• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Tanaman Padi ( Oryza sativa L.) terhadap Pemberian Nano Silika pada Media Tanah

3 PENETAPAN DOSIS NANO SILIKA UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN PADI ( Oryza sativa L.)

3.2 Respon Tanaman Padi ( Oryza sativa L.) terhadap Pemberian Nano Silika pada Media Tanah

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Balai Litbang Perum BULOG di Tambun, Bekasi pada bulan Oktober 2012 hingga Januari 2013.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : benih padi sawah varietas Ciherang dan IR 64, benih padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang, pot plastik ukuran 8 cm x 12 cm, bak plastik, pupuk anorganik N (urea), P (SP-36), K (KCl), pupuk silika biasa (SB) dengan merek dagang SiP- Padi HS, kandungan unsur haranya : 44-46% SiO2, 3% P2O5 dan 2% humie

substance dengan ukuran partikel 0.02-0.06 mm, nano silika yang dibuat dari

sekam padi dengan kandungan Si sebesar 57.58% dengan ukuran partikel 18-40 nm dalam bentuk powder/serbuk, tanah dan lumpur sawah sebagai media tumbuh dan bahan-bahan analisis kimia.

Peralatan yang digunakan antara lain : alat semprot (seprayer), oven, mikroskop, kamera, cuvet, hygrometer, thermometer, grain moisture meter, timbangan biasa dan digital, mortar porselen, micro tube, tabung reaksi, pipet,

centrifuge, spektrofotometer UV/VIS, kelereng, alat-alat laboratorium untuk

analisa kimia dan alat penunjang lainnya.

Pelaksanaan Penelitian

Sebagai tahap awal dilakukan pengambilan tanah atau lumpur sebagai media tanam. Tanah yang disiapkan yaitu tanah sawah yang diambil dari sawah percobaan IPB, Dramaga pada kedalaman 1 - 20 cm dari permukaan tanah. Untuk media padi gogo diambil tanah tegalan dari lahan percobaan Balai Litbang BULOG. Sebelum digunakan, tanah-tanah tersering anginkan, dianalisa kandungan hara makro dan mikro, unsur silika, dan komponen-komponen lainnya di laboratorium Balai Penelitian Tanah, Bogor.

Tanah yang diperoleh selanjutnya dijemur, dihaluskan dan dilakukan pengayakan dan dibersikan dari kotoran dan sisa-sisa akar tanaman. Selanjutnya media tanah tesebut di masukkan ke dalam pot/ember plastik sebanyak kurang lebih 10 kg dan disusun sesuai rancangan penelitian. Untuk perlakuan padi sawah dilakukan pemenuhan media dengan digenangi air sampai permukaan ember, lalu ukuran permukaan tanah di dalam ember diseragamkan dari permukaan ember. Genangan air ini dipertahankan hingga sekitar 10 hari sebelum panen.

Selanjutnya bibit padi sawah masing-masing varietas dari wadah persemaian yang berumur dua minggu dengan ukurannya relatif seragam dipindahkan ke dalam pot percobaan berupa ember plastik sebanyak lima tanaman per ember. Penjarangan dilakukan 15 hari kemudian sehingga tinggal tiga tanaman tiap pot. Sementara untuk padi gogo benih yang bernas langsung ditanam di pot percobaan sebanyak masing-masing lima benih. Selanjutnya dilakukan penjarangan pada usia 15 HST dan ditinggalkan tiga tanaman.

Pengoptimalan pertumbuhan tanaman padi dilakukan dengan pemupukan, yaitu menggunakan pupuk urea, SP-36 dan KCl yang diberikan pada tanam dengan dosis sesuai rekomendasi yang tercantum dalam Permentan No.:

24

40/Permentan/OT.140/4/2007 yang didasarkan pada hasil analisa tanah (Lampiran 4). Begitu juga untuk perlakuan pupuk Si pemberiannya dilakukan seluruhnya pada awal tanam dengan dosis sesuai dengan perlakuan. Selama kegiatan penelitian, dilakukan pengendalian hama dan penyakit secara optimal dan dilakukan penyiangan secara manual bila terdapat gulma yang tumbuh.

Rancangan Penelitian

Penelitian disusun secara faktorial dengan dua perlakuan dan tiga ulangan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan rancangan lingkungan petak terbagi (split plot). Petak utama adalah varietas padi sawah IR 64, Ciherang, dan varietas padi gogo Situ Bagendit, Situ Patenggang. Sebagai anak petak adalah pemberian silika, meliputi pemberian pupuk SiP (silika ukuran partikel biasa) dengan dosis silika masing-masing sebesar sebesar 0.41, 0.81, 1.22, 1.62 dan 2.03 g per pot (ekuivalen dengan dosis 100, 200, 300, 400 dan 500 kg ha-1) dan nano silika powder masing-masing dengan dosis silika 0.05, 0.13, 0.26, 0.39 dan 0.52 g per pot (ekuivalen dengan dosis 10, 25, 50, 75, 100 kg ha-1) serta perlakuan kontrol, sehingga seluruhnya terdapat sebelas perlakuan.

Pengamatan

Peubah yang diamati pada penelitian ini meliputi : tinggi tanaman (cm), panjang akar (cm), jumlah anakan vegetative (rumpun), jumlah malai (tangkai), bobot basah tajuk (g), bobot kering tajuk (g), bobot basah akar (g), bobot kering akar (g), jumlah gabah total per malai (butir), jumlah gabah isi per malai (butir), persentase gabah hampa per malai (%), dan bobot 1000 butir gabah (g) (KA 14%).

Pengamatan tinggi tanaman dilakukan tiap empat minggu sekali dimulai dari 4 MST sampai menjelang panen. Tinggi tanaman diukur mulai dari permukaan tanah sampai ujung tertinggi dari tanaman. Jumlah anakan vegetatif dihitung dari jumlah anakan per rumpun pada saat tanaman berumur 8 MST.

Peubah panjang akar, jumlah anakan, bobot basah dan kering tanaman, pengambilan contoh dilakukan pada saat tanaman berumur 8 MST dan menjelang panen. Sementara untuk jumlah malai, jumlah gabah total per malai, jumlah gabah isi per malai, persentase gabah hampa per malai dan bobot 1000 butir gabah diamati menjelang panen.

Cara untuk melakukan pengamatan panjang akar, bobot basah dan bobot kering tanaman (tajuk dan akar), tanaman diangkat dari pot adalah dengan cara, akar dipisahkan dari tanah dengan jalan disemprot secara hati-hati dengan air kemudian dicuci bersih. Diukur panjang akarnya, kemudian dipisahkan antara akar, batang dan daun. Selanjutnya dikeringanginkan dan dimasukkan dalam oven pada suhu 80o selama 48 jam.

Analisa Data

Data dianalisis dengan sidik ragam uji F berdasarkan rancangan yang digunakan. Hasil analisis ragam yang nyata pada taraf 5% dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan.

25 HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

3.1 Pengaruh Pemberian Nano Silika Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza sativa L.) pada Media Larutan Hara

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan silika memberikan pengaruh yang nyata dalam meningkatkan pertumbuhan pada seluruh peubah pengamatan, yaitu pada tinggi tanaman, panjang akar, bobot basah tajuk, bobot kering tajuk, bobot basah akar, dan bobot kering akar. Sedangkan untuk perlakuan varietas tanaman berpengaruh nyata hanya pada tinggi tanaman, panjang akar dan panjang daun. Sementara untuk interaksi antara pemberian silika dan varietas tanaman padi menunjukkan pengaruh yang tidak nyata pada seluruh peubah (Lampiran 5).

Berdasarkan uji kontras diketahui bahwa pemberian silika, baik dalam bentuk silika biasa (SB) maupun bentuk nano silika (NS) memberikan pengaruh yang lebih baik pada pertumbuhan tanaman padi dibanding tanpa pemberian silika (kontrol). Sementara perlakuan NS memberikan pengaruh yang lebih baik pada pertumbuhan tanaman padi dibanding pemberian pupuk SB pada semua peubah pengamatan seperti tinggi tanaman, panjang akar, panjang daun, bobot basah tajuk dan akar serta bobot kering tajuk dan akar. Sedangkan untuk perlakuan varietas, antara varietas padi sawah dengan padi gogo tidak menunjukkan pertumbuhan yang berbeda pada peubah tinggi tanaman 2 MST, bobot basah tajuk 1 MST, bobot kering tajuk 2 MST, bobot basah akar 1 dan 2 MST dan bobot kering akar 2 MST (Lampiran 5).