• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KOPERASI SIMPAN PINJAM DALAM PERSPEKTIF

C. Respon Anggota Tentang Koperasi Simpan Pinjam

BAB IV:

Perspektif Undang-Undang No 25 Tahun 1992 terhadap praktek simpan pinjam bergilir “Hati Ratu” di Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang

BAB V:

Penutup yang merupakan kesimpulan dan saran-saran mengenai persoalan yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya. Kemudian pada bagian akhir dari skripsi adalah daftar pustaka dan lampiran- lampiran.

BAB II

KOPERASI SIMPAN PINJAM DALAM UNDANG-UNDANG KOPERASI

A. Sejarah Koperasi Indonesia

Gerakan koperasi timbul karena adanya inspirasi dari para pembaharu sosial pada abad ke-14 di Eropa. Perkembangan koperasi mengalami tiga masa periode, yaitu:

a. Periode Penjajahan Belanda 1) Masa tahun 1896-1908

Masa ini merupakan titik awal dikenalnya koperasi di bumi Indonesia ini. Pada tahun 1896 seorang Pamong Praja bernama R. Aria Wiria Atmaja di Purwokerto merintis sebuah Bank Simpanan

(Hulp Spaarbank) dengan tujuan untuk menolong para pegawai negeri yang terjerat tindakan soal riba dari kaum lintah darat. Usahanya ini mendapat bantuan dari seorang Residen Asisten Belanda yang bertugas di Purwokerto bernama E. Sieburgh. Tindakan politik pemerintah penjajah yang merintangi usaha R. Aria Wiria Atmaja pada waktu itu, dapat dibuktikan disini dengan didirikannya Algemene Nallescrediet Bank, Rumah Gadai, Bank Desa (sekarang menjadi BRI), dan sebagainya.

2) Masa tahun 1908-1927

Bersamaan dengan lahirnya kebangkitan Nasional, tepatnya antara tahun 1908-1913. Boedi Oetomo mencoba memasukan koperasi Rumah Tangga, Koperasi Toko yang kemudian menjadi Koperasi Konsumsi yang di dalam perkembangannya kemudian menjadi Koperasi Batik.

Gerakan Boedi Oetomo pada tahun 1908 dengan dibantu oleh Serikat Islam inilah yang melahirkan koperasi pertama kali di Indonesia, bersama dengan lahirnya Gerakan Kebangkiran Nasional. Pada tahun 1920 Pemerintah Belanda membentuk suatu Komisi atau Panitia Koperasi atas desakan keras dari para pemuka rakyat. Hasil dari komisi ini melaporkan bahwa koperasi di Indonesia memang perlu dikembangkan. Akhirnya pada tahun 1927 RUU Koperasi yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia selesai dibuat dan diundangkan pada tahun itu juga. Maka keluarlah Undang- Undang Koperasi tahun 1927 yang disebut Regeling Indlandsche Coorperative Verenegingen.

3) Masa tahun 1927-1942

Dengan keluarnya UU Koperasi tahun 1927 yaitu Regeling Indlandsche Coorperative Verenegingen koperasi di Indonesia mulai bangkit lagi.

Pada tahun 1935 Jawatan Koperasi dipindahkan dari Departemen Dalam Negeri ke Departemen Ekonomi, karena banyak

kegiatan di bidang ekonomi pada waktu itu dan dirasakannya bahwa koperasi lebih sesuai berada di bawah Departemen Ekonomi.

Kemudian pada tahun 1937 dibentuk koperasi-koperasi Simpan Pinjam yang diberi bantuan oleh Pemerintah dengan tujuan untuk memberantas hutang rakyat terutama kaum tani, yang tidak terlepas dari kaum lintah darat.

Selanjutnya pada tahun 1939 Jawatan Koperasi yang berada di bawah Departemen Ekonomi diperluas ruang lingkupnya menjadi Jawatan Koperasi dan Perdagangan Dalam Negeri. Hal ini disebabkan karena koperasi belum mampu mandiri pada waktu itu. Sehingga perhatian yang diberikan oleh Pemerintah Penjajah tersebut dimaksudkan agar koperasi dapat bangkit dan berkembang serta mampu mengatasi dirinya sendiri.

b. Periode Pendudukan Jepang 1) Masa tahun 1942-1945

Sejak bala tentara Jepang mendarat di Indonesia pada tahun 1942, peranan koperasi menjadi berubah lagi. Karena pada masa itu koperasi dijadikan alat pendistribusian barang-barang keperluan tentara Jepang. Koperasi-koperasi yang ada kemudian diubah menjadi

Kumiai, yang berfungsi sebagai pengumpul barang untuk perang. Pada masa ini, koperasi tidak mengalami perkembangan bahkan semakin hancur. Hal ini disebabkan karena adanya ketentuan dari penguasa Jepang bahwa untuk mendirikan koperasi harus

mendapat izin dari pemerintah setempat, dan biasanya izin tersebut sangat dipersulit.

c. Periode Kemerdekaan 1) Masa tahun 1945-1958

Sejak diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945 dan sehari kemudian Undang-Undang Dasar 1945 disahkan,maka timbul semngat baru untuk menggerakan koperasi. Hal ini dikarenakan koperasi sudah mendapat landasan hukum yang kuat di dalam UUD 1945, yaitu pada pasal 33 ayat (1) UUD 1945 beserta penjelasannya. Pada tanggal 12 juli 1947 gerakan koperasi mengadakan kongres yang pertama di Tasikmalaya, Jawa Barat. Dari beberapa keputusan penting yang diambil dalam kongres tersebut, salah satunya adalah menetapkan bahwa tanggal 12 juli dijadikan sebagai Hari Koperasi, yang bermakna sebagai hari bertekad dari seluruh bangsa Indonesia untuk melaksanakan kegiatan perekonomian melalui koperasi.

2) Masa tahun 1958-1965

Pada periode ini jawaban koperasi langsung bertanggungjawab atas perkembangan koperasi Indonesia. Segala aktivitas pemerintah dalam perekonomian dan perkoperasian, disalurkan melalui jawatan koperasi baik dari pusat sampai ke daerah- daerah.

Pada periode ini juga banyak berdiri KUD, yang tersebar di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Maka pemerintah mulai membina secara khusus KUD-KUD tertentu, yang ditunjuk sebagai KUD percontohan (Sutantya, 2005:14-30).

B. Tinjauan Umum tentang Koperasi

1. Pengertian Koperasi

Banyak definisi dan pengertian tentang koperasi. Dari akar katanya, koperasi berasal dari Bahasa Latin coopere atau corporation

dalam Bahasa Inggris. Pengertian koperasi secara etimologi berasal dari kata cooperation, co berarti bersama dan operation artinya bekerja atau berusaha. Jadi cooperation adalah bekerja bersama-sama atau usaha bersama-sama untuk kepentingan bersama. Bisa saja tiga atau empat orang yang mengangkat barang yang berat bekerja bersama akan tetapi tidak bisa disebut koperasi. Secara umum yang dimaksud dengan koperasi adalah suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan mereka yang berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya. Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan membebaskan diri para anggotanya dari kesulitan-

kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh mereka (Kartasaputra, 2001:1).

Menurut Bapak Koperasi Indonesia Moh. Hatta mendefinisikan koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan member jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat bersama dan semua buat seorang.

Menurut R.M. Margono Djojohadikoesoemo (291: 2002) dalam bukunya yang berjudul “Sepuluh Tahun Koperasi; Penerangan Tentang Koperasi oleh Perintah 1930-1940”, menyatakan bahwa koperasi adalah perkumpulan manusia seorang-seorang yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya.

Menurut Bang Hatta dalam bukunya “Cooperative movement in

Indonesia” menerangkan bahwa: “Orang harus membedakan koperasi

sosial (Social Cooperation) dengan koperasi ekonomi (Economic Cooperation) yang kedua-duanya ditemui dalam masyarakat Indonesia. Dalam koperasi sosial kerjasama dilakukan tanpa hitung-hitungan ekonomi yang sebenarnya seperti bagaimana mendapatkan suatu hasil maksimum dengan mengeluarkan sedikit mungkin. Sedangkan dalam Koperasi Ekonomi yang kemudian kita menyebutnya dengan KOPERASI adalah bertujuan untuk memajukan bagian terbanyak penduduk yang termasuk ekonominya lemah dengan jalan bekerja bersama-sama. Koperasi adalah suatu lembaga yang harus dapat menggalang kekuatan-

kekuatan ekonomi lemah yang terpencar-pencar itu menghimpun dan mengumpulkannya menjadi suatu kekuatan ekonomi yang positif dan tegar” (Bahri, 1993:9).

Menurut Prof. R.S. Soeriaatmadja memberikan definisi koperasi sebagai suatu kumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat manusia, dengan tidak memandang haluan agama dan politik secara sukarela masuk untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas tanggungan bersama (Bahri, 1993:8-9).

Menurut Prof. Marvin, A schaars (guru besar Fak. Pertanian, University of Wisconsin, Madison, USA) merumuskan ekonomi koperasi adalah sebagai berikut: “A coorperative is a business voluntarily owned

and controlled by its member patrons and operated for them and by them on a non-profit or cost basis” (koperasi adalah suatu badan usaha ekonomi yang secara sukarela dimilikidikendalikan oleh anggota yang melangganinya dan dioperasikan untuk dan oleh mereka berdasarkan nirlaba atau biaya) (Bahri, 1993: 11-12).

Menurut Paul Hubert Casselman dalam bukunya yang berjudul “The Coorperative Movement and some of its Problems” mengatakan: “Coorperatian is an economic system with social contrast” (koperasi adalah suatu sistem, ekonomi yang mengandung unsur sosial).

Menurut ILO (International Labor Organization) koperasi adalah suatu perkumpulan dari sejumlah orang yang bergabung secara sukarela untuk mencapai suatu tujuan yang sama melalui pembentukan suatu

organisasi yang diawasi secara demokratis, melalui penyetoran suatu kontribusi yang sama untuk modal yang diperlukan dan melalui pembagian resiko dan manfaat yang wajar dari usaha, di mana para anggotanya berperan secara aktif. (Titik, 2002:51)

Menurut kamus umum bahasa Indonesia, pengertian koperasi disebutkan sebagai perkumpulan yang berusaha di lapangan ekonomi, tetapi tidak bermaksud mencari keuntungan (Poerwadarminta, 1976: 522). Menurut undang-undang No. 12 tahun 1967 pasal3 menyatakan bahwa koperasi indonesia adalah organisasi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan (Firdaus, 2002:40).

Koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak dan kewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya.

Koperasi beranggotakan orang-orang yang bergabung dengan menyerahkan sumbangan modal awal dalam bentuk simpanan pokok. Sumbangan ini adalah bagian modal koperasi secara keseluruhan yang akan digunakan dalam membiayai kegiatan usahanya. Jumlah simpanan yang harus dibayar oleh masing-masing anggota koperasi besarnya sama

dan tidak dipengaruhi kedudukang relative seorang anggota terhadap anggota lainnya.

2. Landasan dan Asas Koperasi

Dalam UUD pada pasal 33 ayat 1 berbunyi: “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asa kekeluargaan”. Dan penjelaskan berbunyi: “Dasar ekonomi, produktif dikerjakan oleh semua untuk semua dibawah pimpinan atau pemilikan anggota masyarakat”.

Penjelasan pasal diatas menerangkan bahwa kemakmuran masyarakat yang diutamakan bukan kemakmuran orang-seorang, sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.Dari pengertian koperasi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang mendasari gagasan koperasinya adalah kekeluargaan, kerjasama, gotong royong dan demokrasi ekonomi menuju kesejahteraan umum.

Koperasi pada dasarnya bagi bangsa Indonesia merupakan suatu bentuk badan kemasyarakatan dan juga bentuk perusahaan yang berasal dari luar yang dasar-dasar usahanya sesuai dengan beberapa kegiatan tradisional masyarakat Indonesia. Koperasi bukan saja sebagai organisasi masyarakat tetapi juga perusahaan yang dapat berjalan sekaligus dan saling mengisi yang hidup dalam kekeluargaan dan kegotongroyongan. Dewasa ini banyak koperasi yang mengesampingkan prinsip-prinsip koperasi dalam praktek sehari-hari karena ingin mendapatkan pengakuan

dari masyarakat lingkungannya yaitu di tempat koperasi yang bersangkutan beroperasi.

Koperasi yang dicita-citakan ialah perpaduan antara kedua bentuk seperti yang tersebut di atas walaupun masih ada yang berpandangan bahwa koperasi adalah sebuah organisasi masyarakat seperti yang di kemukakan oleh Ivan Emilianoft bahwa “Koperasi adalah organisasi masyarakat sebab hubungan antara anggota dengan anggota dalam koperasi merupakan usaha bersama (joint venture) berbeda dengan hubungan antara suatu badan usaha dengan pasar” (Suwandi, 1986: 3). 3. Tujuan dan Fungsi Koperasi

Walaupun koperasi adalah suatu perkumpulan yang bergerak di bidang ekonomi, namun tujuan utamanya bukanlah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Koperasi Indonesia di negara pancasila juga tidak bertujuan untuk mengadakan persaingan, akan tetapi justru harus mengadakan kerjasama dengan siapapun dan dengan pihak manapun juga. Maksud dan tujuan koperasi adalah untuk mencapai perbaikan hidup dengan usaha bersama berdasarkan kekeluargaan dan kegotongroyongan. Tujuan koperasi Indonesia yang jauh lebih luhur ialah mencapai serta mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 (Haroen, 2002:33).

Dalam Undang-Undang Perkoperasia pasal 3 UU RI No. 25 Tahun 1992 dikatakan bahwa:“Koperasi bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakar pada umumnya

serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”.

Selain itu koperasi berusaha memajukan kemakmuran materi atau harta benda anggota-anggotanya. Koperasi berusaha memenuhi kebutuhan anggotanya dengan jalan mudah dan murah. Koperasi memang mempunyai tujuan ekonomis, disamping harus pula mementingkan cita-cita sosial, terutama bagi anggota-anggotanya dan memperhatikan pendidikannya dan pendidikan anak-anaknya.

Dan sekiranya nanti koperasi mempunyai kelebihan kemampuan, maka usaha tersebut diperluas ke masyarakat sekitarnya. Karena para anggota koperasi pada dasarnya juga merupakan anggota masyarakat, maka dengan alasan ini secara bertahap koperasi ikut berperan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Pada pasal 4 UU RI No. 25 tahun 1992 diuraikan fungsi dan peran koperasi sebagai berikut:

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional.

d. Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan demokrasi ekonomi (Kartasaputra, 2001:57).

4. Prinsip Koperasi

Prinsip-prinsip yang dijelaskan dalam ICA (International Cooperative Alliance) dan UU 1945 Replublik Indonesian No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian dikemukankan dalam forum ICA (International Cooperative Alliance) yang menghasilkan Cooperative Identiry statement (pernyataan identitas koperasi) yang terdiri daritujuh prinsip, yaitu:

a. Keanggotaan sukarela dan terbuka

Keanggotaan terbuka bagi semua orang yang membutuhkan dan dapat memanfaatkan jasa-jasa koperasi. Tidak ada diskriminasi terhadap agama, jender, suku, dan apapun. Dan tidak ada paksaan, baik sebelum ataupun sesudah menjadi anggoa. Setiap anggota boleh keluar setiap waktu.

b. Pengendalian oleh anggota-anggota secara demokratis

Anggota sebagai pemilik koperasi, mempunyai hak suara yang sama dalam forum bersama, yang sering disebut Rapat Anggota Tahunan (RAT). Dalam forum tersebut, anggota berhak menentukan kebijakan strategis dari koperasi, bahkan sampai membubarkan koperasi, pada saat itu sah untuk diajukan dan diputuskan. Setiap anggota berhak untuk memilih dan dipilih.

c. Partisipasi ekonomi anggota

Modal koperasi yang paling utama adalah dari anggota (modal penyertaan). Namun, banyaknya jumlah simpanan yang ditanam di koperasi tidak menjadikan seorang anggota mempunyai hak istimewa dibanding yang lainnya yang menanam uangnya lebih sedikit. Surplus usaha yang didapat oleh koperasi dibagikan kepada anggota sebagian, sesuai dengan aktivitas transaksi anggota di koperasinya. Dan sebagian keuntungan yang lain ditanam kembali untuk modal usaha koperasi. Prosentase pembagian keuntungan sepenuhnya menadi wewenang anggota.

d. Otonomi dan kemerdekaan

Anggota sebagai pemilik dari koperasi, menjadikan koperasi memiliki independensi. Kekuasaan tertinggi ada di tangan anggota, yaitu dalam Rapat Anggota.

e. Pendidikan, latihan dan informasi

Koperasi merupakan organisasi/badan usaha, memerlukan anggota yang tahu dan sadar akan hak dan kewajibannya sebagai anggota. Tiap anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih dan memilih menjadi pengurus dan pengawas. Sehingga koperasi mempunyai kewajiban untuk menyiapkan dana pendidikan untuk anggotanya sebagai upaya mengusahakan kontinuitas estapeta kepemimpinan di dalam tubuh koperasi. Anggota juga berhak

menerima informasi tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan koperasinya.

f. Kerjasama antar koperasi

Kerja sama antar koperasi merupakan kekuatan tersendiri bagi koperasi yang akan menaikan bargaining position (posisi tawar) di kalangan pelaku ekonomi lainnya, dan koperasi mampu memberikan pelayananan yang efektif kepada anggotanya.

g. Kepedulian terhadap lingkungan

Koperasi memberikan kontribusi langsung dalam pembangunan komunitas yang berkesinambungan, sesuai dengan persetujuan anggota.

5. Bentuk Koperasi

Ketentuan yang terdapat pada pasal 15 UU No. 25 tahun 1992 menyatakan bahwa koperasi dapat berbentuk koperasi primer atau koperasi sekunder.

Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang seorang. Koperasi ini dibentuk sekurang-kurangnya 20 orang.

Kopererasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi. Pengertiaan koperasi sekunder meliputi semua koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi primer dan/atau koperasi sekunder. Koperasi sekunder dibentuk oleh tiga koperasi.

Secara umum penjenisan koperasi di Indonesia telah diatur oleh undang-undang, karena didasarkan pada kebutuhan dan efisiensi dalam ekonomi. Jenis-jenis itu ialah koperasi konsumsi, koperasi kredit dan koperasi produksi. Namun seiring dengan kebutuhan masyarakat dan guna kepentingan perkembangan daerah kerja serta menjamin efisiensi ekonomi koperasi yank bersangkutan juga demi ketertiban, maka bertambahnya bidang dalam penjenisan koperasi. Seperti koperasi pertanian, koperasi peternakan, koperasi perikanan, dan lain sebagainya diusahakan hanya satu koperasi yang setingkat dan sejenis untuk satu daerah kerja.

Penjenisan koperasi dapat ditinjau dari berbagai sudut pendekatan antara lain:

a. Basarkan pada kebutuhan dan efisien dalam ekonomi. Secara garis besar jenis koperasi yang ada dapat kita bagi menjadi 5 golongan, yaitu (Pandji dan Ninik, 1999:19):

1) Koperasi Konsumsi 2) Koperasi Kredit

3) Koperasi Produksi 4) Koperasi Jasa

5) Koperasi Serba Usaha

b. Berdasarkan golongan fungsional maka dikenal fungsi-fungsi koperasi sebagai berikut:

2)Koperasi Angkatan Darat (KAD) 3)Koperasi Angkatan Udara (KAU)

4)Koperasi Angkatan Kepolisian (KOPPOL) 5)Koperasi Pesiunan Angkatan Darat 6)Koperasi Pensiun

7)Koperasi Karyawan (KOPKAR) 8)Koperasi sekolah

9)Koperasi Mahasiswa (KOPMA)

c. Berdasarkan lapangan usaha, maka dikenal jenis-jenis koperasi sebagai berikut: 1)Koperasi Desa 2)Koperasi Konsumsi 3)Koperasi Pertanian 4)Koperasi perikanan 5)Koperasi peternakan 6)Koperasi kerajinan/industri 7)Koperasi simpan pinjam 8)Koperasi asuransi

C. Tinjauan Badan Hukum

1. Pengertian Badan Hukum

Istilah badan hukum merupakan terjemahan dari istilah

rechtsperson (Belanda), yang artinya suatu badan yang diberi status

(person) oleh hukum sehingga mempunyai hak dan kewajiban.

Menurut E. Utrecht, badan hukum yaitu badan yang menurut hukum berkuasa (berwenang) menjadi pendukung hak, selanjutnya dijelaskan bahwa badan hukum ialah setiap pendukung hak yang tidak berjiwa atau yank lebih tepat bukan manusia.

R. Subekti memberikan definisi tentang badan hukum pada pokoknya adalah suatu badan atau perkumpulan yang dapat memiliki hak- hak dan melakukan perbuatan seperti seorang manusia, serta memiliki kekayaan sendiri, dapat digugat dan menggugat di depan hakim.

Lebih lanjut lagi Sri Soedewi Maschun Sofwan memberikan definisi badan hukum sebagai kumpulan dari orang-orang bersama-sama mendirikan suatu badan (perhimpunan) dan kumpulan harta kekayaan yang ditersendirikan untuk tujuan tertentu.

Pendapat lain dari Purnadi Purbacaraka dan Agus Brotosusilo yang menyatakan pengertian tentang pribadi hukum ialah suatu badan yang memiliki harta kekayaan terlepas dari anggota-anggotanya, dianggap sebagai subyek hukum, mempunyai kemampuan untuk melakukan perbuatan hukum, mempunyai tanggung jawab dan memiliki hak-hak, kewajiban-kewajiban seperti yang dimiliki oleh seseorang. Pribadi hukum

ini memiliki kekayaan tersendiri, mempunyai pengurus atau pengelola dan dapat bertindak sendiri sebagai pihak di dalam suatu perjanjian.

Disisi lain Wirjono Prodjodikoro menyatakan bahwa badan hukum adalah badan yang di samping manusia juga dianggap dapat bertindak dalam hukum dan mempunyai hak-hak, kewajiban-kewajiban dan perhubungan hukum terhadap orang lain (Chidir, 1999:14)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas badan hukum adalah suatu badan atau perkumpulan yang menjadi pendukung hak dan kewajiban, serta mempunyai kemampuan untuk melakukan perbuatan hukum yang memiliki harta kekayaan sendiri. Koperasi adalah badan usaha yang berbadan hukum, jadi koperasi adalah sebuah badan yang menjadi pendukung hak dan kewajiban, yang memiliki kekayaan tersendiri, serta mempu melakukan perbuatan hukum, yang dalam melakukan kegiatan usahanya diwakili oleh pengurus/pengelola dan dapat digugat dan menggugat di depan hakim.

2. Macam-Macam Badan Hukum

Macam-macam badan hukum di Indonesia dapat digolongkan menurut macam-macamnya, jenis-jenisnya, dan siftnya. Secara sistematik aneka badan hukum itu dapat dijelaskan sebagai berikut: (Chidir, 1999:55- 56)

a. Pembagian badan hukum menurut macam-macamnya

Menurut landasan atau dasar hukum di Indonesia dikenal dua macam badan hukum, yaitu:

1) Badan Hukum Orisinil

Badan Hukum Orisinil yaitu Negara, contohnya Negara Indonesia yang berdiri pada tanggal 17 Agustus 1945.

2) Badan Hukum Tidak Orisinil

Badan Hukum Tidak Orisinil adalah badan hukum yang berwujud sebagai perkumpulan berdasarkan ketentuan pasal 1653 KUHPerdata yang menentukan:

“Selanjutnya perseroan yang sejati (eigenlijke naatschap) oleh Undang-Undang diakui pula perhimpunan-perhimpunan orang sebagai perkumpulan-perkumpulan, baik perkumpulan- perkumpulan itu diadakan atau diakui sebagai demikian oleh kekuasaan umum, maupun perkumpulan-perkumpulan itu diterima sebagai diperbolehkan, atau telah didirikan untuk suatu maksud tertentu yang tidak bertentangan dengan undang-undang atau kesusilaan yang bail”

Koperasi merupakan salah satu contoh badan usaha tidak orisinil, sebab koperasi dibentuk dan dijalankan sesuai dengan ketentuan UU Perkoperasian, dalam pendiriannya koperasi juga memiliki suatu tujuan yaitu tujuan perekonomian untuk mensejahterakan anggotanya.

b. Pembagian badan hukum menurut jenis-jenisnya

Menurut penggolongan hukum, yaitu golongan hukum publik dan hukum perdata, macam-macam badan hukum dapat dibagi menjadi : badan hukum publik dan badan hukum perdata

1) Badan Hukum Publik

Suatu badan hukum di Indonesia yang merupakan badan hukum publik adalah Negara, dalam bertindaknya dalam lapangan hukum perdata, hal ini merupakan persoalan yang masih harus ditentukan apakah berdasarkan hukum adat atau hukum perdata barat.

2) Badan Hukum Perdata

Dalam badan hukum keperdataan yang penting ialah badan- badan hukum yang terjadi atau didirikan atas kehendak dari orang- perorangan. Di samping ini, badan hukum publik pun dapat juga mendirikan suatu badan hukum keperdataan, misalnya:

a) Yayasan

b) Perseroan Terbatas (PT) c) Koperasi

d) Daerah Otonom Mendirikan Bank Daerah c. Pembagian badan hukum menurut sifatnya

Menurut sifatnya, badan hukum itu ada dua macam, yaitu

Dokumen terkait