• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI. KONSEP PERANCANGAN

A. Rencanan Penataaan Wujud Bangunan/Citra Visual Bangunan

• Citra dasar bangunan adalah arsitektur tropis dengan ciri utama elemen

• Di setiap zona citra arsitektur tropis diterjemahkan dalam sub tema yang berbeda untuk memberikan orientasi ruang bagi pengguna.

Untuk perencanaan auditorium terpadu menerapkan pencerminan bangunan (massa bangunan yang sama/kembar), sehingga pada perancangan menggunakan bahan finishing (cat/material) yang sama serta entrance atau bukaan yang sama.

a. Ruang Terbuka

• Ruang terbuka pada kampus USU Kwala Bekala terdiri dari (1) ruang terbuka konservasi berupa kawasan hutan buatan (2) ruang terbuka public, terdiri dari: pedestrian, plaza, parkir, ruang terbuka antar bangunan

• Hirarki ruang terbuka publik berturut-turut: (1) plaza utama kawasan (2) plaza penyatu cluster dalam zona (3) ruang terbuka antar bangunan penyatu bangunan dalam cluster (4) ruang terbuka di dalam satu masa bangunan (inner court)

• Plaza ditempatkan pada ujung vista, daerah orientasi bangunan dengan organisasi terpusat, dan area penyatu beberapa cluster bangunan

• Plaza utama berada pada zona pintu masuk utama, berada di ujung vista dari main gate dengan gedung Wisma Bekala sebagai background-nya.

Plaza utama ini merupakan area publik dengan citra waterfront.

Gambar 2.5. Konsep Plaza Waterfront (Sumber: Google)

• Plaza ditempatkan di antara beberapa kelompok bangunan sebagai salah satu generator aktivitas di ruang terbuka, orientasi dan titik kontrol bagi pejalan kaki.

Gambar 2.6. Plaza yang menyatukan beberapa bangunan (Sumber: Google)

• Plaza juga menjadi tempat untuk memungkinkan citra visual massa bangunan dapat tertangkap oleh pandangan pengamat, terutama untuk bangunan-bangunan landmark

• Plaza penyatu beberapa cluster dan ruang terbuka penyatu antar bangunan ditata dalam skala akrab bagi pengguna dengan pola perkerasan, tata vegetasi dan subdivision yang diisi dengan bangunan fungsi publik

(mushola, kantin) atau perabot ruang terbuka (gazebo, shelter, outdoor siting).

Untuk perencanaan ruang terbuka pada perancangan auditorium terpadu ini diperuntukkan sebagai ruang terbuka public untuk pedestrian, plaza, parkir, dan ruang terbuka antar bangunan. Plaza yang ada juga digunakan sebagai penyatu cluster pada zona perancangan dan ruang terbuka antar bangunan sebagai penyatu bangunan dalam cluster.

Gambar 2.7. Peta Penzoningan ruang terbuka pada kawasan Kampus USU Kwala Bekala (Sumber: Masterplan USU Kwala Bekala)

b. Tata Vegetasi

• Pengubahan tata guna lahan eksisting yang semula merupakan kebun sawit menjadi kawasan kampus membutuhkan perencanaan yang berorientasi kepada pelestarian ekologi, salah satunya dengan mengintegrasikan vegetasi sebagai elemen lanskap yang utama.

Gambar 2.8. Kondisi Eksisting Site Kawasan (Sumber: Data Pribadi)

• Komunitas orang pada tahun 2020 di Kampus USU Kwala Bekala akan membawa dampak meningkatnya polusi udara, terutama oleh kegiatan transportasi serta meningkatnya suhu mikro karena bertambahnya lahan terbangun dan struktur fisik lainnya. Masalah ini harus diantisipasi dengan perencanaan tata vegetasi yang tidak sekedar menjadi elemen estetika tapak, tapi dapat dimanfaatkan sebagai pengendali suhu mikro, kualitas udara dan daur hidrologi, terutama di dalam kawasan kampus

• Koefisien dasar bangunan rata-rata seluruh kawasan 30 %. Lahan yang tidak terbangun dimanfaatkan semaksimal mungkin sebagai ruang terbuka hijau.

• Tanaman dan hutan buatan tropis direncanakan menjadi salah satu elemen yang cukup kuat dalam membentuk citra kawasan sebagai ”kampus ekologis”. Kehidupan alam liar yang ada di dalamnya dilindungi dan tidak diizinkan untuk dirusak.

• Perencanaan kenyamanan sebagai tujuan penting dalam setiap perencangan arsitektur, baik lanskap maupun dalam bangunan, mengutamakan sistem alamiah, dan dimulai dengan perencanaan tanaman pada ruang luar (tapak)

• Perencanaan vegetasi didasarkan kepada fungsi tanaman untuk pengendalian iklim mikro dan daur hidrologi, buffer debu, kebisingan dan polutan, serta fungsi-fungsi yang bersifat estetika visual

• Vegetasi sebagai green belt pada daerah konservasi,yaitu pada area 15-50 meter di sepanjang sisi waduk/sungai.Dalam zona ini, keberadaan tanaman dimaksudkan lebih kepada tujuan ekologis, seperti pengendali suhu mikro, pengendali hidrologi, pengendali erosi, habitat satwa, buffer debu dan polutan. Tanaman dalam zona ini direncanakan permanen, dan tanahnya tidak diizinkan dibuka untuk perluasan bangunan fisik. Adapun jenis tanaman yang dapat digunakan beberapanya adalah: bunga soka, bunga bahagia, pisang-pisangan, pumbago, dan pedang-pedangan.

Gambar 2.9. Suasana Penghijauan di Sekitar Waduk dan Di Pinggir Pedestrian (Sumber: Google)

• Setiap ruang terbuka direncanakan sebagai ruang terbuka hijau yang memenuhi kriteria jenis hutan kota. Penerapan ruang terbuka hijau ini direncanakan pada kawasan sempadan sungai, kawasan parkir, area duduk, dan kawasan konservasi.

• Sepanjang jalur sirkulasi kendaraan roda empat akan ditempatkan tanaman yang berfungsi sebagai peneduh pedestrian, buffer untuk penyerap debu dan polutan serta mereduksi kebisingan untuk mendukung kenyamanan fisik di area sekitar dan di dalam bangunan

Gambar 2.10. Peletakan Tanaman Pinggir Jalan (Sumber: Masterplan USU Kwala Bekala)

• Sepanjang jalur parkir kendaraan roda empat ditempatkan tanaman berkanopi yang cukup untuk meneduhi kendaraan yang diparkir di bawahnya.

• Sepanjang jalur pedestrian di jalur sirkulasi kendaraan bermotor dan jalur khusus pedestrian ditempatkan tanaman untuk peneduh. Susunan tanaman perdu di jalur ini direncanakan sebagai elemen estetika visual.

• Taman estetika visual direncanakan untuk memperindah view di jalur pedestrian dan ruang-ruang terbuka.

• Arboretum sebagai zona yang paling banyak didominasi oleh tanaman merupakan kawasan hijau utama yang sekaligus menjadi kawasan konservasi. Pembangunan bangunan fisik di kawasan ini sangat terbatas, terutama hanya mengisi sub zona rekreasi yang bersifat publik.

Gambar 2.11. Peta Penzoningan tata vegetasi pada kawasan Kampus USU Kwala Bekala (Sumber: Masterplan USU Kwala Bekala)

B. Rencana Sistem Pergerakan kanannya, dengan fungsi Pusat Penelitian dan Pendidikan. Konsep ini menerapkan bagian jalan langsung dihubungkan dengan pedestrian ke bangunan. Parkir ditempatkan di bagian belakang bangunan. Dengan demikian, bangunan akan memiliki dua akses dan wajah, depan dan belakang. Ujung akses utama terdapat plaza utama yang akan mengantarkan pengunjung kepada water basin serupa danau dengan bangunan Wisma Bekala sebagai landmark di ujung vista. Tujuannya terutama menyangkut faktor skala ruang yang mendukung kenyamanan dan keamanan aktivitas manusia pengguna.

• Akses dengan kendaraan umum melalui jalan utama kampus di periferi sisi barat dan selatan kampus. Terdapat beberapa titik perhentian angkutan umum di periferi ini yang langsung berhubungan dengan unit fungsi di dalam blok

• Di depan stadion ditempatkan plaza dan bus stop di mana angkutan umum dapat menurunkan penumpang (drop in). Di sekitar terminal kampus ini juga ditempatkan shuttle bus yang akan mengantarkan pengunjung mencapai unit-unit fungsi di dalam kawasan.

Dokumen terkait