• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PADANGSIDIMPUAN 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PADANGSIDIMPUAN 2021"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

No. Reg : 211010000032571

LAPORAN ANTARA KATEGORI PENELITIAN

PENELITIAN PEMBINAAN/PENINGKATAN KUALITAS

IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAAN MODAL USAHA (STUDI KASUS PADA BANK SYARIAH MANDIRI KCP

SIPIROK)

Disusun Oleh:

JA’FAR NASUTION, Lc., M.E.I

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PADANGSIDIMPUAN

2021

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank Syariah merupakan bank yang kegiataannya mengacu pada hukum syariah, dalam operasionalnya tidak membebankan bunga maupun tidak membayar bunga kepada nasabah. Imbalan yang diterima oleh bank syariah atau sesuatu yang dibayarkan kepada nasabah tergantung dari akad dan perjanjian antara nasabah dengan bank.

Akad Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli yaitu modal beserta keuntungan yang diperoleh harus diketahui bersama.Akad mudharabah adalah akad salah satu bentuk kerjasama antara dua pihak, pihak pertama sebagai pemilik modal dan pihak kedua sebagai pengelola usaha yang mempunyai keahlian menjalan usaha bersama tersebut.

Bank syariah dengan akad murabahah masih mendominasi,

yakni mencapai 54,03%. Risiko akad tersebut dinilai lebih rendah bagi

bank dan skema kepastian angsuran bagi nasabah. Akad ini banyak

digunakan ketimbang akad mudharabah karena karakteristik kepastian

dalam besaran angsuran dan margin. Selain itu, Akad murabahah

memiliki risiko pembiayaan yang lebih rendah bagi bank.

(3)

Akad murabahah merupakan transaksi dan sekaligus jaminan pembiayaan sehingga lebih memperkuat posisi sumber pengembalian kredit bagi bank. Alasan lainnya adalah karakteristik pembiayaan akad murabahah dengan konsep perjanjian jual beli terbilang lebih sederhana perhitungannya dan lebih mudah dipahami oleh nasabah. Sementara pembiayaan mudharabah, musyarakah dan pempiayaan lainnya lebih kompleks.

Oleh karena itu, permintaan dari masyarakat terhadap produk pembiayaan murabahah lebih tinggi dibandingkan dengan akad lainnya.

Permintaan terbesar berasal dari pembiayaan konsumtif. Namun demikian, keinginan masyarakat atas kebutuhan menggunakan transaksi syariah masih tinggi, pembiayaan berakad murabahah tidak hanya dapat digunakan untuk kebutuhan konsumtif seperti pembiayaan kenderaan bermotor dan perumahan, tetapi digunakan juga untuk pembiayaan yang bersifat produktif termasuk pembiayaan untuk tujuan modal usaha.

Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2018

yang lalu, porsi akad murabahah lebih tinggi mencapai 54,03% dari total

pembiayaan yang disalurkan Rp 325,69 Trilliun. Adapun akad lainnya

adalah akad musyarakah 34,13% akad mudharabah 6,11% akad ijarah

3,27% , akad qard 2, 06% dan akad istisna’ 0,41%. Sampai saat ini,

pembiayaaan yang terbanyak yang disalurkan oleh bank syariah adalah

pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah. Adapun,

pembiayaan dengan akad mudharabah maupun musyarakah seharusnya

(4)

lebih mendominasi karena pada kedua akad inilah sebenarnya pembiayaan modal usaha digunakan dan kedua akad inilah merupakan karakteristik dasar perbankan syariah dibentuk.

Berdasarkan observasi peneliti dan hasil wawancara dengan Costumer Service, Bank Syariah Mandiri KCP Sipirok menggunakan

akad murabahah dalam pembiayaan modal usaha, akad murabahah yang seharusnya digunakan untuk transaksi jual beli yang bersifat konsumtif akan tetapi akad ini digunakan untuk pembiayaan modal usaha bagi nasabahnya. Dalam pelaksanaan akad ini, pihak bank memberikan kuasa kepada nasabahnya untuk membeli barang yang diperlukan untuk usaha nasabah atas nama bank. Kemudian, pihak bank menjual barang tersebut kepada nasabah ditambah sejumlah keuntungan untuk dibayar nasabah dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan masing-masing.

Berdasarkan temuan masalah diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pelaksanaan akad murabahah untuk pembiayaan modal usaha yang dilakukan di Bank Syariah Mandiri KCP Sipirok. Dalam penelitian ini peneliti tertarik mengambil judul’’

Implementasi Akad Murabahah Untuk Pembiayaaan Modal Usaha (Studi Kasus Pada Bank Syariah Mandiri KCP Sipirok)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(5)

1. Bagaimana pelaksanaan akad murabahah untuk pembiayaan modal usaha yang dilakukan bank Syariah Mandiri KCP Sipirok?

2. Kenapa akad murabahah digunakan untuk pembiayaan modal usaha?

3. Apakah pembiayaan modal usaha yang dilakukan Bank Syariah Mandiri KCP Sipirok sudah sesuai dengan Syariah?

C. Batasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami judul penelitian, maka akan peneliti jelaskan definisi operasional variabel dari judul penelitian yaitu “Implementasi Akad Murabahah Untuk Pembiayaaan Modal Usaha (Studi Kasus Pada Bank Syariah Mandiri KCP Sipirok), yaitu:

1. Akad Murabahah

Akad Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan yang disepakati dalam arti penjual harus memberitahu harga pokok yang ia beli dan menentukan tingkat keuntungan yang disepakati.

Akad Murabahah tidak didasarkan pada sebuah ayat yang khusus dari al-Quran, akan tetapi didasarkan pada keutamaan dalil jual beli dalam al-Quran.Demikian juga hadis yang berkaitan dengan akad ini merujuk kepada hadis hadis yang berkaitan dengan akad jual beli.

2. Pembiayaan

(6)

Pembiayaan yang artinya kepercayaan yaitu lembaga pembiayaan selaku pemilik modal menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan. Dana tersebut harus digunakan dengan ikatan yang benar, jelas syarat-syaratnya dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

3. Modal Usaha

Modal usaha merupakan salah satu aspek yang harus ada dalam berwira usaha. Modal usaha juga dapat diartikan sebagai dana yang digunakan untuk menjalankan usaha untuk tetap berjalan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Bagaimana pelaksanaan akad murabahah untuk pembiayaan modal usaha yang dilakukan bank Syariah Mandiri KCP Sipirok.

2. Untuk mengetahui kenapa akad murabahah digunakan untuk pembiayaan modal usaha

3. Untuk mengetahui bagaimana solusinya supaya akad murabahah sesuai dengan syariah.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

a. Secara Teoritis

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi

peneliti tentang mengenai pelaksanaan akad murabahah untuk

(7)

pembiayaan modal usaha yang dilakukan di Bank Syariah Mandiri KCP Sipirok

2. Dapat juga digunakan sebagai sumber informasi dan kontribusi bagi dunia akademik

b. Secara Praktis

1. Secara praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi karyawan untuk meningkatkan minat nasabah pada produk pembiayaan yang ditawarkan

2. .Sebagai bahan acuan penelitian dan sebagai tugas wajib dosen

menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu: Pendidikan , penelitian

dan pengabdian kepada masyarakat.

(8)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pembiayaan

Pembiayaan yang artinya kepercayaan yaitu lembaga pembiayaan selaku pemilik modal menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan. Dana tersebut harus digunakan dengan ikatan yang benar, jelas syarat-syaratnya dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

1

Pembiayaan konsumen adalah badan usaha yang usahanya dibidang pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen.

Adapun sistem pembayarannya adalah angsuran atau berkala.

2

(Suhrawardi, dkk: 2012:118 ) .

a. Fungsi Pembiayaan

1) Pembiayaan dapat meningkatkan arus tukar menukar barang dan jasa

2) Pembiayaan sebagai alat pengendali harga

1 Veithsal Rivai, Islamic Financial Management (Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2001), hlm.3.

2 Suhrawardi dan Farid Wajdi, Hukum Ekonomi Islam (Jakrta: Sinar Grafika, 2012), hlm.118.

(9)

3) Pembiayaan dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat ekonomi yang ada.

b.Jenis-jenis Pembiayaan

1) Pembiayaan dilihat dari tujuan penggunaan 2) Pembiayaan dilihat dari jangka waktunya 3) Pembiayaan dilihat dari sektor usaha 4) Pembiayaan dilihat dari jumlahnya.

3

2. Modal Usaha

Menurut Juliasty” Modal usaha merupakan salah satu aspek yang harus ada dalam berwira usaha. Modal usaha juga dapat diartikan sebagai dana yang digunakan untuk menjalankan usaha untuk tetap berjalan.

Modal usaha dapat diartikan dari berbagai segi yaitu:

a. Modal pertama kali membuka usaha b. Modal untuk melakukan perluasan usaha c. Modal untuk menjalankan usaha sehari-hari

Jenis modal dalam usaha dibagi menjadi dua yaitu: Modal investasi dan modal kerja. Modal investasi adalah modal awal yang diperlukan untuk investasi awal usaha. Modal investasi dikeluarkan untuk membeli kebutuhan usaha yang tetap seperti tanah, bangunan dan peralatan.

Sedangkan modal kerja adalah modal yang digunakan untuk membiayai

3 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 113.

(10)

operasional usaha. Modal kerja ini dibagi dua yaitu modal tetap dan modal tidak tetap (biaya pengeluaran tidak tetap setiap bulannya).

4

3. Akad Murabahah

a. Pengertian akad Murabahah

Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan yang disepakati dalam arti penjual harus memberitahu harga pokok yang ia beli dan menentukan tingkat keuntungan yang disepakati.

Akad Murabahah tidak didasarkan pada sebuah ayat yang khusus dari al Quran, akan tetapi didasarkan pada keutamaan dalil jual beli dalam al-Quran.Demikian juga hadis yang berkaitan dengan akad ini merujuk kepada hadis hadis yang berkaitan dengan akad jual beli.

b. Fatwa Murabahah

Murabahah dalam fatwa DSN No: 04/DSN-MUI/TV/2000 yang

memutuskan:

Pertama: Ketentuan umum murabahah dalam bank syariah

1) Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba 2) Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh syariat Islam 3) Bank membiayai sebagian atau seluruhnya harga pembelian barang

yang telah disepakati kualifikasinya.

4 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek (Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm. 101.

(11)

4) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.

5) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian secara utang

6) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga jual senilai harga beli ditambah keuntungan. Dalam hal ini harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.

7) Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu.

8) Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.

9) Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip menjadi milik bank.

Kedua: Ketentuan murabahah kepada nasabah

1) Nasabah mengajukan permohonan dan janji pembelian suatu barang atas asset kepada bank.

2) Jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu asset yang dipesannya secara sah dengan pedagang.

3) Bank kemudian menawarkan asset tersebut kepada nasabah dan

nasabah harus menerimanya sesuai janji yang telah disepakati, karena

(12)

secara hokum janji tersebut mengikat, kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli.

4) Jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan. (Juhaya S.

Praja: 2015: 213-214)

Yazid affandi meneyebutkan bahwa nilai keadilan dalam akad mudharabah adalah terletak pada keuntungan dan pembagian resiko dari

masing-masing pihak yang sedang melakukan kerjasama sesuai dengan porsi keterlibatannya.

5

. Demikian juga Wahbah Zuhaili dalam kitabnya menyatakan bahwa seseorang tidak boleh melakukan akad mudharabah kecuali ada usaha riil yang dilakukannya. Hal ini karena jika tidak ada usaha tersebut maka sama saja dengan akad murabahah.

6

c. Rukun dan syarat akad Murabahah

Rukun akad murabahah yang harus dipenuhi dalam transaksi yaitu:

1) Aqidain yaitu terdiri dari penjual dan pembeli 2) Mabi’ yaitu barang dagangan

3) Tsaman yaitu harga 4) Ijab dan Kabul

Syarat-syarat murabahah adalah sebagai berikut:

5 Yazid Afandi, Fiqh Muamalah (Yogyakarta: Logung, 2009).

6 Wahbah Az-zuhaili, Al-Fiqh Al-Islam Wa Adillatuhu (Beirut: Darul Fikri, 2004).

(13)

1) Penjual harus memberi tahu biaya modal kepada nasabah

2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan 3) Kontrak harus bebas dari riba

4) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian. (M. Nur : 2012: 198).

d. Karakteristik Murabahah

Karakteristik murabahah adalah sipenjual harus memberi tahu pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut. Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Dalam perbankan, muarabah selalu dilakukan dengan cara pembayaran cicilan.

7

7 Adiwarman Karim, Bank Islam (Analisis Fiqh Dan Keuangan) (Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2013), hlm.98.

(14)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Adapun jenis dari penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yang mana penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

8

Tujuan penelitian deskriptif ini adalah membuat gambaran bagaimana pelaksanaan akad murabahah untuk pembiayaan modal usaha yang dilakukan oleh pihak Bank Syariah Mandiri KCP Sipirok.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

8 Margono, “Metodologi Penelitian Pendidikan” (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997).

(15)

Penelitian ini dilakukan di PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu (KCP) Sipirok yang terletak dijalan Merdeka Merdeka No. 96 (Kelurahan Sipirok) Kecamatan Sipirok , Sumatera Utara.

Penelitian ini diselesaikan dalam waktu 10 bulan mulai dari studi awal September 2019 sampai Juli 2020.

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument utama adalah peneliti sendiri. Peneliti hanya mengambil informasi dari karyawan atau pegawai yang ada di Bank Syariah mandiri KCP Sipirok.

D. Sumber Data Penelitian

Adapun sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu:

a) Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber data pokok yang di peroleh dari lapangan penelitian secara langsung. Adapun sumber data pokok dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari pegawai yang ada di Bank Syariah mandiri KCP Sipirok.

b) Sumber data skunder

(16)

Sumber data skunder atau data pelengkap untuk menguatkan data primer yaitu data dari dokumen dan orang yang dianggap dapat memberikan informasi dalam menguatkan data penelitian.

E. Instrument dan Teknik Pengumpulan Data

Adapun instrumen data yang digunakan adalah:

a) Wawancara

Wawancara adalah alat untuk mengumpulkan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah adanya kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi dan sumber informasi.

9

b) Observasi

Perlunya metode observasi dimana peneliti dapat melihat secara langsung di lapangan penelitian mengenai kondisi informasi sehingga dapat menemukan suatu objek dalam penelitian ini.

10

c) Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan seseorang secara tertulis tentang tindakan dan pengalamannya.. Data dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah catatan atau laporan yang diperoleh dari internal Bank Syariah Mandiri KCP Sipirok.

9 Lexy J. Moleong, Metodologi Penenelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), hlm.138.

10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006).

(17)

F. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah proses penyusunan data yang dapat ditafsirkan memberi makna pada analisa hubungan berbagai konsep. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik : Reduksi, klasifikasi, editing, deskripsi dan penarikan kesimpulan.

G. Teknik Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif diperlukan keabsahan data. Adapun teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi.

Trianggulasi yang dilakukan penelitian dengan cara:

a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara b) Membandingkan apa yang disampaikan masyarakat.

c) Membandingkan hasil penelitian dengan fakta dilapangan.

(18)

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Awal

Pelaksanaan pembiayaan murabahah untuk modal usaha pada Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Sipirok

1) Proses pelaksanaan pembiayaan yang dilakukan pada Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Sipirok

Akad Murabahah adalah akad jual beli barang dengan

menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh

penjual dan pembeli yaitu modal beserta keuntungan yang diperoleh

harus diketahui bersama.Akad mudharabah adalah akad salah satu

bentuk kerjasama antara dua pihak, pihak pertama sebagai pemilik

(19)

modal dan pihak kedua sebagai pengelola usaha yang mempunyai keahlian menjalan usaha bersama tersebut.

Akad murabahah merupakan transaksi dan sekaligus jaminan pembiayaan sehingga lebih memperkuat posisi sumber pengembalian kredit bagi bank. Alasan lainnya adalah karakteristik pembiayaan akad murabahah dengan konsep perjanjian jual beli terbilang lebih sederhana perhitungannya dan lebih mudah dipahami oleh nasabah. Sementara pembiayaan mudharabah, musyarakah dan pempiayaan lainnya lebih kompleks.

Pembiayaan yang artinya kepercayaan yaitu lembaga pembiayaan selaku pemilik modal menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan. Dana tersebut harus digunakan dengan ikatan yang benar, jelas syarat-syaratnya dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan Branch Manager BSI KCP Sipirok maka beliau menjelaskan bahwa’’ Pembiayaan merupakan pemberian sejumlah dana bagi nasabah yang membutuhkan dan sesuai dengan kategori yang diberikan oleh bank yang bersangkutan berupa modal kerja dengan menggunakan akad murabahah dan mudharabah dan tidak diberikan kepada orang yang tidak membutuhkan.”

11

11 Wawancara dengan Bapak Riski Hamdani Nasution (Branch Manager BSI KCP Sipirok) Pukul 14.30/ Jum’at 25 Juni 2021

(20)

Pembiayaan yang ditujukan untuk memberikan modal usaha seperti pembeliaan bahan baku atau sarana alat produksi atau barang yang akan diperdagangkan. Dalam pembiayaan pihak BSI KCP Sipirok ini memperhatikan bentuk usaha yang dilakukan oleh nasabahnya dan usahanya sudah berjalan minimal dua tahun. Adapun dasar pemberian pembiayaan di BSI KCP Sipirok ini mengacu pada ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI), kemudian harus dikomplasi sesuai dengan aturan –aturan yang tidak bertentangan dengan al-Quran dan hadis. Seterusnya dasar pemberian pembiayaan ini sesuai dengan ketetapan Dewan Syariah Nasional (DSN) turunannya sesuai dengan Petunjuk Teknik Operasional (PTO). Jika prosedur- prosedur ini terpenuhi maka pembiyaan itu dilaksanakan.

2) Pembiayaan-pembiayaan yang ditawarkan di Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Sipirok adalah:

a. Pembiayaan Mitraguna, untuk pembelian mobil dan rumah.

Adapun target segmennya Pegawai Negeri Sipil (PNS), pegawai BUMN, pegawai pemda, TNI/POLRI, dokter, notaris dan lain lain merupakan target market bank ini.

b. Pembiayaan cicil emas, adapun target marketnya adalah

Pegawai Negeri Sipil (PNS), pegawai BUMN, pegawai pemda,

TNI/POLRI, dokter, notaris dan wiraswasta.

(21)

c. Pembiayaan Usaha Mikro ditujuka kepada usaha mikro dan kecil, ini merupakan sector penting dan memberikan peluang untuk tumbuh.

3) Langkah-langkah pengajuan pembiayaan Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Sipirok:

a. Mengisi formulir

b. Konsultasi dengan bagian marketing c. Melakukan survey

d. Pengajuan pembiaayaan e. Melangsungkan aqad

4) Nasabah yang mengajukan pembiayaan mengajukan berkas-berkas sebagai berikut:

a. Kartu Tanda Penduduk (KTP) dari pihak suami istri b. Kartu Keluarga (KK)

c. NPWP

d. Slip gaji bagi PNS

e. Surat Keterangan Usaha, poto copy agunan, PBB dan bukti transaksi bagi pengusaha

5) Perhitungan jumlah dana pembiayaan yang diberikan kepada nasabah meliputi:

a. Golongan penghasilan tetap termasuk, PNS, Dosen, pegawai

BUMN, TNI/POLRI, dan dokter Bank Syariah Indonesia (BSI)

(22)

menetapkan Debt Service Ratio (DSR) yaitu perbandingan jumlah pendapatan bank dengan utang. Maksimal angsuran 40% bagi nasabah yang pendapatan yang kurang dari Rp 5 juta akan tetapi angsuran 50% bagi nasabah yang pendapatannya diatas Rp 5 juta.

Bank memberikan 70% bagi nasabah yang pembayaran gajinya melalui BSI atau payroll yang dasar perhitungannya dengan mengambil gaji pokok, uang makan serta tunjangan tetap nasabah.

Contok Pak A mempunyai gaji pokok Rp 4 juta, uang makannya Rp 800 ribu dan tunjangan kinerjanya Rp 3 juta maka akan dikalikan dengan payroll 70%. Rp 4000.000+Rp 800.000+Rp 3000.000=Rp 7800.000×70%=Rp5.460.000 angsurannya tiap bulan.

b. Golongan penghasilan tidak tetap diambil 40% dari neraca laba rugi Contoh pak Mamat punya kedai kelontong dengan penghasilan rata-rata Rp 10 juta/bulan maka angsurannya sekitar Rp 4 juta/bulan.

6) Biaya-biaya yang harus dibayar sebelum pencairan pembiayaan sebagai berikut:

a. Biaya administrasi sebesar 1% dari jumlah pembiayaan.

b. Biaya materai c. Asuransi jiwa

d. Asuransi kebakaran bagi golongan pendaan yang tidak tetap

e. Biaya notaris

(23)

7) Pelunasan pinjaman pembiayaan yang sudah dilakukan:

Lunas dipercepat yaitu minimal jangka waktu enam bulan dari awal pembiayaan, nasabah akan membayar sejumlah pokok angsuran ditambah dua kali marjin. Jika pelunasan secara normal maka ketentuannya seperti biasa.

8) Penetapan denda keterlambatan dari nasabah

Denda berdasarkan Surat Perintah Pemberitahuan Penyelidikan (SP3) sebesar 0,00069 × angsuran × hari akan tetapi biaya denda ini dijadikan sebagai infak dan bukan merupakan pendapatan bank.

Contoh pembiayaan di Bank Syariah Indonesia KCP Sipirok:

Pak Ali melakukan pembiayaan di bank ini untuk pembelian sepeda motor jenis Supra X 125 dengan harga taksiran Rp 20 juta maka Pak Ali akan menyiapkan Down of payment (DP) sebesar 20%, untuk pembelian tidak bias 100%. Pak Ali akan melakukan pemberkasan kemudian terjadi akad jual beli kemudian pihak bank akan melakukan pembiayaan sebesar Rp 16 juta kepada nasabah dengan marjin Rp 2000.000 selama tiga tahun maka Pak Ali akan membayar cicilan sebesar Rp500.000 tiap bulan.

Adapun contoh pembiayaan untuk modal usaha: Pak Dapot

mempunyai toko kelontong sudah berjalan dua tahun maka Pak Dapot

mengajukan murabah sebesar Rp 50 juta ke Bank Syariah Indonesia

KCP Sipirok maka pihak bank melakukan tinjau lokasi; Usaha sudah

(24)

berjalan minimal 2 tahun dengan pembuktian Surat Keterangan usaha;

apa-apa stock barangnya; siapa-siapa pelanggannya; siapa-siapa penyuplai barang; Berapa pekerja; Berapa gaji pekerja. Pihak bank memerhatikan neraca penjualan kalau misalnya sudah memenuhi kriteria kemudian bank melakukan survei jaminan dengan melampirkan sertifikat rumah. Sertifikat rumah = Nilai jaminan×120% maka sekali 3 bulan bank melakukan survei.

BAB V

KESIMPULAN

Pembiayaan di BSI KCP Sipirok ini mengacu pada ketentuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI), kemudian

harus dikomplasi sesuai dengan aturan –aturan. Seterusnya dasar

pemberian pembiayaan ini sesuai dengan ketetapan Dewan Syariah

Nasional (DSN) turunannya sesuai dengan Petunjuk Teknik

Operasional (PTO). Jika prosedur-prosedur ini terpenuhi maka

pembiyaan itu dilaksanakan.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman Karim. Bank Islam (Analisis Fiqh Dan Keuangan). Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2013.

Antonio, Muhammad Syafi’I. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek. Jakarta: Gema Insani, 2001.

Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana, 2011.

Lexy J. Moleong. Metodologi Penenelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000.

Margono. “Metodologi Penelitian Pendidikan.” Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997.

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006.

Suhrawardi dan Farid Wajdi. Hukum Ekonomi Islam. Jakrta: Sinar Grafika, 2012.

Veithsal Rivai. Islamic Financial Management. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2001.

Wahbah Az-zuhaili. Al-Fiqh Al-Islam Wa Adillatuhu. Beirut: Darul Fikri, 2004.

Yazid Afandi. Fiqh Muamalah. Yogyakarta: Logung, 2009.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaturan recall partai politik dalam peraturan perundang- undangan sebaiknya dihapuskan, hal ini untuk menghilangkan dasar kewenangan partai politik dalam

Aplikasi dengan teknologi Java secara umum adalah aplikasi serba guna yang dapat dijalankan pada seluruh mesin yang memiliki Java Runtime Environment (JRE)... Terdapat dua

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diberikan simpulan bahwa penerapan metode aliterasi dan asonansi dalam menulis puisi siswa kelas XI MIA SMAN

Dengan penggunaan Sistem Informasi Manajemen Data pada PO.Agsa Berbasis Web, diharapkan bisa mengurai sedikit masalah yang ada di perusahaan, ,pendataan keselurahan alur

Adik – adik stambuk 2007-2008, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, khususnya kepada Husin (2008), Nurtia Rahmat (2007), Terima kasih atas

Hal ini terbukti dari diterimanya hipotesis yaitu terdapat peningkatan yang signifikan motivasi belajar fisika matematika I mahasiswa prodi pendidikan fisika FKIP UNRI

Penggunaan pupuk SRF NPK 20-10-10 sebanyak 300 kg ha -1 yang diaplikasikan ke tanaman cukup efektif mensuplai hara sesuai dengan kebutuhan tanaman, dimana pupuk

Berdasarkan gambar 1.2 persentase usia rata-rata pegawai UPTD Dinas Pendidikan Garut Kota, dapat diketahui bahwa pegawai yang berusia < 21 tahun sebanyak 0%, pegawai