
4. Diskusi 5. Lain-lain 6. Penutup. Hasil Diskusi
1. Penyampaian materi FGD (Focus Group Discussion) analisis SWOT dalam tesis yang berjudul “Strategi Peningkatan Mutu Sekolah SDN 2 Jampiroso”. Penyampaian materi diantaranya sebagai berikut: a. Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan hasil
ujian nasional SDN 2 Jampiroso mengalami penurunan Ranking
b. Teknik pengambilan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
c. Penentuan Skor untuk Instrumen analisis SWOT berupa Input, Proses, dan Output.
2. Pengkajian masalah dalam diskusi biasanya diwarnai dengan pro dan kontra, setuju dan tidak setuju, serta sanggahan dan saran. Diskusi disampaikan dengan penuh tanggung jawab disertai bukti atau alasan yang kuat. Selain itu, beberapa peserta menyampaikan pendapatnya dalam diskusi secara santun, misalnya :
a. Diskusi pengkajian kelemahan pada input menimbulkan beberapa sanggahan dan saran seperti berikut:
1) Pada Matrik IFAS aspek input elemen SWOT tentang pemenuhan dana untuk operasional sekolah. Menurut guru dan komite sekolah dana untuk operasional sekolah selama 2 tahun terakhir sudah memenuhi dari murid yang tersedia.
166
tingkat keprofesionalitasan tenaga pengajar sebesar 75% yaitu diperoleh dari jumlah 8 guru yang sudah PNS.
3) Berkaitan dengan jenjang pendidikan yang dimiliki guru maka pada aspek kualifikasi pendidikan guru kurang lengkap , bapak Haris boge selaku ketua komite juga kurang setuju jika dinyatakan kurang lengkap, lebih baik diperjelas dihitung sesuai jumlah guru yang sudah S1. Berdasarkan jumlah guru yang sudah S1 diperoleh prosentase sebesar 75%.
4) Seluruh guru dan komite setuju dengan aspek input tentang lokasi SDN 2 Jampiroso merupakan lokasi strategis karena berada ditengah kota tapi tidak terlalu dekat dengan jalan raya sehingga aksesnya mudah.
5) Berkaitan dengan fasilitas sekolah maka terdapat beberapa kelemahan salah satunya adalah ruang mushola yang masih sempit. Menurut bapak Bambang Suteng, berpendapat bahwa apabila sekolah mementingkan visi dan misi iman dan taqwa, maka yang menjadi kelemahan adalah mushola seharusnya berdiri sendiri sesuai standar.
6) Menggaris bawahi aspek yang ditulis sebagai kelemahan yaitu tingkat kemampuan siswa yang beragam dijadikan sebagai kelemahan dalam meningkatkan mutu sekolah telah memunculkan pro dan kontra.
Pak Bambang Suteng :Kemampuan siswa itu memang beragam jadi tidak perlu dimasukkan pada kelemahan.
Pak Haris Boge :justru sekolah yang baik dan favorit kemampuan siswa harus beragam
Pak Markus :mungkin dalam sudut
167
Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan siswa yang beragam tidak dapat dijadikan sebagai kelemahan sekolah dala mencapai mutu.
7) Pada aspek ancaman beberapa guru menyarankan bahwa keamanan dapat dimasukkan menjadi ancaman. Contohnya adalah lampu yang digunakan untuk penerangan malam belum memadai. Namun pendapat ini disanggah oleh kepala sekolah. Kepala sekolah menyatakan bahwa selama ini tidak ada masalah kecurian.
Ibu Wariati selaku guru memberi pendapat bahwa maksud dari ancaman tersebut adalah dilihat dari masih adanya masyarakat yang masuk melalui pagar sekolah pada saat sore hari.
Berdasarkan diskusi maka diputuskan bahwa keamanan sekolah masih belum optimal.
8) Pada matriks IFAS aspek proses terdapat elemen kekuatan berupa menerapkan konsep pendidikan yang prima, beriman, berkarakter dan akademis sesuai visi, misi sekolah. Muncul pertanyaan dari ketua komite yaitu “apabila ada pertanyaan penerapan konsep pendidikan yang prima beriman, berkarakter itu perwujudannya seperti apa?”
Maka kepala sekolah menjawab bahwa prinsip visi dan misi tentang penerapan konsep pendidikan yang prima beriman, berkarakter itu masih dikaji untuk disesuaikan dan diterapkan.
9) Pada poin kelemahan tentang tidak adanya sarana komputer guru kurang setuju karena pada kenyataannya sudah ada fasilitas komputer akan tetapi penggunaannya kurang optimal. Sehingga diputuskan kelemahannya ditulis lab komputer belum digunakan secara optimal.
168
Kepala sekolah : masih banyak guru yang belum disiplin.
Guru : kedisiplinan guru sudah bagus dilihat dari berbagai segi yaitu kehadiran, keikutsertaan pada kegiatan sekolah,
dan jam pulang sekolah.
Sehingga disepakati pada aspek kelemahan ditulis kedisiplinan guru belum optimal.
11)Proses eksternal terdapat peluang diantaranya ada kesadaran walimurid untuk menyumbang, kegiatan KKG aktif, semakin banyak media pembelajaran yang dapat diakses.
12)Berdasarkan kesepakatan ancaman pada proses eksternal antara lain semakin tingginya persaingan positif antar sekolah, banyak muncul bimbingan belajar diluar sekolah, muncul sekolah favorit lain bidang keagamaan, masyarakat semakin kritis menilai kualitas guru.
13)Beberapa yang digaris bawahi pada Aspek output antara lain nilai rata-rata UN/US meningkat menjadi urutan kedua, presentase kelulusan 100%, lulusan sekolah berprestasi, semua lulusan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
14)Guru SDN 2 Jampiroso tidak setuju jika prestasi non akademik belum maksimal dijadikan sebagai kelemahan,karena pada kenyataannya prestasi non akademik sudah baik dibuktikan dengan prestasi yang diraih daam bidang kesenian cukup banyak.
Pak Bambang Suteng (dosen pembimbing) : kalimatnya dapat diganti dengan prestasi dalam bidang non akademik belum merata.
169
16)Aspek ancaman tentang tuntutan masyarakat itu terlalu luas lebih baik diganti tuntutan walimurid terhadap mutu sekolah semakin tinggi sehingga terdapat kesinambungan dengan peningkatan mutu sekolah.
17)Saran dari Bapak Bambang Suteng selaku dosen pembimbinadalah penentuan ancaman dan kelemahan itu disesuaikan dengan kondisi sekolah. Ancaman datang dari luar sehingga dapat mengancam.
Berdasarkan hasil diskusi maka dapat disimpulkan bahwa acara FGD yang diadakan di SDN 2 Jampiroso dalam menetapkan skor aspek Input, proses, dan output pada analisis SWOT berjalan lancar dan aktif. Terdapat sanggahan dan saran sehingga tercipta kesepakatan dalam penentuan elemen dan skor yang sesuai dengan kondisi sekolah.
Notulis
170
Lampiran 9
172
Lampiran 10 Surat Ijin Uji Pakar
SURAT-SURAT Temanggung, 15 Mei 2015
Kepada Yth.
Prof. Dr.Slameto. Di
Tempat
Dengan surat ini saya memohon agar bapak berkenan untuk memberikan masukan draft yang berjudul “Strategi Peningkatan Mutu Sekolah”. Berdasarkan Analisis SWOT di SD Negeri 2 Jampiroso Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung. Selanjutnya draft yang diuji bapak akan menjadi draft yang lebih layak untuk pengembangan mutu sekolah.
Demikian permohonan ini dibuat dan besar harapan saya bapak berkenan untuk menjadi penguji dari draft rencana strategi tersebut.
Sekian dan terimakasih, Hormat saya,
173
Temanggung, 15 Mei 2015 Kepada Yth.
Dr. Bambang Sulasmono, M.SI Di
Tempat
Dengan surat ini saya memohon agar bapak berkenan untuk memberikan masukan draft yang berjudul “Strategi Peningkatan Mutu Sekolah”. Berdasarkan Analisis SWOT di SD Negeri 2 Jampiroso Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung. Selanjutnya draft yang diuji bapak akan menjadi draft yang lebih layak untuk pengembangan mutu sekolah.
Demikian permohonan ini dibuat dan besar harapan saya bapak berkenan untuk menjadi penguji dari draft rencana strategi tersebut.
Sekian dan terimakasih, Hormat saya,
174
Temanggung, 15 Mei 2015 Kepada Yth.
Abdul Haris Boge Di
Tempat
Dengan surat ini saya memohon agar bapak berkenan untuk memberikan masukan draft yang berjudul “Strategi Peningkatan Mutu Sekolah”. Berdasarkan Analisis SWOT di SD Negeri 2 Jampiroso Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung. Selanjutnya draft yang diuji bapak akan menjadi draft yang lebih layak untuk pengembangan mutu sekolah.
Demikian permohonan ini dibuat dan besar harapan saya bapak berkenan untuk menjadi penguji dari draft rencana strategi tersebut.
Sekian dan terimakasih, Hormat saya,
175
177
Lampiran 12 BUKTI ORISINALITAS
Bab 1 Pendahuluan
Bukti orisinalitas Bab 2 Tinjauan Pustaka
Bab 2 Tinjauan Pustaka
178
Bab 3 Metode Penelitian
Bukti Orisinalitas Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan
179
180
181
182
Lampiran 15. Pernyataan Tidak Plagiat