• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN AUDITORIUM TERPADU DALAM KAWASAN SCIENCE TECHNO PARK DI USU KWALA BEKALA SKRIPSI OLEH RAUDAH AWALIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERANCANGAN AUDITORIUM TERPADU DALAM KAWASAN SCIENCE TECHNO PARK DI USU KWALA BEKALA SKRIPSI OLEH RAUDAH AWALIA"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH

RAUDAH AWALIA 140406046

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)

S K R I P S I

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur Pada Fakultas Teknik

Oleh

RAUDAH AWALIA 140406046

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERNYATAAN

PERANCANGAN AUDITORIUM TERPADU DALAM KAWASAN SCIENCE TECHNO PARK DI USU KWALA BEKALA

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Agustus 2018 Penulis,

Raudah Awalia

(4)
(5)

Tanggal Lulus : 10 Juli 2018 Telah Diuji pada

Tanggal : 10 Juli 2018

Penguji Skripsi

Ketua Penguji : Dr. Achmad Delianur Nasution, S.T.,M.T.,IAI,AA,I.A.P Anggota Penguji : 1. Ir. Nurlisa Ginting, MSc.,PhD.,IPM

2. Hilma Tamiami F, ST.,MSc.,PhD.

(6)
(7)

ABSTRAK

Auditroium Terpadu merupakan salah satu fungsi bangunan yang diperlukan didalam pembangunan sebuah Universitas. Auditorium Terpadu berfungsi sebagai tempat kegiatan perkuliahan bersama/besar. Auditorium Terpadu juga diharapkan mampu menjadi wadah untuk memberikan informasi pendidikan secara menyeluruh kepada pengguna sivitas akademik dan masyarakat sekitar.

Untuk itu dipilihlah Auditorium Terpadu sebagai salah satu fasilitas dalam kawasan Science Techno Park yang merupakan sebuah kawasan pengembangan kegiatan ekonomi dan pendidikan pada kawasan kampus USU Kwala Bekala.

Pada masterplan USU Kwala Bekala telah ditetapkan bahwa Auditorium Terpadu terletak pada zona pintu masuk utama. Zona ini merupakan gerbang Kawasan USU Kwala Bekala sehingga massa bangunan dibentuk dengan konsep building as a gate. Site dikelilingi oleh jalan kolektor utama dan juga merupakan jalur vista sehingga terbentuklah dua bangunan yang sama namun terpisah. Jadi, tujuan dari proyek ini adalah bagaimana merancang lingkungan kampus yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya, dapat memberikan kenyamanan bagi penggunanya, dan dapat menciptakan bangunan yang berkelanjutan. Setelah menganalisa dan menerapkan konsep arsitektur hijau, desain akhir proyek ini yaitu dua massa yang terhubung dengan bangunan bawah tanah di mana bangunan ini digunakan sebgai ruang kantor dan keperluan kegunaan bangunan, memiliki jendela lebar dan kerawang untuk memasukkan aliran udara dan sinar matahari alami ke dalam ruangan, double wall diterapkan sebagai fasad

(8)

bangunan dengan menggunakan bahan aluminium composite panel dan konsep daur ulang pada penggunaan air dan sampah

Kata kunci: Auditorium, USU, STP, Arsitektur Hijau.

(9)

ABSTRACT

Integrated Auditroium is one of the building functions needed in the construction of a University. Integrated Auditorium serves as a place for joint / large lecture activities. The Integrated Auditorium is also expected to be a place to provide education information thoroughly to users of the academic community and the surrounding community. For this reason, the Integrated Auditorium was chosen as one of the facilities in the area of Science Techno Park which is an area of development of economic and educational activities in the USU campus area of Kwala Bekala. In the USU Kwala Bekala masterplan, the Integrated Auditorium is located in the main entrance zone. This zone is the gate of the USU Kwala Bekala area so that the mass of the building is formed with the concept of building as a gate. The site is surrounded by the main collector road and is also a vista lane so that the same two separate buildings are formed. So, the aim of this project is how to design a campus environment that cares about the surrounding environment, can provide comfort for its users, and can create sustainable buildings. After analyzing and applying the concept of green architecture, the final design of this project is two masses connected to underground buildings where the building is used as office space and building purposes, has wide windows and filigree to include air flow and natural sunlight into the room , double wall is applied as a building facade using aluminum composite panel material and the concept of recycling in the use of water and garbage

(10)

Keywords: Auditorium, USU, STP, Green Architecture.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dalam memenuhi kewajiban untuk memperoleh sarjana di Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan menyemangatkan penulis selama proses penyusunan skripsi ini, yaitu :

1. Ayah Drs. Sugito dan Mamak Ramli Manik, S.Pd., kedua orang tua penulis yang terus memberikan dukungan dalam berbagai bentuk; serta M. Miftahul Khair, adik penulis yang senantiasa menyemangati penulis.

2. Bapak Dr. Achmad Delianur Nasution, S.T., M.T.,IAI, AA, I.A.P. selaku dosen pembimbing, ibu Ir. Nurlisa Ginting MSc, PhD, IPM., dan ibu Hilma Tamiami F, ST, MSc, PhD., selaku dosen penguji yang telah memberikan tanggapan dan saran serta ide-ide kepada penulis untuk menyempurnakan isi skripsi penulis.

3. Teman-teman terdekat penulis selama masa perkuliahan empat tahun di Arsitektur yaitu Sharfina, Putri, Odelia, Elvina, Sonia, Renita, Yulinda, Renita, Syera, Tias, Reza, Iras, Lenita, Rofi, Zilisa, Febi dan Niswa.

4. Seluruh angkatan 2014 yang memulai perkuliahan bersama penulis menjalanai kegiatan sehari-hari di studio dan kampus tercinta.

(12)

5. Teman seperjuangan penulis selama proses penyusunan skripsi; Sharfina Handiningtyas, Karina Febrin Azhari, Vanessa Prawira, Shafira Najwa Putri.

6. Abang dan kakak angkatan 2011 serta adik-adik angkatan 2016 dan 2017 yang telah memberikan motivasinya. Serta semua pihak yang telah memberikan kerjasama dan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

7. Dan yang terakhir terimakasih kepada diri sendiri, yang sudah mau kembali menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya di kawasan Science Techno Park USU, Kwala Bekala.

Medan, 10 Juli 2018

Raudah Awalia

(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...i

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ...vi

DAFTAR DIAGRAM ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan Perancangan ... 6

1.3 Tujuan Perancangan ... 6

1.4 Sistematika Pembahasan ... 6

1.5 Kerangka Berpikir ... 8

BAB II STUDI PUSTAKA ... 9

2.1 Tinjauan Fungsi ... 9

2.1.1 Terminologi Judul ... 9

2.1.2 Science Techno Park ... 10

2.1.3 Kawasan Perancangan Auditorium Terpadu Kampus USU Kwala Bekala ... 11

2.1.4 Konsep Masterplan Kawasan USU Kwala Bekala ... 13

2.1.5 Zonasi Masterplan Kampus USU Kwala Bekala STP dan Zona Pintu Masuk ... 17

2.1.6 Konsep Kawasan Science Techno Park USU Kwala Bekala ... 21

2.1.7 Auditorium ... 42

2.1.8 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan ... 46

(14)

2.1.9 Studi Literatur Arsitektur dengan Fungsi Sejenis ... 48

2.2 Tinjauan Tema ... 52

2.2.1 Pengertian Arsitektur Hijau ... 52

2.2.2 Interpretasi Tema ... 52

2.2.3 Keterkaitan Tema dengan Judul ... 53

2.2.4 Penerapan Konsep Arsitektur Hijau pada Kawasan STP USU Kwala Bekala ... 54

2.2.5 Studi Literatur Arsitektur dengan Tema Sejenis ... 69

BAB III METODOLOGI ... 74

3.1 Metode Pemilihan Lokasi Proyek ... 74

3.2 Metode Penyelesaian Masalah Perancangan ... 74

BAB IV DESKRIPSI PROYEK ... 78

4.1 Auditorium Terpadu USU Kwala Bekala ... 78

4.2 Deskripsi Eksisting Site ... 78

4.2.1 Batas Kawasan ... 79

4.2.2 Aksesbilitas ... 80

4.2.3 Arus Kendaraan ... 81

4.2.4 Vegetasi ... 81

4.2.5 Matahari ... 82

4.2.6 Angin ... 82

BAB V ANALISA PERANCANGAN ... 83

5.1 Analisis Fisik ... 83

5.1.1 Analisa Matahari ... 83

(15)

5.1.3 Analisa View ... 84

5.1.4 Analisa Kebisingan ... 85

5.2 Analisa Program Ruang ... 86

5.2.1 Analisa Jumlah Pengunjung ... 86

5.2.2 Analisa Jumlah Pekerja ... 86

5.2.3 Analisa Kebutuhan Parkir ... 86

5.2.4 Analisa Sistem Kegiatan Pengguna Bangunan ... 88

5.2.5 Program Ruang ... 90

5.3 Analisa Tata Ruang Dalam ... 93

5.3.1 Analisa Sirkulasi Ruang Dalam ... 93

5.4 Analisa Massa dan Perwajahan ... 94

5.4.1 Analisa Gubahan Massa ... 94

5.4.2 Analisa Elemen Fasad ... 95

5.5 Analisa Sistem Struktur ... 96

5.6 Analisa Sistem Utilitas ... 97

5.6.1 Sistem Air Bersih ... 97

5.6.2 Sistem Air Limbah dan Air Hujan ... 98

5.6.3 Sistem Listrik ... 99

BAB VI KONSEP PERANCANGAN ... 101

6.1 Konsep Dasar ... 101

6.1.1 Konsep Pencahayaan Alami... 101

6.1.2 Konsep Penghawaan Alami ... 102

(16)

6.1.3 Konsep Buffer Kebisingan ... 102

6.1.4 Konsep Akustik Ruang ... 102

6.2 Konsep Perancangan Ruang Luar ... 104

6.2.1 Zoning Ruang Luar ... 104

6.2.2 Pencapaian dan Akses Masuk ... 104

6.2.3 Sirkulasi Ruang Luar ... 105

6.3 Konsep Tata Ruang Dalam ... 106

6.3.1 Zoning Ruang Dalam ... 106

6.3.2 Sirkulasi Ruang Dalam ... 108

6.4 Konsep Tata Ruang Dalam ... 109

6.4.1 Konsep Gubahan Massa dan Perwajahan Bangunan ... 109

6.5 Konsep Perancangan Struktur ... 110

6.5.1 Sistem Struktur Yang Digunakan ... 110

6.5.2 Sistem Pondasi ... 110

6.5.3 Teknologi Konstruksi dan Bahan ... 110

6.6 Konsep Sistem Utilitas ... 111

6.6.1 Konsep Air Bersih ... 111

6.6.2 Konsep Air Limbah dan Air Hujan ... 111

6.6.3 Konsep Listrik ... 112

6.6.4 Konsep Penghawaan ... 113

6.6.5 Konsep Keselamatan Bangunan ... 114

BAB VII PENERAPAN KONSEP DALAM DESAIN ... 115

(17)

7.1 Penerapan Konsep Dalam Desain Tapak ... 115

7.1.1 Desain Massa Bangunan ... 115

7.1.2 Desain Batas Tapak ... 115

7.1.3 Desain Aksesbilitas ... 121

7.1.4 Desain Ruang Terbuka ... 122

7.1.5 Desain Sirkulasi Pada Tapak ... 122

7.1.6 Desain Penghawaan dan Pencahayaan ... 123

7.2 Penerapan Konsep Dalam Desain Ruang Dalam ... 124

7.2.1 Desain Suasana Ruang ... 124

7.2.2 Desain Material Yang Digunakan Dalam Ruang ... 125

7.3 Penerapan Konsep Dalam Desain Massa Bangunan ... 125

7.3.1 Desain Fasad Bangunan ... 125

7.4 Penerapan Konsep Dalam Desain Struktur Bangunan ... 126

7.4.1 Desain Struktur Pondasi ... 126

7.4.2 Desain Struktur Kolom ... 126

7.4.3 Desain Struktur Dinding ... 127

7.4.4 Desain Struktur Atap ... 128

7.5 Penerapan Konsep Dalam Desain Utilitas Bangunan ... 128

BAB VIII KESIMPULAN ... 129

DAFTAR PUSTAKA ... 131

LAMPIRAN ...xi

(18)

DAFTAR TABEL

NO HAL

1.1 Perkiraan Populasi Mahasiswa USU Dengan Partisipasi 1% ... 2

5.1 Sistem Kegiatan Pengguna Dan Pengelola ... 89

5.2 Program Ruang Pelayanan ... 90

5.3 Program Ruang Pengelola ... 91

5.4 Program Ruang Servis Dan Utilitas ... 92

5.5 Analisa Sirkulasi Ruang Dalam ... 93

5.6 Analisa Gubahan Massa ... 94

5.7 Analisa Elemen-Elemen Fasad ... 96

5.8 Analisa Sistem Struktur ... 96

(19)

DAFTAR GAMBAR

NO HAL

2.1 Peta Lokasi Kampus USU ... 12

2.2 Peta Batasan Site Kampus USU Kwala Bekala ... 13

2.3 Masterplan Kawasan Makro USU Kwala Bekala ... 17

2.4 Masterplan Kawasan Mikro (STP) USU Kwala Bekala ... 21

2.5 Konsep Plaza Waterfront ... 23

2.6 Plaza Yang Menyatukan Beberapa Bangunan ... 23

2.7 Peta Penzoningan Ruang Terbuka Pada Kawasan Kampus USU Kwala Bekala ... 24

2.8 Kondisi Eksisting Site Kawasan ... 25

2.9 Suasana Penghijauan Di Sekitar Waduk Dan Di Pinggir Pedestrian ... 27

2.10 Peletakan Tanaman Pinggir Jalan ... 27

2.11 Peta Penzoningan Tata Vegetasi Pada Kawasan Kampus USU Kwala Bekala ... 28

2.12 Peta Jalan Masuk USU Kwala Bekala ... 30

2.13 Rencana Sistem Transportasi ... 31

2.14 Konsep Pedestrian Di Kampus USU Kwala Bekala ... 32

2.15 Peta Jalur Pedestrian ... 34

2.16 Titik Peletakan Jalur Penghubung Bangunan ... 34

2.17 Peta Jaringan Jalan ... 35

2.18 Peta Peletakan Jembatan ... 36

(20)

2.20 Potongan Jembatan Jalan ... 37

2.21 Titik Taman Parkir Dalam Kawasan USU Kwala Bekala ... 38

2.22 Skematik Kasar Jaringan Drainase Kawasan STP USU Kwala Bekala ... 40

2.23 Skematik Jaringan Drainase Kawasan STP Kampus USU Kwala Bekala ... 40

2.24 Skematik Distribusi Listrik Kawasan STP USU Kwala Bekala ... 42

2.25 Dimensi Ketinggian Dan Jarak Antar Kursi Pada Auditorium ... 47

2.26 C.A.R.L Auditorium Di RWTH Aachen University... 48

2.27 Denah C.A.R.L Auditorium Di RWTH Aachen University ... 49

2.28 Potongan C.A.R.L Auditorium Di RWTH Aachen University ... 50

2.29 Groundplan C.A.R.L Auditorium Di RWTH Aachen University ... 50

2.30 Interior C.A.R.L Auditorium Di RWTH Aachen University... 51

2.31 Suasana Taman Parkir ... 55

2.32 Sistem Water Absorption Grass Block ... 56

2.33 Grass Block Pada Lahan Parkir... 57

2.34 Sistem Biopori ... 58

2.35 Sketsa Rencana Taman Parkir ... 59

2.36 Sketsa Potongan Taman Parkir ... 59

2.37 Potongan Jalan Arteri Dengan Resapannya ... 60

2.38 Sistem Sambungan Langsung ... 61

2.39 Skematik Sistem Tangki Tekan ... 62

(21)

2.42 Skematik Pengolahan Air Hujan (SPAH) ... 67

2.43 Sistem Pembuangan Sampah Di Kawasan STP USU Kwala Bekala .... 68

2.44 Bosco Vertical / Vertical Forest ... 69

2.45 Tumbuhan Vertikal ... 69

2.46 Konsep Vertical Forest Pada Bosco Vertical... 70

2.47 Vancouver Convention Center West ... 71

2.48 Interior Vancouver Convention Centre West ... 72

2.49 Pencahayaan Alami Pada Siang Hari DI VCCW ... 72

4.1 Batas Jalan Sekitar Site ... 79

4.2 Akses Menuju Site ... 80

4.3 Arus Kendaraan Sekitar Site ... 81

4.4 Vegetasi Sekitar Site ... 81

4.5 Arah Matahari ... 82

4.6 Arah Angin ... 82

5.1 Analisa Matahari ... 83

5.2 Analisa Angin ... 84

5.3 Analisa View ... 84

5.4 Analisa Kebisingan ... 85

5.5 Konsep Tata Letak Ruang ... 88

5.6 Analisa Gubahan Massa ... 94

5.7 Analisa Elemen Fasad ... 95

5.8 Penggunaan Bentuk Segitiga Sebagai Fasad... 95

5.9 Sistem Air Bersih ... 98

(22)

5.11 Gambar Pendistribusian Listrik ... 99 6.1 Pemakaian Kaca Low-E Pada Sebagian Bangunan ... 101 6.2 Suasana Bukaan Sebagai Penghawaan Alami Auditorium USU

Kwala Bekala ... 102 6.3 Buffer Kebisingan Dengan Pohon Dan Tanaman Pagar ... 102 6.4 Konsep Akustik Ruang ... 103 6.5 Suasana Akustik Ruang Dalam Auditorium USU Kwala Bekala ... 103 6.6 Konsep Zoning Ruang Luar ... 104 6.7 Pencapaian dan Akses Masuk ... 105 6.8 Konsep Sirkulasi Kendaraan dan Pejalan Kaki ... 105 6.9 Zoning Ruang Dalam Lantai Basement ... 106 6.10 Zoning Ruang Dalam Lantai Satu ... 106 6.11 Zoning Ruang Dalam Lantai Dua ... 107 6.12 Sirkulasi Ruang Dalam Lantai Basement ... 108 6.13 Sirkulasi Ruang Dalam Lantai Satu ... 108 6.14 Sirkulasi Ruang Dalam Lantai Dua... 109 6.15 Konsep Gubahan Massa dan Perwajahan Bangunan ... 109

(23)

DAFTAR DIAGRAM

NO HAL

6.1 Skema Konsep Air ... 111 6.2 Skema Konsep Air Limbah dan Air Hujan ... 112 6.3 Skema Konsep Listrik ... 113 6.4 Skema Konsep Penghawaan ... 113 6.5 Skema Konsep Keselamatan Bangunan ... 114

(24)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara (USU) berawal dari sebuah Yayasan Universitas Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Perubahan dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) dimulai dari dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2003 pada 11 November 2003. USU menetapkan agenda perubahan tahun 2004-2009 sebagai panduan dasar dalam perubahan untuk terwujudnya USU BHMN dengan Visi Universitas untuk Industri (University for Industry) yang memberikan kesejahteraan warga USU dan berperan sebagai agent of change bagi perubahan perkembangan juga masyarakat.

Kampus USU Padang Bulan terletak pada bagian Barat Daya kota Medan. Berjarak 7 km dari pusat kota, dengan luas 116 ha yang merupakan pusat utama kegiatan universitas. Lebih dari seratus bangunan dengan total luas lantai sebesar 133,141 m2.

Jumlah mahasiswa meningkat dari tahun ketahun yang saat ini telah mencapai ± 25.000 orang. Bila angka partisipasi USU tetap 1%, jumlah penduduk usia 19-24 tahun meningkat dan APK meningkat sampai 25%, artinya jumlah mahasiswa USU akan bertambah dengan pesat.

(25)

TAHUN 1995 2000 2005 2020

PENDUDUK (Total Juta) 22,8 25,6 27,0 24,8

APK (%) 9,6 12,8 15,0 25,0

POPULASI MAHASISWA

(Juta)

2,20 3,28 4,05 6,20

POPULASI

MAHASISWA USU

(Ribu)

22 32,8 40,5 62,0

a. Master Plan Kwala Bekala

Jika hal tersebut terus terjadi maka lahan Kampus USU Padang Bulan tidak mampu menampung kenaikan jumlah mahasiswa tersebut. Dalam hal ini, USU telah mengantisipasi dengan berupaya untuk melakukan perluasan kampus. Yang dengan bantuan beberapa pihak, kampus USU telah mendapatkan perluasan kampus di master plan Kwala Bekala dengan luas 300 ha.

Kampus USU Kwala Bekala dibagi menjadi beberapa zona antara lain : 1. Zona Akademik dan Laboratorium Terpadu

2. Zona Pendukung 3. Zona Hutan Pendidikan

4. Zona Laboratorium Hortikultura dan Kebun Bunga 5. Zona Laboratorium Peternakan

6. Zona Laboratorium Pembenihan Kelapa Sawit 7. Zona Waduk

(26)

industri-industri, khususnya industri kecil menengah berbasis inovasi melalui inkubasi dan proses spin-off disamping menyediakan layanan bagi industri dalam suatu kawasan yang disiapkan secara khusus. Berdasarkan International Association of Science Park (IASP), Taman Sains Teknologi merupakan

“sebuah organisasi yang dikelola oleh profesional khusus, tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menguatkan peran iptek dalam pembangunan ekonomi dengan mempromosikan budaya inovasi dan daya saing usaha terkait, serta lembaga-lembaga berbasis pengetahuan”.

c. Kawasan Zona Pintu Masuk (Zona Akademis)

Zona pintu masuk utama berada pada zona akademik dan laboratorium terpadu. Zona ini penting karena merupakan gerbang utama yang menggambarkan citra awal kampus USU Kwala Bekala. Zona ini dirancang dengan konsep Science & Technology Park.

Seperti yang tertuang pada Statuta USU, visi USU adalah ” Menjadi perguruan tinggi yang memiliki keunggulan akademik sebagai barometer kemajuan ilmu pengetahuan yang mampu bersaing dalam tatatarn dunia global

”. Keunggulan akademik yang dimaksud telah ditetapkan dan tertuang dalam RENSTRA USU 2015-2019 dan RJP USU 2015-2029 dijabarkan sebagai Tropical Science and Medicine, Agroindustry, Local Wisdom, Energy (sustainable), Natural Resource (biodiversity, forest, marine, tourism),

(27)

memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya industry-industri, khususnya industry kecil menengah berbasis inovasi inkubasi dan proses spin-off disamping penyediaan layanan industri bagi kawasan khusus. Pengembangan ini sesuai dengan visi dan misi Presiden RI didalam Nawa Cita ke-6 yaitu “ membangun sejumlah science and techno park di daerah, politeknik, dan SMK-SMK dengan prasarana dan sarana teknologi terkini “.

Maka berdasarkan konsep tersebut, zona pintu masuk utama dikembangkan untuk kegiatan akademis, penelitian, dan ekonomi. Adapun bangunan dengan fungsi akademis dan penelitian itu terdiri dari Pusat Penelitian dan Pendidikan, Hotel Bisnis dan Open Mall, Perpustakaan, Pusat Teknologi dan Seni serta Gedung Kuliah Bersama berbentuk Auditorium Terpadu.

Salah satu fungsi bangunan yang juga penting dalam Science dan Technology Park ini adalah Gedung Kuliah Besar/Bersama berbentuk teater (Auditorim Terpadu). Yang dengan adanya auditorium terpadu ini, maka kegiatan perkuliahan bersama dan/atau kegiatan yang memerlukan gedung untuk suatu kegiatan pada kawasan kampus USU Kwala Bekala dapat dilakukan dengan terpadu.

d. Guna Lahan Zona Pintu Masuk

Tata guna lahan pada zona pintu masuk USU Kwala Bekala diperuntukkan sebagai lahan untuk kegiatan akademis, penelitian, dan ekonomi.

Dimana guna lahan sebagai fungsi akademis dan penelitian terdiri atasa Pusat

(28)

Terpadu.

e. Gedung Kuliah Bersama Berbentuk Teater (Auditorium Terpadu) Menurut KBBI Auditorium memiliki arti sebagai bangunan atau ruangan besar yang digunakan untuk mengadakan pertemuan umum, pertunjukan, dan sebagainya.

Sehingga Auditorium didefinisikan sebagai tempat atau bangunan yang digunakan untuk pertemuan, pertunjukan, presentasi, ruang belajar, tempat hiburan, teater dan sebagainya yang membutuhkan ruangan dengan kapasitas besar.

Namun pada perencanaan perancangan Auditorium Terpadu ini diperuntukkan sebagai tempat pertemuan dengan aktifitas kegiatan sebagai ruang belajar bersama atau ruang kuliah bersama untuk mahasiswa/I Kampus USU Kwala Bekala dengan massa yang besar.

f. Konsep Perancangan

Kampus USU Kwala Bekala juga memiliki prinsip pada masterpan perencanaan dan perancangan yaitu menciptakan kampus yang hemat energi, sehat, dan ramah lingkungan. Maka dari itu fungsi bangunan yang ada di USU Kwala Bekala ini dirancang dengan menggunakan tema Arsitektur Hijau.

(29)

Auditorium Terpadu dalam Kawasan Science Techno Park di USU Kwala Bekala menggunakan tema arsitektur hijau.

1.3 Tujuan Perancangan

Merancang auditorium terpadu yang dapat mewadahi segala kegiatan perkuliahan bersama dalam jumlah besar di kampus USU Kwala Bekala dengan tema arsitektur hijau.

1.4 Sistematika Pembahasan

BAB I. PENDAHULUAN

Menjabarkan secara garis besar mengenai berbagi hal dalam perumusan perancangan yang meliputi : latar belakang, permasalahan perancangan, tujuan perancangan, manfaat perancangan, sistematika pembahasan, dan kerangka berfikir.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Menjabarkan mengenai tinjauan fungsi yang dilihat dari terminologi judul, kriteria pemilihan lokasi, deskripsi pengguna dan kegiatan, deskripsi kebutuhan ruang dan besaran ruang, persyaratan dan kriteria ruang, deskripsi pendekatan struktur, deskripsi pendekatan utilitas, studi banding proyek sejenis, dan studi banding tema sejenis.

(30)

perancangan.

BAB IV. DESKRIPSI PROYEK

Menjabarkan tentang judul proyek, luasan, batasan, serta fungsi site sekitar (eksisting).

BAB V. ANALISIS PERANCANGAN

Merupakan uraian hasil analisis kondisi site serta lingkungan sekitarnya, analisis non-fisik, analisis fungsional dan teknologi sehingga dari isu-isu tersebut kemudian didapati konsep desain untuk diterapkan pada proyek.

BAB VI. KONSEP PERANCANGAN

Merupakan keluaran atau selusi dari analisis perancangan yang dituangkan dalam bentuk konsep-konsep perancangan kemudian diterapkan pada desain sebagai pemecah masalah.

BAB VII. KESIMPULAN

Merupakan jawaban ringkas dari permasalahan perancangan

(31)
(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Fungsi 2.1.1 Terminologi Judul

Judul yang menjadi usulan proyek adalah Perancangan Auditorium Terpadu Pada Kawasan USU Kwala Bekala, mempunyai arti sebagai berikut:

a. Perancangan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Tahun 2017, Perancangan memiliki makna proses, cara, perbuatan merancang.

b. Auditorium

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Tahun 2017, Auditorium merupakan bangunan atau ruangan besar yang digunakan untuk mengadakan pertemuan umum, pertunjukan, dan sebagainya.

c. Terpadu

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Tahun 2017, Terpadu berasal dari kata padu yang memiliki arti bersatu, disatukan, digabungkan menjadi satu.

d. Kawasan

Kawasan berasal dari Bahasa Sanskerta yaitu memerintah yang artinya daerah yang memiliki ciri khas tertentu.

e. Kampus USU Kwala Bekala

Universitas Sumatera Utara (USU) adalah sebuah universitas negeri yang terletak di Kota Medan, Indonesia. Tepatnya berada pada salah satu kelurahan di kecamatan Medan Johor, Medan, Sumatera Utara, Indonesia.

(33)

Berdasarkan pengertian di atas, maka Perancangan Auditorium Terpadu Pada Kawasan USU Kwala Bekala merupakan sebuah proses desain di mana desainnya digunakan sebagai tempat pembelajaran, pertemuan, dalam jumlah besar yang di dalamnya juga terdapat berbagai fasilitas pendukung kegiatan pendidikan di Universitas Sumatera Utara Kwala Bekala. Adapun perancangan kawasan menggabungkan antara industri, perguruan tinggi, pusat riset dan pelatihan kewirausahaan.

2.1.2 Science Techno Park (STP)

Science Techno Park atau Sciencepark adalah merupakan kawasan yang menggabungkan dunia industri, perguruan tinggi, pusat riset dan pelatihan, kewirausahaan, perbankan, pemerintah pusat dan daerah dalam suatu lokasi yang memungkinkan aliran informasi dan teknologi secara lebih efisien dan cepat.

(Wikipedia, 2018).

Pengembangan Science Techno Park (STP) didasari oleh salah satu program nasional—butir ke-6 Nawacita Pemerintahan Presiden Joko Widodo yaitu membangun sejumlah science and techno park di daerah-daerah, politeknik dan SMK-SMK dengan prasarana dan sarana dengn teknologi terkini. Yang bertujuan untuk peningkatan produktifitas masyarakat dan daya saing industri di pasar global. Dan pada tahun 2015 Pemerintah telah menetapkan 100 STP dan TP yang dikelola oleh berbagai instansi Pemerintah dan juga sektor swasta.

(34)

2.1.3 Kawasan Perancangan Auditorium Terpadu Kampus USU Kwala Bekala

Kawasan perancangan Auditorium Terpadu USU Kwala BEkala dirancang dengan menerapkan konsep Science dan Techno Park (STP) yang berpotensi untuk dikembangkan. Proses perancangan kawasan untuk Auditorium Terpadu ini memiliki tinjauan dan analisa yang menhasilkan konsep kawasan STP USU Kwala Bekala.

a. Tinjauan Struktur Kota

Pada Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo tahun 2011 telah ditetapkan bahwa pada kabupaten Deli Serdang tepatnya di kawasan perkotaan Pancur Batu akan dikembangkan beberapa area-pusat kegiatan, diantaranya:

• Pusat pemerintahan kecamatan

• Pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala lokal

• Pusat pelayanan pendidikan tinggi

• Pusat pelayanan olahraga skala lokal

• Pusat pelayanan kesehatan skala lokal

• Pusat pelayanan system angkutan umum penumpang dan angkutan barang regional

• Pusat kegiatan pariwisata

• Pusat kegiatan pertemuan, pameran dan sosial budaya

(35)

Salah satu dari pusat kegiatan itu adalah pusat pelayanan pendidikan tinggi. Hal inilah yang mendasari kawasan perkotaan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang terpilih sebagai lokasi pengembangan Kampus USU yang baru.

b. Lokasi dan Pencapaian Kampus USU Kwala Bekala

Kampus USU Kwala Bekala dengan luas lahan 300 Ha ini terletak di Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, yang berjarak  7.4 km dari kampus Padang Bulan.

Gambar 2.1. Peta Lokasi Kampus USU

Dapat diakses dari Jalan Lingkungan (Perumnas Simalingkar), Jalan Jamin Ginting, atau dari Kebun Binatang Medan. Adapun batasan kawasan USU Kwala Bekala adalah sebagai berikut:

• Utara : Perumnas Simalingkar

• Timur : Kecamatan Medan Johor, Kebun Binatang Medan

• Selatan : Rumah Mbacang

(36)

• Barat : Pusat Kegiatan Kecamatan Pancur Batu Jl. Letjen Jamin Ginting, Perumahan Milala, Simpang Lau Cih

Gambar 2.2. Peta Batasan Site Kampus USU Kwala Bekala

2.1.4 Konsep Masterplan Kawasan USU Kwala Bekala

Perencanaan tata ruang tapak Kampus USU didasari dengan tujuan untuk :

• Menciptakan kampus yang dapat mengakomodasi secara optimal aktivitas civitas akademika dalam menjalankan Tridarma Perguruan Tinggi

• Menciptakan kampus sebagai lingkungan kegiatan yang sehat, indah dan ramah lingkungan.

• Menciptakan kampus sebagai kawasan yang memertinggi kulaitas fungsional dan visual kawasan sekitarnya

• Menciptakan kampus sebagai lingkungan terbangun yang sekaligus berfungsi sebagai media pembelajaran tentang kebutuhan interaksi antara manusia dan lingkungan.

(37)

Untuk memenuhi kegiatan yang ada, maka dibentuk beberapa kawasan yang memiliki fungsi bangunan berbeda-beda. Karena maka dibentuklah beberapa kawasan di mana di dalamnya terdapat berbagai fungsi bangunan yang berbeda- beda. Karena fungsi yang berbeda-beda itu maka kampus USU Kwala Bekala dibagi menjadi beberapa kawasan, diantaranya :

a. Kawasan Akademik dan Laboratorium Terpadu

Kawasan dengan lahan seluas  100 ha, yang akan menampung kegiatan akademik. Kawasan akademik menjadi kawasan utama yang mendominasi kawasan secara keseluruhan dengan intensitas kegiatan yang tinggi dan jumlah pengguna paling banyak dibanding kawasan lainnya. Penempatan zona akademik pada daerah barat yang langsung berbatasan dengan jalan masuk utama dimaksudkan untuk memudahkan aksesibilitas.

b. Kawasan Pendukung

Kawasan yang diisi oleh aktivitas pendukung akademik di luar perkuliahan dan laboratorium dengn luas 30 hektar, kawasan ini terbagi menjadi beberapa sub zona, yakni :

- Area komersil, berbentuk linear sepanjang jalan utama sampai batas gerbang utama kawasan, juga pada zona antara yang menhubungkan zona akademik dan pendukung, merupakan tipologi bangunan toko.

- Area Club House, merupakan kompleks olah raga yang dapat diakses publik. Dilengkapi fasilitas olahraga indoor maupun outdoor.Dalam

(38)

kompleks Club house ini juga terdapat gedung serbaguna dan convention hall.

- Area asrama mahasiswa berikut fasilitas umum dan fasilitas sosial, seperti rumah ibadah dan gedung serba guna.

c. Kawasan Hutan Pendidikan (Arboretum)

Kawasan Hutan Pendidikan (Arboretum) terletak di bagian selatan kampus, berdampingan dengan kawasan laboratorium terpadu. Memiliki lahan seluas  50 ha, merupakan taman hutan raya sebagai bagian dari kegiatan akademik Fakultas Kehutanan dan Pertanian yang juga dapat diakses oleh publik, baik untuk kegiatan pendidikan maupun wisata.

d. Kawasan Laboratorium Hortikultur & Kebun Bunga

Kawasan dengan luas 5 ha, merupakan fasilitas kebun bunga &

hortikultura yang dapat diakses oleh publik untuk kegiatan pendidikan dan wisata. Kawasan kebun bunga & hortikultura letaknya bersisian dengan kawasan hutan pendidikan (arboretum) dan dihubungkan dengan satu jalur sirkulasi yang kontiniu. Fasilitas yang ada di kawasan ini adalah rumah kassa, ruang pertemuan, serta sarana penunjang seperti sarana-sarana pertanian.

e. Kawasan Laboratorium Pembenihan Kelapa Sawit

Kawasan ini sebagai pusat pembenihan sawit unggul hasil keunggulan teknologi pertanian. Yang menempati lahan seluas 20 hektar, yang secara makro kawasan ini terbagi dua zona, yaitu zona perkebunan sawit untuk induk bibit unggul dan zona produksi bibit unggul berupa tipologi bangunan industri.

(39)

Yang dimana akan dilakukan proses pembibitan sampai pengepakan, sebagai produk unggul yang akan didistribusikan ke pasar. Dalam komposisi zona seluruh kawasan kampus Kwala Bekala, zona pembenihan sawit unggul ini berada di area yang paling jauh dari akses publik utama dan berada dalam zona paling privat. Ini didasari oleh pertimbangan akan persyaratan bagi perkembang biakan sawit yang membutuhkan isolasi yang cukup tinggi dari dunia luar.

f. Kawasan Laboratorium Peternakan

Kawasan peternakan direncanakan untuk pengembangan usaha peternakan sapi milik Universitas Sumatera Utara dengan luas 20 hektar.

Kawasan ini dilengkapi dengan fasilitas kandang ternak, kantor pengelola dan mess karyawan berikut rumah ibadah.

g. Waduk

Waduk yang direncanakan dalam kawasan adalah pembendungan aliran air yang masuk ke dalam dari aliran sungai kecil. Waduk akan dimanfaatkan untuk berbagai fungsi yang menunjang kegiatan pendidikan maupun publik.

Seperti dapat dimanfaatkan kegunaannya sebagai sumber pembelajaran hidrologi, perikanan serta ekologi dan pendidikan lainnya yang berkaitan denga waduk. Waduk juga merupakan elelmen lansekap yang berguna bagi kegiatan olahraga dan rekreasi. Daerah sempadan waduk juga bisa digunakan sebagai area hijau yang dibeberapa bagian dapat difungsikan sebagai taman public dan sebagiannya juga bisa difungsikan sebagai kawasan konservasi. Waduk menjadi bagian utama dalam komposisi ruang kawasan. Oleh karenanya bangunan yang ada di sepanjang waduk berorientasi dan membuka view ke arah waduk.

(40)

Gambar 2.3 Masterplan Kawasan Makro USU Kwala Bekala (Sumber: Masterplan USU Kwala Bekala)

2.1.5 Zonasi Masterplan Kampus USU Kwala Bekala STP dan Zona Pintu Masuk

Kawasan Mikro merupakan kawasan utama Science Techno Park USU Kwala Bekala. Kawasan ini difokuskan pada kawasan akademik, penelitian, dan ekonomi. Terletak tepatnya di zona pintu masuk, kawasan pendukung, dan waduk dengan total luas lahan sebesar 64.76 ha. Adapun fungsi bangunannya adalah:

a. Kawasan Pendukung:

• Pertokoan

Area pertokoan berfungsi sebagai sarana pengembangan wirausaha, termasuk produk yang telah dihasilkan dari proses penelitian.

(41)

• Pabrik

Pabrik berfungsi sebagai tempat pengolahan flora yang ada di kawasan USU Kwala Bekala dan menghasilkan produk yang dapat dijual.

• Club House/lapangan, Stadion Terbuka, Ruang Olahraga Tertutup dan Jogging Track

Selain kegiatan akademis, kegiatan olahraga juga sering dilaksanakan dan telah diakomodasi Universitas Sumatera Utara. Fasilitas Club House dimaksudkan agar aktivitas tersebut dapat dipusatkan pada satu area yang terencana dengan baik dan sistem pengelolaan yang baik pula. Club House akan terbuka untuk umum, masih di dalam kawasan kampus USU Kwala Bekala, namun tetap memiliki batas-batas area sehingga tidak mengganggu aktivitas akademis. Fasilitas olahraga seperti sepakbola, softball, lapangan basket dan sedikit area jogging juga disediakan dimaksudkan untuk mengakomodasi aktivitas civitas akademika USU dalam berolah raga.

• Gedung Serba Guna/Convention

Gedung serbaguna sangat dibutuhkan dalam suatu fasilitas kampus.

Berbagai kegiatan kampus dapat dilaksanakan, baik itu acara formal seperti wisuda, seminar atau acara hiburan dan informal seperti pameran, dan kegiatan lainnya.

• Mesjid

Merupakan fasilitas beribadah umat muslim

(42)

• Asrama

Asrama ini diperuntukkan bagi mahasiswa baru (fresh year students) dimana akan dikembangkan sistem bahwa seluruh fresh year students diwajibkan menghuni asrama mahasiswa. Asrama mahasiswa terdiri atas unit asrama putra dan unit asrama putri.

b. Kawasan Pintu Masuk:

• Pusat Pelatihan dan Pendidikan

Saat ini USU telah memiliki beberapa lembaga penelitian untuk mengakomodasi aktivitas penelitian di Universitas Sumatera Utara. Pada pengembangannya, diharapkan civitas akademika USU dapat terus meningkatkan aktvitas penelitian dan menghasilkan metode dan atau konsep keilmuan terbaru dan aplikatif. Hasil-hasil penelitian diharapkan dapat diaplikasikan bagi masyarakat sehingga sesuai dengan salah satu misi USU yaitu ”meningkatkan peranan USU dalam membina masyarakat pedesaan, melalui peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi dan mengamalkannya sesuai dengan sumber daya manusia yang tersedia ”.

• Hotel Bisnis dan Open Mall

Hotel bisnis diperuntukkan pada pengunjung yang ingin melakukan rekreasi di kawasan STP, peserta di Pusat Pelatihan Akademis, dan lain- lain. Open Mall berfungsi sebagai sarana wirausaha terkhusus pada produk yang telah dihasilkan di Pusat Pelatihan dan Pendidikan dan Pabrik.

(43)

• Gedung Kuliah Bersama (Auditorium Terpadu)

Pada kampus USU Padang Bulan gedung auditorium diperuntukkan sebagai ruang/aula kegiatan wisuda mahasiswa/I baik itu mahasiswa S1 dan S2. Sedangkan pada perencanaan kawasan Kampus USU Kwala Bekala ini Auditorium Terpadu ini diperuntukkan hanya sebagai gedung kuliah umum bersama ataupun seminar sebagai sarana penampung aktivitas pendidikan dan pembelajaran dengan jumlah massa yang banyak.

• Pusat Teknologi dan Seni

Bangunan ini memperkenalkan perkembangan teknologi dan seni yang telah dilakukan oleh USU dan terdapat juga berbagai fasilitas lain yang berhubungan dengan kedua hal di atas.

• Perpustakaan

Perpustakaan Kampus USU akan menjadi sarana pendukung aktivitas akademis mahasiswa. Selain fasilitas membaca, perpustakaan USU juga memiliki Ruang Digital dan Ruang Serbaguna. Pada perencanaan kampus USU Kwala Bekala, data-data yang ada pada Padang Bulan dapat diakses secara komputerisasi dari Kampus USU Kwala Bekala.

• Pusat Sistem Informasi

Merupakan bangunan yang berisi pengendalian data yang ada di USU Kwala Bekala.

(44)

Gambar 2.4. Masterplan Kawasan Mikro (STP) USU Kwala Bekala (Sumber: Masterplan USU Kwala Bekala)

2.1.6 Konsep Kawasan Science Techno Park USU Kwala Bekala

Konsep yang digunakan pada kawasan Science Techno Park berujuk pada konsep masterplan USU Kwala Bekala yang telah dituliskan dalam Proposal Masterplan Kampus USU Kwala Bekala. Berikut merupakan penjabarannya:

A. Rencanan Penataaan Wujud Bangunan/Citra Visual Bangunan

• Citra dasar bangunan adalah arsitektur tropis dengan ciri utama elemen

(45)

• Di setiap zona citra arsitektur tropis diterjemahkan dalam sub tema yang berbeda untuk memberikan orientasi ruang bagi pengguna.

Untuk perencanaan auditorium terpadu menerapkan pencerminan bangunan (massa bangunan yang sama/kembar), sehingga pada perancangan menggunakan bahan finishing (cat/material) yang sama serta entrance atau bukaan yang sama.

a. Ruang Terbuka

• Ruang terbuka pada kampus USU Kwala Bekala terdiri dari (1) ruang terbuka konservasi berupa kawasan hutan buatan (2) ruang terbuka public, terdiri dari: pedestrian, plaza, parkir, ruang terbuka antar bangunan

• Hirarki ruang terbuka publik berturut-turut: (1) plaza utama kawasan (2) plaza penyatu cluster dalam zona (3) ruang terbuka antar bangunan penyatu bangunan dalam cluster (4) ruang terbuka di dalam satu masa bangunan (inner court)

• Plaza ditempatkan pada ujung vista, daerah orientasi bangunan dengan organisasi terpusat, dan area penyatu beberapa cluster bangunan

• Plaza utama berada pada zona pintu masuk utama, berada di ujung vista dari main gate dengan gedung Wisma Bekala sebagai background-nya.

Plaza utama ini merupakan area publik dengan citra waterfront.

(46)

Gambar 2.5. Konsep Plaza Waterfront (Sumber: Google)

• Plaza ditempatkan di antara beberapa kelompok bangunan sebagai salah satu generator aktivitas di ruang terbuka, orientasi dan titik kontrol bagi pejalan kaki.

Gambar 2.6. Plaza yang menyatukan beberapa bangunan (Sumber: Google)

• Plaza juga menjadi tempat untuk memungkinkan citra visual massa bangunan dapat tertangkap oleh pandangan pengamat, terutama untuk bangunan-bangunan landmark

• Plaza penyatu beberapa cluster dan ruang terbuka penyatu antar bangunan ditata dalam skala akrab bagi pengguna dengan pola perkerasan, tata vegetasi dan subdivision yang diisi dengan bangunan fungsi publik

(47)

(mushola, kantin) atau perabot ruang terbuka (gazebo, shelter, outdoor siting).

Untuk perencanaan ruang terbuka pada perancangan auditorium terpadu ini diperuntukkan sebagai ruang terbuka public untuk pedestrian, plaza, parkir, dan ruang terbuka antar bangunan. Plaza yang ada juga digunakan sebagai penyatu cluster pada zona perancangan dan ruang terbuka antar bangunan sebagai penyatu bangunan dalam cluster.

Gambar 2.7. Peta Penzoningan ruang terbuka pada kawasan Kampus USU Kwala Bekala (Sumber: Masterplan USU Kwala Bekala)

(48)

b. Tata Vegetasi

• Pengubahan tata guna lahan eksisting yang semula merupakan kebun sawit menjadi kawasan kampus membutuhkan perencanaan yang berorientasi kepada pelestarian ekologi, salah satunya dengan mengintegrasikan vegetasi sebagai elemen lanskap yang utama.

Gambar 2.8. Kondisi Eksisting Site Kawasan (Sumber: Data Pribadi)

• Komunitas orang pada tahun 2020 di Kampus USU Kwala Bekala akan membawa dampak meningkatnya polusi udara, terutama oleh kegiatan transportasi serta meningkatnya suhu mikro karena bertambahnya lahan terbangun dan struktur fisik lainnya. Masalah ini harus diantisipasi dengan perencanaan tata vegetasi yang tidak sekedar menjadi elemen estetika tapak, tapi dapat dimanfaatkan sebagai pengendali suhu mikro, kualitas udara dan daur hidrologi, terutama di dalam kawasan kampus

• Koefisien dasar bangunan rata-rata seluruh kawasan 30 %. Lahan yang tidak terbangun dimanfaatkan semaksimal mungkin sebagai ruang terbuka hijau.

(49)

• Tanaman dan hutan buatan tropis direncanakan menjadi salah satu elemen yang cukup kuat dalam membentuk citra kawasan sebagai ”kampus ekologis”. Kehidupan alam liar yang ada di dalamnya dilindungi dan tidak diizinkan untuk dirusak.

• Perencanaan kenyamanan sebagai tujuan penting dalam setiap perencangan arsitektur, baik lanskap maupun dalam bangunan, mengutamakan sistem alamiah, dan dimulai dengan perencanaan tanaman pada ruang luar (tapak)

• Perencanaan vegetasi didasarkan kepada fungsi tanaman untuk pengendalian iklim mikro dan daur hidrologi, buffer debu, kebisingan dan polutan, serta fungsi-fungsi yang bersifat estetika visual

• Vegetasi sebagai green belt pada daerah konservasi,yaitu pada area 15-50 meter di sepanjang sisi waduk/sungai.Dalam zona ini, keberadaan tanaman dimaksudkan lebih kepada tujuan ekologis, seperti pengendali suhu mikro, pengendali hidrologi, pengendali erosi, habitat satwa, buffer debu dan polutan. Tanaman dalam zona ini direncanakan permanen, dan tanahnya tidak diizinkan dibuka untuk perluasan bangunan fisik. Adapun jenis tanaman yang dapat digunakan beberapanya adalah: bunga soka, bunga bahagia, pisang-pisangan, pumbago, dan pedang-pedangan.

(50)

Gambar 2.9. Suasana Penghijauan di Sekitar Waduk dan Di Pinggir Pedestrian (Sumber: Google)

• Setiap ruang terbuka direncanakan sebagai ruang terbuka hijau yang memenuhi kriteria jenis hutan kota. Penerapan ruang terbuka hijau ini direncanakan pada kawasan sempadan sungai, kawasan parkir, area duduk, dan kawasan konservasi.

• Sepanjang jalur sirkulasi kendaraan roda empat akan ditempatkan tanaman yang berfungsi sebagai peneduh pedestrian, buffer untuk penyerap debu dan polutan serta mereduksi kebisingan untuk mendukung kenyamanan fisik di area sekitar dan di dalam bangunan

Gambar 2.10. Peletakan Tanaman Pinggir Jalan (Sumber: Masterplan USU Kwala Bekala)

(51)

• Sepanjang jalur parkir kendaraan roda empat ditempatkan tanaman berkanopi yang cukup untuk meneduhi kendaraan yang diparkir di bawahnya.

• Sepanjang jalur pedestrian di jalur sirkulasi kendaraan bermotor dan jalur khusus pedestrian ditempatkan tanaman untuk peneduh. Susunan tanaman perdu di jalur ini direncanakan sebagai elemen estetika visual.

• Taman estetika visual direncanakan untuk memperindah view di jalur pedestrian dan ruang-ruang terbuka.

• Arboretum sebagai zona yang paling banyak didominasi oleh tanaman merupakan kawasan hijau utama yang sekaligus menjadi kawasan konservasi. Pembangunan bangunan fisik di kawasan ini sangat terbatas, terutama hanya mengisi sub zona rekreasi yang bersifat publik.

Gambar 2.11. Peta Penzoningan tata vegetasi pada kawasan Kampus USU Kwala Bekala (Sumber: Masterplan USU Kwala Bekala)

(52)

B. Rencana Sistem Pergerakan a. Aksesbilitas

• Akses utama kawasan berada pada zona akademik, berupa boulevard dengan jalur terbatas bagi kendaraan umum dan kendaraan roda empat lainnya. Sebagai pintu masuk utama (main gate) dalam kawasan, jalan utama ini didefinisikan oleh bangunan berlantai dua atau tiga di kiri dan kanannya, dengan fungsi Pusat Penelitian dan Pendidikan. Konsep ini menerapkan bagian jalan langsung dihubungkan dengan pedestrian ke bangunan. Parkir ditempatkan di bagian belakang bangunan. Dengan demikian, bangunan akan memiliki dua akses dan wajah, depan dan belakang. Ujung akses utama terdapat plaza utama yang akan mengantarkan pengunjung kepada water basin serupa danau dengan bangunan Wisma Bekala sebagai landmark di ujung vista. Tujuannya terutama menyangkut faktor skala ruang yang mendukung kenyamanan dan keamanan aktivitas manusia pengguna.

• Akses dengan kendaraan umum melalui jalan utama kampus di periferi sisi barat dan selatan kampus. Terdapat beberapa titik perhentian angkutan umum di periferi ini yang langsung berhubungan dengan unit fungsi di dalam blok

• Di depan stadion ditempatkan plaza dan bus stop di mana angkutan umum dapat menurunkan penumpang (drop in). Di sekitar terminal kampus ini juga ditempatkan shuttle bus yang akan mengantarkan pengunjung mencapai unit-unit fungsi di dalam kawasan.

(53)

• Akses setiap zona melalui jalan kolektor kampus. Titik perhentian/halte shuttle bus menyebar di setiap zona dengan pertimbangan jarak dari titik perhentian ke unit fungsi di dekatnya tidak lebih dari 300 meter atau sekitar 10 menit berjalan kaki.

Gambar 2.12. Peta Jalan Masuk USU Kwala Bekala (Sumber: Masterplan USU Kwala Bekala)

(54)

Gambar 2.13. Rencana Sistem Transportasi (Sumber: Masterplan USU Kwala Bekala) b. Pedestrian

• Dalam Master Plan kampus USU Kwala Bekala diterapkan konsep pedestrianisasi. Kendaraan bermotor hanya dapat mengakses jalur terbatas pada periferi setiap zona. Di dalam unit zona hanya dapat dilalui oleh pejalan kaki.

• Di dalam master plan kampus USU Kwala Bekala Hirarki Pedestrian didasarkan kepada Tata Guna Lahan dan Bangunan dengan lebar pedestrian yang bervariasi : area boulevard utama 5 meter, di dalam blok 6 meter, dan di tepi jalan kolektor 3 meter.

(55)

• Setiap bangunan langsung dapat diakses oleh pejalan kaki, dengan mendekatkan bangunan ke pedestrian di sekitarnya. Parkir tidak ditempatkan sebagai buffer antara bangunan dan jalan, tetapi ditempatkan di belakang bangunan atau pada kantong parkir di dekat titik transit.

• Pedestrian di kampus USU Kwala Bekala direncanakan sebagai salah satu ruang publik yang menjadi ruang sosial dan generator aktivitas publik bagi lingkungan sekitarnya, sekaligus menjadi ruang kontrol dalam lingkungannya.

Gambar 2.14. Konsep Pedestrian di Kampus USU Kwala Bekala

(Sumber: Google)

• Untuk mencapai keberhasilan pedestrian sebagai ruang publik dan titik kontrol, maka di sepanjang jalur pedestrian ditempatkan street furniture dengan tema-tema tertentu untuk memberikan ciri khas suatu kawasan dan memeberikan suasana yang menyenagkan bagi pejalan kaki. Beberapa titik pada jalur pedestrian juga ditempatkan pedagang kaki lima terbatas.

Bangunan yang didekatkan ke pedestrian dan pedagang kaki lima akan

(56)

menciptakan ruang yang idup oleh aktivitas, sehingga berfungsi sebagai pendukung untuk menciptakan rasa aman bagi pejalan kaki.

• Jalur pejalan kaki terpisah secara jelas dengan jalur kendaraan bermotor.

Di antara jalur pedestrian dan jalur kendaraan bermotor ditempatkan buffer berupa area hijau. Pepohonan di area hijau sekaligus berfungsi sebagai peneduh bagi pejalan kaki.

• Pedestrian antar blok dalam satu zona dihubungkan dengan skybridge atau jalur bawah tanah, untuk melindungi pejalan kaki dari panas dan hujan.

• Jalur pedestrian direncanakan agar efisien, merupakan jalan tersingkat menuju blok bangunan, sehingga direncanakan berbentuk lurus atau kurva.

• Bentuk jalur pedestrian dapat merupakan bagian dan bangunan (teras bangunan), melintasi bangunan atau menembus bangunan.

• Untuk kenyamanan pejalan kaki pedestrian direncanakan secara bertahap, dengan pola perkerasan yang menarik, cukup lebar (minimal 3 m), dengan landscaping yang memberikan suasana yang menyenangkan.

(57)

Gambar 2.15. Peta jalur pedestrian (Sumber: Masterplan USU Kwala Bekala)

Gambar 2.16. Titik Peletakkan Jalur Penghubung Bangunan (Sumber: Data Pribadi)

c. Jalan

• Jalan Arteri: jalan lingkar luar kampus yang menghubungkan Kampus USU Kwala Bekala dengan bagian-bagian kota yang lain

• Jalan Kolektor adalah jalan utama di dalam kampus yang terbagi menjadi:

(58)

- Kolektor Primer : jalan masuk utama/main boulevard sebagai pusat/jalur pergerakan

- Kolektor Sekunder : menghubungkan zona-zona - Jalan Lingkungan : jalan di dalam zona

• Jalan kendaraan terdiri dari jalan arteri pada periferi barat dan selatan kampus dan jalan kolektor di dalam kampus yang menghubungkan setiap zona.

• Proporsi jalan kendaraan lebih kecil dibanding pejalan kaki. Jalan lingkungan direncanakan bertekstur dengan elemen lanskap yang rimbun untuk membatasi kecepatan kendaraan bermotor.

Gambar 2.17. Peta Jaringan Jalan (Sumber: Masterplan USU Kwala Bekala)

(59)

d. Jembatan

Pembangunan jembatan pada Kawasan Kampus USU Bekala juga merupakan suatu hal yang sangat penting, mengingat pada lokasi Kawasan Kampus USU Bekala ini terdapat aliran sungai yang pada perencanaan master plan kampus akan dimanfaatkan sebagai waduk.

Gambar 2.18. Peta Peletakan Jembatan (Sumber: Masterplan USU Kwala Bekala)

Adapun jembatan yang terdapat di kawasan STP USU Kwala Bekala adalah:

• Jembatan Pedestrian: Merupakan jembatan yang menghubungkan jalur pedestrian yang terhalang oleh waduk

(60)

Gambar 2.19. Potongan Jembaran Pedestrian (Sumber: Buku RTBL USU Kwala Bekala)

• Jembatan Jalan: Merupakan jembatan yang menghubungkan jalur arteri yang terhalang oleh waduk

Gambar 2.20. Potongan Jembatan Jalan (Sumber: Buku RTBL USU Kwala Bekala)

(61)

e. Parkir

• Parkir pada kampus USU Kwala Bekala adalah parkir di luar bangunan

• Citra parkir lebih kepada ”taman parkir” daripada ”lapangan parkir”.

Parkir sekaligus berfungsi sebagai ruang terbuka hijau, dengan tata vegetasi peneduh dan perkerasan yang memungkinkan penyerapan air.

• Parkir dapat berbentuk (1) parkir di dalam blok dan (2) parkir di periferi jalan

• Kantong parkir diatur dalam jarak tempuh maksimal 10 menit bagi pejalan kaki ke blok bangunan terdekat, sehingga ditempatkan menyebar di periferi setiap zona

Gambar 2.21. Titik taman parkir dalam kawasan kampus USU Kwala Bekala (Sumber: Masterplan USU Kwala Bekala

(62)

f. Drainase

Prinsip drainase pada kawasan STP Kampus USU Kwala Bekala yang perlu disediakan adalah sistem pembuangan air hujan dan sistem pembuangan air limbah.

Prinsip pembuangan air hujan pada Kampus Bekala adalah sebagai berikut :

• Sistem saluran adalah tertutup, yang pada beberapa ruas tutupnya dapat dibuka.

• Sistem drainage dibuat sependek mungkin, dengan tujuan pengaliran adalah daerah danau.

• Seminimal mungkin berpotongan dengan sistim air bersih dan jaringan utilitas

• Seluruh drainase jalan yang berada di sepanjang koridor luar areal Kapus Bekala dialirkan juga malalui culvert menuju sistem drainage yang terdapat di dalam kampus.

Adapun untuk sistem Air Limbah adalah sebagai berikut:

• Saluran yang ada merupakan saluran tertutup

• Kedalaman saluran ini saat percabangan dengan saluran drainase air hujan adalah berada dibagian bawah

• Pada jarak-jarak tertentu dibuat manhole sebagai tempat pemeliharaan saluran tesebut.

• Terminal akhir dari buangan air limbah adalah instalasi IPAL (Inatalasi Pengolahan Air Limbah), dimana hasil akhir berupa sampah akan dibuang

(63)

• Letak IPAL berada di tengah site

Gambar 2.22. Skematik Kasar Jaringan Drainase Kawasan STP USU Kwala Bekala (Sumber: Buku RTBL USU Kwala Bekala)

Gambar 2.23. Skematik Jaringan Drainase Kawasan STP Kampus USU Kwala Bekala (Sumber: Data Pribadi)

(64)

g. Listrik

Sistem distribusi didalam kampus akan menggunakan installasi dibawah tanah sehingga penampilan lansekap tidak terganggu oleh adanya tiang-tiang listrik seperti halnya yang umumnya terlihat di kota Medan.

Untuk daya masuk utama PLN akan menarik kabel utama dengan tegangan menengah (20.000V) masuk ke gardu utama. Gardu utama ini berfungsi untuk memutus dan menyambung arus dan tempat meletakan meteran listrik. Didalamnya terdapat juga trafo (step down) yang menurunkan tegangan sebagian daya listrik menjadi 220V yang arusnya akan dimanfaatkan untuk kebutuhan penerangan luar disekitar gardu. Untuk penerangan luar ini biaya listriknya dimasukan kedalam beban penerangan jalan umum yang dibiayai dari pajak penerangan jalan sesuai ketentuan yang berlaku.

Dari gardu utama listrik akan dialirkan ke gardu-gardu distribusi, dimana didalam gardu distribusi terdapat trafo (stepdown) yang akan menurunkan tegangan listrik menjadi 220V yang selanjutnya dialirkan ke bangunan dan titik- titik pemakaian. Panel distribusi untuk bangunan dan kelompok bangunan terdapat pada gardu distribusi ini. Khusus untuk bangunan dengan daya listrik besar seperti Convention center, stadion olahraga, gedung olahraga, gedung serbaguna, masing-masing mempunyai trafo sendiri sehingga listrik menuju gedung-gedung tersebut masih menggunakan tegangan menengah.

(65)

Untuk bangunan-bangunan atau kelompok bangunan yang membutuhkan tenaga cadangan maka disediakan genset untuk masing-masing bangunan atau kelompok bangunan tersebut.

Sistem kabel utama dibuat secara interkoneksi dimana jalur utama pada jalur utilitas utama dibuat tertutup, dengan demikian dapat dilakukan pengaturan daya secara fleksibel. Hal ini memudahkan untuk dilakukannya perubahan dan perbaikan jaringan.

Gambar 2.24. Skematik Distribusi Listrik Kawasan STP USU Kwala Bekala (Sumber: Masterplan USU Kwala Bekala)

2.1.7 Auditorium A. Definisi Auditorium

Menurut KBBI Auditorium memiliki arti sebagai bangunan atau ruangan besar yang digunakan untuk mengadakan pertemuan umum, pertunjukan, dan sebagainya.

(66)

Berdasarkan Wikipedia Auditorium adalah ruangan yang dibangun untuk memungkinkan penonton mendengar dan menonton pertunjukan seperti teater.

Auditorium dapat digunakan sebagai tempat hiburan, ruang komunitas, dan teater, dan dapat juga sebagai tempat latihan, presentasi, produksi seni pertunjukan, atau sebagai ruang belajar.

Jadi secara keseluruhan Auditorium adalah merupakan tempat atau bangunan yang digunakan sebagai tempat pertemuan, pertunjukan, presentasi, ruang belajar, tempat hiburan, teater dan sebagainya yang membutuhkan ruangan dengan kapasitas besar. Namun pada perencanaan perancangan Auditorium Terpadu ini diperuntukkan sebagai tempat pertemuan dengan aktifitas kegiatan sebagai ruang belajar bersama atau ruang kuliah bersama untuk mahasiswa/i Kampus USU Kwala Bekala dengan massa yang besar.

B. Jenis Auditorium

Berdasarkan jenis aktivitas yang dapat berlangsung di dalamnya, menurut Mediastika (2005) Auditorium dibedakan menjadi :

a. Auditorium untuk pertemuan.

Adalah Auditorium dengan aktivitas utama percakapan (speech): seperti untuk seminar, konferensi, rapat besar dan lain-lain.

b. Auditorium untuk pertunjukan seni.

Adalah Auditorium dengan aktivitas utama sajian kesenian, seperti seni musik, dan lain-lain. Secara akustik, jenis auditorium ini masih dapat dibedakan

(67)

lagi menjadi auditorium yang menampung aktivitas musik saja dan yang menampung aktivitas musik sekaligus gerak.

c. Auditorium multifungsi.

Auditorium yang tidak dirancang secara khusus untuk fungsi percakapan atau musik, namun sengaja dirancang untuk berbagi keperluan tersebut, termasuk pameran produk, perhelatan pernikahan, ulang tahun dan lain-lain.

Sedangkan menurut Wisnu Haryono (1997), Auditorium menurut fungsi terbagi menjadi :

a. Auditorium Frontal Tetap

Adalah Auditorium yang paling banyak digunakan, tidak dapat berubah dengan mudah, dan dapat dipakai secara umum untuk proyek teater.

b. Auditorium Frontal Semi Fleksibel

Adalah Auditorium yang dapat dirubah komposisi tempat duduknya dan terbatas, berbentuk amphiteater dengan galeri yang berfungsi menjadi orchestra pit atau panggung tambahan.

c. Auditorium Konvertibel

Adalah Auditorium yang memiliki kemampuan berbagai macam konfigurasi auditorium dan panggung yang disesuaikan dengan suatu pertunjukan.

d. Auditorium Bebas

Adalah Auditorium yang memberikan kebebasan kepada pemakai/pengguna untuk mengatur sendiri fungsi auditoriumnya. Biasanya ditujukan bagi fasilitas auditorium sekolah yang berupa ruang kosong.

(68)

e. Teater Outdoor

Adalah Auditorium yang berbentuk menyerupai bentuk teater klasik.

Menyatukan penonton, pemain, dan alam di lingkungan sekitar.

Untuk perencanaan perancangan Auditorium Terpadu USU Kwala Bekala ini berdasarkan aktivitas digolongkan kedalam jenis auditorium untuk pertemuan dimana auditorium memiliki aktivitas utamanya adalah percakapan (speech). Sedangkan berdasarkan fungsinya Auditorium Terpadu ini memilliki gabungan antara auditorium frontal tetap dengan teater outdoor dikarenakan kondisi tempat yang tidak dapat lagi diubah serta kondisi auditorium yang seperti teater, hanya saja berada didalam ruangan (indoor).

C. Tujuan dan Fungsi Auditorium Terpadu

Tujuan dan fungsi dari auditorium terpadu ini adalah sebagai tempat untuk keperluan kegiatan perkuliahan umum dengan jumlah massa yang besar.

Seperti kegiatan perkuliahan umum. Yang menggunakan Multimedia Projector, Overhead Projector dan sebagainya sebagai pendukung kegiatan.

D. Kriteria Pemilihan Lokasi

Kriteria pemilihan lokasi yaitu berdasarkan peruntukan lahan untuk fungsi Auditorium pada Masterplan Kampus USU Kwala Bekala, yaitu pada zona pintu masuk.

(69)

2.1.8 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan A. Deskripsi Pengguna

• Mahasiswa

Menurut Siswoyo (2007) mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi.

• Dosen / Pengajar

Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Wikipedia).

• Tenaga Pengelola Auditorium - Pimpinan

Pihak yang memimpin dan mengatur sistem auditorium - Pekerja Teknis

Pekerja yang melakukan kegiatan operasional demi terjalannya kegiatan penggunaan auditorium dengan baik dan benar.

• Tenaga Servis - Kebersihan

Pihak yang merawat kebersihan gedung auditorium - Keamanan

Pihak yang menjaga keamanan gedung auditorium

(70)

- Utilitas

Pihak yang merawat utilitas gedung auditorium.

B. Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang

Berdasarkan standar kebutuhan ruang auditorium untuk perkuliahan dalam skala besar, harus memiliki :

• 100 sampai dengan 800 tempat duduk

• Dengan ketinggian lantai minimal 3,5 meter

• Barisan kursi yang dibuat menanjak.

• Kebutuhan tempat duduk setiap mahasiswa adalah 70 x 65 cm

• Memiliki ruang penyimpanan, pemeliharaan, servis dan area membaca atau diskusi.

Adapun berikut merupakan contoh penyusunan posisi tempat duduk pengguna Auditorium :

Gambar 2.25. Dimensi ketinggian dan jarak antar kursi pada Auditorium (Sumber: Neufert Data Arsitek Jilid 1)

(71)

C. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Berdasarkan Neufert kriteria ruang yang harus dimiliki oleh auditorium antara lain :

• Memposisikan kondisi ruang yang menajak untuk kemudahan dalam melakukan kegiatan perkuliahan

• Memiliki kursi dan meja yang saling berhubungan.

• Menerapkan sumber bunyi yang dapat menjangkau pendengar.

• Terdapat ruang penyimpanan atau ruang persiapan serta ruang servis dan area baca/diskusi untuk mahasiswa.

2.1.9 Studi Literatur Arsitektur dengan Fungsi Sejenis A. C.A.R.L. Auditorium di RWTH Aachen University

Gambar 2.26 C.A.R.L Auditorium Aechen University

(Sumber : Archdaily.com)

C.A.R.L auditorium dibangun pada tahun 2017 oleh arsitek Schmidt Hammer Lassen dan partner. Berlokasi di Aachen, Jerman. Dengan luas bangunan 14000 m2.

(72)

Desain dari Schmidt Hammer Lassen pada auditorium ini mempunyai tujuan untuk pengembangan dari RWTH Aachen University dengan menambahkan lebih dari 280.000 m² ruang tambahan ke kampus, yang dimana Aachen University merupakan salah satu kampus penelitian terbesar di Eropa

Aachen University berfokus pada pendidikan yang menerapkan pemahaman lebih terhadap pembelajaran sains dan penekatan humanis yang berfokus pada skala manusia. Letak dari auditorium The C.A.R.L. berada pada titik pertemuan Kampus Mitte dan Kampus Barat.

Gambar 2.27 Denah C.A.R.L Auditorium Aachen University

(Sumber : Archdaily.com

(73)

Gambar 2.28 Potongan C.A.R.L Auditorium Aachen University

(Sumber : Archdaily.com)

Gambar 2.29 Groundplan C.A.R.L Auditorium Aachen University

(Sumber : Archdaily.com)

(74)

Menerapkan konsep hijau disekitarnya, dengan plaza sebagai ruang interaksi. Terdiri dari dua massa bangunan yang disatukan oleh atrium yang sejuk dan transparan memotong bangunan. Atrium besar berfungsi mengintegrasi beberapa ruang informal dengan berbagai ukuran untuk membentuk bujur sangkar dan teras untuk kegiatan sosial dan berbagi pengetahuan.

Gambar 2.30 Interior C.A.R.L Auditorium Aachen University

(Sumber : Archdaily.com)

C.A.R.L Auditorium memiliki konsep utama desain yaitu " perbedaan antara auditorium yang pada dasarnya introvert dan zona sirkulasi sosial yang dinamis dan terbuka yang akan menghubungkan auditorium. Dua tangga besar dan jembatan penghubung akan menjadi titik untuk 'bertemu dan menyapa'

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

2) dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan yang didasarkan pada ketersediaan sumber daya.. Pelaksanaan kegiatan satuan pendidikan nonformal berdasarkan rencana yang

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Bantul Nomor 30 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa Setiap Desa Kabupaten Bantul Tahun

Pemerintah provinsi berkoordinasi dengan kantor wilayah departemen agama provinsi dalam pelaksanaan rencana, fasilitasi, asistensi, dan advokasi program wajib

Setiap Pemegang saham public DVLA yang secara tegas memberikan suara tidak setuju atas rencana Penggabungan Usaha pada saat RUPSLB DVLA dan bermaksud untuk

Jika masih ada yang tidak lulus untuk ke-3 kalinya atau lewat masa sidang skripsi mahasiswa belum juga lulus (baru sidang ke-1 atau ke-2) maka mahasiswa tersebut dianggap

Kertas karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non- Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu

Etanol yang diproduksi dan dipasarkan maksimum berkadar 95-96%, karena pada rentang kadar 95-96% terjadi peristiwa yang disebut azeotrop, yaitu kondisi pada saat