1. Pengaruh Pembiayaan Jual Beli terhadap Profitabilitas Bank
Rivai dan Arviyan (2010) menyatakan bahwa prinsip jual beli dilaksanakan karena adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda. Tingkat keuntungan bank ditetapkan di muka dan menjadi bagian atas harga barang yang diperjualbelikan.
Pembiayaan dengan prinsip jual beli pada bank syariah dilakukan melalui akad murabahah, salam, dan istishna’. Pengelolaan pembiayaan jual beli yang merupakan salah satu komponen penyusun aset terbesar pada perbankan syariah yang akan menghasilkan pendapatan berupa margin/mark up. Dengan diperolehnya pendapatan mark up tersebut, maka akan mempengaruhi besarnya laba yang akan diperoleh bank syariah. Serta pada akhirnya mampu mempengaruhi peningkatan profitabilitas yang tercermin dari ROA (Return on Assets).
Bukti empiris dari Wicaksana (2011, dalam Aulia dan Ridha) menunjukkan bahwa semakin tinggi pembiayaan murabahah yang merupakan salah satu jenis pembiayaan jual beli, maka semakin tinggi profitabilitas bank umum syariah yang diproksikan dengan ROA (Return on Assets). Sedangkan menurut Maya (2009 dalam Aulia dan Ridha) menunjukkan baawa semakin tinggi pembiayaan murabahah yang merupakan salah satu jenis pembiayaan jual beli, maka semakin kecil profitabilitas bank umum syariah yang diproksikan dengan net profit margin dan gross profit margin.
Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian terdahulu, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Pembiayaan jual beli berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank umum syariah.
2. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil terhadap Profitabilitas Bank
Bukti empiris dari Wicaksana (2011, dalam Aulia dan Ridha) menunjukkan bahwa semakin tinggi pembiayaan mudharabah dan musyarakah maka semakin
tinggi profitabilitas bank umum syariah yang diproksikan dengan ROA (Return on Assets). Sedangkan menurut Maya (2009 dalam Aulia dan Ridha) menunjukkan bahwa semakin tinggi pembiayaan mudharabah dan musyarakah maka semakin rendah profitabilitas bank umum syariah yang diproksikan dengan net profit margin dan gross profit margin.
Pembiayaan bagi hasil berpengaruh positif terhadap profitabilitas yang dihitung dengan Return On Asset (ROA). Semakin tinggi pembiayaan bagi hasil akan meningkatkan nisbah bagi hasil yang kemudian akan mempengaruhi tingginya Return On Asset (ROA). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pembiayaan bagi hasil maka akan semakin tinggi pula profitabilitas bank umum syariah yang dihitung dengan Return On Asset (ROA). Hal ini didukung oleh penelitian Whendi Prasetyo (2011), yang dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa semakin besar pembiayaan bagi hasil maka semakin besar pula laba yang diperoleh, sehingga akan meningkatkan Return On Asset (ROA).
Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian terdahulu, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Pembiayaan bagi hasil berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank umum syariah.
3. Pengaruh Pembiayaan Sewa terhadap Profitabilitas Bank
Penelitian Indriani (2014) menyebutkan bahwa dari fungsi keuntungan Cobb-Dauglas menunjukkan bahwa fungsi tersebut dapat memaksimumkan keuntungan yang ditunjukkan dengan garis singgung positif (ke kanan).
Sedangkan dari hasil di atas diperoleh bahwa variabel pendapatan pembiayaan
mudharabah, musyarakah, murbahah, dan ijarah memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pendapatan pembiayaan-pembiayaan tersebut tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank umum syariah.
Veithzal dan Arviyan (2010), menyatakan bahwa pada umumnya bank syariah lebih banyak melaksanakan financing lease with option atau ijarah muntahiyah bit-tamlik (IMBT). Hal tersebut dikarenakan dengan menerapkan sistem pembiayaan ini lebih sederhana dari sisi pembukuan dan bank tidak perlu direpotkan oleh beban pemeliharaan asset atas barang yang disewakan.
Pendapatan yang diperoleh oleh bank atas pembiayaan sewa akan mempengaruhi besarnya laba bank yang bersangkutan, yang kemudian akan mempengaruhi Return On Asset (ROA).
Pembiayaan sewa berpengaruh positif terhadap profitabilitas yang dihitung dengan Return On Asset (ROA). Tingginya pembiayaan sewa akan menghasilkan margin pendapatan yang kemudian akan meningkatkan Return On Asset (ROA).
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pembiayaan sewa maka akan semakin tinggi pula profitabilitas bank umum syariah yang dihitung dengan Return On Asset (ROA). Hal ini didukung dengan penelitian Yulianti (2013) yang menunjukkan hasil bahwa pembiayaan ijarah berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) pada perbankan syariah di Indonesia.
Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian terdahulu, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3: Pembiayaan sewa ijarah berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank umum syariah.
4. Pengaruh Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Non Performing Financing (NPF) adalah suatu keadaan di mana nasabah sudah tidak sanggup lagi membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikan. Bukti empiris dari penelitian Santoro (2011 dalam Aulia dan Ridha) dan Nainggolan (2010 dalam Aulia dan Ridha), menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio NPF maka akan semakin tinggi profitabilitas bank umum syariah yang diproksikan dengan ROA (Return on Assets). Sedangkan penelitian Adyani (2011 dalam Aulia dan Ridha) menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio NPF maka akan semakin rendah profitabilitas bank umum syariah yang diproksikan dengan ROA (Return on Assets).
Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank umum syariah yang dihitung dengan Return On Asset (ROA).
Semakin besar rasio Non Performing Financing (NPF) suatu bank maka semakin banyak pembiayaan bermasalah, atau dengan kata lain mengindikasikan semakin tingginya risiko pembiayaan seperti pembiayaan macet, tingginya risiko pembiayaan tersebut kemudian akan mempengaruhi menurunnya Return On Asset (ROA). Begitu juga sebaliknya, semakin rendah rasio Non Performing Financing (NPF) suatu bank maka mengindikasikan rendahnya risiko pembiayaan yang kemudian akan mempengaruhi meningkatnya Return On Asset (ROA).
Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian terdahulu, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4: Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap profitabilitas bank umum syariah.
Berdasarkan teori yang dikemukakan di atas maka dapat dibuat rerangka pemikiran yang ditunjukkan pada gambar sebagai berikut:
Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran
Sumber: Aluisius Wishnu Nugroho (2011), Aulia Fuad Rahman dan Ridha Rochmanika (2012), dan Yulianti (2013)
Pembiayaan Jual Beli
Pembiayaan Bagi Hasil
Pembiayaan Sewa
Non Performing Financing (NFP)
Profitabilitas Bank H1
H2
H3
H4