Penelitian tentang respon sumber daya ikan dan biota laut lainnya terhadap keberadaan anjungan produksi migas di laut telah dilakukan, diantaranya oleh Schroeder et al. (1999); Love et al. (2003); Jablonski (2002). Sebagian besar penelitian tersebut berlokasi di Pesisir California tepatnya di area anjungan produksi migas yang berada di perairan dangkal (kedalaman <1000 meter). Penelitian yang dilakukan lebih difokuskan pada kajian biologi, yaitu analisis tentang kemampuan anjungan produksi migas di laut untuk menjadi habitat baru bagi sejumlah ikan. Parameter yang dikaji yaitu tingkat densitas dan kelimpahan ikan, serta keragaman jenis ikan yang terdapat di area anjungan, dengan menggunakan ekosistem karang alami sebagai pembanding (tolok ukur).
Schroeder, et al. (1999) telah melakukan penelitian tentang nilai relatif habitat di perairan dangkal lokasi anjungan produksi migas bumi di Santa Maria Basin dan Santa Barbara Channel, California.
Nilai relatif habitat tersebut dikomparasikan dengan nilai relatif habitat ekosistem karang alami yang berada tidak jauh dari lokasi anjungan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai relatif habitat di kedua lokasi studi, yaitu nilai relatif habitat yang lebih rendah mencapai 42% di area anjungan dibandingkan dengan area terumbu karang alami. Namun demikian, area anjungan terbukti mampu mendukung keberadaan juvenil ikan rock fish (Sebastes spp.). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien variation dari habitat di area anjungan lebih tinggi (42%) dibandingkan dengan area terumbu karang alami (19%). Pada penelitian ini, pengamatan dilakukan di perairan dengan variasi kedalaman lokasi anjungan yang dibandingkan dengan area terumbu karang alami dengan variasi kedalaman yang relevan. Kedalaman lokasi anjungan berbanding negatif dengan tingkat densitas dan keragaman jenis sumber daya ikan yang ada.
Dari penelitian itu diketahui bahwa anjungan dengan kedalaman maksimal >46 meter memiliki nilai habitat dan koefiseien variasi tertinggi bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan area terumbu karang alami. Kondisi ini dikaitkan dengan kuat arus dan gelombang yang terjadi di lokasi tersebut. Diyakini struktur anjungan mampu menjadi faktor penahan arus, yang berpengaruh pada pertahanan larva dan juvenile ikan di sekitar anjungan. Hal ini dapat menguatkan bagaimana kelimpahan juvenil ikan rock fish (Sebastes spp.) dapat berada dalam nilai yang cukup tinggi dibandingkan dengan area lainnya. Sebagian besar jenis ikan yang ditemukan di area anjungan merupakan ikan pelagis yang dalam pergerakannya cenderung membentuk kawanan atau schooling (Gambar 15 dan Gambar 16).
Gambar 15. Gambar 16.
Gambar 15. Bocaccio dewasa (Sebastes paucispinis) dan Gambar 16. Cowcod (S. levis) di bawah Anjungan Gail, Eastern Santa Barbara Channel
Jablonski (2002) melakukan penelitian serupa pada tahun 2001-2002 bertempat di Campos-Santos Basin. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efek anjungan produksi migas di laut terhadap produksi perikanan tangkap, terkait dengan zona larangan (radius 500 meter) yang diberlakukan di sekitar anjungan. Penelitian dilakukan melalui pengamatan visual terhadap hasil tangkapan dengan unit penangkapan berupa hand long line. Target tangkapan pada penelitian ini adalah jenis ikan tuna, sardine, dan mackerel. Penelitian dilakukan dengan pembedan titik pengamatan menjadi 3 titik, yaitu di dalam radius 500 meter, di luar radius 500 meter, dan di area perbatasan dalam-luar radius 500 meter. Selain membedakan titik pengamatan, tata waktu pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap, dengan melibatkan nelayan dan pengamat (pencatat hasil). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah tangkapan terbanyak diperoleh dari area perbatasan (6.700 kg), sedangkan jumlah tangkapan di dalam dan luar radius 500 meter menunjukkan hasil yang relatif sama yaitu masing-masing 1.300 kg dan 1.400 kg. Banyaknya jumlah tangkapan di area perbatasan diduga sebagai akibat dari letak anjungan yang tepat di area penangkapan ikan terbaik.
Love et al. (2003), menyatakan bahwa anjungan produksi migas di laut memiliki 2 fungsi utama terkait dengan fungsi ekologi habitat ikan. Fungsi tersebut yaitu fungsi kolom perairan sebagai nursery ground untuk jenis rock fishes (Sebastes spp.) dan jenis spesies lainnya, dimana kolom perairan memiliki kuat arus yang mendukung pertahanan keberadaan juvenil ikan; serta fungsi dasar perairan (pertemuan pipa dan dasar laut) yang dapat menjaga dan meningkatkan kelimpahan ikan remaja dan ikan dewasa. Konstruksi tiang-tiang anjungan mampu mengundang alga dan dapat menjadi tempat menempel biota laut. Demikian seterusnya kondisi tersebut dalam jangka waktu yang lama mampu membentuk habitat baru bagi ikan. Jenis ikan yang banyak ditemukan di area ini adalah ikan rockfishes, lingcod (Ophiodon elongatus), painted greenling (Oxylebius pictus), dan jenis ikan karang. Ilustrasi hasil pengamatan ini disampaikan pada Gambar 17.
Gambar 17. Kondisi ekosistem di area anjungan produksi migas di laut. (Love et al., 2003).
Hasil penelitian tersebut memberikan gambaran bagaimana kondisi ekologi biota laut yang berada di area anjungan. Penelitian ini sekaligus menggambarkan bagaimana anjungan produksi migas di laut dapat menjadi daya tarik bagi ikan dan menjadikannya sebagai habitat baru. Love et al. (2003) menyatakan bahwa adanya alga yang bersimbiosis dengan pipa dan peralatan bawah laut menciptakan kehidupan baru di sekitar anjungan. Alga dan plankton selanjutnya menarik kehadiran biota laut lainnya sehingga menciptakan rantai makanan. Demikian kondisi ini berlangsung secara terus-menerus dalam durasi waktu yang cukup lama sehingga terbentuk ekosistem baru yang dapat menuju stabil.
Pada studi tersebut, kajian ditekankan pada keberadaan anjungan yang sudah tidak berproduksi, yang dikatakan dapat berperan sebagai articial reef. Layaknya artificial reef lainnya, anjungan produksi migas di laut terbukti mampu membentuk ekosistem baru yang dapat menjadi habitat bagi ikan jenis tertentu. Pengkajian aspek ekonomi terkait dengan manfaat anjungan masih minim, sehingga dari studi yang dirujuk, belum diketahui besaran nilai ekonomi yang dapat disimpan oleh habitat yang terbentuk di sekitar area anjungan.