• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana struktur ruang wilayah provinsi, mencakup: sistem perkotaan yang berkaitan dengan kawasan perdesaan (sistem perkotaan, dan sistem perdesaan); serta sistem jaringan prasarana wilayah.

Rencana pengembangan sistem perkotaan berdasarkan fungsi, mencakup:

a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) terdiri dari Kawasan Perkotaan Denpasar–

Badung–Gianyar–Tabanan (Sarbagita);

b. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) terdiri dari Kawasan Perkotaan Singaraja, Kawasan Perkotaan Semarapura dan Kawasan Perkotaan Negara;

c. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) terdiri dari Kawasan Perkotaan Bangli, Kawasan Perkotaan Amlapura, dan Kawasan Perkotaan Seririt; dan

d. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) terdiri dari kawasan-kawasan perkotaan Gilimanuk, Melaya, Mendoyo, Pekutatan, Lalanglinggah, Bajera, Megati, Kerambitan, Marga, Baturiti, Penebel, Pupuan, Petang, Nusa Dua, Tampaksiring, Tegalalang, Payangan, Sampalan, Banjarangkan, Dawan, Susut, Tembuku, Kintamani, Rendang, Sidemen, Manggis, Padangbai, Abang, Bebandem, Selat, Kubu, Tianyar, Gerokgak, Busungbiu, Banjar, Pancasari-Candikuning, Sawan, Kubutambahan, Tejakula, Celukan Bawang, Pengambengan.

Rencana pengembangan sistem perdesaan, mencakup:

a. Pengembangan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) sebagai pusat permukiman dan kegiatan sosial ekonomi yang melayani kegiatan skala antar desa; dan

b. pengembangan kawasan agropolitan yang mendorong tumbuhnya kota pertanian melalui berjalannya sistem dan usaha agribisnis untuk melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya;

Sebaran PPL ditetapkan dalam RTRW kabupaten/ kota. Sebaran kawasan agropolitan, mencakup: Kawasan Agropolitan Catur di Kabupaten Bangli; Kawasan Agropolitan Candikuning di Kabupaten Tabanan; Kawasan Agropolitan Payangan di Kabupaten Gianyar; Kawasan Agropolitan Melaya di Kabupaten Jembrana, Kawasan Agropolitan Sibetan di Kabupaten Karangasem; Kawasan Agropolitan Petang di Kabupaten Badung; dan Kawasan Agropolitan Nusa Penida di Kabupaten Klungkung. Kawasan perdesaan lainnya yang mempunyai potensi sistem agribisnis terpadu, dapat dikembangkan sebagai kawasan agropolitan promosi.

____________________________________________________________ III - 51

Gambar 3.5 Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi Bali

Rencana sistem jaringan prasarana wilayah, mencakup:

a. sistem jaringan transportasi sebagai sistem jaringan prasarana utama;

b. sistem jaringan prasarana lainnya, mencakup : sistem jaringan energi;sistem jaringan telekomunikasi;sistem jaringan sumber daya air; dan sistem jaringan prasarana lingkungan.

Rencana sistem jaringan trasportasi yang terkait secara tidak langsung dengan kegiatan Bidang Cipta Karya adalah pengembangan sistem jaringan trasportasi darat, khususnya pengembangan jaringan jalan nasional, dan pengembangan jaringan jalan provinsi. Pengembangan jaringan jalan nasional dapat berupa jalan bebas hambatan, jalan arteri primer, dan jalan kolektor primer. Pengembangan jaringan jalan provinsi dapat berupa jalan kolektor primer dan jalan strategis provinsi.

Pengembangan jalan nasional sebagai jalan bebas hambatan antar kota, mencakup: Kuta–Tanah Lot–Soka; Canggu–Beringkit–Batuan–Purnama; Tohpati–Kusamba–

Padangbai; Pekutatan–Soka; Negara–Pekutatan; Gilimanuk–Negara; dan Mengwitani–

Singaraja. Pengembangan jalan nasional sebagai jalan bebas hambatan dalam kota mencakup: Serangan–Tanjung Benoa; Serangan–Tohpati; Kuta–Bandar Udara Ngurah Rai; dan Kuta–Denpasar–Tohpati. Pengembangan jalan nasional sebagai jalan arteri primer,mencakup:Gilimanuk–Negara–Pekutatan–Soka–Antosari–Tabanan–Mengwitani; Mengwitani–Denpasar–Tohpati–Dawan–Kusamba–Angantelu–Padangbai; Tohpati Sanur–Pesanggaran–Pelabuhan Benoa; dan Pesanggaran – Tugu Ngurah Rai –

Bandara Ngurah Rai. Pengembangan jalan nasional sebagai jalan kolektor primer, meliputi : Jalan kolektor primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mencakup ruas jalan: Denpasar–Tohpati –Sakah–Blahbatuh–Semebaung–Gianyar–Sidan–

Klungkung – Gunaksa; Cekik–Seririt–Singaraja–Kubutambahan– Amed–Amlapura–

____________________________________________________________ III - 52

Pengembangan jalan provinsi sebagai jalan kolektor primer, meliputi : jalan provinsi yang menghubungkan antara PKW dengan PKW, antara PKW dengan PKL, dan antara PKL dengan PKL. Pengembangan jalan provinsi sebagai jalan strategis provinsi, mencakup ruas jalan menuju Pura Sad Kahyangan dan Pura Dang Kahyangan.

Sistem jaringan yang terkait langsung dengan bidang cipta karya, meliputi sistem jaringan sumber daya air, dan sistem jaringan prasarana lingkungan. Pengembangan sistem jaringan sumber daya air dan sistem jaringan prasarana lingkungan yang terkait bidang cipta karya, meliputi :

a. Pengembangan sistem jaringan prasarana air minum diarahkan pada:

 peningkatan dan pemerataan pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) perpipaan dan non perpipaan di kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan;

 pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) terpadu lintas wilayah di Kawasakjkn Sarbagitaku (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan dan Klungkung);

 pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) pada kawasan yang relatif mengalami kesulitan air baku.

b. Penyelenggaraan sistem pengelolaan sampah, mencakup:

 pengurangan sampah untuk sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga meliputi pembatasan timbulan sampah (reduce); pendauran ulang sampah (recycle); dan/atau pemanfaatan kembali sampah (reuse);

 penanganan sampah untuk sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga meliputi pemilahan, pegumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir; dan

 pedoman pengelolaan sampah spesifik diaturdengan Peraturan Gubernur.

 Sebaran Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah, terdiri atas:TPA Regional Sarbagita di Kota Denpasar; TPA Regional Bangli di Kabupaten Bangli; TPA Bengkala di Kabupaten Buleleng;TPA Jembrana di Kabupaten Jembrana;TPA Temesi di Kabupaten Gianyar;TPA Sente di Kabupaten Klungkung; dan TPA Linggasana di Kabupaten Karangasem.

 Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah lainnya, dengan skala pelayanan lebih kecil tersebar di seluruh kabupaten/kota.

c. Penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah dilakukan dengan:

 sistem pembuangan air limbah setempat secara individual terutama pada kawasan permukiman yang letaknya tersebar di kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan;

 sistem pembuangan air limbah perpipaan terpusat dilakukan secara kolektif melalui jaringan pengumpul dan diolah serta dibuang secara terpusat pada kawasan perkotaan yang padat kegiatan dan dan kawasan- kawasan pariwisata;

 sistem pembuangan terpusat skala kecil pada kawasan permukiman padat perkotaan yang tidak terlayani sistem jaringan air limbah terpusat dan/atau komunal kota dalam bentuk Sistem Sanitasi Masyarakat (Sanimas).

____________________________________________________________ III - 53

Dokumen terkait