• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Tata Ruang Nasional

Dalam dokumen Ustek Master Plan Transportasi Laut Kepri (Halaman 32-37)

BAB 5 PENDEKATAN, METODOLOGI & PROGRAM KERJA

6.1 Pendekatan

6.1.2 Pendekatan Normatif/Kebijakan

6.1.2.2 Rencana Tata Ruang Nasional

Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang selanjutnya disebut RTRWN merupakan arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. RTRWN merupakan pedoman untuk: (1) penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional; (2) penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional; (3) pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional; (4) mewujudkan

R e nc an a Ta ta R u ang N as io n al 33

keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi serta keserasian antarsektor; (5) penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; (6) penataan ruang kawasan strategis nasional; dan (7) penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/ kota.

Untuk mengantisipasi dinamika pembangunan, upaya pembangunan nasional juga harus ditingkatkan melalui perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pemanfaatan ruang yang lebih baik. Untuk itu, salah satu hal penting yang dibutuhkan adalah peningkatan keterpaduan dan keserasian pembangunan di segala bidang pembangunan, yang secara spasial dirumuskan dalam RTRWN. Penyusunan RTRWN didasarkan pada upaya untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah nasional, antara lain meliputi perwujudan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan serta perwujudan keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah. Semua itu diterjemahkan dalam kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang wilayah nasional.

A. Struktur Ruang Wilayah Nasional

Struktur ruang merupakan susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.

Kebijakan pengembangan struktur ruang wilayah nasional berdasarkan RTRWN yang terkait dengan infrastruktur jalan meliputi (1) peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhirarki, serta (2) peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi (termasuk di dalamnya prasarana jalan), telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah nasional.

Strategi untuk meningkatkan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhirarki, khususnya yang terkait dengan infrastruktur jalan adalah dengan menjaga keterkaitan antarkawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan

R e nc an a Ta ta R u ang N as io n al 34

perkotaan dan wilayah di sekitarnya. Adapun strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan prasarana, khususnya yang terkait dengan prasarana jalan adalah dengan meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat, laut, dan udara.

Dalam RTRWN, rencana struktur ruang wilayah nasional meliputi: 1. Sistem Perkotaan Nasional

Sistem pusat perkotaan nasional yang ditetapkan dalam RTRWN meliputi pusat kegiatan nasional (PKN), pusat kegiatan wilayah (PKW) dan pusat kegiatan strategis nasional (PKSN).

A. PKN (Pusat Kegiatan Nasional) ditetapkan dengan kriteria:

 kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional;  kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan

industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi; dan/atau

 kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi

B. PKW (Pusat Kegiatan Nasional) ditetapkan dengan kriteria:

 kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN;

 kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten; dan/atau

 kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten. C. PKSN (Pusat Kegiatan Nasional) ditetapkan dengan kriteria:

 pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga;

 pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga;

R e nc an a Ta ta R u ang N as io n al 35

 pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya; dan/atau

 pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

2. Sistem Jaringan Transportasi Nasional

Rencana sistem jaringan transportasi nasional merupakan sistem yang memperlihatkan keterkaitan kebutuhan dan pelayanan transportasi antarwilayah dan antarkawasan perkotaan dalam ruang wilayah nasional, serta keterkaitannya dengan jaringan transportasi internasional. Pengembangan sistem jaringan transportasi nasional dimaksudkan untuk menciptakan keterkaitan antarpusat perkotaan nasional serta mewujudkan keselarasan dan keterpaduan antara pusat perkotaan nasional dengan sektor kegiatan ekonomi masyarakat.

Jaringan jalan nasional terdiri atas jaringan jalan arteri primer, jaringan jalan kolektor primer, jaringan jalan strategis nasional, dan jalan tol. Jaringan jalan arteri primer dikembangkan secara menerus dan berhierarki berdasarkan kesatuan sistem orientasi untuk menghubungkan:

a. antar-PKN;

b. antara PKN dan PKW; dan/atau

c. PKN dan/atau PKW dengan bandar udara pusat penyebaran skala pelayanan primer/sekunder/tersier dan pelabuhan internasional/nasional.

Jaringan jalan kolektor primer dikembangkan untuk menghubungkan antar-PKW dan antara PKW dan PKL. Jaringan jalan kolektor primer dikembangkan pula untuk menghubungkan antar ibukota provinsi.

Jaringan jalan strategis nasional merupakan jaringan jalan yang dikembangkan untuk mendukung kebijakan pengembangan wilayah yang memiliki nilai strategis nasional. Spesifikasi teknis jalan strategis nasional disesuaikan dengan tingkat kebutuhan yang ada, sehingga tidak harus sama dengan spesifikasi teknis jaringan jalan arteri primer atau kolektor primer. Jaringan jalan strategis nasional dikembangkan untuk menghubungkan:

R e nc an a Ta ta R u ang N as io n al 36

b. antara PKSN dan pusat kegiatan lainnya; dan

c. PKN dan/atau PKW dengan kawasan strategis nasional

Adapun jalan tol dikembangkan untuk mempercepat perwujudan jaringan jalan bebas hambatan sebagai bagian dari jaringan jalan nasional. Yang dimaksud dengan “jalan bebas hambatan” adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa adanya persimpangan sebidang serta dilengkapi dengan pagar ruang milik jalan.

3. Sistem jaringan energi nasional

Sistem jaringan energi nasional terdiri dari jaringan pipa minyak dan gas bumi, pembangkit tenaga listrik, dan jaringan transmisi tenaga listrik.

4. Sistem jaringan telekomunikasi nasional

Sistem jaringan telekomunikasi nasional terdiri dari jaringan terrestrial dan jaringan satelit.

5. Sistem jaringan sumberdaya air nasional

Sistem jaringan sumberdaya air (SDA) merupakan sistem SDA pada setiap wilayah sungai (WS) dan cekungan air tanah. Wilayah sungai meliputi WS lintas negara, WS lintas provinsi, dan WS strategis nasional.

B. Pola Ruang Wilayah Nasional

Pola ruang wilayah nasional merupakan distribusi peruntukkan ruang dalam ruang wilayah Indonesia yang mencakup kawasan lindung dan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis nasional. Nilai strategis nasional yang dimaksud adalah kemampuan kawasan tersebut untuk memacu pertumbuhan ekonomi kawasan dan wilayah di sekitarnya, serta mendorong pemerataan perkembangan wilayah. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan. Terdapat kebijakan pengembangan kawasan lindung yang harus diperhatikan dalam pengembangan infrastruktur jalan, yaitu pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup. Strategi untuk

R e nc an a Ta ta R u ang P ro vi ns i 37

mewujudkan kebijakan tersebut diantaranya dengan (1) melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya; serta (2) mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan.

Adapun kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan. Sedangkan kawasan andalan adalah bagian dari kawasan budidaya (baik di ruang darat maupun ruang laut) yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan di sekitarnya.

Dalam dokumen Ustek Master Plan Transportasi Laut Kepri (Halaman 32-37)

Dokumen terkait