• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

Penelitian Mandiri

RESPON GURU DAN SISWA TERHADAP KEBIJAKAN FULL DAY SCHOOL DI MAN 1 KENDARI

Oleh : Aliwar

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) KENDARI

2018

(2)

ABSTRAK

Penelitian dengan judul “Respon guru dan siswa dalam implementasi full day school di MAN 1 Kendari. Penelitian dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kendari kota Kendari, bertujuan untuk mengungkap bagaimana respon guru dan siswa terhadap pemberlakukan sistem belajar sehari penuh atau dikenal dengan full day school.

Penelitian ini di fokuskan pada 1) respons guru dan siswa pada implementasi full day school di MAN 1 Kendari dan 2) kesiapan MAN 1 Kendari tentang kebijakan implementasi Full day school.

Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dekriptif analitis dalam rangka melakukan kajian-kajian ilmiah terhadap respon guru dan siswa serta kegiatan-kegiatan pembelajaran dalam sistem full day school. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

Selanjutnya analisis data menggunakan tiga tahap yaitu; reduksi data, display data dan verifikasi data

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perbedaan respon baik oleh guru maupun siswa terkait dengan sistem pembelajaran full day school. Guru dan siswa yang merespon positive menilai ada manfaat banyak manfaat dalam sistem full day school seperti: 1) siswa mendapat kesempatan dan waktu yang panjang untuk mengikuti kegiatan belajar, sehingga dapat memperoleh pengetahuan secara komprehensif dan terpadu, baik aspek kognitif, aspek afektif serta aspek psikomotorik, 2) full day school dapat memberikan kesempatan siswa mendapatkan bimbingan, pendampingan dan pengawasan dari guru, sehingga dapat mengurangi pengaruh negative dari luar lingkungan sekolah, 3) full day school dapat mengembangkan dan memperkuat pendidikan karakter siswa melalui berbagai macam kegiatan yang dilakukan, baik itu kegiatan pembelajaran di dalam kelas maupun kegiatan yang dilakukan di luar kelas, 4) full day school dapat menumbuhkan dan mengembangkan minat dan bakat siswa melalui berbagai kegiatan ekskul. Terhadap guru dan siswa yang yang merespon nagatif sistem full day school menilai bahwa, 1) dengan belajar sehari penuh berakibat pada menurunnya daya tahan tubuh siswa sehingga siswa mengalami kelelahan, jenuh dan bosan dalam mengikuti pembalajaran, 2) full day school mengurangi peran siswa untuk bisa membantu pekerjaan orang tuanya di rumah, hal ini terjadi karena saat pulang dirumah siswa yang bersangkutan dalam keadaan lelah, 3) full day school diperlukan dukungan komitmen dan kreatifitas guru, sehingga pelaksanaan full day school akan gagal jika sekolah tidak memiliki sumber daya yang mumpuni. Dalam aspek kesiapan sekolah MAN 1 Kendari dalam prakteknya telah menerapkan sistem full day school, bahkan pelaksanaan pembelajarannya dilaksanakan dalam 6 hari seminggu. Temuan penelitian menunjukan bahwa sarana prasarana cukup memadai dalam menunjang kegiatan pendidikan dan pembelajarannya. Pola pembinaan melalui kegiatan ekskul telah mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam berbagai jenis dan bidang kegiatan. Khusus pada kegiatan keagamaan, pembinaan melalui Ma’had Ilmi dirasakan cukup efektif dalam memupuk dan mengembangkan nilai-nilai karakter siswa.

Kata Kunci: full day school, pembelajaran sehari penuh

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

LEMBAR PENGESAHAN……… …ii

KATA PENGANTAR……….………. iii

KATA SAMBUTAN………iv

ABSTRAK………v

DAFTAR ISI ...vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ...1

B. Fokus Penelitian ……… ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... ....4

E. Manfaat dan signifikansi Penelitian ... ...4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Hasil Penelitian Relavan ...6

B. Hakekat Full Day School……… ...7

C. Standar sarana dan Prasarana Dalam Sistem Full Day School ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Sumber data ... 28

C. Teknik Pengumpulan data ... 28

D. Teknik Analisis Data... 29

E. Pengecekkan Keabsahan Data ……… 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 31

A. Hasil Penelitian ... ... 31

B. Pembahasan Penelitian … ... 54

(4)

BAB IV PENUTUP ... 57 A. Kesimpulan ... 58 B. Rekomendasi …... 59

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha yang dilaksanakan dengan sadar, dan bertujuan mengubah tingkah laku manusia kearah yang lebih baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Pendidikan diarahkan untuk menstimulasi potensi-potensi individu untuk berkembang kearah yang positif, agar sanggup menghadapi tantangan-tantangan lingkungan, masyarakat, teknologi serta kehidupan yang semakin kompleks. Dalam upaya pengembangan potensi-potensi individu tersebut, pembelajaran sebagai perangkat utama pendidikan dan sebagai sebuah system, menjadi poros yang sangat urgen. Dick, Carey and Carey menjelaskan A system is technically a set of interrelated parts, all a which work together toward a defined goal” artinya sebuah sistem merupakan cara berhubungan dari masing-masing bagian, bekerja secara bersama-sama dalam mencapai tujuan. Oleh karena pembelajaran merupakan sebuah sistem, maka pembelajaran didesain sedemikian kompleks mulai dari desain pendidik/tenaga kependidikan, iklim akademik, sumber belajar maupun waktu pembelajaran.

Berkenaan dengan waktu belajar, fenomena dalam latar pendidikan nasional dewasa ini, dimeriahkan dengan kebijakan baru nasional pendidikan Indonesia yang mendapat berbagai tanggapan/respons sebut saja fullday school.

Muhadjir Effendy menjelaskan Sedikitnya 5.000-10.000 sekolah negeri dan swasta

(6)

pada tahun ini mendaftarkan diri untuk menerapkan sistem "Full day school".1 Mendikbud Muhadjir Effendy telah menetapkan Peraturan Menteri (Permen) Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah yang mengatur sekolah 8 jam sehari selama 5 hari atau sebutan Full day school pada 12 Juni 2017. Full day school secara ideal bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi kepribadian siswa dengan lebih seimbang.2 Sekolah yang mengimplementasikan sistem full day school adalah sekolah yang memilih waktu belajar dari pagi sampai sore hari.3 Sekolah ini menggunakan kurikulum nasional dari pemerintah (kurikulum 2013) dan kurikulum dari departemen Agama (kurikulum Pendidikan Agama Islam).

Full day school adalah salah satu program unggulan yang dirintis oleh beberapa sekolah. Dalam membentuk karakter siswa yang sangat penting dalam kehidupan ini dibutuhkan sekolah unggulan yang mampu berkontribusi maksimal dalam membentuk akhlaq siswa. Kebijakan ini berlaku mulai tahun ajaran baru yang jatuh pada Juli 2017. Namun bagi sekolah yang belum memiliki sumber daya dan sarana transportasi yang memadai, maka kebijakan ini dilakukan secara bertahap.4

Berbagai tanggapan/respons berdatangan dari berbagai pihak dan pemangku kepentingan tentang pemberlakuan Full day school, Warga Nahdliyin lewat Hudallah Ridwan, Jumat Juli 2017 di Semarang, Jawa Tengah melakukan unjuk rasa menolak program full day school untuk anak didik. Program itu dinilai akan mematikan keberadaan madrasah diniyah (Madin) di desa-desa. Permen

1http://www.antaranews.com/berita/618878/10000-sekolah-daftar-terapkan-full-day-school

2Nor Hasan , Fullday School (Model Alternatif Pembelajaran Bahasa Asing), (Jurnal Pendidikan.

Tadris. Vol 1. No 1. 2006) h. 111.

3Mohamad Ali, Reinvensi Pendidikan Muhammadiyah, (Jakarta: Al- Wasat Publishing House, 2010), h. 136.

4https://kumparan.com/nurul-hidayati/ini-isi-peraturan-mendikbud-tentang-full-day-school

(7)

tentang lima hari sekolah ini jelas membawa dampak buruk bagi masyarakat, tapi pemerintah tetap saja memaksa untuk diberlakukan. Senjutnya Penerapan program sekolah lima hari atau full day school dengan delapan jam belajar diyakini dari sudut ekonomi secara tidak langsung akan menambah angka kemiskinan di daerah.

Hal itu karena orangtua diharuskan memberi uang saku lebih kepada anak-anaknya untuk bekal makan siang.5

Respons-respons tersebut menjalar hingga pada satuan pendidikan.

Berdasarkan informasi awal diperoleh gambaran bahwa guru-guru memiliki perbedaan tanggapan terhadap pemberlakuan Full day school ini. Terdapat guru yang secara terang-terangan menyampaikan penolakan terhadap Full day school ini.

Juga terdapat guru yang mendukung sekolah 5 hari atau Full day school di sekolah ini.6 Begitu pula dengan siswa berbagai tanggapan beredar di sekolah-sekolah seperti tergambar pada informasi awal bahwa kami senang belajar sampai jam sore supaya ilmu bertambah dan sabtu bisa libur. Juga terdapat respon negative tidak menyukai kebijakan ini dengan alasan waktu disekolah terlalu banyak, dan waktu dirumah menjadi hamper tidak ada.7 Berdasarkan latar masalah di atas maka peneliti secara akademik bermaksud mengungkap respons guru dan siswa terhadap kebijakan Full day school pada MAN 1 Kendari.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini di fokuskan pada:

1. Respons guru dan siswa pada implementasi Full day school di MAN 1 Kendari.

5http://regional.kompas.com/read, warga nahdliyin unjuk rasa tolak full day school, diakses tgl. 18-8- 2018

6Zul Rahmat, Guru MAN 1 Kendari, Wawancara, Kendari, 19 Agustus 2017

7Yuli, Siswa MAN 1 Kendari, Wawancara, Kendari, 19 Agustus 2017.

(8)

2. Kesiapan MAN 1 Kendari tentang kebijakan implementasi Full day school C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian di atas maka penelitian ini di rumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana respons guru dan siswa pada implementasi Full day school di MAN 1 Kendari ?.

2. Bagaimana kesiapan MAN 1 Kendari tentang kebijakan implementasi Full day school ?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengungkap respons guru dan siswa tentang implementasi Full day school di MAN 1 Kendari.

2. Mengungkap kesiapan MAN 1 Kendari tentang kebijakan implementasi Full day school .

E. Manfaat dan Signifikansi Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap pengelolaan sistem dan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, serta secara khusus dapat memberikan kontribusi bagi kualitas pendidikan dan pembelajaran di SMAN 1 Kendari.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan :

(9)

a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat menjadi pemicu dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan untuk melaksanakan tugas secara professional sesuai semangat full day school.

b. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat meningkatkan motivasi dan semangat belajar, meningkatkan kreativitas, serta mengembangkan bakat yang mereka miliki.

c. Bagi pengambil kebijakan diharapkan menjadi dasar dalam menentukan arah program pendidikan selanjutnya.

d. Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi awal bagi peneliti selanjutnya dalam mengkaji dan mendalami kebijakan sistem full day school.

3. Signifikansi Penelitian

Adapun signifikansi penelitian ini adalah:

a) Kebijakan fullday school adalah kebijakan nasional pendidikan yang berupaya untuk meningkatkan kompetensi-kompetensi yang ada pada peserta didik. Salah satu potensi yang menjadi titik tekannya adalah kompetensi sikap dan afektif.

b) Dengan adanya fullday school maka, tatap muka dan pengintagrasian nilai- nilai akhlak dan kepribadian akan semakin massif, karena diasumsikan jumlah jam belajar sehari lebih banyak.

c) Penelitian ini juga menjelaskan tentang respons penerapan fullday school ditengah dikrefansi kualitas dan kuantitas infrastruktur pendidikan di berbagai wilayah di Indonesia.

(10)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian Relevan

Kajian kualitatif deskriptif-analitis yang berhubungan dengan respons dan persepsi, khususnya pada kebijakan-kebijakan pendidikan di Indonesia banyak mendorong para peneliti pendidikan untuk mengkaji kebijakan tersebut dalam setiap level dan sektor pembuat kebijakan dari pusat ke daerah. Berkenaan dengan penelitian kebijakan penerapan Fullday School dilakukan oleh peneliti untuk mengkaji baik pengaruhnya, implementasinya dan keunggulannya.

Penelitian Amar Ma’ruf (2015) misalnya tentang Implementasi fullday school dengan menggunakan penelitian lapangan deskriptif (Field research). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi dan wawancara.menyimpulkan bahwa Prioritas utama Full day school di SMP Ta’mirul Islam adalah pembentukan karakter siswa dengan menanamkan akhlaq yang baik kepada siswa. Dengan berubahnya karakter siswa maka sudah pasti prestasi belajar siswa juga akan berubah. Pembentukan dan penanaman Akhlaq siswa di SMP Ta’mirul Islam sudah cukup baik, perubahan karakter siswa ditunjukkan dalam bentuk kedisiplinan siswa dalam beribadah, kedisiplinan siswa dalam masuk kelas, kedisiplinan siswa.

Selanjutnya Moch. Syukron Na’im (2011) dengan fokus “Efektifitas Full day school dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik (Studi kasus di SDIT Salsabila Klaseman Sleman)”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pembentukan. karakter

(11)

siswa dalam sistem Full day school sudah berjalan dengan baik hal tersebut didukung oleh materi dan peran guru dalam membentuk karakter siswa. Selain itu tingkat efektifitas sistem Full day school dalam pembentukan karakter peserta didik dapat dilihat dari aspek tugas dan fungsi, rencana dan program, ketentuan serta kondisi ideal.1

Hasil penelitian relevan di atas menjadi dasar bagi peneliti untuk memahami konteks sosial dan pendidikan tentang kebijakan implementasi fullday school.

Selanjutnya juga memberikan informasi bagi peneliti untuk memahami konsep-kensep fullday school. Namun demikian, secara umum terdapat perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, perbedaan itu terletak pada fokus masalah, rumusan, tujuan penelitian, teori serta analisis data yang digunakan sehingga secara teoretik akan memberikan jawaban dan implikasi penelitian yang juga berbeda. Dalam penelitian ini masalah yang akan difokuskan adalah bagaimana respons guru dan siswa pada penerapan fullday school. Dari aspek penggunaan teori penelitian-penelitian relevan di atas menggunakan teori implementasi. Sedangkan penelitian ini menggunakan teori respons dan fullday school untuk mengungkapkan bagaimana respons pada penerapan fullday school di sekolah. Dengan demikian secara lebih khusus penelitian ini memiliki posisi yang akan menjelaskan respons penerapan fullday school di sekolah.

B. Hakekat Full Day School 1. Konsep Full day school

Belajar merupakan proses pembentukan ilmu pengetahuan, prinsip ini didasari pada sebuah pemikiran bahwa belajar terjadi ketika seorang pembelajar

1Moch. Syukron Na’im, Efektifitas Full Day School dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik (Studi kasus di SDIT Salsabila Klaseman Sleman), Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011.

(12)

secara aktif melakukan pembentukan/membangun ilmu pengetahuan baru pada memori). Dibakukan dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 19 ayat 1 menyebutkan, “proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologi bagi peserta didik”.

Hal inilah yang mendasari adanya model pembelajaran aktif yang diselenggarakan di sekolah-sekolah.

Full day school secara etimologi, berasal dari Bahasa Inggris. Terdiri dari kata full mengandung arti penuh, dan day artinya hari. Maka full day mengandung arti sehari penuh.2Full day juga berarti hari sibuk. Sedangkan School artinya Sekolah. Jadi, arti dari Full day school jika dilihat dari segi etimologinya berarti kegiatan belajar yang dilakukan sehari penuh disekolah. Sedangkan menurut terminologi atau arti secara luas, Full day school mengandung arti system pendidikan yang menerapkan pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar sehari penuh dengan memadukan sistem pengajaran yang intensif yakni dengan menambah jam pelajaran untuk pendalaman materi pelajaran serta pengembangan diri dan kreatifitas. pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah mulai pagi hingga sore hari, secara rutin sesuai dengan program pada tiap jenjang pendidikannya. Dalam Full day school, lembaga bebas mengatur jadwal mata pelajaran sendiri dengan tetapi.3 Jadi, pengertian fullday school adalah sekolah

2Jhon Echlos, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia, Cet XXIII, 1996), h. 165, 259, 504.

3Peter Salim, Advanced English- Indonesia Dictonary, Jakarta: Modern Englis Press, 1988, h. 340.

(13)

sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul 06.45 – 15.00 dengan durasi istirahat setiap dua jam sekali. Dengan demikian, sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa, disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi. Hal yang diutamakan dalam Full day school adalah pengaturan jadwal mata pelajaran dan pendalaman.4

Konsep fullday school merupakan modernisasi bahkan sistematis atau modifikasi dari tradisi pesantren, yang dalam batas tertentu pesantren kurang menyadari substansi pola kependidikan yang diaplikasikannya karena sudah menjadi sebuah tradisi yang melekat secara inhern dalam proses transformasi keilmuannya. Karenanya, fullday school dalam aplikasinya bisa saja tetap mempertahankan format tradisi pesantren, namun tradisi yang telah tersadarkan akan substansinya5.

System full day school pada dasarnya menggunakan system integrated curriculum dan integrated activity yang merupakan bentuk pembelajaran yang diharapkan dapat membentuk seorang anak (siswa) yang berintelektual tinggi yang dapat memadukan aspek ketrampilan dan pengetahuan dengan sikap yang baik dan islami. Dengan adanya garis-garis besar program dalam system full day school, sekolah yang melaksanakan program ini diharapakan dapat mencapai target tujuan yang ingin dicapai oleh lembaga pendidikan yang melaksanakan system Full day school.6

4Nor Hasan , Fullday School (Model Alternatif Pembelajaran Bahasa Asing), (Jurnal Pendidikan.

Tadris. Vol 1. No 1. 2006), h.112

5Qadri Azizy, Islam dan Permasalahan Sosial: Mencari Jalan Keluar (Yogyakarta: LkiS,2000), h.

105

6 Sehudin, Pengaruh Pelaksanaan Pembelajaran Full Day School Terhadap Akhlak Siswa (Surabaya: Perpustakaan IAIN Sunan Ampel, 2005), h. 16

(14)

Ada tiga alasan yang melandasi lahirnya sistem pembelajaran full day school. Pertama adalah mengurangi pengaruh negatif dari luar pada anak usia sekolah. Banyak masalah serius pada anak – anak karena terpengaruh dari lingkungan di luar sekolah dan rumah. Oleh karena itu, maka perlu diimplementasikan full day school guna meminimalkan pengaruh negatif pada anak, termasuk televisi dan media elektronik lainnya.7 Kedua dengan diimplikasikan sistem pembelajaran full day school, maka rentang waktu belajar di sekolah relatif lama sehingga memaksa siswa belajar mulai pagi hingga sore hari, sehingga waktu belajar di sekolah lebih efektif dan efisien.. Ketiga, dengan diterapkannya sistem pembelajaran fullday school, maka sangat membantu orang tua siswa terutama yang sibuk bekerja. Karena dengan sistem pembelajaran fullday school ini maka anak- anak harus belajar mulai pagi hingga sore hari sehingga orang tua tidak lagi direpotkan dengan urusan mengasuh anak, mengawasi, dan lain sebagainya.

Muhadjir mengatakan sistem belajar dalam kebijakan sekolah delapan jam sehari itu mengikuti konsep pendidikan berbasis manajemen dan lingkungan. Kalau yang di kelas itu pelajaran. Sementara kalau siswa ikut menjaga lingkungan sekitar, ikut membantu orang tua, itu pendidikan. Tapi tetap dalam pengawasan guru dan sekolah.8

Dengan sistem ini diharapkan anak didik memiliki produktifitas yang tinggi sehingga mampu meminimalisir hal-hal negatif yang dimungkinkan dilakukan oleh anak sebagai dampak dari pergaulannya dengan lingkungannya.

7Sutratinah Tritonegoro, Anak Super Normal dan Program Pendidikannya, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1989), h.23

8https://tirto.id/mendikbdjelaskan manfaat full day school., di akses tanggal 24 – 10 -2018

(15)

2. Tujuan Implementasi Full day school

Pelaksanaan Full day school merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai masalah pendidikan, baik dalam prestasi maupun dalam hal moral atau akhlak. Dengan mengikuti Full day school, orang tua dapat mencegah dan menetralisir kemungkinan dari kegiatan-kegiatan anak yang menjerumus pada kegiatan yang negatif. Salah satu alasan para orang tua memilih dan memasukkan anaknya ke Full day school adalah dari segi edukasi siswa.9Banyak alasan mengapa Full day school menjadi pilihan di antaranya:

a. Meningkatnya jumlah orangtua yang bekerja (parent-career) yang kurang memberikan perhatian kepada anaknya, terutama yang berhubungan dengan aktivitas anak setelah pulang dari sekolah.

b. Perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat, dari masyarakat agraris menuju ke masyarakat industri. Perubahan tersebut jelas berpengaruh pada pola pikir dan cara pandang masyarakat. Kemajuan sains dan teknologi yang begitu cepat perkembangannya, terutama teknologi komunikasi dan informasi lingkungan kehidupan perkotaan yang menjurus kearah individualisme.

c. Perubahan sosial budaya memengaruhi pola pikir dan cara pandang masyarakat.

Salah satu ciri masyarakat industri adalah mengukur keberhasilan dengan materi.

Hal ini sangat berpengaruh terhadap pola kehidupan masyarakat yang akhirnya berdampak pada perubahan peran. Peran ibu yang dahulu hanya sebagai ibu rumah tangga,dengan tugas utamanya mendidik anak, mulai bergeser. Peran ibu di zaman sekarang tidak hanya sebatas sebagai ibu rumah tangga, namun seorang ibu juga dituntut untuk dapat berkarier di luar rumah.

9Bahruddin, Pendidikan dan Psikologi perkembangan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h. 230

(16)

d. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu cepat sehingga jika tidak dicermati, maka kita akan menjadi korban, terutama korban teknologi komunikasi. Dari kondisi seperti itu, akhirnya para praktisi pendidikan berpikir keras untuk merumuskan suatu paradigma baru dalam dunia pendidikan.

Full day school selain bertujuan mengembangkan mutu pendidikan yang paling utama adalah Full day school bertujuan sebagai salah satu upaya pembinaan akidah dan akhlak siswa dan menanamkan nilai-nilai positif. Full day school juga memberikan dasar yang kuat dalam belajar pada segala aspek yaitu perkembangan intelektual, fisik, sosial dan emosional. Karena dalam sistem Full day school, sekolah memiliki waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan sekolah dasar konvensional pada umumnya.10Waktu untuk mendidik siswa dalam sistem Full day school lebih banyak sehingga tidak hanya teori, tetapi praktek mendapatkan proporsi waktu yang lebih. Sehingga pendidikan tidak hanya teori mineed tetapi aplikasi ilmu. Oleh karena itu, agar semua terakomodir, maka kurikulum program Full day school didesain untuk menjangkau masing-masing bagian dari perkembangan siswa.

3. Sistem Pembelajaran Full Day School

Konsep pembelajaran Full day school mengembangkan konsep

“integrated-curriculum” dan “integrated activity” yaitu konsep kurikulum yang mengintegrasikan keseluruhan aktivitas pembelajaran dalam satu program pendidikan. Azizah menjelaskan bahwa, dalam full day school semua program dan kegiatan di sekolah, baik belajar, bermain, beribadah dikemas dalam sebuah sistem

10Wiwik, Sulistyaningsih, Full Day School dan Optimalisasi Perkembangan Anak, (Yogyakarta:

Paradigma Indonesia, 2008) h. 63

(17)

pendidikan. Titik tekannya adalah bagaimana siswa selalu berprestasi dalam belajar melalui proses pembelajaran yang berkualitas, sehingga setiap individu terjadi perubahan positif sebagai hasil dari proses dan aktivitas belajar.11

Belajar dalam konsep full day school tidak lagi hanya sebatas kegiatan belajar di dalam kelas atau kegiatan belajar di luar kelas dilingkungan sekolah tetapi juga termaksud kegiatan yang dilakukan siswa pada saat di luar sekolah yang mendapat pengawasan guru. Belajar dalam konsep ini diorientasikan pada pencapaian kompetensi peserta didik secara seimbang antara kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Full day school memandang bahwa belajar adalah upaya memberikan pengalaman kognitif, avektif dan psikomotorik kepada peserta didik agar terjadi perubahan kearah yang lebih baik. Terkait dengan hal tersebut, Muhibbin Syah menjelaskan prestasi belajar dalam tiga ranah :

a. Prestasi yang bersifat kognitif, seperti kemampuan siswa dalam mengingat, memahami, menerapkan, mengamati, menganalisa, membuat analisa dan lain sebagainya. Konkritnya, siswa dapat menyebutkan dan menguraikan pelajaran minggu lalu, berarti siswa tersebut sudah dapat dianggap memiliki prestasi yang bersifat kognitif.

b. Prestasi yang bersifat afektif, siswa dapat dianggap memiliki prestasi yang bersifat afektif, jika ia sudah bisa bersikap untuk menghargai, serta dapat menerima dan menolak terhadap suatu pernyataan dan permasalahan yang sedang mereka hadapi.

11Azizah, Annisa Nurul, Program Full Day School dalam pengembangan Kemandirian siswa kelas IV di SDIT Insan Utama Bantul, (Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan UNY, 2013/2014), h. 22

(18)

c. Prestasi yang bersifat psikomotorik, yang termasuk prestasi yang bersifat psikomotorik yaitu kecakapan eksperimen verbal dan nonverbal, keterampilan bertindak dan gerak. Misalnya seorang siswa menerima pelajaran tentang adab sopan santun kepada orang lain, khususnya kepada orang tuanya, maka si anak sudah dianggap mampu mengaplikasikannya dalam kehidupannya.12

Untuk menyelaraskan program belajar dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan maka proses pembelajaran dalam sistem full day school harus melingkupi seluruh potensi dan kemampuan peserta didik secara utuh. Sehudin menggambarkan garis-garis besar program pembelajaran dalam full day school sebagai berikut:

a. Membentuk sikap yang Islami 1) Pembentukan sikap yang islami

a) Pengetahuan dasar tentang Iman, Islam dan Ihsan b) Pengetahuan dasar tentang akhlak terpuji dan tercela c) Kecintaan kepada Allah dan Rasulnya

d) Kebanggaan kepada Islam dan semangat memperjuangkan 2) Pembiasaan berbudaya Islam

a) Gemar beribadah b) Gemar belajar c) Disiplin d) Kreatif e) Mandiri

12Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Terpadu (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 154-156

(19)

f) Hidup bersih dan sehat g) Adab-adab Islam

b. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan

1) pengetahuan materi materi pokok program pendidikan 2) mengetahui dan terampil beribadah sehari-hari

3) Mengetahui dan terampil baca tulis Alquran

4) Memahami secara sederhana isi kandungan amaliyah sehari-hari.13

Kurikulum dengan sistem pembelajaran full day school harus mampu mengembangkan program program yang dapat mempersiapkan peserta didik menjadi pribadi yang utuh, yaitu pribadi yang berkembang secara jasmani dan berkembang secara rohani secara seimbang. Untuk itu dalam perencanaan kurikulum sebagai program belajar sangat penting mempertimbangkan hal-hal berikut :

1) Memasukan tujuan untuk dicapai dalam semua bidang, meliputi bidang sosial, emosi, kognitif, dan fisik supaya mampu mempersiapkan anak-anak untuk berperan sebagai warga Negara.

2) Menggarap perkembangan pengetahuan, pengertian, proses, dan keterampilan tidak sebagai fakta terpisah.

3) Berdasarkan sasaran nyat yang menantang, namun bisa dicapai

4) Merefleksikan kebutuhan dan minat masing-masing anak dan kelompok.

5) Menghormati dan mendukung keragaman individu, budaya, dan bahaya.

13Setiyarni, Ida Nurhayati. Dkk., Penerapan Sistem Pembelajaran “FUN & Full Day School” Untuk Meningkatkan Religiusitas Peserta Didik di SDIT Al Islam Kudus, (Jurnal Vol.2 edisi April 2014)

(20)

6) Mengembangkan pengetahuan diatas apa yang sudah diketahui anak dan mampu mengkonsolidasikan belajar mereka dan memajukan pencapaian konsep dan keterampilan baru.

7) Memungkinkan integrasi di seluruh isi

8) Memneuhi standar yang diakui atas disiplin pelajaran yang relevan 9) Melibatkan anak-anak secara aktif, sosial, fisik, dan mental.

10) Sangat lentur/fleksibel sehingga para guru dapat menyesuaikan diri dengan masing-masing anak atau kelompok.14

Dalam pendekatannya, pemebelajaran full day School menerapkan sistem pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan dalam waktu sehari penuh.

a. Pembelajaran aktif.

Dalam pembelajaran full day School, siswa diberikan ruang dan waktu selauas luasnya untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Siswa adalah penggagas dan pelaku utama dalam melaksanakan aktifitas belajar, sehingga fungsi guru adalah memfasilitasi, membimbing dan mengarahkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

b. Pembelajaran Kreatif.

Sistem pembelajaran full day School, menerapkan pendekatan pembelajaran variatif, untuk merangsang dan mengembangkan kreatifitas siswa

14https://sdmuhI bangkalan.wordpress.com, karakteristik sistem full day school, 2013, diakses 24-10- 2018.

(21)

secara optimal. Penerapan metode variatif seperti; kerja kelompok dan pemecahan masalah akan meningkatkan motivasi dan memunculkan kreatifitas siswa. Dalam pendekatan ini siswa dituntut kemandirian belajar,kemampuan mengeksplorasi lingkungan belajarnya sesuai dengan karakteristik dan kemampuan yang dimilikinya. Dalam posisi ini, guru bertugas merangsang kreatifitas berfikir dan kreatifitas melakukan terhadap siswa.

c. Pembelajaran menyenangkan.

Dalam sistem pembelajaran full day School diterapkan juga format game (bermain), yaitu pola pembelajaran sambil bermain dengan tujuan untuk menciptakan suasana gembira dalam pembelajaran. Bloom dan Yacom dalam Mahpudin, menyatakan bahwa metode game (bermain) dalam pembelajaran salah satunya adalah dengan menggunakan kegembiraan dalam mengajarkan dan mendorong tercapainya tujuan-tujuan intruksional.15Permainan dalam belajar jika dimanfaatkan dengan bijaksana dapat menyingkirkan keseriusan yang menghambat dan menghilangkan sters dalam lingkungan belajar. Semua teknik bukanlah tujuan, melainkan sekedar rencana untuk mencapai tujuan, yaitu meningkatkan kualitas/mutu pembelajaran dan mutu pendidikan.

d. Pembelajaran Sehari Penuh

proses belajar dalam full day school dilakukan sehari penuh dengan ketentuan; pada jam sekolah, sesuai dengan alokasi waktu dalam standar nasional dilakukan pemberian materi pelajaran sesuai dengan kurikulum standar nasional, di luar jam sekolah (sebelum jam tujuh dan setelah jam dua belas) dilakukan kegiatan

15Mahpudin, Peran Sekolah Sehari Penuh (Full Day School) dalam Pembentukan Kecerdasan ESQ (EQ

&SQ) di SMP Negeri 3 Malang, (Malang: Skripsi, 2017), h.26

(22)

seperti pengayaan materi pelajaran umum, penambahan kegiatan yang bersifat pengembangan diri seperti music, olah raga dan keagamaan yang meliputi: praktek ibadah dan sholat bejamaah. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut siswa tetap diberikan waktu beristirahat yang cukup, serta berinteraksi dan bersosialisasi dengan sesama temannya dan gurunya.

4. Manfaat, Keunggulan dan Kelemahan Full Day School a. Manfaat full day school

Program pendidikan dengan sistem full day school memberikan banyak manfaat dan kelebihan secara akademik. Tersedianya waktu belajar yang panjang memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan diri secara optimal. Riset Criyan dan Others dalam Mahpudin, menjelaskan bahwa dengan adanya full day school menunjukan anak-anak akan lebih banyak belajar daripada bermain, karena adanya waktu terlibat dalam kelas, hal ini mengakibatkan produktifitas anak tinggi, juga lebih dekat dengan guru, siswa dapat menunjukan sikap yang lebih positif, karena tidak ada waktu luang untuk melakukan penyimpangan-penyimpangan karena seharian siswa berada di sekolah dan dalam pengawasan guru.16

Secara khusus manfaat full day school bagi siswa, guru, orang tua atau wali murid dijelaskan sebagai berikut :

1) Sistem full day school mengharuskan siswa berada disekolah selama 8 jam sehingga siswa akan mudah dikontrol dan tumbuh prilaku disiplin sehingga terhindar dari pengaruh buruk dari lingkungan luar.

16Ibid

(23)

2) Kesempatan dan waktu belajar lebih lama dibanding dengan sistem sekolah sebelumnya.

3) Dapat memudahkan siswa mengerjakan tugas tugas PR karena mendapat pendampingan, bimbingan dan pengawasan langsung dari guru.

4) Waktu bersama keluarga lebih efisien. Di sekolah siswa sudah mendapat bimbingan guru dalam menyelesaikan tugas tugas belajarnya, sehingga di rumah siswa hanya perlu mengulang pelajaran yang sudah diarahkan oleh gurunya dan tidak lagi berfikir berat mengerjakannya.

5) Kegiatan ekstrakurikuler akan lebih efektif. Hambatan pelaksanaan program kegiatan tambahan dan ekstrakurikuler adalah ketika kegiatan dilaksanakan setelah siswa sudah pulang di rumah dan harus kembali lagi di sekolah untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Dengan sistem full day school siswa dengan mudah mengikuti kegiatan ekstra kurikuler.

Selain itu siswa dapat bergabung dan aktif mengikuti organisasi sekolah.

6) Waktu libur siswa lebih lama, karena waktu belajar di sekolah dalam seminggu hanya 5 hari yaitu hari senin sampai hari jumat.

7) Orang tua siswa tidak was was lagi ketika meninggalkan anaknya sampai sore hari pada saat bekerja di kantor atau di luar rumah, karena mereka tetap mendapatkan bimbingan dan pendampingan guru di sekolah.

8) Banyak aktivitas siswa yang lebih bermanfaat dapat dilakukan di lingkungan sekolah sehingga menjadikan siswa akan lebih cakap terampil dan berkarakter, sesuai harapan masyarakat.

b. Keunggulan full day school

(24)

Mahpudin, menjelaskan sisi keunggulan sistem full day school sebagai berikut:

1) Sistem full day school lebih memungkinkan terwujudnya pendidikan utuh.

Benyamin S. Blom menyatakan bahwa sasaran (obyectifitas) pendidikan meliputi tiga bidang yakni kognitif, afektif dan psikomotorik. Karena melalui sistem asrama dan pola full day school tendensi kearah penguatan pada sisi kognitif saja dapat lebih dihindarkan, dalam arti aspek afektif siswa dapat lebih diarahkan demikian juga pada aspek psikomotoriknya.

2) Sistem full day school lebih memungkinkan terjadinya intensifikasi dan efektivitas proses edukasi. Full day school dengan pola asrama yang tersentralisir dan sistem pengawasan 24 jam sangat memungkinkan bagi terwujudnya intensifikasi proses pendidikan dalam arti siswa lebih mudah diarahkan dan dibentuk sesuai dengan misi dan orientasi lembaga bersangkutan, sebab aktivtas siswa lebih mudah terpantau karena sejak awal sudah diarahkan.

3) Sistem full day school merupakan lembaga yang terbukti efektif dalam mengaplikasikan kemampuan siswa dalam segala hal, seperti ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik dan juga kemampuan bahasa asing.17

Dari uraian tersebut di atas dapat disimplkan bahwa keunggulan sistem full day school memungkinkan peserta didik berkembang secara utuh yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoriknya dengan

17Nor Hasan, Full Day School (Model Pembelajaran Bahasa Asing), (Jurnal Pendidikan Tadris, Vol 1.Nol, 2006), h. 114-115

(25)

kedalaman kompetensi yang seimbang antara aspek yang satu dengan aspek yang lainnya karena kesempatan belajar yang luang sampai sehari penuh dalam bimbingan dan pengawasan yang terukur oleh guru di sekolah.

c. Kelamahan full day school

Kendati sistem pembelajaran full day school dianggap memiliki keunggulan-keunggulan, tetapi juga tidak terlepas dari kelemahan dan kekeurangan antara lain:

a. Sistem pembelajaran full day school dengan waktu belajar sehari penuh di sekolah akan menimbulkan rasa lelah dan membosankan pada siswa. Sistem pembelajaran dengan pola full day school membutuhkan kesiapan baik fisik, psikologis, maupun intelektual yang baik. Jadwal kegiatan pembelajaran yang padat dan penerapan sanksi yang konsisten dalam batas tertentu akan menyebabkan siswa menjadi jenuh. Namun bagi mereka yang telah siap tidak akan menjadi masalah, tetapi justru akan menjadi keasyikan tersendiri, oleh karenanya kejelian dan improvisasi pengelolaan dalam hal ini sangat dibutuhkan.

b. Sistem pembelajaran full day school memerlukan perhatian dan kesungguhan manajemen bagi pengelola, agar proses pembelajaran pada lembega pendidikan yang berpola full day school berlangsung optimal, sangat dibutuhkan perhatian dan curahan pemikiran terlebih dari pengelolanya, bahkan dibutuhkan pengorbanan fisik, psikologis, material dan lainnya. Tanpa hal demikian, sistem pembelajaran full day school tidak akan mencapai hasil optimal bahkan hanya akan menjadi rutinitas yang tanpa makna.18

18Ibid

(26)

Full day school hanya mengakomodir kepentingan orang tua yang bekerja di luar rumah dan ini hanya terjadi pada masyarakat perkotaan dimana lebih banyak kedua orang tua bekerja kantoran. Tatapi pada masyarakat desa, masih banyak orang tua yang berada di rumah sehingga alasan kurangnya pengawasan kepada anak setelah pulang sekolah tidak terjadi.

Pada aspek yang lain kelemahan sistem full day school adalah belum tersedianya sumber daya dan infrastruktur pendukung yang memadai. Masih banyak guru yang belum siap mewakafkan waktunya sampai sore hari di sekolah. Apalagi guru yang berstatus honorer, yang harus mencari pendapatan lain untuk mencukupi kehidupan keluarga sehari hari. Selain itu masih banyak sekolah dengan daya dukung fasilitas terbatas, seperti; ruang istrahat siswa, tempat ibadah, sarana olah raga, MCK dan lain sebagainya yang mendukung kenyamanan siswa selama berada di sekolah.

C. Standar Sarana dan Prasarana dalam Sisitm Full Day School

Secara Etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan, misalnya : lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dsb. Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. Misalnya ; Ruang, Buku, Perpustakaan, Laboratorium dsb.19

Peran sarana dan prasarana dalam mendukung kegiatan pembelajaran di satuan pendidikan sangat urgen, karena merupakan bagian yang integral dalam sistem pendidikan nasional. Dalam badan standar nasional pendidikan dijelaskan

19http://bnsp-indonesia.org/standarsarana dan prasarana,di akses, tgl. 5 - 10 - 2018

(27)

bahwa sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen standar dari 8 komponen standar yang harus dipenuhi untuk menyelenggarakan sistem pendidikan yang berkualitas.

Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Standar Nasional Pendidikan terdiri dari : 1) Standar Kompetensi Lulusan

2) Stndar Isi 3) Standar Proses

4) Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan 5) Sarana dan Prasarana

6) Standar Pengelolaan

7) Standar Pembiayaan Pendidikan 8) Standar Penilaian Pendidikan.20

Pentingnya standarisasi sarana dan prasarana tersebut, secara khusus pemerintah mengaturnya melalui peraturan Menteri Pendidikan Nasional Repoblik Indonesia, yaitu :

1) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madratsah Ibtidayah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

20https://id.wikipedia.org/wiki/Badan Standar Nasional Pendidikan,di akses, tgl. 5 - 10 - 2018

(28)

2) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 4 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).

3) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 33 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Luar Biasa.21

Aspek-aspek sarana dan prasarana dijelaskan oleh BNSP sebagai berikut,

“Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.22

Standar sarana pendidikan berdasarkan fungsinya dapat dibedakan dan dijelaskan pada 3 karakteristik yaitu: alat pelajaran, alat peraga, dan media pembelajaran.23

1. Alat pelajaran

Alat pelajaran adalah semua alat yang digunakan untuk merekam bahan pelajaran atau alat pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Yang dimaksud dengan

21http://goenable.wordpress.com/tag/standarsarana prasarana sekolah, di akses, tgl. 5 - 10 - 2018

22https://id.wikipedia.org/wiki/BadanStandar Nasional Pendidikan, di akses, tgl. 5 - 10 - 2018

23http://bnsp-indonesia.org/standarsarana dan prasarana, di akses, tgl. 5 - 10 - 2018

(29)

kegiatan “merekam” adalah berupa menulis, mencatat, menempel dan sebagainya. Papan tulis misalnya, merupakan alat pelajaran yang digunakan guru untuk menuliskan materi pelajaran. Buku tulis, pensil, pulpen dan penghapus adalah termaksud dalam jenis alat pelajaran.

2. Alat peraga

Alat peraga adalah segala macam alat yang dimanfaatkan untuk memperagakan objek atau materi pelajaran yang tidak tampak mata atau tak terindera, atau susah untuk diindera. Sebagai contoh guru ingin menjelaskan bagaimana model Ka’bah kepada siswa, yang tempatnya ada di mekah yang tidak mungkin dijangkau oleh pandangan mata siswa, maka guru menghadirkan raganya di dalam kelas melalui gambar atau benda yang menyerupai wujud ka’bah tersebut.

3. Media Pembelajaran

Media pembelajaran kadang di artikan sama dengan alat pelajaran dan alat peraga. Alat pelajaran memiliki karakteristik tertentu yaitu memerlukan bantuan dan kehadiran guru untuk menjelaskannya. Sedangkan media pembelajaran justru bisa membantu menggantikan kehadiran guru saat kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran adalah segala sesuatu atau alat yang didalamnya dapat menyalurkan pesan pembelajaran, seperti; OHP, infocus, computer, laptop dan lain-lain.

Selanjutnya standar prasaran pendidikan dan pembelajaran di sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya meliputi:

1) ruang kelas

(30)

2) ruang perpustakaan

3) ruang laboratorium biologi

4) ruang laboratorium fisika

5) ruang laboratorium kimia

6) ruang laboratorium komputer

7) ruang laboratorium bahasa

8) ruang pimpinan

9) ruang guru

10) ruang tata usaha

11) tempat beribadah

12) ruang konseling

13) ruang UKS

14) ruang organisasi kesiswaan

15) jamban

16) gudang

17) ruang sirkulasi

18) tempat bermain/berolahraga. 24

Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa standar sarana dan prasarana pendidikan dan pembelajaran sangat penting dalam mendukung kelancaran kegiatan pembelajaran. Secara umum sarana dan prasarana tersebut harus dilengkapi dengan; ruang belajar, ruang guru, laboratorium, sarana ibadah, sarana olah raga, ruang BK, MCK, alat pelajaran, alat peraga serta media pembelajaran.

24Ibid

(31)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dekriptif-analitis. Peneliti menggunakan deskripti analitis dalam rangka melakukan kajian-kajian ilmiah terhadap masalah seperti yang tertuang dalam pertanyaan penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berbasis wawancara mendalam dan obeservasi pada bagaimana Respons guru terhadap implementasi Full day school di sekolah. Sedangkan teknik dokumentasi digunakan untuk memperkuat keabsahan data dari hasil wawancara dan observasi.

Selanjutnya, untuk melakukan analisis data penelitian, peneliti menggunakan teknik analisis data dari Milles dan Hubberman yaitu: 1) pengumpulan data, 2) reduksi data, 3) penyajian data dan 4) penarikan kesimpulan.

Proses analisis ini dilakukan untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya data berkenaan dengan Respons guru terhadap implementasi Full day school di sekolah, selanjutnya dari data yang diperoleh penelitian akan melakukan penjaringan/ seleksi tentang data yang substasi (pokok), selanjutnya peneliti menyajikan data menerangkan/menyimpulkan respons guru. Selain itu teknik trianggulasi data akan peneliti sertakan untuk menjamin keabsahan data dalam penelitian ini. Selain teknik trianggulasi peneliti juga melakukan perpanjangan pengamatan dan peningkatan ketekunan untuk melihat/mengecek kembali data-data yang telah diambil sebelumnya. Perpanjangan pengamatan dengan melakukan observasi ulang terhadap kegiatan pembelajaran di kelas.

(32)

B. Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber datanya adalah guru dan siswa pada MAN 1 Kendari, Guru dan siswa sebagai sumber utama dalam penelitian ini, akan dimintai keterangan berkenaan dengan bagaimana Respons guru terhadap implementasi Full day school di sekolah, selanjutnya guru akan diwawancarai berkenaan dengan Respons guru terhadap implementasi Full day school di sekolah. Selanjutnya siswa akan dimintai keterangan tentang Responsnya terhadap implementasi Full day school di sekolah tersebut. Kegunaannya sebagai bukti autentik dan cross information bagi respons guru terhadap implementasi Full day school di sekolah.

Adapun yang menjadi sumber datanya adalah guru dan siswa MAN 1 Kendari.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah :

1. Observasi, yaitu peneliti mengamati secara langsung objek penelitian. Dalam hal ini peneliti mengamati secara langsung kegiatan pembelajaran baik itu kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas maupun kegiatan di luar kelas.

2. Wawancara, yakni mengadakan tanya jawab dengan sejumlah informan yaitu guru, staf administrasi dan siswa terkait dengan respon mereka terhadap sistem pembelajaran full day school.

3. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan semua dokumen yang berkaitan dengan kegiatan sistem pembelajaran full day school.

(33)

D. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga tahap dalam melakukan analisis data, yaitu :

a. Reduksi Data, yaitu semua data dilapangan dianalisis sekaligus dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok dan difokuskan pada hal-hal yang penting berkenaan dengan respon guru dan siswa serta kesiapan MAN 1 Kendari terkait implementasi full day school.

b. Display Data, yaitu tekhnik yang digunakan oleh peneliti agar data yang diperoleh dan banyak jumlahnya dapat dikuasai dan dipilih sesuai dengan kelompoknya masing-masing.

c. Verifikasi Data, yaitu teknik analisis data yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka mencari makna data dan mencoba untuk mengumpulkannya berhubungan dengan data respon guru dan siswa serta kesiapan MAN 1 Kendari terkait implementasi full day school.

E. Pengecekan Keabsahan Data

Guna memperoleh kesimpulan yang tepat dan objektif diperlukan kredibilitas data untuk membuktikan bahwa apa yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan apa yang terjadi. Kriteria kredibilitas data (validitas) digunakan untuk menjamin bahwa data atau informasi yang dikumpulkan mangandung kebenaran baik bagi pembaca maupun subyek yang diteliti. Adapun pengecekan keabsahan data dilakukan melalui perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, dan triangulasi sumber data dan teknik.

(34)

Dalam pengujian keabsahan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan 3 macam trianggulasi yaitu :

1. Trianggulasi sumber yaitu dengan membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari lapangan penelitian melalui alat dan waktu yang berbeda.

2. Trianggulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan hasil data observasi dengan data hasil wawancara, dengan demikian data yang telah dirumuskan akan disimpulkan kembali untuk memperoleh derajat dan sumber sehingga menjadi data akhir autentik sesuai masalah penelitian ini.

3. Trianggulasi waktu dilakukan untuk membuktikan apakah data yang diperoleh dapat konsisten pada waktu yang berbeda.

(35)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Kebijakan pemerintah tentang full day school yang diberlakukan mulai tahun 2017/2018 mendapatkan respon yang beragam dari guru maupun siswa. Ada yang bersikap setuju terhadap pemberlakuan full day school, dan ada juga yang tidak setuju dengan sistem full day school. Bagi yang setuju dengan full day school menilai bahwa sistem ini akan menjawab harapan masyarakat tentang kualitas pendidikan yang baik, karena sistem ini memberikan kesempatan dan waktu belajar yang lebih dibanding dengan sistem sebelumnya. Terhadap guru, full day school dapat memicu dan merangsang semangatnya untuk memaksimalkan kinerjanya secara professional.

Sementara bagi mereka yang tidak setuju dengan kebijakan full day school menilai bahwa sistem ini belum memiliki teknis implementasi dan konsep yang matang sehingga akan mengganggu proses pembelajaran serta arah pendidikan secara nasional. Sistem pembelajaran sehari penuh dapat mengganggu sistem lembaga pendidikan dilingkungan masyarakat yang selama ini sudah berkembang baik. Siswa juga dihawatirkan akan mengalami kelelahan baik fisik maupun mental, karena harus mengikuti semua program belajar yang sudah direncanakan oleh sekolah.

Pro dan kontra ini juga terjadi pada sikap guru dan siswa di Madratsah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kendari dengan argumentasi atau alasan yang terbangun

(36)

berdasarkan cara pandang dan pengalaman yang di alami masing-masing dalam kegiatan sekolah.

Peneliti menemukan hal yang menarik atas sikap pro dan kontra tentang full day school, bahwa secara aturan MAN 1 Kendari tidak masuk dalam sekolah yang wajib menerapkan sistem belajar sehari penuh atau full day school, karena peraturan pemerintah tentang pemberlakuan sistem full day school hanya pada sekolah umum dibawah manajemen kemendikbud dan tidak termaksud sekolah Madratsah yang dibawah manajemen Kementerian Agama. Tetapi secara rill kegiatan belajar yang dilakukan oleh MAN 1 Kendari justru melebihi sekolah dengan sistem full day school . Jika dalam sistem full day school waktu belajar dalam sehari membutuhkan 8 jam, di MAN 1 Kendari sering melebihi waktu 8 jam dalam sehari, bahkan waktu belajar seminggu dalam sistem full day school selama 5 hari, di MAN 1 Kendari justru 6 hari belajar dalam seminggu. Sehingga pengalaman dan aktifitas belajar sehari penuh seperti konsep full day school di sekolah umum juga secara nyata menjadi pengalaman belajar di MAN 1 Kendari.

Mas’ud Ahmad, Kepala MAN 1 Kendari menjelaskan bahwa, “jika konsep full day school sebagai kegiatan belajar yang dilakukan sehari penuh atau belajar 8 jam sehari, maka di MAN 1 Kendari konsep tersebut sudah berjalan sejak sistem tersebut belum diberlakukan secara nasional. Di MAN 1 Kendari kegiatan pembelajarannya melebihi waktu 8 jam dalam sehari dan dilakukan sampai pada hari sabtu atau 6 hari belajar selama seminggu. Ini artinya sistem full day school telah diimplementasikan di MAN 1 Kendari”.1

1Mas’ud Ahmad, Kepala MAN 1 Kendari, Wawancara, Kendari, 24 September, 2018.

(37)

1. Respon Guru Tentang Implementasi Full day school di MAN 1 Kendari Penerapan sistem full day scholl bagi guru di MAN 1 Kendari mendapat respon yang berbeda beda. Ada guru yang menilai bahwa sistem pembelajaran full day scholl dapat meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di sekolah.

Dengan sistem belajar sehari penuh siswa memiliki kesempatan waktu yang cukup dibandingkan dengan sistem sebelumnya. Siswa selama 8 jam sehari berada di lingkungan sekolah untuk belajar mengikuti kegiatan di dalam kelas ataupun mengembangkan minat dan bakatnya di luar kelas.

Zul Rahmat (guru dan ketua penjamin mutu MAN 1 Kendari) menjelaskan bahwa, “walaupun MAN 1 Kendari secara dejure tidak menjadi bagian dari sekolah yang wajib menerapkan full day scholl, tetapi secara defacto sistem kegiatan atau pembelajarannya sudah menerapkan sistem full day scholl . di MAN 1 Kendari waktu pembelajarannya dilakukan sampai jam 16.00. dan pada hari tertentu siswa pulang lebih dari jam tersebut. Oleh karenanya siswa mendapat waktu belajar yang cukup panjang di bawah asuhan dan bimbingan guru di sekolah”.2

Karena waktu belajar di sekolah sehari penuh, maka siswa lebih banyak berada di lingkungan sekolah dibandingkan berada di rumah atau di lingkungan lainnya. Hal ini akan mengurangi pengaruh-pengaruh negative dari lingkungan sosial siswa seperti yang terjadi selama ini pada siswa. Banyak sekali pengaruh negative akibat lingkungan sosial yang buruk dan bermasalah. Kita banyak

2Zul Rahmat, Guru MAN 1 Kendari, Wawancara, Kendari, 24 September, 2018.

(38)

menemukan anak-anak usia sekolah kecanduan rokok, alkohol dan terpapar obat- obatan terlarang.

Salah seorang informan menjelaskan, “pembelajaran dengan sistem full day scholl mewajibkan siswa lebih banyak berada di lingkungan sekolah. Sejak pagi hari di jam 7.00 sudah harus berada di lingkungan sekolah dan boleh pulang meninggalkan sekolah di sore hari setelah semua kegiatan belajar selesai. Tentu saja hal ini memberikan pengaruh positif bagi kepribadian mereka karena dapat meminimalisir pengaruh negative yang datang dari lingkungan sosialnya”.3

Pola pembelajaran dengan sistem full day scholl menuntut pengawasan guru yang kontiniu. Untuk membantu guru Di MAN 1 Kendari pola pengawasan ini dilakukan dengan melibatkan siswa yang di anggap memiliki tanggung jawab dan kewibawaan yang baik. Mereka adalah siswa terpilih dengan prestasi belajar terbaik disetiap angkatan dan kelasnya. Siswa tersebut ditugaskan untuk melakukan pengawasan sehari penuh terhadap aktivitas dan kegiatan siswa yang lainnya. Karena tugas tersebut siswa yang bersangkutan dibebaskan dari kegiatan belajar mengajar selama sehari penuh. Dalam melaksanakan tugas pengawasan, siswa diwajibkan memakai pakaian yang rapi, berdasi, dilengkapi dengan selempang dan memakai sepatu pantofel. Hal ini dijelaskan oleh informan bahwa, “untuk mengawasi kegiatan siswa selama berada di sekolah, MAN 1 Kendari menerapkan pola pengawasan partisipatif. Artinya dengan keterbatasan waktu dan kesempatan guru melakukan pengawasan terhadap siswa dengan jumlah yang cukup besar ini, kami melibatkan siswa yang memiliki prestasi

3Muhamad Syarif, Guru MAN 1 Kendari, Wawancara, Kendari, 24 September, 2018.

(39)

terbaik di kelas dan disetiap angkatan atau tingkat. Mereka adalah siswa rengking 1, 2 dan 3 di kelasnya masing-masing. Asumsinya adalah jika mereka dalam melaksanakan tugas sehari penuh tidak mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas, siswa tersebut dianggap bisa mengejar ketertinggalan belajarnya.

Kepada mereka kami mengharuskan untuk berpakaian rapi, dengan dasi baru bukan RB (rombengan), memakai sepatu pantofel lengkap dengan selempang pertanda sebagai pengawas sekolah. Tujuannya adalah agar mereka memiliki kewibawaan dalam melaksanakan tugas pengawasan”.4

Pola pengawasan tersebut tidak hanya bertujuan untuk melakukan pemantauan terhadap siswa yang melakukan pelanggaran tetapi juga merupakan upaya sekolah dalam mengembangkan pendidikan karakter kepada siswa. Proses pengawasan yang dilakukan siswa tidak hanya berimplikasi kepada tumbuhnya kedisiplinan, ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan sekolah, tetapi kepada siswa pengawas dapat membentuk sikap pribadi yang jujur dan amanah.

Muhammad syarif menjelaskan, “saya sangat setuju dengan sistem full day scholl. Walaupun harus menyita waktu yang banyak, sebagai seorang guru harus menunjukan sikap profesionalisme untuk ikhlas melaksanakan tugas dengan baik. Ada semangat yang muncul dari saya secara pribadi, bahwa dengan sistem ini anak-anak dapat kami bimbing dan arahkan sesuai dengan bakat dan minatnya. Selain kegiatan belajar di dalam kelas untuk penguasaan mata pelajaran pembinaan dibidang karakter terus kami lakukan untuk menumbuhkan

4Mas’ud Ahmad, Kepala MAN 1 Kendari, Wawancara, Kendari, 24 September, 2018.

(40)

kedisiplinan, rasa tanggung jawab, kejujuran dan amanah ketika diberikan tugas dan tanggung jawab oleh sekolah”.5

Pendidikan karakter merupakan salah alasan yang dominan bagi kesepahaman guru terhadap penerapan sistem full day school. Secara umum guru MAN 1 Kendari menilai bahwa pendidikan karakter sangat penting untuk menyiapkan peserta didik menjadi pribadi-pribadi yang unggul. Kecerdasan penanaman nilai nilai karakter pada siswa disadari oleh guru bukanlah sesuatu yang dilakukan secara instan, tetapi harus dilakukan secara holistic dan kontiniu atau berkesinambungan.

Pendidikan karakter sebagaimana yang dimaksudkan di atas tidak cukup dilaksanakan dalam waktu singkat tetapi dilaksanakan secara terus menerus agar nilai-nilai karakter dapat tertanam menjadi kepribadian dan menjadi perilaku atau kebiasaan siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya. Dengan kata lain, menamkan nilai karakter setidaknya melalui tiga tahapan yakni knowing (pengetahuan), acting (pelaksanaan), habit (kebiasaan).

Su’mawati Ahmad, guru sekaligus Pembina Ma’had Ilmi di MAN 1 Kendari menjelaskan bahwa “dalam rangka melaksanakan pendidikan karakter, kami harus meluangkan waktu lebih, setelah melaksanakan tugas mengajar di kelas. Pembinaan terhadap siswa dilakukan secara terus menerus sesuai dengan program yang sudah direncanakan, kegiatan pembinaan tersebut dilakukan

5Muhamad Syarif, Guru MAN 1 Kendari, Wawancara, Kendari, 24 September, 2018.

(41)

setelah sholat ashar untuk seluruh siswa, dan sholat magrib dan Isya bagi siswa yang tinggal di Ma’had Ilmi MAN 1 Kendari”.6

Selain pendidikan karakter di MAN 1 Kendari juga melakukan penelusuran minat dan bakat terhadap siswa. Dalam sistem pembelajaran full day scholl kegiatan penelusuran bakat ini masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuannya diberbagai bidang di luar bidang akademiknya. Seorang informan menjelaskan bahwa, “salah satu manfaat lebih dari kegiatan belajar sehari penuh atau yang dikenal dengan full day school adalah siswa dapat mengembangkan bakat dan minatnya secara optimal. Siswa bisa memilih kegiatan sesuai dengan hoby dan kecenderungannya. Ada kegiatan olah raga, seni dan religi, seperti; futsal, voly ball, pramuka, mercy band, karate, taekwondo, khot kaligrafi, nasyd dan lain-lain”.7

Berdasarkan pengamatan peneliti, kegiatan-kegiatan ekskul dilakukan setelah proses pembelajaran, dibawah pengawasan dan bimbingan guru. Setiap jenis dan cabang ada pembina/pelatih dan ada guru yang diberikan tugas bertanggung jawab melakukan pengawasan. Pada jenis kegiatan tertentu seperti;

karate, taekwondo, paskibraka, dan mercy band, didatangkan pelatih dari luar untuk melakukan pembinaan secara khusus. Keterampilan melalui kegiatan ekskul ini sangat bermanfaat karena sudah dapat mengharumkan nama baik MAN 1 Kendari dimata masyarakat Sulawesi Tenggara. Hampir disetiap acara- acara yang dilakukan oleh kementerian agama, termaksud IAIN Kendari pada

6Su’mawati Ahmad, Guru MAN 1 Kendari, Wawancara, Kendari, 24 September, 2018.

7

(42)

kegiatan Pertemuan Wirakarya Nasional (PWN) melibatkan mercy band MAN 1 Kendari.

Dari berbagai respon positif guru MAN 1 Kendari seperti yang dijelaskan di atas, terdapat guru yang memberikan penilaian berbeda tentang sistem full day school. Drs. H. Muhamad Taufik, M.Ag. misalnya menjelaskan bahwa, “dengan sistem belajar sehari penuh membuat siswa terkuras fisik dan pikirannya, siswa sudah sangat lelah ketika berada di rumah. Tidak ada kesempatan untuk bersosialisasi dengan lingkungannya ataupun untuk membantu pekerjaan orang tuanya di rumah. Mereka lebih memilih untuk beristirahat agar pada pagi hari bisa lebih awal bangun untuk bersiap lagi datang kesekolah.

begitu aktifitas siswa setiap hari selama 6 hari seminggu”.8

Harapan tercapainya mutu dan kualitas pendidikan terasa sulit untuk terealisasi. Siswa yang merupakan objek sekaligus subjek pembelajaran harus mengalami masalah kelelahan fisik yang berdampak pada terganggunya fokus saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Sementara untuk menciptakan proses pembelajaran, yang nyaman dan menyenangkan harus di dukung oleh ketahanan fisik dan psikhis yang prima.

Dalam pembelajaran yang berkualitas dibutuhkan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan, agar keterlibatan atau partisipasi siswa meningkat.

Keterlibatan atau partisipasi siswa dalam kegiatan belajar merupakan salah satu indicator keberhasilan belajar dari sisi prosesnya. Apabila kegiatan pembelajaran tidak mendapat kan dukungan dan partisipasi siswa, maka proses pembelajaran tersebut dianggap gagal.

8Muhamad Taufik, Guru MAN 1 Kendari, Wawancara, Kendari, 24 September, 2018.

(43)

Sependapat dengan hal tersebut, Muhamad Subhan, S.Ag. menjelaskan,

“sistem belajar dalam full day school memiliki dampak yang kurang baik bagi siswa. Akibat kelelahan, siswa kurang termotivasi untuk belajar. Setiap hari mereka harus mengikuti program belajar dan kegiatan tambahan sampai pada sore hari. Kesempatan untuk istirahat sangat terbatas, apalagi untuk sekedar mengulangi materi pembelajaran yang diperoleh disekolah pada saat mereka berada di rumah”.9

Selain alasan yang dikemukakan di atas, masalah yang ditemui dalam penerapan sistem full day school adalah terbatasnya sumber daya guru dalam melakukan bimbingan dan pengawasan. Untuk memenuhi semua aktifitas pembelajaran harus didukung oleh jumlah guru yang memadai disamping aspek kualitas dan komitmennya. Dengan jumlah beban mengajar guru selama 24 jam tatap muka perminggu, ditambah dengan pembinaan kegiatan ekskul serta tugas penyelesaian administrasi pembelajaran, berdampak pada kualitas mengajar guru menurun.

Ditegaskan kembali oleh Muhamad Taufik bahwa “masih ada guru yang secara kualitas kurang baik. Contohnya ada yang ditemukan guru madratsah yang kemampuan Baca Tulis Al-qurannya terbatas. Dalam contoh yang lain adalah pemberlakuan kurikulum 2013 atau K13, terdapat guru yang belum pernah mengikuti pelatihan atau pengalaman mengembangkannya dalam bentuk RPP. Karena itu sulit kita berharap akan terjadi peningkatan kualitas dan mutu

9Muhamad Subhan, Guru MAN 1 Kendari, Wawancara, Kendari, 25 September, 2018.

(44)

pendidikan, jika guru, Pembina dan pengasuh tidak memiliki standar kualitas yang memadai”.10

Dari temuan penelitian di atas dapat di simpulkan bahwa respon guru terhadap implementasi sistem full day school di MAN 1 kendari terjadi pro dan kontra. Walaupun secara umum guru menilai bahwa sistem full day school memberikan manfaat bagi terbentuknya kepribadian siswa secara komprehensif, dan seimbang baik dari aspek, kognitifnya, afektif dan psikomotoriknya.

2. Respon Siswa Tentang Implementasi Full day school di MAN 1 Kendari Sistem pembelajaran full day school juga direspon beragam oleh para siswa di MAN 1 Kendari. Ada yang menyatakan setuju dan ada juga yang menyatakan tidak setuju. Dari temuan penelitian, hal menarik dari sikap ketidak setujuan siswa terhadap sistem full day school yaitu ketika salah seorang siswa yang menyatakan bahwa ia lelah mengikuti kegaiatan belajar sehari penuh, tetapi juga sangat senang mengikutinya. Hal tersebut diungkapkan oleh Fitrah saat dimintai tanggapan tentang full day school, ia menjelaskan bahwa, “saya sangat lelah mengikuti kegiatan belajar dari pagi sampai sore, tetapi saya juga merasa senang dengan kegiatan tersebut”.11

Sikap ini menggambarkan bahwa, kegiatan belajar yang dilakukan sehari penuh berdampak pada kurangnya ketahanan fisik atau kelelahan pada siswa. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Ataya, “belajar sehari penuh

10Muhamad Taufik, Guru MAN 1 Kendari, Wawancara, Kendari, 25 September, 2018.

11Fitrah, Siswa MAN 1 Kendari, Wawancara, Kendari, 25 September, 2018.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa, apakah terdapat perbedaan nilai sebelum dan sesudah penggunaan model pembelajaran dan respon

Perbedaan tekstur ini dapat terjadi karena perbedaan permeabilitas gas oksigen dan uap air yang berbeda, kemasan kertas minyak memiliki permeabilitas gas oksigen

 Dosen memberikan beberapa pertanyaan yang menarik kepada mahasiswa terkait dengan materi interaksi spesies..  Mahasiswa menjawab pertanyaan-

 Mahasiswa menyelesaikan latihan soal terkait dengan materi pada Bank Soal. Mahasiswa mampu menjelaskan

Suasana belajar yang tercipta dengan baik membuat siswa merasa tertarik, nyaman dan semangat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar akan tetapi, guru sebagai tenaga pendidik dan

Respon yang baik dari mahasiswa lain yang sangat mendukung ketika UKM IMPAS akan mengadakan kegiatan Sebagaimana dikemukakan oleh anggota UKM IMPAS bahwa suport mahasiswa yang membuat

Jadi upaya guru akidah akhlak dalam membimbing sikap tawadhu merupakan suatu usaha yang akan dilakukan oleh seorang guru kepada siswa agar dapat memahami, memiliki dan menerapkan sikap

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1 Input kurikulum 2013 program SKS meliputi rencana pelaksanaan, mekanisme pelaksanaan, pendidik guru, peserta didik siswa, pembiayaan,sarana