• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

2.8 Rencana Usaha

Rencana kegiatan PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan tertuaang dalam strategi usaha tahun 2013 dan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Strategi usaha 2013, yaitu:

a. Menjalin dan mengembangkan hubungan sinerjik yang efektif dengan mitra strategis untuk mewujudkan peluang bisnis.

b. Melaksanakan manajemen berorientasi pasar, sensitif terhadap kecenderungan industri dan pergerakan pasar, mencermati pesaing.

c. Menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan kemampuan untuk mendapat laba serta pendapatan dan arus kas.

b. Mematuhi aturan SHE- Safety, Healyh dan Environment-Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan

c. Melaksanakan keunggulan operasional agar perusahaan menjadi cost effective d. Membangun budaya kerja yang kondusif dengan melaksanakan tata nilai dan

paradigma baru.

e. Membangun dan mengimplementasikan manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi dan kinerja

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) menerapkan strategi usaha untuk semua bidang, seperti dalam bidang Pemasaran, Pengadaan barang dan jasa, bidang tanaman serta bidang teknologi.

28

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Laporan Keuangan

Kasmir (2014:7), secara umum, pengertian laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu. Margaretha (2011:20), laporan keuangan adalah laporan yang memberikan gambaran akuntansi atas operasi serta posisi keuangan perusahaan.

3.2 Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terdiri dari 3 (tiga) laporan keuangan utama, yaitu:

a. Neraca

Kasmir (2014 :69), neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang terpenting dalam perusahaan. Setiap perusahaan diharuskan untuk menyajikan laporan keuangan dalam bentuk neraca. Neraca biasanya disusun pada periode tertentu, misalnya 1 tahun. Namun neraca juga dapat dibuat pada saat tertentu untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini bila diperlukan.

Pengertian neraca menurut James C. Van Horne adalah ringkasan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu yang menunjukkan total aktiva dengan total kewajiban ditambah total ekuitas pemilik.

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa neraca merupakan ringkasan laporan keuangan, artinya laporan keuangan disusun secara garis

besarnya dan tidak mendetail. Kemudian neraca juga menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal.

1. Aktiva tetap berwujud yaitu:

a. Tanah b. Mesin c. Bangunan d. Peralatan e. Kendaraan

f. Akumulasi penyusutan dan g. Aktiva tetap lainnya

2. Aktiva tetap tidak berwujud yaitu:

a. Goodwill

b. Hak cipta lisensi dan c. Merek dagang

3. Aktiva lainnya terdiri dari:

a. Gedung dalam proses

b. Tanah dalam penyelesaian piutang jangka panjang c. Uang jaminan

d. Uang muka investasi

Kemudian komponen utang (kewajiban) serta modal (ekuitas) tergambar dalam posisi passiva sebagai berikut:

1. Utang lancar (kewajiban jangka pendek) terdiri dari:

a. Utang dagang b. Utang wesel

c. Utang bank d. Utang pajak

e. Biaya yang masih harus dibayar f. Utang sewa guna usaha

g. Utang dividen h. Utang gaji

2. Utang jangka panjang a. Utang hipotek b. Utang obligasi

c. Utang bank jangka panjang d. Utang jangka panjang lainnya 3. Modal (ekuitas)

a. Modal saham b. Aigo saham c. Laba ditahan d. Cadangan laba e. Modal sumbangan b. Laporan Laba Rugi

Kasmir (2014 :67), Laporan laba rugi menunjukkan kondisi usaha suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Artinya, laporan laba rugi harus dibuat dalam siklus operasi atau periode tertentu guna mengetahui jumlah perolehan pendapatan (penjualan) dan biaya yang telah dikeluarkan, sehingga dapat diketahui perusahaan dalam keadan laba atau rugi.

Adapun informasi yang disajikan perusahaan dalam laporan laba rugi meliputi

1. Jenis-jenis pendapatan (penjualan) yang diperoleh dalam suatu periode 2. Jumlah rupiah dari masing-masing jenis pendapatan

3. Jumlah keseluruhan pendapatan

4. Jenis-jenis biaya atau beban dalam suatu periode

5. Jumlah rupiah masing-masing biaya atau beban yang dikeluarkan dan jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan

6. Hasil usaha yang diperoleh dengan mengurangi jumlah pendapatan dan biaya.

Selisih ini disebut laba atau rugi.

c. Laporan Arus Kas

Kasmir (2014:68), laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan jumlah arus kas yang masuk dan arus kas keluar dari perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain. Adapun arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. Baik arus kas masuk maupun arus kas keluar dibuat untuk periode tertentu.

3.3 Rasio Likuiditas

a. Pengertian Rasio Likuiditas

Samryn (2014:413), secara umum rasio likuiditas merupakan suatu perbandingan antara total aktiva lancar dengan total hutang lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menutupi utang-utang jangka pendeknya dengan aktiva lancar.

Harmono (2009: 106), konsep likuiditas dapat di artikan sebagai kemampuan perusahaan dalam melunasi sejumlah utang jangka pendek, umumnya kurang dari satu tahun. Dimensi konsep likuiditas mencangkup current rasio.

Margaretha (2011:25), rasio likuiditas adalah rasio yang memperlihatkan hubungan kas aktiva lancar lainnya terhadap hutang lancar.

Kasmir (2014:110), Fred Weston menyebutkan bahwa rasio likuiditas (Likuidity Ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih maka akan mampu untuk memenuhi utang (membayar) tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo.

b. Tujuan dan Manfaat Likuiditas

Menurut Kasmir (2014:132) ada 9 tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio likuiditas adalah

1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Hal ini berarti, kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu).

2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Hal ini berarti, jumlah kewajiban yang berumur dibawah satu tahun atau sama dengan satu tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar.

3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka

pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan atau piutang.

Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi sediaan dan utang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah.

4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.

5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

6. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang.

7. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.

8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki persahaan dari masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.

9. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.

Berikut ini adalah jenis-jenis rasio likuiditas:

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yg tersedia. Rasio ini dinyatakan dalam bentuk desimal dan menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar. Atau berapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi tiap rupiah kewajiban jangka pendek. Rasio lancar yang lebih aman

adalah jika berada di atas 100% yang artinya aktiva lancar harus jauh diatas jumlah hutang lancar. Rasio lancar menunjukkan sejauh mana akitva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio lancar yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi laba perusahaan. Kelemahan dari rasio lancar adalah bahwa rasio ini tidak membedakan antara jenis aktiva lancar yang berbeda dimana sebagian dari aktiva ini jauh lebih likuid dari pada lainnya.

Sumber: Manajemen Keuangan 1

b. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Ratio)

Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Rasio ini dinyatakan dalam desimal dan menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar selain persediaan. Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Sawir (2009:10), menyatakan bahwa rasio cepat

umumnya dianggap baik adalah semakin besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan.Walaupun persediaan termasuk dalam aktiva lancar namun persediaan tidak dengan lancar dapat segera digunakan untuk memenuhi kewajiban perusahaan. Mengkonversi nilai persediaan menjadi uang kas membutuhkan waktu relative lebih lama jika dibanding aktiva lainnya. Semakin besar nilai rasio cepat, maka semakin cepat perusahaan dapat memenuhi segala kewajibannya.

Sumber:Manajemen Keuangan 1

c. Rasio Kas

Rasio ini dinyatakan dengan desimal dan digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya dengan modal yang tertanam dalam kas. Rasio ini adalah rasio yang paling likuid. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula kemampuan likuiditas perusahaan yang bersangkutan namun dalam prakteknya akan mempengaruhi profitabilitasnya.

Semakin besar nilai rasio kas, maka semakin mudah perusahaan dalam membayar utang-utanngnya. Dengan demikian, rasio kas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Sumber:Mudah Membuat jurnal Dengan Pendekatan Siklus Akuntansi

d. Rasio persediaan terhadap modal kerja bersih (Net working capital)

Rasio ini ditunjukkan dengan desimal dan menunjukkan saldo persediaan yang dapat melindungi kelebihan aktiva lancar di atas kewajiban jangka pendek dari pengaruh perubahan persediaan yang tidak menguntungkan.

1,18 rupiah utang lancar dijamin Rp.1,35 aktiva lancar. Jika dibandingkan rasio lancar tahun 2011 terjadi kenaikan sebesar 20,5% hal ini disebabkan karena kenaikan hutang lancar. Maka dapat disimpulkan keadaan perusahaan pada tahun 2011,2012 menunjukkan meningkatnya kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.

Tahun 2013 rasio lancar diperoleh sebesar 1,18 kali yang berarti setiap rupiah utang lancar dijamin dengan Rp. 1,18 aktiva lancar. Pada tahun 2014 rasio lancar diperoleh 0,72 kali. Pada tahun 2013 dan 2014 rasio perusahaan mengalami penurunan 38,9% yang di akibatkan oleh meningkatnya jumlah piutang di tahun 2013 yaitu dari Rp.232.154.051 menjadi Rp.382.425.331 yang menyebabkan jumlah aset lancar menurun tetapi perusahaan masih bisa memenuhi kewajibannya membayar utang jangka pendeknya. Begitu juga di tahun 2014, rasio lancar diperoleh sebesar 0,72 kali yang berarti setiap rupiah hutang lancar dijamin Rp. 0,72 kali aktiva lancar. Penurunan di tahun 2014 disebabkan

menurunnya kas setara kas perusahaan dari Rp.1.454.138.126 menjadi Rp.1.172.308.853 dan meningkatnya jumlah utang lancar dari Rp.1.779.882.978,- di tahun 2013 menjadi Rp.2.197.853.435 di tahun 2014. Sehingga pada tahun 2014 perusahaan menunjukkan menurunnya kemampuannya dalam membayar utang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.

Rasio lancar pada tahun 2015 diperoleh sebesar 0,84 kali yang berarti setiap rupiah utang lancar dijamin dengan Rp.0,84 aktiva lancar. Jika dibandingkan dengan rasio pada tahun 2014, di tahun 2015 rasio lancar perusahaan mengalami sedikit peningkatan yaitu sebesar 16,6% yang disebabkan meningkatnya jumlah aset lancar dari Rp.1.599.868.616 menjadi Rp.1.709.756.363 tetapi pada tahun 2015 jumlah utang lancar perusahaan lebih besar dibandingkan dengan jumlah aktiva lancarnya. Ini disebabkan banyaknya jumlah piutang sehingga aktiva lancar menurun, hal ini mengakibatkan perusahaan tidak mampu membayar utang lancarnya. Maka dapat disimpulkan pada tahun 2014 dan 2015 perusahaan harus mengurangi jumlah piutangnya agar aktiva lancar perusahaan tercukupi untuk membayar utang jangka pendeknya.

2014 1.599.868.616 227.758.210 2.197.853.435

Menurut rumus dan tabel di atas rasio cepat tahun 2011 sebesar 1,03 dan tahun 2012 diperoleh sebesar 1,17 Hal tersebut berarti setiap 1% utang lancar dijamin oleh aktiva lancar yang likuiditasnya paling likuid sebesar Rp 1,03 untuk tahun 2011 dan Rp 1,17 untuk tahun 2012. Nilai rasio cepat dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 13,6%. Kenaikan rasio cepat tersebut dikarenakan meningkatnya jumlah persediaan PT.Perkebunan Nusantara III Persero Medan. Dan kenaikan persediaan ini disebabkan karena meningkatnya jumlah hasil produksi dan bahan baku dan pelengkap dari Rp.179.436.368 menjadi Rp.200.916.968.

Pada tahun 2013 rasio cepat diperoleh sebesar 1,04 dan pada tahun 2014 rasio cepat sebesar 0,62. Terjadi penurunan sebesar 40,3%. Hal ini disebabkan karena terjadi penurunan pada aktiva lancar dari Rp.2.112.986.995 menjadi Rp.1.599.868.616 dan jumlah persediaan yang juga mengalami penurunan dari Rp.251.038.368 menjadi Rp.227.758.210. Sedangkan terjadi kenaikan pada utang lancar. Dari Rp.1.779.882.978 menjadi Rp.2.197.853.435. Turunnya jumlah aktiva lancar disebabkan karena pembayaran utang lancar perusahaan.

Sedangkan pada tahun 2015 rasio cepat diperoleh sebesar 0,76 hal tersebut berarti setiap 1% utang lancar dijamin oleh aktiva lancar yang likuiditasnya paling likuid sebesar Rp.76. Jika dibandingkan dengan rasio cepat tahun 2014 terjadi kenaikan sebesar 22,5%. Penurunan rasio ini sangat berpengaruh bagi perusahaan sehingga perusahaan kesulitan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya dengan aktiva lancar selain persediaan.

sebesar sebesar Rp.0,91 ini berarti kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas dan surat berharga untuk tahun 2011 adalah Rp.0,91 sedangkan pada tahun 2012 rasio kas diperoleh sebesar Rp.1,03 dari hasil analisis terlihat bahwa kas rasio mengalami kenaikan sebesar 13,1% yang disebabkan meningkatnya kas setara kas dari Rp.1.962.573.114 menjadi Rp.1.773.611.449

Dan pada tahun 2013 2014 2015 rasio kas terus mengalami penurunan dari tahun 2013 ke tahun 2014 rasio kas mengalami penurunan sebesar 34,5% dan 22,6% di tahun 2015 yang disebabkan menurunnya kas setara kas perusahaan dari Rp.1.454.138.126 di tahun 2013, Rp.1.172.308.853 di tahun 2014 dan

Rp.827.081.535 di tahun 2015. Penurunan rasio ini sangat berpengaruh bagi perusahaan sehingga perusahaan kesulitan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya. Perusahaan dinyatakan dapat membayar utang jangka pendeknya dengan kas dan deposito berjangka (investasi sementara) yang dapat di uangkan pada tahun 2011 dan 2012. Sedangkan pada tahun 2013 sampai dengan 2015 perusahaan dinyatakan tidak dapat membayar utang-utang jangka pendeknya dengan kas yang tersedia karena jumlah kas yang lebih rendah dibandingkan jumlah utang lancarnya.

d. Rasio persediaan terhadap modal kerja bersih (Net working capital)

-597.984.819

-302.024.407

Kesimpulan:

Menurut rumus dan tabel diatas dapat dilihat bahwa modal kerja pada tahun 2011 diperoleh sebesar Rp.271.542.556 berarti perusahaan mempunyai modal Rp.271.542.556 yang bisa meluniasi utang lancarnya dan masih ada dana lebih dari aktiva lancar untuk membayar kebutuhan lain. Pada tahun 2012 modal kerja diperoleh sebesar Rp.611.659.951 jika dibandingkan dengan modal kerja pada tahun sebelumnya, perusahaan mengalami kenaikan sebesar Rp.340.117.395.

Hal ini disebabkan menurunnya jumlah utang lancar perusahaan dari Rp.2.135.704.102 menjadi Rp.1.715.105.779. Hal ini menunjukkan perusahaan masih bisa menggunakan kelebihan dana dari aktiva lancar untuk kebutuhan lainnya sebesar Rp.611.659.951.

Pada tahun 2013 modal kerja diperoleh sebesar Rp.333.104.017 artinya di tahun ini perusahaan juga masih dalam kondisi yang baik karena aktiva lancarnya masih bisa menutupi jumlah utang lancarnya.

Pada tahun 2014 dan 2015 perusahaan mengalami keadaan yang tidak likuid karena terjadi defisit modal kerja. Hal ini di sebabkan karena jumlah utang lancar yang lebih besar dari jumlah aktiva lancarnya. Pada tahun 2014 jumlah modal kerja perusahaan adalah sebesar Rp.-597.984.819 dan Rp.-302.024.407 di tahun 2015. Defisit modal kerja bisa menjadi petunjuk bahwa perusahaan ini insolven dan kondisi ini menunjukkan bahwa adanya masalah dalam perusahaan dan bukan pilihan tepat untuk melakukan investasi.

44 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari analisis dan evaluasi yang telah dilakukan pada BAB III maka peneliti memberi kesimpulan terhadap perkembangan keuangan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dan saran-saran yang mungkin berguna dalam usaha peningkatan operasional PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

4.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Dilihat dari rasio lancar PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dari tahun 2011 ke tahun 2012 rasio mengalami kenaikan yaitu dari 110% menjadi 130% yang menunjukkan perusahaan memiliki kinerja yang baik karena perusahaan masih mampu untuk membayar kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar yang dimiliki. Kemudian turun lagi menjdi 110% di tahun 2013 dan terus menurun hingga tahun 2014. Pada tahun 2015 rasio lancar mengalami kenaikan 10%. Ini menunjukkan kemampuan perusahaan pada tahun ini dalam membayar utang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang tersedia sangat menurun. Disini dapat dilihat perusahaan memiliki rasio lancar yang kecil atau di bawah 2,0 yang artinya perusahaan bisa menghadapi insolven ( tidak memiliki cukup dana untuk melunasi utang) yang tinggi

b. Berdasarkan rasio cepat PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan PT.

Perkebunan mengalami peningkatan di tahun 2011 ke tahun 2012. Dan turun di tahun 2013 dan 2014 menjadi 62%. Hal ini terjadi karena kenaikan persediaan

yang menyebabkan berkurangnya total aktiva lancar untuk melunasi utang jangka pendeknya. Penurunan rasio ini sangat berpengaruh bagi perusahaan sehingga perusahaan kesulitan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya. Penurunan rasio ini juga menunjukkan perusahaan belum cukup baik untuk membayar hutang lancar yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid. Pada tahun 2015 rasio cepat mengalami kenaikan sebesar 14 % yang menjadi 76%. Hal ini terjadi karena meningkatnya jumlah aktiva lancar diikuti dengan menurunnya jumlah hutang lancar.

c. Dilihat dari rasio kas PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan tahun 2011 dan 2012 mengalami peningkatan sebesar 12% menunjukkan perusahaan memiliki kinerja yang baik karena perusahaan masih mampu untuk membayar kewajiban lancarnya dengan aktiva likuid yang dimiliki dan pada tahun 2013, 2014 dan 2015 rasio kas terus mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh terus menurunnya kas setara kas dari tahun 2013. Dan disertai pula naiknya hutang lancar yang menyebabkan lebih besarnya hutang lacar perusahaan dibandingkan kas setara kas perusahaan. Penurunan rasio ini juga sangat berpengaruh bagi perusahaan sehingga perusahaan kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

d. Dilihat dari net working capital PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan pada tahun 2014dan 2015 sangat buruk. Terlihat dari hasil modal kerja yang menyentuh angka minus. Hal ini disebabkan karena membengkaknya jumlah piutang di tahun 2015 dan menurunnya jumlah kas setara kas di setiap tahunnya. Terlihat dari hal ini berarti perusahaan gagal dalam melakukan peningkatan terhadap net working capital perusahaan. Modal kerja yang

bernilai negatif ini menandakan bahwa perusahaan tidak mampu untuk membayar hutang jangka pendeknya dengan harta lancarnya yang terdiri dari kas, piutang (account receivable), dan persediaan (inventory).

4.2 Saran

Saran yang dapat diberikan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan harus mengoptimalkan kinerjanya agar tidak terjadi penurunan pendapatan yang mengakibatkan lebih besarnya hutang lancar di bandingkan aktiva lancar perusahaan. Perusahaan harus mengurangi jumlah piutangnya agar aktiva lancar perusahaan tercukupi untuk membayar utang jangka pendeknyaa. Ini dapat dilihat perusahaan memiliki rasio lancar yang kecil atau di bawah 2,0 yang artinya perusahaan bisa menghadapi insolven yang tinggi.

b. Pihak perusahaan lebih menekankan pada pengawasan karyawan agar memperkecil terjadinya kelalaian dalam bekerja.

c. Untuk menjaga kelancaran operasional perusahaan serta dalam menjaga fungsi pertumbuhan (investasi) perusahaan harus dapat mengelola modal kerja yang diperoleh dari pos-pos aktiva lancar dan utang lancar. Misalnya dengan cara membayar pengeluaran, tagihan dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo.

d. Untuk rasio kas, sebaiknya PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan lebih menjaga jumlah kas yang tersedia serta memerlukan kehati-hatian dalam melakukan aktivitas dan kegiatan perusahaan, seperti dalam melakukan pinjaman jangka pendek agar perusahaan dapat memperhatikan nilai aktiva

yang dimiliki sebagai pertimbangan atas kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya yang telah jatuh tempo.

e. Dalam memenuhi kewajiban perusahaan yang segera jatuh tempo, perusahaan seharusnya segera menguangkan aktiva lancarnya seperti rasio kas, persediaan, piutang dan surat berharga agar perusahaan dapat membayar utang-utangnya dan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Daftar Pustaka

Derawan, Sjahrial. 2012. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Keempat.

Jakarta. Mirta Wacana Media.

Harmono. 2009. Manajemen Keuangan: Berbasis balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis. Jakarta. Bumi Aksara.

Harahap, Sofyan Safri. 2013. Analisis Kritik Atas Laporan Keuangan. Edisi 1-11.

Jakarta. Rajawali Pers

Kasmir. 2014. Pengantar Manajemen Keuangan. . Jakarta. Edisi Kedua. Kencana.

Margaretha, Farah. 2011. Manajemen Keuangan : Untuk Manajer Nonkeuangan.

Jakarta. Erlangga.

Situmorang. SH. 2017. Riset Pemasaran. Medan. Usupres

Situmorang. SH. 2012. Bisnis Konsep dan Kasus. Medan Usupres

Sawir Agnes. 2009. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Samryn. 2014. Pengantar Akuntansi: Mudah Membuat Jurnal Dengan Pendekatan Siklus Akuntansi. Jakarta. Cetakan ketiga Rajawali Pers.

Samryn. 2015. Pengantar Akuntansi: Metode Akuntansi Untuk Elemen Laporan Keuangan, Diperkaya Dengan Perspektif IFRS & Perbankan. Jakarta.

Cetakan Pertama. Rajawali Pers.

Sujarweni Wiratna, V. 2016. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta. Pustaka Baru Press.

Syahyunan. 2015. Manajemen Keuangan 1. Medan. Usupress

A S E TPer 31 -12 - 2011Per 31 - 12 - 2010SelisihLIABILITAS DAN EKUITASPer 31 -12 - 2011Per 31 - 12 - 2010Selisih ASET LANCAR LIABITILAS JANGKA PENDEK Kas dan setara kas Utang : K a s574.584.050 596.617.550 (22.033.500) Usaha751.314.479.280 427.199.068.218 324.115.411.062 B a n k 1.581.318.530.703 1.006.702.100.650 574.616.430.053 Lain-lain58.594.800.303 60.031.279.617 (1.436.479.314 Deposito berjangka380.680.000.000 290.000.000.000 90.680.000.000 Uang muka penjualan83.174.419.317 46.318.111.774 36.856.307.543 Jumlah Kas dan setara kas1.962.573.114.753 1.297.298.718.200 665.274.396.553 Jangka panjang jatuh tempo700.312.585.529 252.976.687.820 447.335.897.709 Biaya masih harus dibayar10.896.457.221 11.473.184.089 (576.726.868 Investasi jangka pendek- 50.097.087.908 (50.097.087.908) Tantiem dan Jasa Produksi418.179.650.635 392.671.973.760 25.507.676.875 Pajak (PPh Badan/PPN)107.969.293.582 204.926.189.685 (96.956.896.103 Piutang : Bunga5.262.416.667 5.957.361.017 (694.944.350 Niaga - Netto142.000.270.196 137.278.501.919 4.721.768.277 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek2.135.704.102.534 1.401.553.855.980 734.150.246.554 Lain-lain40.418.660.582 34.056.850.958 6.361.809.624 Pegawai5.696.000.011 22.097.016.324 (16.401.016.313) Uang muka leveransir / kontraktor6.180.905.330 9.906.755.056 (3.725.849.726) LIABILITAS JANGKA PANJANG Pajak dibayar dimuka41.414.687.630 31.460.687.243 9.954.000.387 Utang lain-lain pihak berelasi- - Jumlah piutang235.710.523.749 234.799.811.500 910.712.249 Liabilitas pajak tangguhan205.463.235.817 153.355.586.715 52.107.649.102 Liabilitas imbalan kerja467.365.101.369 430.530.429.549 36.834.671.820 Utang Bank1.441.021.947.277 1.143.791.716.950 297.230.230.327 Persediaan : Utang Pemerintah R.I (TCPP)23.187.540.323 23.187.540.323 Hasil produksi140.611.080.934 86.875.868.564 53.735.212.370 Utang Medium Term Notes (MTN)299.472.001.415 499.664.000.000 (200.191.998.585 Bahan baku dan pelengkap60.305.888.029 44.098.499.449 16.207.388.580 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang2.436.509.826.201 2.250.529.273.537 185.980.552.664 200.916.968.963 130.974.368.013 69.942.600.950 Jumlah Liabilitas4.572.213.928.735 3.652.083.129.517 920.130.799.218 Biaya dibayar dimuka8.046.050.972 3.910.804.834 4.135.246.138 Jumlah Aset Lancar2.407.246.658.437 1.717.080.790.455 690.165.867.982 E K U I T A S Modal dasar1.200.000.000.000 1.200.000.000.000 Modal belum ditempatkan(885.000.000.000) (885.000.000.000) ASET TIDAK LANCAR Modal yang ditempatkan dan disetor315.000.000.000 315.000.000.000 Piutang lain-lain pihak berelasi29.696.534.003 39.596.534.002 (9.899.999.999) Penyertaan188.705.659.234 176.297.659.234 12.408.000.000 Cadangan Umum2.949.504.080.456 2.289.657.595.728 659.846.484.728 Selisih transaksi perubahan ekuitas anak Perusahaan263.408.971 263.408.971 Aset Tetap Selisih nilai transaksi antar entitas sepengendali(23.158.388.652) (23.158.388.652) Nilai perolehan7.433.945.233.447 6.204.304.475.864 1.229.640.757.583 Saldo laba belum ditentukan penggunaannya1.228.823.015.827 957.687.773.184 271.135.242.643 Akumulasi penyusutan(1.303.099.800.516) (1.165.183.027.596) (137.916.772.920) Jumlah Ekuitas4.470.432.116.602 3.539.450.389.231 930.981.727.371 Nilai Buku 6.130.845.432.931 5.039.121.448.268 1.091.723.984.663 Aset dalam Penyelesian Non tanaman63.680.945.959 68.072.849.260 (4.391.903.301) Jumlah aset dalam penyelesaian63.680.945.959 68.072.849.260 (4.391.903.301) Aset Lain -lain : Biaya ditangguhkan103.511.633 2.589.435.767 (2.485.924.134) Aset non produktif netto244.597 50.931 193.666 HGU/HGB/ISO - netto86.875.255.548 91.481.922.162 (4.606.666.614) Pembibitan22.757.730.414 36.090.316.398 (13.332.585.984) Persediaan barang Incourant- 37.909.688 (37.909.688) Uang muka - jaminan1.037.399.729 808.855.489 228.544.240 Aset KSO111.696.672.852 20.355.747.094 91.340.925.758 Jumlah aset lain-lain222.470.814.773 151.364.237.529 71.106.577.244 Jumlah Aset Tidak Lancar6.635.399.386.900 5.474.452.728.293 1.160.946.658.607 JUMLAH ASET9.042.646.045.337 7.191.533.518.748 1.851.112.526.589 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS9.042.646.045.337 7.191.533.518.748 1.851.112.526.589 PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN LAPORAN POSISI KEUANGAN PER : 31 DESEMBER 2011

A S E T20122011SelisihLIABILITAS DAN EKUITAS20122011Selisih ASET LANCAR LIABILITAS JANGKA PENDEK Kas dan setara kas Utang : K a s708.837.599 574.584.050 134.253.549 Usaha695.428.356.686 751.314.479.280 (55.886.122.594) B a n k 1.186.202.611.644 1.581.318.530.703 (395.115.919.059) Utang sewa pembiayaan23.837.851.045 - 23.837.851.045 Deposito berjangka586.700.000.000 380.680.000.000 206.020.000.000 Lain-lain71.672.540.671 58.594.800.303 13.077.740.368 Jumlah kas dan setara kas1.773.611.449.243 1.962.573.114.753 (188.961.665.510) Uang muka penjualan102.335.940.747 83.174.419.317 19.161.521.430 Jangka panjang jatuh tempo315.999.849.083 700.312.585.529 (384.312.736.446) Investasi jangka pendek- - - Biaya masih harus dibayar18.705.729.601 10.896.457.221 7.809.272.380 Tantiem dan Jasa Produksi441.858.769.367 418.179.650.635 23.679.118.732 Piutang : Pajak (PPh Badan/PPN)42.056.221.539 107.969.293.582 (65.913.072.043) Niaga - Netto71.751.720.037 142.000.270.196 (70.248.550.159) Bunga3.210.520.833 5.262.416.667 (2.051.895.834) Lain-lain45.335.052.590 40.418.660.582 4.916.392.008 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek1.715.105.779.572 2.135.704.102.534 (420.598.322.962) Pegawai6.415.008.490 5.696.000.011 719.008.479 Uang muka leveransir / kontraktor323.424.760 6.180.905.330 (5.857.480.570) LIABILITAS JANGKA PANJANG Pajak dibayar dimuka108.328.845.720 41.414.687.630 66.914.158.090 Utang sewa pembiayaan78.986.778.255 - 78.986.778.255 Jumlah piutang232.154.051.597 235.710.523.749 (3.556.472.152) Liabilitas pajak tangguhan275.733.487.383 205.463.235.817 70.270.251.566 Liabilitas imbalan kerja446.468.885.357 467.365.101.369 (20.896.216.012) Utang Bank2.666.245.348.210 1.441.021.947.277 1.225.223.400.933 Persediaan : Utang Pemerintah R.I (TCPP)23.187.540.323 23.187.540.323 - Hasil produksi161.235.561.310 140.611.080.934 20.624.480.376 Utang Medium Term Notes (MTN)254.617.756.483 299.472.001.415 (44.854.244.932) Bahan baku dan pelengkap142.459.854.270 60.305.888.029 82.153.966.241 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang3.745.239.796.011 2.436.509.826.201 1.308.729.969.810 303.695.415.580 200.916.968.963 102.778.446.617 Jumlah Liabilitas5.460.345.575.583 4.572.213.928.735 888.131.646.848 Biaya dibayar dimuka17.304.814.470 8.046.050.972 9.258.763.498 Jumlah Aset Lancar2.326.765.730.890 2.407.246.658.437 (80.480.927.547) E K U I T A S Modal dasar13.100.000.000.000 1.200.000.000.000 11.900.000.000.000 Modal belum ditempatkan(9.801.890.000.000) (885.000.000.000) (8.916.890.000.000) ASET TIDAK LANCAR Modal yang ditempatkan dan disetor3.298.110.000.000 315.000.000.000 2.983.110.000.000 Piutang lain-lain pihak berelasi36.262.977.389 29.696.534.003 6.566.443.386 Komponen ekuitas lainnya(22.894.979.681) (22.894.979.681) - Penyertaan212.496.979.234 188.705.659.234 23.791.320.000 Saldo laba : Ditentukan pengggunaannya629.622.000.081 2.949.504.080.456 (2.319.882.080.375) Aset Tetap Belum ditentukan pengggunaannya836.210.802.308 1.228.823.015.827 (392.612.213.519) Nilai perolehan8.645.579.971.560 7.433.945.233.447 1.211.634.738.113 Jumlah Ekuitas4.741.047.822.708 4.470.432.116.602 270.615.706.106 Akumulasi penyusutan(1.508.402.442.710) (1.303.099.800.516) (205.302.642.194) Nilai Buku 7.137.177.528.850 6.130.845.432.931 1.006.332.095.919 Aset dalam Penyelesian Non tanaman160.748.356.157 63.680.945.959 97.067.410.198 Jumlah aset dalam penyelesaian160.748.356.157 63.680.945.959 97.067.410.198 Aset Lain -lain : Biaya ditangguhkan54.850.909 103.511.633 (48.660.724) Aset non produktif netto36.777 244.597 (207.820) HGU/HGB/ISO - netto81.896.694.708 86.875.255.548 (4.978.560.840) Pembibitan18.475.431.032 22.757.730.414 (4.282.299.382) Uang muka - jaminan986.973.359 1.037.399.729 (50.426.370) Aset KSO226.527.838.986 111.696.672.852 114.831.166.134 Jumlah aset lain-lain327.941.825.771 222.470.814.773 105.471.010.998 Jumlah Aset Tidak Lancar7.874.627.667.401 6.635.399.386.900 1.239.228.280.501 JUMLAH ASET10.201.393.398.2919.042.646.045.337 1.158.747.352.954 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS10.201.393.398.291 9.042.646.045.337 1.158.747.352.954

(Disajikan dalam Rupiah)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember 2012 dan 2011

A S E T20132012SelisihLIABILITAS DAN EKUITAS20132012Selisih ASET LANCAR LIABILITAS JANGKA PENDEK Kas dan setara kas Utang : K a s786.424.050 708.837.599 77.586.451 Usaha570.747.028.248 695.428.356.686 (124.681.328.438 B a n k 823.351.702.406 1.186.202.611.644 (362.850.909.238) Utang sewa pembiayaan40.389.663.137 23.837.851.045 16.551.812.092 Deposito berjangka630.000.000.000 586.700.000.000 43.300.000.000 Lain-lain60.696.415.580 71.672.540.671 (10.976.125.091 Jumlah kas dan setara kas1.454.138.126.456 1.773.611.449.243 (319.473.322.787) Uang muka penjualan116.474.849.934 102.335.940.747 14.138.909.187 Jangka panjang jatuh tempo637.500.000.000 315.999.849.083 321.500.150.917 Investasi jangka pendek- - - Biaya masih harus dibayar12.999.334.755 18.705.729.601 (5.706.394.846 Tantiem dan Jasa Produksi324.332.977.622 441.858.769.367 (117.525.791.745 Piutang : Pajak (PPh Badan/PPN)9.201.646.683 42.056.221.539 (32.854.574.856 Niaga - Netto736.814.762 71.751.720.037 (71.014.905.275) Bunga7.541.062.620 3.210.520.833 4.330.541.787 Lain-lain68.787.216.545 45.335.052.590 23.452.163.955 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek1.779.882.978.579 1.715.105.779.572 64.777.199.007 Pegawai4.974.854.342 6.415.008.490 (1.440.154.148) Uang muka leveransir / kontraktor823.082.504 323.424.760 499.657.744 LIABILITAS JANGKA PANJANG Pajak dibayar dimuka307.103.363.092 108.328.845.720 198.774.517.372 Utang sewa pembiayaan105.138.431.592 78.986.778.255 26.151.653.337 Jumlah piutang382.425.331.245 232.154.051.597 150.271.279.648 Liabilitas pajak tangguhan375.352.014.102 275.733.487.383 99.618.526.719 Liabilitas imbalan kerja447.158.615.376 446.468.885.357 689.730.019 Utang Bank3.125.480.267.876 2.666.245.348.210 459.234.919.666 Persediaan : Utang Pemerintah R.I (TCPP)- 23.187.540.323 (23.187.540.323 Hasil produksi193.451.940.556 161.235.561.310 32.216.379.246 Utang Medium Term Notes (MTN)354.265.000.000 254.617.756.483 99.647.243.517 Bahan baku dan pelengkap57.586.427.926 142.459.854.270 (84.873.426.344) Jumlah Liabilitas Jangka Panjang4.407.394.328.946 3.745.239.796.011 662.154.532.935 251.038.368.482 303.695.415.580 (52.657.047.098) Jumlah Liabilitas6.187.277.307.525 5.460.345.575.583 726.931.731.942 Biaya dibayar dimuka25.385.169.459 17.304.814.470 8.080.354.989 Jumlah Aset Lancar2.112.986.995.642 2.326.765.730.890 (213.778.735.248) E K U I T A S Modal dasar13.100.000.000.000 13.100.000.000.000 Modal belum ditempatkan(9.778.702.000.000) (9.801.890.000.000) 23.188.000.000 ASET TIDAK LANCAR Modal yang ditempatkan dan disetor3.321.298.000.000 3.298.110.000.000 23.188.000.000 Piutang lain-lain pihak berelasi77.792.509.426 36.262.977.389 41.529.532.037 Penyertaan211.853.700.959 212.496.979.234 (643.278.275) Cadangan Umum1.142.299.461.447 629.622.000.081 512.677.461.366 Komponen ekuitas lainnya(22.894.979.681) (22.894.979.681) Aset Tetap Saldo laba belum ditentukan penggunaannya- 836.210.802.308 (836.210.802.308 Nilai perolehan10.163.829.895.6478.876.504.099.007 1.287.325.796.640 Saldo laba tahun berjalan408.491.106.061 - 408.491.106.061 Akumulasi penyusutan(1.845.192.737.695) (1.521.849.828.727) (323.342.908.968) Jumlah Ekuitas4.849.193.587.827 4.741.047.822.708 108.145.765.119 Nilai Buku 8.318.637.157.952 7.354.654.270.280 963.982.887.672 Aset dalam Penyelesian Non tanaman214.392.879.002 161.183.667.921 53.209.211.081 Jumlah aset dalam penyelesaian214.392.879.002 161.183.667.921 53.209.211.081 Aset Lain -lain : Biaya ditangguhkan51.780.002 54.850.909 (3.070.907) Aset non produktif netto9.764.280 36.777 9.727.503 HGU/HGB/ISO - netto78.274.169.289 81.896.694.708 (3.622.525.419) Pembibitan22.104.198.115 27.091.216.824 (4.987.018.709) Persediaan barang Incourant- - - Uang muka - jaminan367.740.685 986.973.359 (619.232.674) Jumlah aset lain-lain100.807.652.371 110.029.772.577 (9.222.120.206) Jumlah Aset Tidak Lancar8.923.483.899.710 7.874.627.667.401 1.048.856.232.309 JUMLAH ASET11.036.470.895.35210.201.393.398.291835.077.497.061 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS11.036.470.895.352 10.201.393.398.291 835.077.497.061 PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN LAPORAN POSISI KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012

A S E TPer 31 -12 - 2014Per 31 - 12 - 2013SelisihLIABILITAS DAN EKUITASPer 31 -12 - 2014Per 31 - 12 - 2013Selisih ASET LANCAR LIABILITAS JANGKA PENDEK Kas dan setara kas Utang : K a s593.672.150 786.424.050 (192.751.900) Usaha587.237.681.466 587.935.220.962 (697.539.496) B a n k 506.715.181.366 823.351.702.406 (316.636.521.040) Utang sewa pembiayaan43.447.477.987 40.389.663.137 3.057.814.850 Deposito berjangka665.000.000.000 630.000.000.000 35.000.000.000 Lain-lain62.133.456.329 41.517.653.421 20.615.802.908 Jumlah kas dan setara kas1.172.308.853.516 1.454.138.126.456 (281.829.272.940) Uang muka penjualan139.790.685.817 116.474.849.934 23.315.835.883 Jangka panjang jatuh tempo979.407.754.922 637.500.000.000 341.907.754.922 Investasi jangka pendek- - - Biaya masih harus dibayar17.899.789.984 13.342.888.284 4.556.901.700 Tantiem dan Jasa Produksi348.940.722.450 324.332.977.622 24.607.744.828 Piutang : Pajak (PPh Badan/PPN)9.995.484.556 9.201.646.683 793.837.873 Niaga - Netto404.770.665 736.814.762 (332.044.097) Bunga9.000.381.944 7.541.062.620 1.459.319.324 Lain-lain102.186.176.258 68.787.216.545 33.398.959.713 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek2.197.853.435.455 1.778.235.962.663 419.617.472.792 Pegawai4.735.116.401 4.974.854.342 (239.737.941) Uang muka leveransir / kontraktor- 823.082.504 (823.082.504) LIABILITAS JANGKA PANJANG Pajak dibayar dimuka89.058.737.111 59.775.732.321 29.283.004.790 Utang lain-lain jangka panjang2.471.697.124 1.647.015.915 824.681.209 Jumlah piutang196.384.800.435 135.097.700.474 61.287.099.961 Utang sewa pembiayaan57.828.702.687 105.138.431.592 (47.309.728.905) Liabilitas pajak tangguhan436.993.412.775 375.352.014.102 61.641.398.673 Liabilitas imbalan kerja470.667.286.066 447.158.615.377 23.508.670.689 Utang Bank3.004.179.985.979 3.125.480.267.876 (121.300.281.897) ` Pendapatan diterima dimuka189.468.100.000 189.468.100.000 Persediaan : Utang Medium Term Notes (MTN)- 354.265.000.000 (354.265.000.000) Hasil produksi139.178.519.008 193.451.940.556 (54.273.421.548) Jumlah Liabilitas Jangka Panjang4.161.609.184.631 4.409.041.344.862 (247.432.160.231) Bahan baku dan pelengkap88.579.691.326 57.586.427.926 30.993.263.400 Jumlah Liabilitas6.359.462.620.086 6.187.277.307.525 172.185.312.561 227.758.210.334 251.038.368.482 (23.280.158.148) Biaya dibayar dimuka3.416.752.345 25.385.169.459 (21.968.417.114) E K U I T A S Jumlah Aset Lancar1.599.868.616.630 1.865.659.364.871 (265.790.748.241) Modal dasar54.000.000.000.000 13.100.000.000.000 40.900.000.000.000 Modal belum ditempatkan(40.488.323.000.000) (9.778.702.000.000) (30.709.621.000.000) Modal yang ditempatkan dan disetor13.511.677.000.000 3.321.298.000.000 10.190.379.000.000 ASET TIDAK LANCAR Piutang lain-lain jangka panjang151.429.511.262 77.792.509.426 73.637.001.836 Cadangan Umum1.382.582.105.974 1.142.299.461.447 240.282.644.527 Penyertaan13.602.972.187.967211.853.700.959 13.391.118.487.008 Komponen ekuitas lainnya3.152.644.507.329 (22.894.979.681) 3.175.539.487.010 Tagihan pajak penghasilan322.749.301.490 247.327.630.771 75.421.670.719 Saldo laba belum ditentukan penggunaannya485.820.228.876 408.491.106.061 77.329.122.815 Aset Tetap Jumlah Ekuitas18.532.723.842.179 4.849.193.587.827 13.683.530.254.352 Nilai perolehan11.296.994.165.03210.163.829.895.6471.133.164.269.385 Akumulasi penyusutan(2.196.002.856.074) (1.845.192.737.695) (350.810.118.379) Nilai Buku 9.100.991.308.958 8.318.637.157.952 782.354.151.006 Aset dalam Penyelesian Non tanaman18.828.418.078 214.392.879.002 (195.564.460.924) Jumlah aset dalam penyelesaian18.828.418.078 214.392.879.002 (195.564.460.924) Aset Lain -lain : Biaya ditangguhkan2 51.780.002 (51.780.000) Aset non produktif netto940.741.453 9.764.280 930.977.173 HGU/HGB/ISO - netto69.897.801.412 78.274.169.289 (8.376.367.877) Pembibitan24.408.221.968 22.104.198.115 2.304.023.853 Persediaan barang Incourant- - - Uang muka - jaminan100.353.045 367.740.685 (267.387.640) Jumlah aset lain-lain95.347.117.880 100.807.652.371 (5.460.534.491) Jumlah Aset Tidak Lancar23.292.317.845.6359.170.811.530.481 14.121.506.315.154 JUMLAH ASET24.892.186.462.26511.036.470.895.35213.855.715.566.913 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS24.892.186.462.265 11.036.470.895.352 13.855.715.566.913

A S E TPer 31 -12 - 2014Per 31 - 12 - 2013SelisihLIABILITAS DAN EKUITASPer 31 -12 - 2014Per 31 - 12 - 2013Selisih ASET LANCAR LIABILITAS JANGKA PENDEK Kas dan setara kas Utang : K a s593.672.150 786.424.050 (192.751.900) Usaha587.237.681.466 587.935.220.962 (697.539.496) B a n k 506.715.181.366 823.351.702.406 (316.636.521.040) Utang sewa pembiayaan43.447.477.987 40.389.663.137 3.057.814.850 Deposito berjangka665.000.000.000 630.000.000.000 35.000.000.000 Lain-lain62.133.456.329 41.517.653.421 20.615.802.908 Jumlah kas dan setara kas1.172.308.853.516 1.454.138.126.456 (281.829.272.940) Uang muka penjualan139.790.685.817 116.474.849.934 23.315.835.883 Jangka panjang jatuh tempo979.407.754.922 637.500.000.000 341.907.754.922 Investasi jangka pendek- - - Biaya masih harus dibayar17.899.789.984 13.342.888.284 4.556.901.700 Tantiem dan Jasa Produksi348.940.722.450 324.332.977.622 24.607.744.828 Piutang : Pajak (PPh Badan/PPN)9.995.484.556 9.201.646.683 793.837.873 Niaga - Netto404.770.665 736.814.762 (332.044.097) Bunga9.000.381.944 7.541.062.620 1.459.319.324 Lain-lain102.186.176.258 68.787.216.545 33.398.959.713 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek2.197.853.435.455 1.778.235.962.663 419.617.472.792 Pegawai4.735.116.401 4.974.854.342 (239.737.941) Uang muka leveransir / kontraktor- 823.082.504 (823.082.504) LIABILITAS JANGKA PANJANG Pajak dibayar dimuka89.058.737.111 59.775.732.321 29.283.004.790 Utang lain-lain jangka panjang2.471.697.124 1.647.015.915 824.681.209 Jumlah piutang196.384.800.435 135.097.700.474 61.287.099.961 Utang sewa pembiayaan57.828.702.687 105.138.431.592 (47.309.728.905) Liabilitas pajak tangguhan436.993.412.775 375.352.014.102 61.641.398.673 Liabilitas imbalan kerja470.667.286.066 447.158.615.377 23.508.670.689 Utang Bank3.004.179.985.979 3.125.480.267.876 (121.300.281.897) ` Pendapatan diterima dimuka189.468.100.000 189.468.100.000 Persediaan : Utang Medium Term Notes (MTN)- 354.265.000.000 (354.265.000.000) Hasil produksi139.178.519.008 193.451.940.556 (54.273.421.548) Jumlah Liabilitas Jangka Panjang4.161.609.184.631 4.409.041.344.862 (247.432.160.231) Bahan baku dan pelengkap88.579.691.326 57.586.427.926 30.993.263.400 Jumlah Liabilitas6.359.462.620.086 6.187.277.307.525 172.185.312.561 227.758.210.334 251.038.368.482 (23.280.158.148) Biaya dibayar dimuka3.416.752.345 25.385.169.459 (21.968.417.114) E K U I T A S Jumlah Aset Lancar1.599.868.616.630 1.865.659.364.871 (265.790.748.241) Modal dasar54.000.000.000.000 13.100.000.000.000 40.900.000.000.000 Modal belum ditempatkan(40.488.323.000.000) (9.778.702.000.000) (30.709.621.000.000) Modal yang ditempatkan dan disetor13.511.677.000.000 3.321.298.000.000 10.190.379.000.000 ASET TIDAK LANCAR Piutang lain-lain jangka panjang151.429.511.262 77.792.509.426 73.637.001.836 Cadangan Umum1.382.582.105.974 1.142.299.461.447 240.282.644.527 Penyertaan13.602.972.187.967211.853.700.959 13.391.118.487.008 Komponen ekuitas lainnya3.152.644.507.329 (22.894.979.681) 3.175.539.487.010 Tagihan pajak penghasilan322.749.301.490 247.327.630.771 75.421.670.719 Saldo laba belum ditentukan penggunaannya485.820.228.876 408.491.106.061 77.329.122.815 Aset Tetap Jumlah Ekuitas18.532.723.842.179 4.849.193.587.827 13.683.530.254.352 Nilai perolehan11.296.994.165.03210.163.829.895.6471.133.164.269.385 Akumulasi penyusutan(2.196.002.856.074) (1.845.192.737.695) (350.810.118.379) Nilai Buku 9.100.991.308.958 8.318.637.157.952 782.354.151.006 Aset dalam Penyelesian Non tanaman18.828.418.078 214.392.879.002 (195.564.460.924) Jumlah aset dalam penyelesaian18.828.418.078 214.392.879.002 (195.564.460.924) Aset Lain -lain : Biaya ditangguhkan2 51.780.002 (51.780.000) Aset non produktif netto940.741.453 9.764.280 930.977.173 HGU/HGB/ISO - netto69.897.801.412 78.274.169.289 (8.376.367.877) Pembibitan24.408.221.968 22.104.198.115 2.304.023.853 Persediaan barang Incourant- - - Uang muka - jaminan100.353.045 367.740.685 (267.387.640) Jumlah aset lain-lain95.347.117.880 100.807.652.371 (5.460.534.491) Jumlah Aset Tidak Lancar23.292.317.845.6359.170.811.530.481 14.121.506.315.154 JUMLAH ASET24.892.186.462.26511.036.470.895.35213.855.715.566.913 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS24.892.186.462.265 11.036.470.895.352 13.855.715.566.913

Dokumen terkait