• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Teori Respon

LANDASAN TEORI

A. Teori Respon 1. Definisi Respon

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, respon adalah tangapan, reaksi, jawaban, terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi20. Sementara dalam Kamus Lengkap Psikologi definisi respon adalah sebarang proses otot atau kelenjar yang dimunculkan oleh satu perangsang, atau bisa juga diartikan sebagai satu jawaban, khususnya satu jawaban bagi pertanyaan tes atau satu kuesioner, atau bisa juga berarti sebarang tingkah laku, baik yang jelas kelihatan atau yang lahiriah maupun yang tersembunyi atau tersamar21.

Secara etimologis, menurut Sumaryadi Subrata, “respon adalah tangapan, reaksi, jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang

terjadi”. Secara garis besar dan bersifat umum tanggapan ialah gambaran pengamatan yang tinggal dikesadaran kita sesudah mengamati22.

Ahmad Subandi mengemukakan respon dengan istilah umpan balik (feed back) yang memiliki perasaan atau pengaruh yang besar dalam menentukan baik atau tidaknya suatu komunikasi23.

20

Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 585

21

J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet.ke-9, h. 432

22

Sumaryadi Subrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), h. 36

23

16

Respon diartikan sebagai tanggapan, reaksi dan jawaban. Respon akan terjadi setelah proses penerimaan pesan dalam suatu rangkaian komunikasi24. Tanggapan sebagai salah satu jiwa yang pokok, dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan, dalam mana obyek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang dan waktu pengamatan.25

Terdapat berbagai macam perbedaan redaksi dari para ahli dalam mendefinisikan respon/tanggapan, namun inti dari respon/tanggapan ialah adanya sebuah umpan balik (feed back) yang diberikan dari komunikan terhadap komunikator setelah menerima pesan. Dalam penelitian ini akan menggunakan respon sebagai tanggapan, reaksi atau sikap mahasiswa yang timbul setelah menyaksikan tayangan Talk Show Mata Najwa dalam melihat citra diri Angel Lelga sebagai politisi wakil.

2. Faktor Terbentuknya Respon

Tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi jika terpenuhi faktor penyebabnya. Hal ini perlu diketahui supaya individu yang bersangkutan dapat menanggapi dengan baik. Pada proses awalnya individu mengadakan tanggapan tidak hanya dari stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Tidak semua stimulus itu mendapat respon individu, sebab individu melakukan stimulus yang ada persesuaian atau yang menarik dirinya. Dengan demikian maka akan ditanggapi adalah individu tergantung pada stimulus juga bergantung pada keadaan individu itu sendiri. 26

24

Poerdawaminta, Psikologi Komunikasi, (Jakarta: UT, 1999), h. 43 25

Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), h. 64 26

Dengan kata lain, stimulus akan mendapatkan pemilihan dan individu akan bergantung pada 2 faktor, yaitu:

a. Faktor Internal: yaitu faktor yang ada dalam diri individu manusia itu sendiri dari dua unsur yakni rohani dan jasmani. Seseorang yang mengadakan tanggapan terhadap stimulus tetap dipengaruhi oleh eksistensi kedua unsur tersebut. Apabila terganggu salah satu unsur saja, maka akan melahirkan hasil tanggapan yang berbeda intensitasnya pada diri individu yang melakukan tanggapan atau akan berbeda tanggapannya tersebut antara satu orang dengan orang lain. Unsur jasmani atau fisiologis meliputi keberadaan, keutuhan dan cara kerja atau alat indera, urat syaraf dan bagian-bagian tertentu pada otak. Unsur-unsur rohani dan fisiologisnya yang meliputi keberadaan dan perasaan (feeling), akal, fantasi, pandangan jiwa, mental, pikiran, motivasi, dan sebagainya.

b. Faktor eksternal: yaitu faktor yang ada pada lingkungan. Faktor ini intensitas dan jenis benda perangsang atau orang menyebutnya dengan faktor stimulus. Bimo Walgito dalam bukunya menyatakan bahwa faktor psikis berhubungan dengan objek menimbulkan stimulus dan stimulus akan mengenai alat indera.27

3. Macam-macam Respon

Suatu kegiatan komunikasi memberikan efek berupa respon dari komunikasi terhadap pesan yang diberikan oleh komunikator. Menurut Steven M.Chaffee respon dibedakan menjadi tiga bagian:

27

18

a. Kognitif : yang dimaksud dengan respon kognitif adalah respon yang terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi.

b. Afektif : yang dimaksud dengan respon afektif adalah respon yang timbul bila ada perubahan pada apa yan dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap atau nilai.

c. Konatif : yang dimaksud dengan psikomotorik adalah respon yang berhubungan dengan perilaku nyata yang meliputi tindakan atau kebiasaan.28

Adapun menurut Agus Sujanto dalam bukunya Psikologi Kepribadian, respon atau tangapan terbagi menjadi:

1. Tanggapan menurut indera yang mengamati yaitu:

a. Tanggapan auditif, yakni tanggapan terhadap apa-apa yang telah didengarnya, baik berupa suara, ketukan, dan lain-lain.

b. Tanggapan visual, tanggapan terhadap sesuatu yang dilihat.

c. Tanggapan perasa, yakni tanggapan terhadap sesuatu yang dialami oleh dirinya.

2. Tanggapan menurut terjadinya, yaitu:

a. Tanggapan ingatan, yaitu tanggapan terhadap sesuatu yang diingatnya dari masa lalu.

28

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Roesdakarya, 2007), h. 219

b. Tanggapan fantasi, yaitu tanggapan masa kini atau tanggapan terhadap sesuatu yang sedang terjadi.

c. Tanggapan pikiran, yaitu tanggapan terhadap masa datang atau tanggapan terhadap sesuatu yang akan terjadi.

3. Tanggapan menurut lingkungannya, yaitu:

a. Tanggapan benda, yaitu tanggapan terhadap benda yang menghampirinya, berada didekatnya atau yang ada disekitarnya. b. Tanggapan kata-kata, yaitu tanggapan seseorang terhadap ucapan

atau kata-kata yan didengar atau dilontarkan oleh lawan bicara.29

4. Respon Dalam Komunikasi

Tujuan utama dalam komunikasi adalah terjadina respon atau tanggapan terhadap stimulus/rangsangan. Tanpa adanya suatu respon atau tanggapan baik secara langsun atau tidak langsung maka dapat dikatakan bahwa komunikasi tersebut tidak berhasil sesuai tujuannya.30 Respon sangat erat kaitannya dengan stimulus, karena dengan adanya stimulus seseorang akan mempunyai persepsi tentang suatu peristiwa yang membangkitkan respon atau reaksi. Respon dalam proses komunikasi berfungsi dan disebut dengan istilah umpan balik (feed back), sedangkan feed back dalam proses komunikasi merupakan komponen komunikasi.31

Umpan balik memainkan peranan yang sangat penting dalam komunikasi sebab ia menentukan berlanjutnya komunikasi atau

29

Agus Sujanto, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h. 64 30

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi dan Praktek, (Bandung: Remaja Roesdakarya, 1984), h. 19

31

Soemarto dan Djoenasih, Komunikasi Persuasi dan Retorika, (Yogyakarta: Liberty, 1983), h. 27

20

berhentinya komunikasi yang dilancarkan komunikator. Menurut Ralph Webb sifat respon dalam komunikasi terdiri dari:32

1. Respon Positif (Positive Feedback)

Respon atau tanggapan yang diterima komunikator dari komunikan dapat dimengerti dan mencapai saling pengertian, sehingga komunikan mendukung, menyepakati, mengiyakan, menyetujui pesan atau bersedia memenuhi ajakan seperti yang termuat dalam pesan yang diterimanya.

2. Respon Negatif (Negative Feedback)

Respon atau tanggapan dari komunikan kepada komunikator yang tidak menyenangkan, tidak mendukung, menentang yang berarti terjadinya protes ketidaksetujuan.33

5. Respon Sebagai Proses Pembentukan Sikap

Menurut H. Harvey dan William P. Smith, sikap adalah kesiapan merespon secara konsisten dalam bentuk positif atau negatif terhadap objek/situasi. Sedangkan menurut Doob sikap pada hakekatnya adalah tingkah laku balasan yang tersembunyi (implicitis response) yang terjadi langsung setelah adanya rangsangan.34

Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa sikap merupakan produk dari proses sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan

32

T. May Rudy, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat International, (Bandung: PT. Rafika Aditama, 2005), h. 5

33

T. May Rudy, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat International, (Bandung: PT. Rafika Aditama, 2005), h. 5

34

Sarlito Wirawan Sarwono, Teori – Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), h. 11

rangsangan yang diterimanya. Sikap seseorang terhadap obyek dapat digolongkan menjadi dua bagian:35

1. Sikap Positif

Sikap positif terjadi apabila individu memiliki sikap positif, maka reaksi yang timbul ia akan siap membantu, memperhatikan, dan berbuat yang menguntungkan obyek tersebut.

2. Sikap Negatif

Sikap negatif terjadi apabila individu memiliki sikap yang negatif, maka ia akan mengecam, mencela, tidak menanggapi, menyerang, bahkan membinasakan obyek tersebut.36

6. Teori S-O-R

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus – Organism Response ini semula berasal dari psikologi. Menurut Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, mengatakan bahwa teori S

– O – R kini menjadi teori komunikasi juga karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.37

Teori Stimulus-Respons ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus

35

Sarlito Wirawan Sarwono, Teori – Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), h. 11

36

Sarlito Wirawan Sarwono, Teori – Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), h. 11

37

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 254

22

tertentu. Dengan demikian, seorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. McQuail (1994:234) menjelaskan elemen-elemen utama dari teori ini adalah: (a) pesan (stimulus); (b) seorang penerima atau receiver (organisme); dan (c) efek (respon).38

Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya, mengutip pendapat hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variable penting, yaitu: perhatian, pengertian dan penerimaan.39

Gambar 1. Teori S – O – R

Berdasarkan skema gambar di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Maka dapat dijelaskan bahwa perubahan sikap bahwa perubahan sikap komunikan bergantung kepada stimulus dan proses yang terjadi pada komunikan saat diterpa pesan (stimulus). Pertama, komunikan dihadapkan dengan pesan (stimulus). Pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin dapat diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Kemudian komunikan memberikan perhatian kepada pesan yang membawanya pada tahap pengertian. Lalu dilanjutkan kembali pada

38

Burhan Bungin,Sosiologi Komunikasi,(Jakarta:Kencana,2013),cet.ke-6,h.281 39

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h.259 Response (Perubahan Sikap) Organisme: Perhatian Pengertian Penerimaan Stimulus

tahap penerimaan. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka komunikan akan memberikan respon berupa perubahan sikap.40

Prinsip stimulus-respons ini merupakan dasar dari teori jarum hipodermik, teori klasik mengenai proses terjadinya efek media massayang sangat berpengaruh. Teori jarum hipodermik memandang bahwa sebuah pemberitaan media massa diibaratkan sebagai obat yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah audience, yang kemudian audience akan bereaksi seperti yang diharapkan41.

Dalam masyarakat massa, di mana prinsip stimulus-respons mengasumsikan bahwa pesan informasi dipersiapkan oleh media dan didistribusikan secara sistematis dan dalam skala yang luas. Sehingga secara serempak pesan tersebut dapat diterima oleh sejumlah besar individu, bukan ditunjukkan pada orang per orang. Kemudian sejumlah besar individu itu akan merespons pesan informasi itu42.

Penggunaan teknologi telematika yang semakin luas dimaksudkan untuk reproduksi dan distribusi pesan informasi itu sehingga diharapkan dapat memaksimalkan jumlah penerima dan respons oleh audience, sekaligus meningkatkan respons oleh audience43.

Dokumen terkait