• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Guru Tentang Implementasi Full day school di MAN 1 Kendari Penerapan sistem full day scholl bagi guru di MAN 1 Kendari mendapat

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Respon Guru Tentang Implementasi Full day school di MAN 1 Kendari Penerapan sistem full day scholl bagi guru di MAN 1 Kendari mendapat

respon yang berbeda beda. Ada guru yang menilai bahwa sistem pembelajaran full day scholl dapat meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di sekolah.

Dengan sistem belajar sehari penuh siswa memiliki kesempatan waktu yang cukup dibandingkan dengan sistem sebelumnya. Siswa selama 8 jam sehari berada di lingkungan sekolah untuk belajar mengikuti kegiatan di dalam kelas ataupun mengembangkan minat dan bakatnya di luar kelas.

Zul Rahmat (guru dan ketua penjamin mutu MAN 1 Kendari) menjelaskan bahwa, “walaupun MAN 1 Kendari secara dejure tidak menjadi bagian dari sekolah yang wajib menerapkan full day scholl, tetapi secara defacto sistem kegiatan atau pembelajarannya sudah menerapkan sistem full day scholl . di MAN 1 Kendari waktu pembelajarannya dilakukan sampai jam 16.00. dan pada hari tertentu siswa pulang lebih dari jam tersebut. Oleh karenanya siswa mendapat waktu belajar yang cukup panjang di bawah asuhan dan bimbingan guru di sekolah”.2

Karena waktu belajar di sekolah sehari penuh, maka siswa lebih banyak berada di lingkungan sekolah dibandingkan berada di rumah atau di lingkungan lainnya. Hal ini akan mengurangi pengaruh-pengaruh negative dari lingkungan sosial siswa seperti yang terjadi selama ini pada siswa. Banyak sekali pengaruh negative akibat lingkungan sosial yang buruk dan bermasalah. Kita banyak

2Zul Rahmat, Guru MAN 1 Kendari, Wawancara, Kendari, 24 September, 2018.

menemukan anak-anak usia sekolah kecanduan rokok, alkohol dan terpapar obat-obatan terlarang.

Salah seorang informan menjelaskan, “pembelajaran dengan sistem full day scholl mewajibkan siswa lebih banyak berada di lingkungan sekolah. Sejak pagi hari di jam 7.00 sudah harus berada di lingkungan sekolah dan boleh pulang meninggalkan sekolah di sore hari setelah semua kegiatan belajar selesai. Tentu saja hal ini memberikan pengaruh positif bagi kepribadian mereka karena dapat meminimalisir pengaruh negative yang datang dari lingkungan sosialnya”.3

Pola pembelajaran dengan sistem full day scholl menuntut pengawasan guru yang kontiniu. Untuk membantu guru Di MAN 1 Kendari pola pengawasan ini dilakukan dengan melibatkan siswa yang di anggap memiliki tanggung jawab dan kewibawaan yang baik. Mereka adalah siswa terpilih dengan prestasi belajar terbaik disetiap angkatan dan kelasnya. Siswa tersebut ditugaskan untuk melakukan pengawasan sehari penuh terhadap aktivitas dan kegiatan siswa yang lainnya. Karena tugas tersebut siswa yang bersangkutan dibebaskan dari kegiatan belajar mengajar selama sehari penuh. Dalam melaksanakan tugas pengawasan, siswa diwajibkan memakai pakaian yang rapi, berdasi, dilengkapi dengan selempang dan memakai sepatu pantofel. Hal ini dijelaskan oleh informan bahwa, “untuk mengawasi kegiatan siswa selama berada di sekolah, MAN 1 Kendari menerapkan pola pengawasan partisipatif. Artinya dengan keterbatasan waktu dan kesempatan guru melakukan pengawasan terhadap siswa dengan jumlah yang cukup besar ini, kami melibatkan siswa yang memiliki prestasi

3Muhamad Syarif, Guru MAN 1 Kendari, Wawancara, Kendari, 24 September, 2018.

terbaik di kelas dan disetiap angkatan atau tingkat. Mereka adalah siswa rengking 1, 2 dan 3 di kelasnya masing-masing. Asumsinya adalah jika mereka dalam melaksanakan tugas sehari penuh tidak mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas, siswa tersebut dianggap bisa mengejar ketertinggalan belajarnya.

Kepada mereka kami mengharuskan untuk berpakaian rapi, dengan dasi baru bukan RB (rombengan), memakai sepatu pantofel lengkap dengan selempang pertanda sebagai pengawas sekolah. Tujuannya adalah agar mereka memiliki kewibawaan dalam melaksanakan tugas pengawasan”.4

Pola pengawasan tersebut tidak hanya bertujuan untuk melakukan pemantauan terhadap siswa yang melakukan pelanggaran tetapi juga merupakan upaya sekolah dalam mengembangkan pendidikan karakter kepada siswa. Proses pengawasan yang dilakukan siswa tidak hanya berimplikasi kepada tumbuhnya kedisiplinan, ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan sekolah, tetapi kepada siswa pengawas dapat membentuk sikap pribadi yang jujur dan amanah.

Muhammad syarif menjelaskan, “saya sangat setuju dengan sistem full day scholl. Walaupun harus menyita waktu yang banyak, sebagai seorang guru harus menunjukan sikap profesionalisme untuk ikhlas melaksanakan tugas dengan baik. Ada semangat yang muncul dari saya secara pribadi, bahwa dengan sistem ini anak-anak dapat kami bimbing dan arahkan sesuai dengan bakat dan minatnya. Selain kegiatan belajar di dalam kelas untuk penguasaan mata pelajaran pembinaan dibidang karakter terus kami lakukan untuk menumbuhkan

4Mas’ud Ahmad, Kepala MAN 1 Kendari, Wawancara, Kendari, 24 September, 2018.

kedisiplinan, rasa tanggung jawab, kejujuran dan amanah ketika diberikan tugas dan tanggung jawab oleh sekolah”.5

Pendidikan karakter merupakan salah alasan yang dominan bagi kesepahaman guru terhadap penerapan sistem full day school. Secara umum guru MAN 1 Kendari menilai bahwa pendidikan karakter sangat penting untuk menyiapkan peserta didik menjadi pribadi-pribadi yang unggul. Kecerdasan penanaman nilai nilai karakter pada siswa disadari oleh guru bukanlah sesuatu yang dilakukan secara instan, tetapi harus dilakukan secara holistic dan kontiniu atau berkesinambungan.

Pendidikan karakter sebagaimana yang dimaksudkan di atas tidak cukup dilaksanakan dalam waktu singkat tetapi dilaksanakan secara terus menerus agar nilai-nilai karakter dapat tertanam menjadi kepribadian dan menjadi perilaku atau kebiasaan siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya. Dengan kata lain, menamkan nilai karakter setidaknya melalui tiga tahapan yakni knowing (pengetahuan), acting (pelaksanaan), habit (kebiasaan).

Su’mawati Ahmad, guru sekaligus Pembina Ma’had Ilmi di MAN 1 Kendari menjelaskan bahwa “dalam rangka melaksanakan pendidikan karakter, kami harus meluangkan waktu lebih, setelah melaksanakan tugas mengajar di kelas. Pembinaan terhadap siswa dilakukan secara terus menerus sesuai dengan program yang sudah direncanakan, kegiatan pembinaan tersebut dilakukan

5Muhamad Syarif, Guru MAN 1 Kendari, Wawancara, Kendari, 24 September, 2018.

setelah sholat ashar untuk seluruh siswa, dan sholat magrib dan Isya bagi siswa yang tinggal di Ma’had Ilmi MAN 1 Kendari”.6

Selain pendidikan karakter di MAN 1 Kendari juga melakukan penelusuran minat dan bakat terhadap siswa. Dalam sistem pembelajaran full day scholl kegiatan penelusuran bakat ini masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuannya diberbagai bidang di luar bidang akademiknya. Seorang informan menjelaskan bahwa, “salah satu manfaat lebih dari kegiatan belajar sehari penuh atau yang dikenal dengan full day school adalah siswa dapat mengembangkan bakat dan minatnya secara optimal. Siswa bisa memilih kegiatan sesuai dengan hoby dan kecenderungannya. Ada kegiatan olah raga, seni dan religi, seperti; futsal, voly ball, pramuka, mercy band, karate, taekwondo, khot kaligrafi, nasyd dan lain-lain”.7

Berdasarkan pengamatan peneliti, kegiatan-kegiatan ekskul dilakukan setelah proses pembelajaran, dibawah pengawasan dan bimbingan guru. Setiap jenis dan cabang ada pembina/pelatih dan ada guru yang diberikan tugas bertanggung jawab melakukan pengawasan. Pada jenis kegiatan tertentu seperti;

karate, taekwondo, paskibraka, dan mercy band, didatangkan pelatih dari luar untuk melakukan pembinaan secara khusus. Keterampilan melalui kegiatan ekskul ini sangat bermanfaat karena sudah dapat mengharumkan nama baik MAN 1 Kendari dimata masyarakat Sulawesi Tenggara. Hampir disetiap acara-acara yang dilakukan oleh kementerian agama, termaksud IAIN Kendari pada

6Su’mawati Ahmad, Guru MAN 1 Kendari, Wawancara, Kendari, 24 September, 2018.

7

kegiatan Pertemuan Wirakarya Nasional (PWN) melibatkan mercy band MAN 1 Kendari.

Dari berbagai respon positif guru MAN 1 Kendari seperti yang dijelaskan di atas, terdapat guru yang memberikan penilaian berbeda tentang sistem full day school. Drs. H. Muhamad Taufik, M.Ag. misalnya menjelaskan bahwa, “dengan sistem belajar sehari penuh membuat siswa terkuras fisik dan pikirannya, siswa sudah sangat lelah ketika berada di rumah. Tidak ada kesempatan untuk bersosialisasi dengan lingkungannya ataupun untuk membantu pekerjaan orang tuanya di rumah. Mereka lebih memilih untuk beristirahat agar pada pagi hari bisa lebih awal bangun untuk bersiap lagi datang kesekolah.

begitu aktifitas siswa setiap hari selama 6 hari seminggu”.8

Harapan tercapainya mutu dan kualitas pendidikan terasa sulit untuk terealisasi. Siswa yang merupakan objek sekaligus subjek pembelajaran harus mengalami masalah kelelahan fisik yang berdampak pada terganggunya fokus saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Sementara untuk menciptakan proses pembelajaran, yang nyaman dan menyenangkan harus di dukung oleh ketahanan fisik dan psikhis yang prima.

Dalam pembelajaran yang berkualitas dibutuhkan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan, agar keterlibatan atau partisipasi siswa meningkat.

Keterlibatan atau partisipasi siswa dalam kegiatan belajar merupakan salah satu indicator keberhasilan belajar dari sisi prosesnya. Apabila kegiatan pembelajaran tidak mendapat kan dukungan dan partisipasi siswa, maka proses pembelajaran tersebut dianggap gagal.

8Muhamad Taufik, Guru MAN 1 Kendari, Wawancara, Kendari, 24 September, 2018.

Sependapat dengan hal tersebut, Muhamad Subhan, S.Ag. menjelaskan,

“sistem belajar dalam full day school memiliki dampak yang kurang baik bagi siswa. Akibat kelelahan, siswa kurang termotivasi untuk belajar. Setiap hari mereka harus mengikuti program belajar dan kegiatan tambahan sampai pada sore hari. Kesempatan untuk istirahat sangat terbatas, apalagi untuk sekedar mengulangi materi pembelajaran yang diperoleh disekolah pada saat mereka berada di rumah”.9

Selain alasan yang dikemukakan di atas, masalah yang ditemui dalam penerapan sistem full day school adalah terbatasnya sumber daya guru dalam melakukan bimbingan dan pengawasan. Untuk memenuhi semua aktifitas pembelajaran harus didukung oleh jumlah guru yang memadai disamping aspek kualitas dan komitmennya. Dengan jumlah beban mengajar guru selama 24 jam tatap muka perminggu, ditambah dengan pembinaan kegiatan ekskul serta tugas penyelesaian administrasi pembelajaran, berdampak pada kualitas mengajar guru menurun.

Ditegaskan kembali oleh Muhamad Taufik bahwa “masih ada guru yang secara kualitas kurang baik. Contohnya ada yang ditemukan guru madratsah yang kemampuan Baca Tulis Al-qurannya terbatas. Dalam contoh yang lain adalah pemberlakuan kurikulum 2013 atau K13, terdapat guru yang belum pernah mengikuti pelatihan atau pengalaman mengembangkannya dalam bentuk RPP. Karena itu sulit kita berharap akan terjadi peningkatan kualitas dan mutu

9Muhamad Subhan, Guru MAN 1 Kendari, Wawancara, Kendari, 25 September, 2018.

pendidikan, jika guru, Pembina dan pengasuh tidak memiliki standar kualitas yang memadai”.10

Dari temuan penelitian di atas dapat di simpulkan bahwa respon guru terhadap implementasi sistem full day school di MAN 1 kendari terjadi pro dan kontra. Walaupun secara umum guru menilai bahwa sistem full day school memberikan manfaat bagi terbentuknya kepribadian siswa secara komprehensif, dan seimbang baik dari aspek, kognitifnya, afektif dan psikomotoriknya.

2. Respon Siswa Tentang Implementasi Full day school di MAN 1 Kendari