TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI
TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM DI
KOPERASI SIMPAN PINJAM BERGILIR “HATI
RATU” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana (S1)
Oleh:
SIGIT SEPTIAWAN
NIM 214 11 022
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga di Salatiga
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa :
Nama : Sigit Septiawan NIM : 214 11 022
Judul : TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI
TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM DI KOPERASI SIMPAN PINJAM BERGILIR “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang
Dapat diajukan kepada Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam sidang munaqosyah.
Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikumWarahmatullahi Wabarakatuh
Salatiga, 13 Maret 2017
Pembimbing,
Dr. Siti Zumrotun, M.Ag
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS SYARI’AH
Jalan Nakula Sadewa V No. 9 Telp.(0298) 3419400 Fax 323433 Salatiga 50722 Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail :adminitrasi@iainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi Berjudul :
TINJAUAN UNDANGUNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM DI KOPERASI SIMPAN PINJAM BERGILIR “HATI
RATU” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang
Oleh : Sigit Septiawan NIM 214 11 022
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Sigit Septiawan NIM : 214 11 022
Jurusan : S1 Hukum Ekonomi Syari’ah Fakultas : Syari’ah
Judul : TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI
TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM DI KOPERASI SIMPAN PINJAM BERGILIR “HATI RATU” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan (Plagiat) dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain
yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah (Buku Pedoman IAIN Salatiga).
Salatiga, 21 Maret 2018
Yang Menyatakan,
SIGIT SEPTIAWAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Tebarkanlah banyak benih kebaikan kepada sesama umat manusia
karena suatu saat nanti kamu sendirilah yang bakal mengunduh
kebaikan dari benih-benih kebaikan yang telah kamu tanam,
banyak kebaikan yang kamu lakukan semakin banyak karma baik
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ilmiah berupa skripsi ini kepada:
1. Kedua orang tuaku Bapak Sutanto dan Ibu Muniarti tercinta, yang telah mendoakaanku dan merawatku dari waktu masih didalam
kandungan sampai sekarang
2. Kepada adikku Tsania Ajeng Prapmita, semoga kelak menjadi
orang yang sukses dan mencapai cita-citanya
3. Kepada seseorang yang tak pernah berhenti memberikan semangat,
dukungan, dan doanya dengan tulus sehingga membuat penulis merasa termotivasi dan bahagia dalam menjalani hidup
4. Kepada teman dan sahabatku yang tak pernah berhenti mengejekku
tetapi penulis tau bahwa ejekan kalian adalah rasa perhatian kalian supaya penulis lebih semangat menyelesaikan skripsi dan cepat
menyusul wisuda
5. Kepada para guru dari TK, SD, MTS, SMK, dan Perguruan Tinggi yang penulis sayangi dan hormati dalam memberikan ilmu dan
membimbing dengan penuh kesabaran
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya Penulisan Skripsi ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Penulis juga bersyukur atas rizki dan kesehatan
yang telah diberikan oleh-Nya sehingga penulis dapat menyusun penulisan skripsi ini.
Sholawat dan salam selalu penulis sanjungkan kepada Nabi, Kekasih,
Spirit Perubahan, Rasullah Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan para
sahabat-sahabatnya, syafa’at beliau sangat penulis nantikan di hari pembalasan nanti.
Penulisan skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan
guna memperoleh gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy) dalam ilmu syari’ah, Fakultas Syari’ah, Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari’ah yang berjudul: “Tinjauan
Undang-Undang Koperasi Terhadap Praktek Simpan Pinjam Di Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab.
Semarang”. Penulis mengakui bahwa dalam menyusun Penulisan Skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Karena itulah penulis mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya, ungkapan terima
kasih kadang tak bisa mewakili kata-kata, namun perlu kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada :
2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah di IAIN Salatiga dan Dosen Pembimbing yang selalu meberikan saran, pengarahan
dan masukan berkaitan penulisan skripsi sehingga dapat selesai dengan maksimal sesuai yang diharapkan.
3. Bapak Ilya Muhsin, S.H.i., M.Si, selaku Wakil Dekan Fakultas Syari’ah Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama yang selalu memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar
dan baik.
4. Ibu Evi Ariyani, S.H., M.H, selaku Ketua Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari’ah di IAIN Salatiga.
5. Ibu Lutfiana Zahriani, S.H., M.H, selaku Kepala Lab. Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga yang memberikan pemahaman, arahan dalam penulisan
skripsi sehingga penulisan skripsi ini bisa saya selesaikan.
6. Mas Muhammad Ikhsan Ma’arief, selaku ketua Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” yang telah berkenan memberikan izin penelitian di Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” serta memberikan informasi
berkaitan penulisan skripsi.
7. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf adminitrasi Fakultas Syari’ah yang tidak bisa kami sebut satu persatu yang selalu
memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa halangan apapun.
9. Teman-teman Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari’ah angkatan 2011 di IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak cerita selama menempuh
pendidikan di IAIN Salatiga.
Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan
balasan yang lebih dari yang mereka berikan kepada penulis, agar pula senantiasa mendapatkan maghfiroh, dan dilingkupi rahmat dan cita-Nya. Amiin.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini masih jauh
dari sempurna, baik dari segi metodologi, penggunaan bahasa, isi, maupun analisanya, sehingga kritik dan saran yang konstruktif, sangat penulis harapan
demi enaknya penulisan skripsiini dibaca dan dipahami.
Akhirnya, penulis berharap semoga skrispi ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.
Salatiga, 21 Maret 2018
ABSTRAK
Septiawan, Sigit. 2017. Tinjauan Undang-Undang Koperasi Terhadap Koperasi
Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab.
Semarang Skripsi. Fakultas Syariah. Jurusan. S1 Hukum Ekonomi Syariah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dr. Siti Zumrotun, M.Ag
Kata Kunci : Undang-Undang Koperasi, Simpan Pinjam Bergilir
Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” merupakan lembaga keuangan non bank dimana pihak Koperasi Simpan Pinjam melakukan peminjaman kepada anggotanya dilakukan secara bergilir. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :(1) Bagaimana proses peminjaman bergilir di Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang? (2) Bagaimana respon anggota terhadap keberadaan Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang? (3) Bagaimana tinjauan Undang-Undang Koperasi terhadap praktek simpan pinjam bergilir di Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”?
1. Pengertian Koperasi...………. 2. Landasan dan Asas Koperasi..……… 3. Tujuan dan Fungsi Koperasi... 4. Prinsip Koperasi... 3. Syarat-Syarat Badan Hukum...……... D. Koperasi Simpan Pinjam...………..
1. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam...………... 2. Sistem Kerja Koperasi Simpan Pinjam....………..
21
A.Profil Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”…….. 1. Sejarah Berdirinya...………... 2. Visi dan Misi...……….. 3. Produk Simpanan di Koperasi Simpan Pinjam Bergilir
“Hati Ratu”………... 4. Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Bergilir
“Hati Ratu”...………. 5. Kegiatan Usaha... B.Proses Simpan Pinjam di Koperasi Simpan Pinjam
Bergilir “Hati Ratu”…... C.Respon Anggota Tentang Koperasi Simpan Pinjam
BAB IV ANALISIS PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP KOPERASI SIMPAN PINJAM BERGILIR “HATI RATU” DI DESA LEREP KEC. UNGARAN BARAT KAB. SEMARANG
A.Analisis Proses Peminjaman Bergilir di Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang………....
B.Analisis Undang-Undang Koperasi Terhadap Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”....…………...………...
55
58
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan………..
B.Saran……….
DAFTAR PUSTAKA………... LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Koperasi merupakan salah satu badan usaha yang menjadi tiang
perekonomian bangsa yang belum memiliki peran sebaik badan usaha lainnya seperti Perseroan Terbatas. Hal tersebut menjadi alasan dibuatnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3502 (selanjutnya disebut dengan UU Perkoperasian 2012) dengan pertimbangan untuk mewujudkan kedaulatan
politik dan ekonomi melalui pengembangan dan pemberdayaan koperasi yang berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi dalam rangka menciptakan masyarakat yang maju, adil dan makmur. Undang-Undang
Perkoperasian ini bertujuan agar koperasi dapat tumbuh kuat, sehat, mandiri dang tangguh dalam menghadapi tantangan ekonomi nasional dan global.
Selain itu, dalam bagian penjelasan umum UU Perkoperasian 2012 dijelaskan bahwa dalam jangka waktu beberapa dekade ini apabila ditinjau dari segi kuantitas, hasil pembangunan tersebut sengguh membanggakan
ditandai dengan jumlah koperasi di Indonesia yang jumlahnya tidak sedikit. Namun, jika dipandang dari segi kualitas, masih perlu diperbaiki agar bisa
bersaing dengan bentuk badan usaha lain yang banyak berkembang di Indonesia. Sebagian koperasi belum memberikan kontribusi yang signifikan
perundang-undangan yang sudah tidak lagi memadai untuk digunakan sebagai instrumen pembanguan koperasi (Jimly, 2006:2).
Koperasi merupakan salah satu bentuk badan hukum yang sudah lama dikenal di Indonesia. Pelopor pengembangan perkoperasian di Indonesia
adalah Bung Hatta, dan sampai saat ini beliau sangat dikenal sebagai bapak koperasi Indonesia. Koperasi merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang mempunyai tujuan atau kepentingan bersama. Jadi koperasi merupakan
bentukan dari sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama. Kelompok orang inilah yang akan menjadi anggota koperasi yang didirikannya.
Pembentukan koperasi berdasarkan asas kekeluargaan dan gotong royong khususnya untuk membantu para anggotanya yang memerlukan bantuan baik berbentuk barang ataupun pinjaman uang(Kasmir, 2013:254).
Pengertian simpan pinjam adalah simpanan yang dikumpulkan bersama dan dipinjamkan kepada anggota yang memerlukan pinjaman dalam
berbagai usaha dimana anggota mengajukan permohonan tertulis kepada pengurus dengan mencantumkan jumlah uang yang diperlukan, kemudian pengurus mempertimbangkan dan memutuskan permohonan pinjaman sesuai
dengan kemampuan koperasi, pada saat itu dimana pengurus berhak menentukan besarnya jumlah pinjaman, syarat-syarat pengembalian, dan
bentuk nilai(http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-simpanpinjam.html, diakses 7 Mei 2017).
pokok. Badan koperasi simpan pinjam sendiri perlu mengeluarkan ongkos seperti sewa kantor, gaji pegawai, keperluan tulis-menulis, penerangan, dan
sebagainya. Segala pengeluaran tersebut ditutup dengan keuntungan yang diperoleh dari jasa meminjamkan uang dan kelebihan ongkos tersebutlah yang
akan menjadi keuntungan bersih yang sebagian besar akan dibagikan ke anggotanya. Koperasi simpan pinjam tersebut disambut positif oleh masyarakat karena bagi mereka koperasi simpan pinjam sangat membantu
perekonomian mereka meski dilain sisi masyarakat juga mengeluhkan bunga yang diberikan koperasi simpan pinjam kepada masyarakat yang meminjam
uang, karena sistem bunganya sangat membingungkan yang sebenernya bunganya hanya 10% dari besaran uang yang di pinjam seperti contoh masyarakat meminjam uang sebesar Rp 100.000 dari koperasi simpan pinjam
bergilir “Hati Ratu” dan uang yang harus dikembalikan sebesar Rp 110.000 dan apabila sudah jatuh tempo tanggal yang telah disepakati dalam
pengembalian uang tersebut belum bisa mengembalikan maka bunga bertambah 10% setiap bulannya, dan apabila masyarakat meminjam uang sebesar Rp 50.000 uang yang seharusnya di kembalikan Rp 55.000 dari
bunga 10% yang diberikan itu tidak berlaku karena uang yang harus di bayarkan malah Rp 60.000 kepada koperasi simpan pinjambergilir “Hati Ratu” tersebut, meski masyarakat merasa keberatan mau tidak mau harus
menerimanya karena terbentur kebutuhan ekonomi dari masyarakat sendiri.
Dalam praktek di simpan pinjam bergilir “Hatu Ratu” ini apabila anggota yang sudah jatuh tempo pembayaran tidak membayar pihak dari
simpan pinjam bergilir “Hati Ratu” tersebut tidak lantas memberitahukan agar segera melunasi dengan maksud supaya para anggota yang meminjam
memiliki rasa tanggung jawab atas peminjaman yang anggota pinjam namun hal itu malah membuat beban peminjam bertambah apabila anggota yang meminjam dana dari simpan pinjam bergilir “Hati Ratu” tersebut lupa akan
tanggal jatuh tempo pengembaliannya sehingga bunga dan denda semakin bertambah banyak dan bahkan menjadi memberatkan anggota yang
meminjam dana karena harus mengembalikan dana pinjaman tersebut dengan bunga dan denda yang telah menumpuk sehingga malah memberatkan anggota yang meminjam dana tersebut. Untuk itu penulis mengambil judul : “TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK
SIMPAN PINJAM DI KOPERASI SIMPAN PINJAM BERGILIR “HATI
RATU” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang”
B. Fokus Masalah
1. Bagaimana proses peminjaman bergilir di Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”?
2. Bagaimana respon anggota terhadap keberadaan KoperasiSimpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui proses peminjaman bergilir di Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”.
2. Untuk mengetahui respon anggota terhadap adanya Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”.
3. Untuk mengetahui tinjauan Undang-Undang Koperasiterhadap praktek simpan pinjam bergilir di Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”.
D. Kegunaan Penelitian
1. Sebagai penambah wawasan tentang sistem peminjaman uang di koperasi simpan pinjam bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran
Barat.
2. Untuk mengetahui bagaimana praktek dari simpan pinjam bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat dalam pengaruh Hukum
Islam.
E. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi salah pengertian dalam pemahaman penelitian yang penulis teliti ini, maka di pandang perlu untuk menjelaskan beberapa istilah
yang ada hubungannya dengan judul penelitian ini yaitu: 1. Koperasi
semua bentuk usaha bersama disebut koperasi. Bisa saja tiga atau empat orang yang mengangkat barang yang berat bekerja bersama akan tetapi
tidak bisa disebut koperasi. Secara umum yang dimaksud dengan koperasi adalah suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang perekonomian,
beranggotakan mereka yang berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para
anggotanya. Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan
mantap dengan tujuan membebaskan diri para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh mereka (Kartasaputra, 2001:1).
2. Simpan Pinjam Bergilir
Simpan Pinjam bergilir disini adalah simpan pinjam yang sistem
peminjamannya dilakukan secara bergilir oleh pengurus simpan pinjam kepada anggota simpan pinjam. Dalam simpan pinjam ini setiap anggota dianjurkan untuk meminjam dana dan secara bergilir jadi bagi anggota
yang sudah pernah meminjam dianjurkan tidak meminjam dana dulu sebelum semua anggota simpan pinjam meminjam dana dari simpan
F. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang berkaitan dengan masalah koperasi simpan pinjam secara umum sebelumnya sudah banyak diteliti. Dari pengamatan penulis
belum ada karya ilmiah yang membahas tentang Tinjau Hukum Islam Terhadap Praktek Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” di Desa
Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang.
Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan dan perbandingan bagi peneliti seperti yang sudah pernah meneliti tentang koperasi simpan pinjam seperti skripsi dari Aziz Rustandi (Institut Agama Islam Negri “Sultan
Maulana Hasanuddin” Banten) dengan judul “Pengaruh Pendapatan
Koperasi Mahasiswa Terhadap Kesejahteraan Anggota Ditinjau Dari Ekonomi Islam (Studi di Koperasi Mahasiswa Al-Hikmah IAIN “SMH” Banten). Penelitian tersebut mengkaji tentang sistem Koperasi Al-Hikmah dalam mensejahterakan anggotanya, dan untuk mengetahui pengaruh koperasi Al-Hikmah terhadap kesejahteraan anggota ditinjau dari ekonomi Islam. Metode yang dilakukan dalam penelitian tersebut adalah dengan
menggunakan metode analisis Regresi Linier. Hasil analisis regresi linier sederhana menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
variable pendapatan koperasi al-hikmah (SHU).Terhadap kebutuhan anggota besar pengaruh tersebut ditunjukan oleh nilai R2 sebesar 100%. Besar
artinya konstanta sebesar -1680,067 menyatakan bahwa jika tidak ada pendapatan maka akan mengalami kerugian sebesar Rp. 1680,067 puluh
ribu/tahun. Sedangkan koefesien regresi 0,222, menyatakan bahwa setiap ada penambahan (karena tanda +) Rp. 1,- pendapatan koperasi akan meningkatkan
kebutuhan anggota sebesar Rp. 222. Dengan persamaan regresi sebesar Y = -1680,067 + 0,222X, menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pendapatan koperasi al-hikmah terhadap kebutuhan anggota, itu yang
artinya pendapatan koperasi al-hikmah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan anggota.
Ardi Kusuma Wardana (Institut Agama Islam Negri Salatiga) dengan judul “Prosedur Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil (BBA) Pada Koperasi Simpan Pinjam Syariah (KSPS) BMT Rama Salatiga”. Penelitian tersebut mengkaji tentang bagaimana alur dan sistem realisasi pembiayaan yang telah dilakukan pada KSPS BMT Rama Salatiga, serta untuk mengetahui kelebihan
dari pembiayaan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana melakukan prinsip kehati-hatian dalam merealisir calon nasabah pembiayaan, guna menanggulangi permasalahan yang akan menimbulkan kredit macet.
Dari pengamatan di KSPS BMT Rama Salatiga pembiayaan yang paling efektif diterapkan dengan kategori nasabah kebanyakan adalah menggunakan Ba’i Bitsaman Ajil. Simpulan dari penelitian ini bahwa produk Ba’i Bitsaman
Ajil sangat cocok dengan kriteria nasabah kebanyakan dan diterapkan dalam
Latifah Subekti (Institut Agama Islam Negri Salatiga) dengan judul “Prosedur Realisasi Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil (BBA) Pada Koperasi
Simpan Pinjam Syariah (KSPS) BMT Rama Salatiga”. Penelitian tersebut mengkaji tentang prosedur pengajuan permohonan pemberian pembiayaan,
langkah-langkah pemberian pembiayaan, serta bagaimana realisasi pembiayaan dan cara pengembaliannya di Koperasi Simpan Pinjam Syariah (KSPS) BMT Rama Salatiga. Metode yang digunakan dalam penelitian
tersebut adalah deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan dan menguraikan data-data yang telah terkumpul yang diperoleh di lapangan.Dari hasil
pengamatan data menunjukkan prosedur pembiayaan ysng berhasil diterapkan yaitu pada pembiayaan untuk pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil, sehingga strategi pemasaran pembiayaan yang dijalankan KSPS BMT Rama efektif
diterapkan sangat mudah, ringan dan tidak dipersulit. Langkah yang diambil atau ditempuh dengan tahapan-tahapan analisis dan evaluasi yang diperlukan
data-data yang riil, dengan penuh kehati-hatian.
Dari beberapa hasil penelitian yang ada, terlihat bahwa ada kedekatan judul dengan judul penelitian yang penulis lakukan yang membahas tentang
koperasi simpan pinjam.Namun penelitian yang penulis lakukan berbeda dengan penelitian yang sudah diteliti oleh peneliti lainnya.Letak
perbedaannya ada pada titik tekan yang penulis fokuskan. Penulis menitikberatkan pada bagaimana pelaksanaan simpan pinjam bergilir pada
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami keadaan atau fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa dengan memanfaatkan dengan berbagai metode alamiah. Dalampenelitian kualitatif metode yang biasa digunakan adalah
wawancara, pengamatan dan pemanfaatan dokumen (Moleong, 2011:6).
Penelitian ini adalah usaha untuk mengetahui atau mendalami
bagaimana Tinjauan Undang-Undang KoperasiTerhadap Praktek Simpan Pinjam Di Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian yang akan peneliti teliti ini, peneliti bertindak
sebagai pengumpul data dilapangan dengan menggunakan alat penelitian aktif dalam mengumpulkan data-data dilapangan. Selain itu alat yang dijadikan untuk pengumpulan data bisa berupa dokumen-dokumen yang
menunjang keabsahan hasil penelitian nanti serta alat-alat bantu lain yang dapat mendukung terlaksananya penelitian, seperti kamera dan alat
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana lokasi penelitian itu akan
dilakukan. Dalam penelitian yang akan peneliti teliti adalah di Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. UngaranBarat Kab.
Semarang. 4. Sumber Data
Yaitu kebutuhan peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan.
Adapun sumber data penelitian berupa: a. Sumber Data Primer
Adalah sumber data yang langsung didapatkan dari lapangan atau lokasi penelitian.
1)Informan
Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian yang akan
peneliti diteliti. Dalam penelitian nanti yang menjadi informan adalah pengurus Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang.
2)Dokumen
Dalam hal dokumen penelitian yang akan peneliti teliti
yaitu berupa data-data yang berhubungan dengan Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran
organisasi dan data-data dari KoperasiSimpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari
berbagai bacaan atau hasil penelitian sebelumnya yang bertema sama. Jadi sumber data lain yang bisa mendukung penelitian ini adalah dengan telaah pustaka seperti buku-buku, undang-undang, jurnal
ataupun hasil penelitian sebelumnya yang meneliti hal serupa. 5. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian yang akan peneliti teliti nanti ada tiga metode dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan laporan penelitian yaitu sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dengan jalan pengamatan
dan pencatatan secara langsung dan sistematis terhadap fenomena yang diselidiki (Hadi, 1994:139).Dalam observasi nanti, data yang ingin peneliti telitidiperoleh secara langsung dariKoperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab.
Semarang.
b. Interview
Interview yaitu cara memperoleh keterangan atau data dengan
Kab. Semarang dalam hal ini adalah pengurus diKoperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab.
Semarang. c. Dokumentasi
Yaitu mengumpulkan, menyusun dan mengelola dukumen penelitian yang dianggap berguna untuk dijadikan bahan keterangan yang berhubungan dengan penelitian nanti.
6. Metode Analisis Data
Banyaknya data yang diperoleh dari lapangan maka penulis harus
mengelompokan data-data tersebut. Mulai dari catatan lapangan, foto-foto, hasil wawancara, hasil pengamatan,serta telaah pustaka.Setelah semua data-data penelitian terkumpul selanjutnya peneliti akan
menganalisis semua data-data tersebut dengan menggunakan metode deskripsi kualitatif, menurut (Nana, 2011: 73) penelitian deskripsi
kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas,
keterkaitan antar kegiatan. Dengan analisa data, peneliti dapat menemukan masalah-masalah yang muncul di masyarakat dan
7. Tahap- Tahap Penelitian
Dalam penelitian yang akan peneliti teliti nanti akan dilakukan dengan berbagai tahap yaitu:
a. Tahap sebelum lapangan, yaitu hal-hal yang dilakukan sebelum melakukan penelitian seperti peneliti menentukan topik penelitian, mencari informasi tentang Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang, pembuatan
proposal penelitian, menetapkan fokus penelitian dan sebagainya
yang harus dipenuhi sebelum melakukan penelitian.
b. Tahap pekerjaan lapangan yaitu peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mencari data-data yang diperlukan seperti wawancara kepada
informan, melakukan observasi dan dokumentasi.
c. Tahap analisa data, apabila semua data telah terkumpul dan dirasa
cukup maka tahap selanjutnya adalah menganalisa data-data tersebut dan menggambarkan hasil penelitian sehingga bisa memberi arti pada objek yang akan diteliti.
d. Tahap penulisan laporan yaitu apabila semua data telah terkumpul dan dianalisis serta dikonsultasikan kepada pembimbing maka yang
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan uraian singkat mengenai hal-hal yang akan dilaporkan secara sistematis, dengan tujuan agar mempermudah
dalam memperoleh suatu gambaran secara meyeluruh mengenai analisa Undang-Undang No 25 Tahun 1992 dalam Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang. Adapun
sistematika penulisan proposal meliputi: BAB I:
Pendahuluan, yang merupakan garis-garis besar pembahasan isi pokok penelitian yang terdiri atas: Latar belakang Masalah, Fokus Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan penelitian, Penegasan Istilah, Tinjauan
Pustaka, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan. BAB II :
Landasan Teori, membahas tentang telaah pustaka yang berisi tentang pengertian koperasi simpan pinjam, jenis-jenis koperasi, sejarah koperasi, landasan hukum koperasi, dan simpan pinjam atau koperasi
dalam perspektif Undang-Undang No 25 Tahun 1992. BAB III:
a.Laporan obyek, membahas tentang gambaran umum dan data-data diskriptif tentang koperasisimpan pinjam bergilirdi Desa Lerep
b.Hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi prosedur simpan pinjam bergilir di Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab.
Semarang.
c.Respon anggota tentang koperasi simpan pinjam bergilir di Desa
Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang BAB IV:
Perspektif Undang-Undang No 25 Tahun 1992 terhadap praktek simpan pinjam bergilir “Hati Ratu” di Desa Lerep Kec. Ungaran Barat
Kab. Semarang
BAB V:
Penutup yang merupakan kesimpulan dan saran-saran mengenai persoalan yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya. Kemudian
BAB II
KOPERASI SIMPAN PINJAM DALAM UNDANG-UNDANG KOPERASI
A. Sejarah Koperasi Indonesia
Gerakan koperasi timbul karena adanya inspirasi dari para pembaharu sosial pada abad ke-14 di Eropa. Perkembangan koperasi mengalami tiga masa periode, yaitu:
a. Periode Penjajahan Belanda 1) Masa tahun 1896-1908
Masa ini merupakan titik awal dikenalnya koperasi di bumi Indonesia ini. Pada tahun 1896 seorang Pamong Praja bernama R. Aria Wiria Atmaja di Purwokerto merintis sebuah Bank Simpanan
(Hulp Spaarbank) dengan tujuan untuk menolong para pegawai negeri yang terjerat tindakan soal riba dari kaum lintah darat.
Usahanya ini mendapat bantuan dari seorang Residen Asisten Belanda yang bertugas di Purwokerto bernama E. Sieburgh. Tindakan politik pemerintah penjajah yang merintangi usaha R. Aria Wiria
Atmaja pada waktu itu, dapat dibuktikan disini dengan didirikannya Algemene Nallescrediet Bank, Rumah Gadai, Bank Desa (sekarang
2) Masa tahun 1908-1927
Bersamaan dengan lahirnya kebangkitan Nasional, tepatnya
antara tahun 1908-1913. Boedi Oetomo mencoba memasukan koperasi Rumah Tangga, Koperasi Toko yang kemudian menjadi
Koperasi Konsumsi yang di dalam perkembangannya kemudian menjadi Koperasi Batik.
Gerakan Boedi Oetomo pada tahun 1908 dengan dibantu
oleh Serikat Islam inilah yang melahirkan koperasi pertama kali di Indonesia, bersama dengan lahirnya Gerakan Kebangkiran Nasional.
Pada tahun 1920 Pemerintah Belanda membentuk suatu Komisi atau Panitia Koperasi atas desakan keras dari para pemuka rakyat. Hasil dari komisi ini melaporkan bahwa koperasi di Indonesia
memang perlu dikembangkan. Akhirnya pada tahun 1927 RUU Koperasi yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia selesai dibuat
dan diundangkan pada tahun itu juga. Maka keluarlah Undang-Undang Koperasi tahun 1927 yang disebut Regeling Indlandsche
Coorperative Verenegingen.
3) Masa tahun 1927-1942
Dengan keluarnya UU Koperasi tahun 1927 yaitu Regeling
Indlandsche Coorperative Verenegingen koperasi di Indonesia mulai bangkit lagi.
kegiatan di bidang ekonomi pada waktu itu dan dirasakannya bahwa koperasi lebih sesuai berada di bawah Departemen Ekonomi.
Kemudian pada tahun 1937 dibentuk koperasi-koperasi Simpan Pinjam yang diberi bantuan oleh Pemerintah dengan tujuan untuk
memberantas hutang rakyat terutama kaum tani, yang tidak terlepas dari kaum lintah darat.
Selanjutnya pada tahun 1939 Jawatan Koperasi yang berada
di bawah Departemen Ekonomi diperluas ruang lingkupnya menjadi Jawatan Koperasi dan Perdagangan Dalam Negeri. Hal ini disebabkan
karena koperasi belum mampu mandiri pada waktu itu. Sehingga perhatian yang diberikan oleh Pemerintah Penjajah tersebut dimaksudkan agar koperasi dapat bangkit dan berkembang serta
mampu mengatasi dirinya sendiri. b. Periode Pendudukan Jepang
1) Masa tahun 1942-1945
Sejak bala tentara Jepang mendarat di Indonesia pada tahun 1942, peranan koperasi menjadi berubah lagi. Karena pada masa itu
koperasi dijadikan alat pendistribusian barang-barang keperluan tentara Jepang. Koperasi-koperasi yang ada kemudian diubah menjadi
Kumiai, yang berfungsi sebagai pengumpul barang untuk perang. Pada masa ini, koperasi tidak mengalami perkembangan
mendapat izin dari pemerintah setempat, dan biasanya izin tersebut sangat dipersulit.
c. Periode Kemerdekaan 1) Masa tahun 1945-1958
Sejak diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945 dan sehari kemudian Undang-Undang Dasar 1945 disahkan,maka timbul semngat baru
untuk menggerakan koperasi. Hal ini dikarenakan koperasi sudah mendapat landasan hukum yang kuat di dalam UUD 1945, yaitu pada
pasal 33 ayat (1) UUD 1945 beserta penjelasannya. Pada tanggal 12 juli 1947 gerakan koperasi mengadakan kongres yang pertama di Tasikmalaya, Jawa Barat. Dari beberapa keputusan penting yang
diambil dalam kongres tersebut, salah satunya adalah menetapkan bahwa tanggal 12 juli dijadikan sebagai Hari Koperasi, yang
bermakna sebagai hari bertekad dari seluruh bangsa Indonesia untuk melaksanakan kegiatan perekonomian melalui koperasi.
2) Masa tahun 1958-1965
Pada periode ini jawaban koperasi langsung bertanggungjawab atas perkembangan koperasi Indonesia. Segala
aktivitas pemerintah dalam perekonomian dan perkoperasian, disalurkan melalui jawatan koperasi baik dari pusat sampai ke
Pada periode ini juga banyak berdiri KUD, yang tersebar di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Maka pemerintah mulai
membina secara khusus KUD-KUD tertentu, yang ditunjuk sebagai KUD percontohan (Sutantya, 2005:14-30).
B. Tinjauan Umum tentang Koperasi
1. Pengertian Koperasi
Banyak definisi dan pengertian tentang koperasi. Dari akar katanya, koperasi berasal dari Bahasa Latin coopere atau corporation
dalam Bahasa Inggris. Pengertian koperasi secara etimologi berasal dari kata cooperation, co berarti bersama dan operation artinya bekerja atau berusaha. Jadi cooperation adalah bekerja bersama-sama atau usaha
bersama-sama untuk kepentingan bersama. Bisa saja tiga atau empat orang yang mengangkat barang yang berat bekerja bersama akan tetapi
tidak bisa disebut koperasi. Secara umum yang dimaksud dengan koperasi adalah suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan mereka yang berekonomi lemah yang bergabung secara
sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para
anggotanya. Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan
kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh mereka (Kartasaputra, 2001:1).
Menurut Bapak Koperasi Indonesia Moh. Hatta mendefinisikan koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan
ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan member jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat bersama dan semua buat seorang.
Menurut R.M. Margono Djojohadikoesoemo (291: 2002) dalam bukunya yang berjudul “Sepuluh Tahun Koperasi; Penerangan Tentang
Koperasi oleh Perintah 1930-1940”, menyatakan bahwa koperasi adalah perkumpulan manusia seorang-seorang yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya.
Menurut Bang Hatta dalam bukunya “Cooperative movement in
Indonesia” menerangkan bahwa: “Orang harus membedakan koperasi
sosial (Social Cooperation) dengan koperasi ekonomi (Economic
Cooperation) yang kedua-duanya ditemui dalam masyarakat Indonesia.
Dalam koperasi sosial kerjasama dilakukan tanpa hitung-hitungan
ekonomi yang sebenarnya seperti bagaimana mendapatkan suatu hasil
maksimum dengan mengeluarkan sedikit mungkin. Sedangkan dalam
Koperasi Ekonomi yang kemudian kita menyebutnya dengan KOPERASI
adalah bertujuan untuk memajukan bagian terbanyak penduduk yang
termasuk ekonominya lemah dengan jalan bekerja bersama-sama.
kekuatan-kekuatan ekonomi lemah yang terpencar-pencar itu menghimpun dan
mengumpulkannya menjadi suatu kekuatan ekonomi yang positif dan
tegar” (Bahri, 1993:9).
Menurut Prof. R.S. Soeriaatmadja memberikan definisi koperasi
sebagai suatu kumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat manusia, dengan tidak memandang haluan agama dan politik secara sukarela masuk untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang
bersifat kebendaan atas tanggungan bersama (Bahri, 1993:8-9).
Menurut Prof. Marvin, A schaars (guru besar Fak. Pertanian,
University of Wisconsin, Madison, USA) merumuskan ekonomi koperasi adalah sebagai berikut: “A coorperative is a business voluntarily owned
and controlled by its member patrons and operated for them and by them
on a non-profit or cost basis” (koperasi adalah suatu badan usaha ekonomi yang secara sukarela dimilikidikendalikan oleh anggota yang
melangganinya dan dioperasikan untuk dan oleh mereka berdasarkan nirlaba atau biaya) (Bahri, 1993: 11-12).
Menurut Paul Hubert Casselman dalam bukunya yang berjudul “The Coorperative Movement and some of its Problems” mengatakan: “Coorperatian is an economic system with social contrast” (koperasi
adalah suatu sistem, ekonomi yang mengandung unsur sosial).
Menurut ILO (International Labor Organization) koperasi adalah
organisasi yang diawasi secara demokratis, melalui penyetoran suatu kontribusi yang sama untuk modal yang diperlukan dan melalui
pembagian resiko dan manfaat yang wajar dari usaha, di mana para anggotanya berperan secara aktif. (Titik, 2002:51)
Menurut kamus umum bahasa Indonesia, pengertian koperasi disebutkan sebagai perkumpulan yang berusaha di lapangan ekonomi, tetapi tidak bermaksud mencari keuntungan (Poerwadarminta, 1976: 522).
Menurut undang-undang No. 12 tahun 1967 pasal3 menyatakan bahwa koperasi indonesia adalah organisasi rakyat yang berwatak sosial,
beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan (Firdaus, 2002:40).
Koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi
lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak dan kewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya.
Koperasi beranggotakan orang-orang yang bergabung dengan menyerahkan sumbangan modal awal dalam bentuk simpanan pokok.
Sumbangan ini adalah bagian modal koperasi secara keseluruhan yang akan digunakan dalam membiayai kegiatan usahanya. Jumlah simpanan
dan tidak dipengaruhi kedudukang relative seorang anggota terhadap anggota lainnya.
2. Landasan dan Asas Koperasi
Dalam UUD pada pasal 33 ayat 1 berbunyi: “Perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asa kekeluargaan”. Dan penjelaskan berbunyi: “Dasar ekonomi, produktif dikerjakan oleh semua
untuk semua dibawah pimpinan atau pemilikan anggota masyarakat”.
Penjelasan pasal diatas menerangkan bahwa kemakmuran masyarakat yang diutamakan bukan kemakmuran orang-seorang, sebab
itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.Dari pengertian koperasi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang mendasari gagasan koperasinya adalah kekeluargaan,
kerjasama, gotong royong dan demokrasi ekonomi menuju kesejahteraan umum.
Koperasi pada dasarnya bagi bangsa Indonesia merupakan suatu bentuk badan kemasyarakatan dan juga bentuk perusahaan yang berasal dari luar yang dasar-dasar usahanya sesuai dengan beberapa kegiatan
tradisional masyarakat Indonesia. Koperasi bukan saja sebagai organisasi masyarakat tetapi juga perusahaan yang dapat berjalan sekaligus dan
saling mengisi yang hidup dalam kekeluargaan dan kegotongroyongan. Dewasa ini banyak koperasi yang mengesampingkan prinsip-prinsip
dari masyarakat lingkungannya yaitu di tempat koperasi yang bersangkutan beroperasi.
Koperasi yang dicita-citakan ialah perpaduan antara kedua bentuk seperti yang tersebut di atas walaupun masih ada yang berpandangan
bahwa koperasi adalah sebuah organisasi masyarakat seperti yang di kemukakan oleh Ivan Emilianoft bahwa “Koperasi adalah organisasi
masyarakat sebab hubungan antara anggota dengan anggota dalam
koperasi merupakan usaha bersama (joint venture) berbeda dengan hubungan antara suatu badan usaha dengan pasar” (Suwandi, 1986: 3).
3. Tujuan dan Fungsi Koperasi
Walaupun koperasi adalah suatu perkumpulan yang bergerak di bidang ekonomi, namun tujuan utamanya bukanlah mencari keuntungan
yang sebesar-besarnya. Koperasi Indonesia di negara pancasila juga tidak bertujuan untuk mengadakan persaingan, akan tetapi justru harus
mengadakan kerjasama dengan siapapun dan dengan pihak manapun juga. Maksud dan tujuan koperasi adalah untuk mencapai perbaikan hidup dengan usaha bersama berdasarkan kekeluargaan dan
kegotongroyongan. Tujuan koperasi Indonesia yang jauh lebih luhur ialah mencapai serta mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 (Haroen, 2002:33).
Dalam Undang-Undang Perkoperasia pasal 3 UU RI No. 25
serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945”.
Selain itu koperasi berusaha memajukan kemakmuran materi atau
harta benda anggota-anggotanya. Koperasi berusaha memenuhi kebutuhan anggotanya dengan jalan mudah dan murah. Koperasi memang mempunyai tujuan ekonomis, disamping harus pula
mementingkan cita-cita sosial, terutama bagi anggota-anggotanya dan memperhatikan pendidikannya dan pendidikan anak-anaknya.
Dan sekiranya nanti koperasi mempunyai kelebihan kemampuan, maka usaha tersebut diperluas ke masyarakat sekitarnya. Karena para anggota koperasi pada dasarnya juga merupakan anggota masyarakat,
maka dengan alasan ini secara bertahap koperasi ikut berperan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Pada pasal 4 UU RI No. 25 tahun 1992 diuraikan fungsi dan peran koperasi sebagai berikut:
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
d. Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan
demokrasi ekonomi (Kartasaputra, 2001:57). 4. Prinsip Koperasi
Prinsip-prinsip yang dijelaskan dalam ICA (International Cooperative Alliance) dan UU 1945 Replublik Indonesian No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian dikemukankan dalam forum ICA
(International Cooperative Alliance) yang menghasilkan Cooperative Identiry statement (pernyataan identitas koperasi) yang terdiri daritujuh
prinsip, yaitu:
a. Keanggotaan sukarela dan terbuka
Keanggotaan terbuka bagi semua orang yang membutuhkan
dan dapat memanfaatkan jasa-jasa koperasi. Tidak ada diskriminasi terhadap agama, jender, suku, dan apapun. Dan tidak ada paksaan,
baik sebelum ataupun sesudah menjadi anggoa. Setiap anggota boleh keluar setiap waktu.
b. Pengendalian oleh anggota-anggota secara demokratis
Anggota sebagai pemilik koperasi, mempunyai hak suara yang sama dalam forum bersama, yang sering disebut Rapat Anggota
Tahunan (RAT). Dalam forum tersebut, anggota berhak menentukan kebijakan strategis dari koperasi, bahkan sampai membubarkan
c. Partisipasi ekonomi anggota
Modal koperasi yang paling utama adalah dari anggota (modal
penyertaan). Namun, banyaknya jumlah simpanan yang ditanam di koperasi tidak menjadikan seorang anggota mempunyai hak istimewa
dibanding yang lainnya yang menanam uangnya lebih sedikit. Surplus usaha yang didapat oleh koperasi dibagikan kepada anggota sebagian, sesuai dengan aktivitas transaksi anggota di koperasinya. Dan
sebagian keuntungan yang lain ditanam kembali untuk modal usaha koperasi. Prosentase pembagian keuntungan sepenuhnya menadi
wewenang anggota.
d. Otonomi dan kemerdekaan
Anggota sebagai pemilik dari koperasi, menjadikan koperasi
memiliki independensi. Kekuasaan tertinggi ada di tangan anggota, yaitu dalam Rapat Anggota.
e. Pendidikan, latihan dan informasi
Koperasi merupakan organisasi/badan usaha, memerlukan anggota yang tahu dan sadar akan hak dan kewajibannya sebagai
anggota. Tiap anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih dan memilih menjadi pengurus dan pengawas. Sehingga
koperasi mempunyai kewajiban untuk menyiapkan dana pendidikan untuk anggotanya sebagai upaya mengusahakan kontinuitas estapeta
menerima informasi tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan koperasinya.
f. Kerjasama antar koperasi
Kerja sama antar koperasi merupakan kekuatan tersendiri bagi
koperasi yang akan menaikan bargaining position (posisi tawar) di kalangan pelaku ekonomi lainnya, dan koperasi mampu memberikan pelayananan yang efektif kepada anggotanya.
g. Kepedulian terhadap lingkungan
Koperasi memberikan kontribusi langsung dalam
pembangunan komunitas yang berkesinambungan, sesuai dengan persetujuan anggota.
5. Bentuk Koperasi
Ketentuan yang terdapat pada pasal 15 UU No. 25 tahun 1992 menyatakan bahwa koperasi dapat berbentuk koperasi primer atau
koperasi sekunder.
Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang seorang. Koperasi ini dibentuk sekurang-kurangnya
20 orang.
Kopererasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan
beranggotakan koperasi. Pengertiaan koperasi sekunder meliputi semua koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi primer dan/atau
Secara umum penjenisan koperasi di Indonesia telah diatur oleh undang-undang, karena didasarkan pada kebutuhan dan efisiensi dalam
ekonomi. Jenis-jenis itu ialah koperasi konsumsi, koperasi kredit dan koperasi produksi. Namun seiring dengan kebutuhan masyarakat dan
guna kepentingan perkembangan daerah kerja serta menjamin efisiensi ekonomi koperasi yank bersangkutan juga demi ketertiban, maka bertambahnya bidang dalam penjenisan koperasi. Seperti koperasi
pertanian, koperasi peternakan, koperasi perikanan, dan lain sebagainya diusahakan hanya satu koperasi yang setingkat dan sejenis untuk satu
daerah kerja.
Penjenisan koperasi dapat ditinjau dari berbagai sudut pendekatan antara lain:
a. Basarkan pada kebutuhan dan efisien dalam ekonomi. Secara garis besar jenis koperasi yang ada dapat kita bagi menjadi 5 golongan,
yaitu (Pandji dan Ninik, 1999:19): 1) Koperasi Konsumsi 2) Koperasi Kredit
3) Koperasi Produksi 4) Koperasi Jasa
5) Koperasi Serba Usaha
b. Berdasarkan golongan fungsional maka dikenal fungsi-fungsi
koperasi sebagai berikut:
2)Koperasi Angkatan Darat (KAD) 3)Koperasi Angkatan Udara (KAU)
4)Koperasi Angkatan Kepolisian (KOPPOL) 5)Koperasi Pesiunan Angkatan Darat
6)Koperasi Pensiun
7)Koperasi Karyawan (KOPKAR) 8)Koperasi sekolah
9)Koperasi Mahasiswa (KOPMA)
c. Berdasarkan lapangan usaha, maka dikenal jenis-jenis koperasi
sebagai berikut: 1)Koperasi Desa 2)Koperasi Konsumsi
3)Koperasi Pertanian 4)Koperasi perikanan
5)Koperasi peternakan 6)Koperasi kerajinan/industri 7)Koperasi simpan pinjam
8)Koperasi asuransi
C. Tinjauan Badan Hukum
1. Pengertian Badan Hukum
Istilah badan hukum merupakan terjemahan dari istilah
rechtsperson (Belanda), yang artinya suatu badan yang diberi status
(person) oleh hukum sehingga mempunyai hak dan kewajiban.
Menurut E. Utrecht, badan hukum yaitu badan yang menurut hukum berkuasa (berwenang) menjadi pendukung hak, selanjutnya
dijelaskan bahwa badan hukum ialah setiap pendukung hak yang tidak berjiwa atau yank lebih tepat bukan manusia.
R. Subekti memberikan definisi tentang badan hukum pada pokoknya adalah suatu badan atau perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan seperti seorang manusia, serta memiliki
kekayaan sendiri, dapat digugat dan menggugat di depan hakim.
Lebih lanjut lagi Sri Soedewi Maschun Sofwan memberikan
definisi badan hukum sebagai kumpulan dari orang-orang bersama-sama mendirikan suatu badan (perhimpunan) dan kumpulan harta kekayaan yang ditersendirikan untuk tujuan tertentu.
Pendapat lain dari Purnadi Purbacaraka dan Agus Brotosusilo yang menyatakan pengertian tentang pribadi hukum ialah suatu badan yang
memiliki harta kekayaan terlepas dari anggota-anggotanya, dianggap sebagai subyek hukum, mempunyai kemampuan untuk melakukan
ini memiliki kekayaan tersendiri, mempunyai pengurus atau pengelola dan dapat bertindak sendiri sebagai pihak di dalam suatu perjanjian.
Disisi lain Wirjono Prodjodikoro menyatakan bahwa badan hukum adalah badan yang di samping manusia juga dianggap dapat bertindak
dalam hukum dan mempunyai hak-hak, kewajiban-kewajiban dan perhubungan hukum terhadap orang lain (Chidir, 1999:14)
Berdasarkan beberapa pengertian di atas badan hukum adalah suatu
badan atau perkumpulan yang menjadi pendukung hak dan kewajiban, serta mempunyai kemampuan untuk melakukan perbuatan hukum yang
memiliki harta kekayaan sendiri. Koperasi adalah badan usaha yang berbadan hukum, jadi koperasi adalah sebuah badan yang menjadi pendukung hak dan kewajiban, yang memiliki kekayaan tersendiri, serta
mempu melakukan perbuatan hukum, yang dalam melakukan kegiatan usahanya diwakili oleh pengurus/pengelola dan dapat digugat dan
menggugat di depan hakim. 2. Macam-Macam Badan Hukum
Macam-macam badan hukum di Indonesia dapat digolongkan
menurut macam-macamnya, jenis-jenisnya, dan siftnya. Secara sistematik aneka badan hukum itu dapat dijelaskan sebagai berikut: (Chidir,
1999:55-56)
a. Pembagian badan hukum menurut macam-macamnya
1) Badan Hukum Orisinil
Badan Hukum Orisinil yaitu Negara, contohnya Negara
Indonesia yang berdiri pada tanggal 17 Agustus 1945.
2) Badan Hukum Tidak Orisinil
Badan Hukum Tidak Orisinil adalah badan hukum yang berwujud sebagai perkumpulan berdasarkan ketentuan pasal 1653 KUHPerdata yang menentukan:
“Selanjutnya perseroan yang sejati (eigenlijke naatschap) oleh
Undang-Undang diakui pula perhimpunan-perhimpunan orang
sebagai perkumpulan-perkumpulan, baik perkumpulan-perkumpulan itu diadakan atau diakui sebagai demikian oleh kekuasaan umum, maupun perkumpulan-perkumpulan itu diterima
sebagai diperbolehkan, atau telah didirikan untuk suatu maksud tertentu yang tidak bertentangan dengan undang-undang atau kesusilaan yang bail”
Koperasi merupakan salah satu contoh badan usaha tidak orisinil, sebab koperasi dibentuk dan dijalankan sesuai dengan
ketentuan UU Perkoperasian, dalam pendiriannya koperasi juga memiliki suatu tujuan yaitu tujuan perekonomian untuk
b. Pembagian badan hukum menurut jenis-jenisnya
Menurut penggolongan hukum, yaitu golongan hukum publik
dan hukum perdata, macam-macam badan hukum dapat dibagi menjadi : badan hukum publik dan badan hukum perdata
1) Badan Hukum Publik
Suatu badan hukum di Indonesia yang merupakan badan hukum publik adalah Negara, dalam bertindaknya dalam lapangan
hukum perdata, hal ini merupakan persoalan yang masih harus ditentukan apakah berdasarkan hukum adat atau hukum perdata
barat.
2) Badan Hukum Perdata
Dalam badan hukum keperdataan yang penting ialah
badan-badan hukum yang terjadi atau didirikan atas kehendak dari orang-perorangan. Di samping ini, badan hukum publik pun dapat juga
mendirikan suatu badan hukum keperdataan, misalnya:
a) Yayasan
b) Perseroan Terbatas (PT)
c) Koperasi
d) Daerah Otonom Mendirikan Bank Daerah
c. Pembagian badan hukum menurut sifatnya
Menurut sifatnya, badan hukum itu ada dua macam, yaitu
bersama-sama sebagai satu subyek hukum tersendiri, suatu personifikasi. Korporasi adalah badan hukum yang beranggotakan, tetapi
mempunyai hak dan kewajiban sendiri yang terpisah dari hak dan kewajiban para anggotanya. Koperasi adalah salah satu contoh badan
hukum korporasi.
Yayasan adalah tiap kekayaan (vermogen) yang tidak merupakan kekayaan orang atau kekayaan badan dan yang diberi
tujuan tertentu. Dalam pergaulan hukum yayasan itu bertindak sebagai pendukung hak dan kewajiban tersendiri, seperti yayasan-yayasan
yang menjadi dasar keuangan banyak kelompok swasta (pertikelir).
Perbedaan asas antara yayasan dan koperasi ialah yayasan itu menjadi badan hukum tanpa anggota. Tetapi yayasanpun mempunyai
pengurus kekayaan dan penyelenggaraan tujuannya, sedangkan koperasi menjadi badan hukum dengan beranggotakan orang-seorang
atau badan hukum koperasi yang diwakili oleh pengurus dalam pelaksanaan kegiatannya.
3.Syarat-Syarat Badan Hukum
Ada syarat-syarat agar suatu perkumpulan, badan usaha itu dapat dikatakan mempunyai kedudukan sebagai suatu badan hukum. Hal ini
ada hubungannya dengan sumber hukum. Seperti kita ketahui, sumber hukum itu ada sumber hukum yang formil dan materil. Syarat-syarat
Jadi, kapan dapat dikatakan adanya badan hukum itu tergantung pada syarat mana yang telah terpenuhi oleh perkumpulan, badan ataupun
badan usaha tersebut dan ini dapat dikaji dari sumber hukum yang formal yaitu ada kemungkinan bahwa:
a. Telah terpenuhi syarat yang diminta oleh Perundang-Undangan. b. Telah terpenuhi syarat yang diminta oleh hukum kebiasaan. c. Telah terpenuhi syarat yang diminta oleh yurisprudensi.
d. Telah terpenuhi syarat yang diminta oleh dktrin (Chidir, 1999: 79).
D. Koperasi Simpan Pinjam
1. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam (KSP) adalah koperasi yang bergerak
dalam usaha pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan terus menerus untuk kemudian dipinjamkan
kepada para anggota dengan cara mudah, cepat, murah dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan (Panji, 1995: 33).
Koperasi simpan pinjam sering disebut koperasi kredit. Karena
koperasi jenis ini didirikan untuk memberikan kesempatan kepada anggota-anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan dengan
ongkos yang ringan.
Koperasi mempunyai adagium yang sama dengan demokrasi, yaitu
Semua anggota memiliki han dan kewajiban yang sama, termasuk dalam hal suara dalam memutuskan kebijakan strategis bagi koperasi, setiap
anggota memiliki satu suara, tidak melihat besar jasa dan modal yang ditanam di koperasinya.
Aturan yang menyatakan bahwa KSP harus melayani anggotanya, koperasi lain dan atau anggotanya (sesuai perjanjian), merupakan prinsip dasarsekaligus ciri khas yang membedakan koperasi dengan Bank.
Sehingga menjadi suatu hal yang dianggap melanggar hukum apabila ada KSP melayani bukan anggota. Terhadap pelanggar ketentuan ini bisa
berakibat fatal, yaitu sampai pembubaran koperasi secara paksa oleh pemerintah. Ketatnya aturan pelayanan pada hakekatnya untuk kepentingan anggota. Yaitu terjaminnya uang anggota apabila ada
kesalahan di pihak pengurus dan atau pengelola. Pemerintah tidak menjamin dana masyarakat yang ada di koperasi, seperti halnya di Bank.
Selain dari anggota (modal utama), modal koperasi bisa didapat dari modal penyertaan yang berasal dari perorangan atau institusi pemerintah atau swasta yang bersifat tidak mengikat (orang atau institusi
yang menanam modal tidak punya kuasa apapun terhadap urusan koperasi). Dan pengelolaan (perhitungan) terhadap modal tersebut harus
dipisah dengan modal dari anggota. Hal ini sangat penting untuk manajemen keuangan koperasi yang rapi, karena akan berimplikasi pada
Dalam hal pengelolaan usaha, koperasi boleh mengelolanya sendiri, oleh pengurus atau mengangkat perorangan atau institusi yang
berbadan hukum yang diangkat oleh pengurus dan bertanggung jawab kepada pengurus.
Keberhasilan koperasi tidak hanya ditentukan oleh besarnya volume usaha yang dimiliki, tetapi sejauh mana koperasi bisa menjawab kebutuhan dan kesejahteraan anggota, karena koperasi merupakan badan
usaha yang tidak berorientasi pada profit semata, tapi lebih kepada pelayanan terhadap anggota. Orientasi pelayanan inilah yang membuat
susunan di koperasi lebih bernuansa kekeluargaan.
Secara prinsip, koperasi berhak mengelola jenis usaha apa saja, termasuk produk-produk yang dijalankan dalam koperasi simpan pinjam.
Pemerintah tidak mengatur jenis usahanya. Semuanya ditentukan dalam forum berasama yang disebut rapat anggota.
Pemerintah Indonesia secara legal membolehkan koperasi simpan pinjam. Hal ini dipaparkan dengan jelas dalam:
a. UU Republik Indonesia no. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian,
Bab VII. Lapangan usaha, pasal 44 ayat (1): “Koperasi dapat menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha
simpan pinjam dari dan untuk: (a) anggota koperasi yang bersangkutan (b) koperasi lain dan atau anggotanya”
c. Keputusan Menteri Koperasi, pengusaha kecil dan menengah Republik Indonesia no.351/KEP/M/XII/1998, tentang petunjuk
pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi.
d. Keputusan Menteri Koperasi, pengusaha kecil dan menengah
Republik Indonesia no.194/KEP/M/1998, tentang petunjuk pelaksanaan penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam.
2. Sistem Kerja Koperasi Simpan Pinjam
Dalam melakukan pengelolaan dan penyaluran dana, koperasi tidak langsung menjalankan penyaluran tersebut. Koperasi akan
melakukan penimbunan dana sampai dana benar-benar terkumpul. Penimbunan dana-dana tersebut berupa dana hutang atau dana dari kekayaan bersih. Dana yang berbentuk hutang tersebut berasal dari dana
tabungan atau simpanan berjangka atau dana pinjaman yang diterima dari simpan pinjam. Untuk dana yang berasal dari kekayaan bersih berasal dari
simpanan wajib anggota dan simpanan sukarela. Dari penghimpunan dana tersebut, dana yang terkumpul dari dana simpanan.
Pada dasarnya, koperasi memang mengelola dana simpanan.
Dengan begitu, perlu dijelaskan secara rinci mengenai dana simpanan. Pengertian dana simpanan sendiri terdapat dalam PP 9 Tahun 1992, yaitu
dana yang dipercayakan kepada anggota, calon anggota, koperasi lain, dan atau kepada anggotanya KSP/USP dalam bentuk tabungan dan
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG KOPERASI SIMPAN PINJAM
BERGILIR “HATI RATU”
A. Profil Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” 1. Sejarah Berdirinya
Koperasi simpan pinjam bergilir “Hati Ratu” didirikan pada tahun
2013, berawal dari keprihatinan masyarakat setempat yang kebanyakan masyarakat tingkat menengah yang banyak kebutuhan namun penghasilan
bisa dibilang pas-pasan. Sehingga para remaja berinisiatif mendirikan simpan pinajam bergilir yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat sekitar. Dan pada tanggal 20 September 2013 berdirilah simpan pinajam yang dinamakan simpan penjam bergilir “Hati Ratu”, dan masyarakat pun
menanggapi dengan baik atas didirikannya simpan pinjam tersebut karena
mereka berharap dengan didirikannya simpan pinjam tersebut masalah keuangan masyarakat disekitar akan lebih terbantu.
Anggota dari simpan pinjam ini adalah para remaja dan ibu-ibu
dalam lingkungan satu RT sehingga dibuatlah sistem bergilir dengan tujuan supaya anggotanya bisa adil dan merata dalam peminjamannya.
Anggota yang meminjam dan dalam pengembaliannya bisa dengan cara mengangsur atau juga membayar langsung sekali lunas sesuai keingingan
tabel yang dibuat dengan alat tulis manual di dalam sebuah buku yang sekiranya mudah dipahami oleh bendahara karena disini notabennya
masih pada belanjar dalam berkoperasi. Pada awal terbentuknya simpan pinjam ini terbentuklah susunan kepengurusan sebagai berikut:
Ketua : Muhammad Arief Bendahara : Wulan Sari
Sekertaris : Pulung Aditya Nugroho
Perjalanan simpan pinjam ini pun ada hambatannya yaitu lemahnya sumberdaya manusia yang dimiliki dan kesadaran anggota yang
relatif masih minim terhadap gerakan koperasi, sehingga simpan pinjam ini pun berjalan sangat lamban.
Namun kini koperasi simpan pinjam ini mulai mengembangkan
usaha di bidang kerajinan tangan yang di kembangkan oleh remaja yang sudah atau yang belum belum memiliki skil dalam membuat kerajinan
tangan pun diajarin supaya mampu mempunyai kemampuan dalam membuat kerajinan tangan walau sementara tidak di produksi banyak hanya apabila ada pesanan baru di kerjakan, namun usaha ini terbilang
cukup menarik banyak peminat terutama kaum hawa yang tertarik memiliki tas, sepatu, dll. Dan kerajinan tangan disini adalah kerajinan
tangan merajut dan target pasarnya beragam dari remaja hingga orang tua yang memiliki anak kecil, kebanyakan dari mereka tertarik memesan
Dalam usaha kerajinan merajut ini diketuai oleh sodari Kustinah selaku yang dituakan dan beliau juga yang mengajari para remaja untuk
bisa membuat kerajinan tangan merajut. Tapi karena keterbatasan alatnya membuat remaja yang belajar merajut pun harus bergantian untuk
mempraktikannya namun demikian para remaja sangat antusias dalam belajar merajut.
2. Visi dan Misi
a. Visi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”
Menjadi Simpan Pinjam yang maju dan mensejahterakan para
anggotanya.
b. Misi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”
1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan
yang berkesinambungan.
2) Memberikan pembiayaan pada anggota
untuk tujuan produktif.
3) Meningkatkan kesejahteraan para anggota dan calon anggota.
4) Meningkatkan pendapatan.
5) Melakukan pendampingan usaha dan
konsultasi usaha anggota dan calon anggota.
3. Produk Simpanan di Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”
Simpanan sukarelaadalah dana anggota yang disimpan/dititipkan ke Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” dan dapat
diambil sewaktu-waktu, ketentuan dan karakteristiknya yaitu: 1)Setoran awal minimal Rp 10.000,-
2)Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan sewaktu-waktu selama ada konfirmasi terlebih dahulu.
3)Melayani sistem jemput bola (pelayanan penarikan setoran dan
penarikan simpanan di lokasi anggota).
b. Simpanan Sukarela Pelajar
Simpanan sukarela pelajar adalah simpanan yang diperuntukkan bagi para pelajar, ketentuan dan karakteristiknya yaitu: a.Setoran awal (pembukaan rekening) minimal Rp. 5.000,-
b.Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan sewaktu-waktu setiap hari selama ada konfirmasi terlebih dahulu.
c.Melayani sistem jemput bola (pelayanan penarikan setoran dan penarikan simpanan di lokasi anggota).
c. Simpanan Tamasya
Simpanan tamasya adalah simpanan yang direncanakn untuk tamasya/wisata/tour, ketentuan dan karakteristiknya yaitu:
a. Setoran awal (pembukaan rekening) minimal Rp. 10.000,- b. Setoran selanjutnya minimal Rp. 5.000,-
4. Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”
Pengurus RA (Rapat
Anggota)
Badan Pengawas
Manajer
Bendahara Pengelola
Gambar 2.1
Struktur organisasi koperasi simpan pinjam “Hati Ratu”
Keterangan:
a. Rapat anggota: pemegang rapat tertinggi Koperasi simpan pinjam “Hati Ratu”
b. Pengurus
Ketua : Muhammad Arief Sekretaris : Pulung Aditya Nugroho
Bendahara : Wulan Sari c. Dewan Pengawas
Ketua : Sugiyanto
Anggota : Sutanto d. Manager : Muniarti
e. Pengelolah : Ahsanul Achsan
Sebagai organisasi yang berwatak sosial, maka pada struktur
organisasinya terdapat badan pengawas yang bertugas mengarahkan, mengawasi, dan memeriksa kegiatan koperasi menjamin bahwa koperasi simpan pinjam telah berjalan sesuai dengan peraturan yang telah