• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

RESPONDEN JUMLAH PERSENTASE

1 < Rp 1.000.000 Ya 10 10 % Tidak 1 1 % 2 Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 Ya 22 22 % Tidak 2 2 % 3 Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000 Ya 29 29 % Tidak 4 4 % 4 Rp 3.000.000 – Rp 4.000.000 Ya 17 17 % Tidak 3 3 % 5 > Rp 4.000.000 Ya 9 9 % Tidak 3 3 %

Sumber: Hasil Olahan Data

Dari tabel 22 dapat dilihat bahwa responden dengan penghasilan diatas Rp 4.000.000 memiliki partisipasi politik yang lebih rendah dari respondenlainnya. Sedangkan responden dengan penghasilan Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000 memiliki tingkat partisipasi politik yang lebih tinggi dibandingkan responden dengan penghasilan lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas pemilih di Kecamatan Medan Helvetia berpenghasilan Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000 per bulan.

Dilihat dari tabel diatas, dapat juga disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat perekonomian seseorang, maka akan semakin rendah kesadaran untuk berpartispasi dalam pemilihan umum kepala daerah. Hal tersebut jelas terlihat dari persentase masing – masing kategori pendapatan yang ada, dimana responden dengan penghasilan tertinggi memiliki tingkat partisipasi politik terendah. Sebaliknya, responden yang masuk dalam kategori pendapatan terkecil memiliki tingkat partisipasi politik yang tertinggi.

Hal ini dapat dijelaskan dengan analisis yang lebih mendalam, dimana masyarakat yang tingkat ekonominya rendah akan meletakkan harapan yang lebih tinggi terhadap pemimpin untuk member jaminan atas taraf hidup yang lebih layak. Misalnya dengan adanya jaminan kesehatan, jaminan pendidikan, peningkatan upah dan berbagai kebijakan-kebijakan lain yang dikeluarkan oleh pemimpin dalam hal ini adalah Gubernur. Hal ini berbeda dengan masyarakat ekonomi menengah keatas yang sudah mampu memenuhi kebutuhan hidup secara mandiri baik kesehatan, pendidikan dan lain-lain.

Tabel 23

Alasan Ikut Memilih Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2013

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE

1 Kesadaran pribadi 72 82,75 %

2 Karena memperoleh imbalan

(sembako, uang, dll) 6

6,90 % 3 Ajakan keluarga, teman, tokoh

masyarakat 6

6,90 %

4 Lain - lain 3 3,45 %

JUMLAH 87 100 %

Sumber: Hasil Olahan Data

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki kesadaran pribadi dalam menggunakan hak memilihnya dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2013 di Kecamatan Medan Helvetia. Ada berbagai alasan yang melatarbelakangi kesadaran dari masing – masing responden tersebut. Diantaranya ada yang mengaku sadar akan hak sebagai warga negara, ada juga yang ikut memilih karena keinginan mendukung salah satu pasangan calon, dan berbagai

alasan – alasan lain yang dikemukakan oleh responden. Imbalan berupa barang dan uang juga menjadi alasan pemilih di Kecamatan Medan Helvetia dalam menggunakan hak pilihnya. Walaupun angka yang didapatkan tidak signifikan, namun hal ini mencederai asas pemilihan umum yang jujur dan adil. Selain itu, adanya ajakan dari kerabat dan tokoh masyarakat juga menjadi alasan pemilih menggunakan hak pilihnya.

Ketika dilakukan wawancara yang lebih mendalam kepada responden yang menjadikan kesadaran pribadi sebagai alasan ikut memilih, ditemukan bahwa mayoritas penduduk memiliki harapan yang tinggi terhadap pelaksanaan Pemilukada yaitu pasangan calon terpilih nantinya akan membawa perubahan – perubahan yang baik bagi kehidupan mereka melalui bidang ekonomi dan pendidikan, terutama peningkatan kesejahteraan masyarakat. Jika dilihat dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa para pemilih di Kecamatan Medan Helvetia dapat dikategorikan kedalam pemilih rasional dimana yang menjadi tolok ukur mereka adalah adanya keuntungan yang didapatkan melalui Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara 2013 di Kecamatan Medan Helvetia.

Tabel 24

Alasan Ikut Memilih Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jawaban Responden Jumlah Persentase

1 SD/ Sederajat

Kesadaran pribadi - -

Karena memperoleh

imbalan 1 1,14 %

Ajakan teman, keluarga,

tokoh masyarakat - - Lain - lain - - 2 SMP/ Sederajat Kesadaran pribadi - - Karena memperoleh imbalan - -

Ajakan teman, keluarga,

tokoh masyarakat - - Lain - lain - - 3 SMA/ Sederajat Kesadaran pribadi 26 29,88 % Karena memperoleh imbalan 3 3,44 %

Ajakan teman, keluarga,

tokoh masyarakat 3 3,44 % Lain - lain 1 1,14 % 4 Diploma Kesadaran pribadi 14 Karena memperoleh imbalan 1 1,14 %

Ajakan teman, keluarga,

tokoh masyarakat 1 1,14 % Lain - lain - - 5 Sarjana Kesadaran pribadi 25 28,73 % Karena memperoleh imbalan 1 1,14 %

Ajakan teman, keluarga,

tokoh masyarakat 2 2,29 % Lain - lain 2 2,29 % 6 Pasca Sarjana Kesadaran pribadi 7 8,04 % Karena memperoleh imbalan - -

Ajakan teman, keluarga,

tokoh masyarakat - -

Lain - lain - -

JUMLAH 87 100 %

Dilihat dari tabel 24 diatas, maka dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi alasan seseorang dalam menggunakan hak pilihnya. Masyarakat yang berpendidikan lebih tinggi cenderung mempunyai kesadaran pribadi dalam menggunakan hak pilihnya. Sementara masyarakat dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah menggunakan hak pilihnya karna alasan-alasan lain, seperti karena adanya imbalan, atau ajakan – ajakan dari kerabat. Dengan kata lain, masyarakat yang tingkat pendidikannya lebih rendah, cenderung lebih mudah dimobilisasi daripada masyarakat yang tingkat pendidikannya lebih tinggi.

Tabel 25

Alasan Ikut Memilih Berdasarkan Usia

No USIA Jawaban Responden Jumlah Persentase

1 17 - 30

Kesadaran pribadi 3 3,44 % Karena memperoleh

imbalan 1 1,14 %

Ajakan teman, keluarga,

tokoh masyarakat 5 5,74 % Lain - lain - - 2 31 - 40 Kesadaran pribadi 39 44,82 % Karena memperoleh imbalan 2 2,29 %

Ajakan teman, keluarga,

tokoh masyarakat 1 1,14 % Lain - lain 1 1,14 % 3 41 - 50 Kesadaran pribadi 10 11,49 % Karena memperoleh imbalan 2 2,29 %

Ajakan teman, keluarga,

tokoh masyarakat 1 1,14 % Lain - lain 2 2,29 % 4 >51 Kesadaran pribadi 19 21,83 % Karena memperoleh imbalan 1 1,14 %

Ajakan teman, keluarga,

tokoh masyarakat - -

Lain - lain - -

JUMLAH 87 100 %

Sumber: Hasil Olahan Data

Dari tabel 25 diatas dapat dilihat bahwa pemilih dengan kategori usia 17-30 lebih banyak memilih karena adanya ajakan dari teman, keluarga dan tokoh masyarakat, sedangkan sisanya memilih karena kesadaran pribadi dan karena adanya imbalan sebanyak. Pada kategori usia 31-40, mayoritas responden memilih karena adanya kesadaran pribadi.. Kategori usia 41-50 didominasi oleh responden yang memilih karena adanya kesadaran pribadi yaitu sebanyak 10 orang. Yang terakhir, kategori usia 50 tahun keatas yang mayoritas respondennya memilih karena kesadaran pribadi.

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden dengan usia yang lebih muda memiliki kesadaran yang lebih rendah untuk menggunakan hak pilihnya. Sebaliknya, responden dengan usia yang lebih dewasa memiliki kesadaran yang lebih tinggi untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2013.

Dapat disimpulkan pula, bahwa pemilih dengan kategori usia yang lebih muda cenderung lebih mudah untuk dipengaruhi, terutama oleh orang – orang terdekat semisal keluarga.

Tabel 26

Pilihan Responden Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2013

NO

URUT JAWABAN RESPONDEN JUMLAH PERSENTASE

1 H. Gus Irawan Pasaribu, SE Ak,

MM – Ir. H. Soekirman 11 12,64 %

2 Drs. Effendi M.S. Simbolon –

Drs. Djumiran Abdi 28 32,18 %

3 Dr. H. Chairuman Harahap, SH,

MH – H. Fadly Nurzal, S.Ag 10 11,49 %

4 Drs. H. Amry Tambunan –

Dr. Rustam Effendy Nainggolan 6 6,89 %

5 H. Gatot Pujo Nugroho, ST –

Ir. H. T. Erry Nuradi 32 36,78 %

JUMLAH 87 100 %

Sumber: Hasil Olahan Data

Dari tabel 26 diatas dapat dilihat bahwa pasangan H. Gatot Pujo Nugroho, ST – Ir. H. T. Erry Nuradi memperoleh suara responden terbanyak dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara. Pasangan ini diusung oleh 6 partai politik yaitu Partai Keadilan Sejahtera, Partai Hanura, Partai Kebangkitan Nasional Ulama, Partai Patriot dan Partai Persatuan Nasional. Selanjutnya, posisi kedua diduduki oleh pasangan Drs. Effendi M.S. Simbolon - Drs. Djumiran Abdi yang diusung oleh 3

partai politik yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Peduli Rakyat Nasional, dan Partai Damai Sejahtera. Disusul oleh pasangan H. Gus Irawan Pasaribu, SE Ak, MM – Ir. H. Soekirman di urutan ketiga yang didukung oleh koalisi partai terbanyak yaitu 22 partai politik, diantaranya adalah Partai Amanat Nasional, Partai Barisan Nasional, Partao Bulan Bintang, Partai Gerindra dan partai politik lainnya. Di posisi ke 4 adalah pasangan H. Chairuman Harahap, SH, MH - H. Fadly Nurzal, S.Ag yang diusung oleh 4 partai politik yaitu Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia, dan Partai Republik Nusantara. Dan yang berada pada posisi paling bawah adalah pasangan Drs. H. Amri Tambunan - Dr. Rustam Effendy Nainggolan, MM yang diusung sendiri oleh Partai Demokrat.

Tabel 27

Jawaban Responden Tentang Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Pilihan

No Jawaban Responden Jumlah Persentase

1 Figur pasangan calon 66 75,87 %

2 Partai politik pengusung 21 24,13 %

JUMLAH 87 100 %

Sumber: Hasil Olahan Data

Dari tabel 27 dapat dilihat bahwa mayoritas responden menjawab bahwa faktor yang paling mempengaruhi pilihan mereka dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2013 adalah figur pasangan calon. Sedangkan yang menjawab partai politik pengusung sebagai faktor dominan dalam mempengaruhi pilihan jauh lebih sedikit.

Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pemilih di Kecamatan Medan Helvetia lebih mementingkan figur pasangan calon ketimbang partai politik pengusung. Hal ini menjadi sinyal terhadap gagalnya partai – partai politik dan pasangan calon melakukan pendekatan psikologis terhadap pemilih di Kecamatan Medan Helvetia karena kenyataan penduduk di Kecamatan Medan Helvetia memilih bukan karena adanya ikatan emosional dengan partai – partai politik yang mendukung pasangan calon melainkan karena figur dari pasangan calon.

Tabel 28

Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Karena Faktor Figur Pasangan Calon

NO Jawaban Responden Jumlah Persentase

1 Citra pasangan calon 38 57,57 %

1 Program kerja 9 13,63 %

2 Kesamaan agama 12 18,18 %

3 Kesamaan suku 7 10,60 %

JUMLAH 66 100 %

Sumber: Hasil Olahan Data

Dari tabel 28 dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang mengutamakan figur pasangan calon dalam memilih lebih mengedepankan citra yang ditampilkan oleh pasangan calon. Ada juga responden yang menjawab kesamaan agama dengan pasangan calon sebagai alasan utama dalam memilih. Responden lainnya menjawab program kerja dan kesamaan suku sebagai alasan dalam memilih.

Dari jawaban – jawaban yang didapatkan dari responden, dapat disimpulkan bahwa mayoritas pemilih di Kecamatan Medan Helvetia masih mengedepankan citra yang ditampilkan pasangan calon sebagai tolok ukur dalam memilih, tanpa melihat

substansi dari program-program kerja yang ditawarkan ataupun prestasi dari masing-masing pasangan calon. Dengan demikian, pencitraan-pencitraan yang dilakukan masing-masing pasangan calon masih menjadi kunci utama dalam pemenangan Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2013 di Kecamatan Medan Helvetia.

Ada juga pemilih yang menjadikan program kerja pasangan calon sebagai alasan dalam memilih pasangan calon. Pemilih jenis ini dikategorikan sebagai pemilih rasional yang memiliki orientasi tinggi pada “policy problem solving”. Untuk menarik pemilih jenis ini pasangan calon harus mengedepankan solusi logis akan permasalahan ekonomi, pendidikan, kesejahteraan, sosial-budaya dan berbagai permasalahan – permasalahan lain yang dihadapi oleh pemilih. Berkaitan dengan hal ini, pasangan calon yang ada kurang berhasil melakukan pendekatan – pendekatan yang bersifat rasional terhadap pemilih, hal ini dapat dilihat dari rendahnya angka pemilih yang menjadikan program kerja sebagai alasan dalam memilih pasangan calon.

Tidak sedikit pula pemilih yang dapat dikategorikan sebagai pemilih tradisional, hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang mengutamakan kesamaan agama dan kesamaan suku dalam memilih pasangan calon. Dari seluruh responden yang menjawab kesamaan agama, sebagian besar adalah responden yang beragama Islam. Hal ini dapat dipahami karena adanya dalil dalam ajaran Islam yang mengharuskan memilih seorang muslim untuk memimpin umat.

Tabel 29

Jawaban Responden Mengenai Alasan Memilih Pasangan Calon Karena Partai Politik Pengusung

NO Jawaban Responden Jumlah Persentase

1 Ideologi partai politik 1 7,14 %

1 Visi/ misi partai politik 4 25 %

2 Citra partai politik 9 42, 85 %

3 Tokoh partai politik 7 33,33 %

JUMLAH 21 100 %

Sumber: Hasil Olahan Data

Dari tabel 29, dapat disimpulkan bahwa pemilih di Kecamatan Medan Helvetia memiliki ketertarikan yang sangat sedikit terhadap ideologi partai politik. Yang menjadi borometer utama dalam memilih sebuah partai politik bagi pemilih di Kecmatan Medan Helvetia adalah citra partai politik. Dalam wawancara yang lebih lanjut, citra partai politik yang bebas korupsi-lah yang dijadikan sebagai tolok ukur baik atau tidaknya sebuah partai politik di mata pemilih. Sedangkan hal lain yang juga tak kalah penting dalam memilih sebuah partai politik adalah tokoh politik.

Rendahnya jawaban responden yang menjadikan ideology dan visi/ misi partai politik menjadi cerminan akan kurangnya proses sosialisasi politik dan proses kaderisasi yang dilakukan oleh partai politik terhadap masyarakat di Kecamatan Medan Helvetia.

Tabel 30

Jawaban Responden Tentang Ada Tidaknya Anggota Keluarga Yang Ikut Memilih Dalam Pemilukada Sumatera Utara Tahun 2013

No Jawaban Responden Jumlah Persentase

1 Ya 96 96 %

2 Tidak 4 4 %

JUMLAH 100 100 %

Sumber: Hasil Olahan Data

Pada tabel 30 dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki anggota keluarga yang ikut memilih dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara tahun 2013. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas pemilih di Kecamatan Medan Helvetia memiliki anggota keluarga yang ikut memilih dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara tahun 2013.

Tabel 31

Jawaban Responden Apakah Pilihan Anggota Keluarga Mempengaruhi Pilihannya

No Jawaban Responden Jumlah Persentase

1 Ya 26 26 %

2 Tidak 74 74 %

JUMLAH 100 100 %

Sumber: Hasil Olahan Data

Dari tabel 31 dapat dilihat bahwa sebanyak mayoritas responden menjawab bahwa pilihan anggota keluarga mereka tidak mempengaruhi pilihan mereka sendiri. Tetapi, melalui wawancara yang lebih lanjut, ditemukan bahwa dari 74 responden yang menjawab tidak, 72 diantaranya mengakui bahwa pilihan mereka dengan anggota keluarga mereka adalah sama. Sebagian lagi, mengakui bahwa pilihan anggota keluarga mempengaruhi pilihan mereka sendiri.

Keluarga merupakan lembaga pertama dan paling sederhana yang dijumpai seorang individu. Tanpa disadari, keluarga juga menjadi media sosialisasi politik yang paling efektif, walaupun sosialisasi tersebut kadang terjadi tanpa disadari. Pembicaraan – pembicaraan dan diskusi – diskusi yang terjadi di dalam keluarga akan mengarahkan pembentukan opini atau pandangan seseorang terhadap suatu hal. Oleh karena itu, pilihan politik seseorang dalam hal ini pilihan dalam Pemilihan Kepala Daerah Sumatera Utara, secara langsung atau tidak langsung dipengaruhi oleh diskusi – diskusi yang ada di dalam lingkup keluarga. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka pilihan pasangan calon yang sama dengan anggota keluarga.

Tabel 32

Jawaban Responden Apakah Pernah Atau Tidak Melihat, Mendengar atau Menonton Kampanye

No Jawaban Responden Jumlah Persentase

1 Ya 100 100 %

2 Tidak - -

JUMLAH 100 100 %

Sumber: Hasil Olahan Data

Dari tabel 32 dapat dilihat bahwa seluruh responden mengaku pernah melihat, mendengar atau menonton kampanye. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secara umum, para pasangan calon telah berhasil menjangkau pemilih di Kecamatan Medan Helvetia. Hal ini dapat dilihat dari seluruh pemilih yang pernah melihat, mendengar atau menonton kampanye yang dilakukan oleh para pasangan calon.

Pentingnya masa kampanye sebagai media sosialisasi dan komunikasi kepada para pemilih ternyata disadari betul oleh para pasangan calon. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya baliho atau spanduk di wilayah Kecamatan Medan Helvetia, serta berbagai kegiatan-kegiatan kampanye yang dilakukan oleh pasangan calon di Kecamatan Medan Helvetia.

Tabel 33

Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Pernah Menghadiri Kampanye Secara Langsung

No Jawaban Responden Jumlah Persentase

1 Ya 47 47 %

2 Tidak 53 53 %

JUMLAH 100 100 %

Sumber: Hasil Olahan Data

Kampanye adalah sebuah tindakan yang bertujuan untuk mendapatkan pencapaian dukungan, kampanye dilakukan untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang. Melalui kampanye yang dilakukan inilah para pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur menyampaikan program kerja serta janji – janji politiknya apabila terpilih nanti. Bagi public, kampanye adalah sarana untuk melihat, mengamati, dan bahkan menentukan calon yang akan menjadi pilihannya.

Pada tabel 33 dapat dilihat bahwa mayoritas dari responden mengaku tidak pernah secara langsung menghadiri sebuah kampanye. Sisanya mengaku pernah menghadiri secara langsung kampanye yang dilaksanakan oleh pasangan calon dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2013. Dalam wawancara yang lebih mendalam terhadap responden yang pernah mengikuti kampanye secara langsung, didapati berbagai jawaban terkait hal yang menjadi alasan mereka

menghadiri kampanye secara langsung diantaranya adalah merupakan anggota dari partai politik pengusung, adanya imbalan yang diberikan ataupun karena memang tertarik terhadap pasangan calon yang melakukan kampanye.

Tabel 34

Jawaban Responden Terhadap Jenis Kampanye Yang Dihadiri

No Jawaban Responden Jumlah Persentase

1 Kampanye di lapangan terbuka 26 55,31 %

2 Pidato politik 5 10,63 %

3 Diskusi atau debat 4 8,51 %

4 Tatap muka secara langsung 9 19,14 %

5 Lain - lain 3 6,38 %

JUMLAH 47 100 %

Sumber: Hasil Olahan Data

Dari tabel 34 dapat dilihat bahwa kampanye yang paling banyak dihadiri oleh responden adalah kampanye yang dilakukan di lapangan terbuka. Alasan yang dikemukan responden karena kampanye yang dilakukan di lapangan terbuka lebih menghibur karena selalu disertai dengan hiburan musik dan hiburan lainnya. Hal ini berbeda dengan jenis kampanye lain seperti pidato politik dan diskusi yang dirasakan lebih membosankan oleh para responden. Alasan lain yang dikemukakan responden adalah adanya pemberian imbalan kepada masyarakat yang menghadiri kampanye di lapangan terbuka, yaitu melalui pemberian uang, adanya pasar murah serta pembagian baju kampanye.

Sedangkan untuk jenis kampanye lainnya seperti pidato politik, diskusi atau debat politik, serta tatap muka secara langsung kurang diminati oleh mayoritas pemilih. Adapun mereka yang memilih jenis kampanye tersebut berasal dari pemilih dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi yaitu sarjana dan pasca sarjana.

Tabel 35

Jawaban Responden Mengenai Alasan Mengikuti Kampanye

No Jawaban Responden Jumlah Persentase

1 Ingin mengetahui visi/ misi

pasangan calon 56 56 %

2 Ingin mendapat keuntungan dari pasangan calon (sembako, uang, dll)

23 23 %

3 Ajakan dari keluarga, teman,

tokoh masyarakat 16 16 %

4 Lain – lain. 5 5 %

JUMLAH 100 100 %

Sumber: Hasil Olahan Data

Pada Tabel 35 dapat dilihat bahwa mayoritas responden mengikuti kampanye karena ingin mengetahui visi/ misi pasangan calon. Dari tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa rasa ingin tahu para pemilih di Kecamatan Medan Helvetia adalah cukup tinggi.

Ada juga responden yang mengikuti kampanye karena ingin mendapat imbalan dari pasangan calon baik berupa uang, sembako, dll. Sebagian lainnya mengaku mengikuti kampanye karena ada ajakan dari keluarga, teman dan tokoh masyarakat. Sisanya mempunyai alasan diluar dari pilihan yang disediakan.

Tabel 36

Jawaban Responden Apakah Kampanye Mempengaruhi Pilihan

No Jawaban Responden Jumlah Persentase

1 Ya 79 79 %

2 Tidak 21 21 %

JUMLAH 100 100 %

Dari tabel 36 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengaku bahwa kampanye memberi pengaruh terhadap pilihan dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2013. Sedangkan sisanya mengaku bahwa kampanye tidak mempengaruhi pilihan mereka dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara.

Dalam wawancara yang lebih lanjut terhadap responden, didapati bahwa jenis kampanye yang paling meyakinkan responden adalah tatap muka secara langsung dengan Pasangan Calon Gubernur dan Pasangan Calon Wakil Gubernur.

Tabel 37

Jawaban Responden Tentang Keinginan Mengikuti Pemilhan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara Selanjutnya

No Jawaban Responden Jumlah Persentase

1 Ya 97 97 %

2 Tidak 3 3 %

JUMLAH 100 100 %

Sumber: Hasil Olahan Data

Dilihat dari tabel 37 dapat diketahui bahwa animo masyarakat terhadap Pemilihan Umum Kepala Daerah masih cukup tinggi. Dari 100 responden 97 diantaranya menjawab akan mengikuti Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara yang akan datang. Sedangkan 3 responden lainnya menjawab tidak akan mengikuti Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara selanjutnya.

Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sesungguhnya penduduk Kecamatan Medan Helvetia paham betul mengenai pentingnya Pemilihan Umum Kepala Daerah. Terbukti dari tingginya minat untuk mengikuti pemilukada yang akan datang. Terkait dengan hal – hal yang menjadi penyebab pemilih tidak menggunakan hak pilihnya, disinilah peran penting dari masing-masing instansi terkait untuk menjamin pemilih dapat menggunakan hak pilihnya dalam pemilukada.

BAB IV PENUTUP

IV.I. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kecamatan Medan Helvetia , maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Bahwa masyarakat pemilih di Kecamatan Medan Helvetia mempunyai tingkat kesadaran politik yang cukup tinggi dimana mayoritas pemilih di Kecamatan Medan Helvetia ikut memilih dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2013 karena adanya kesadaran pribadi. Dari segi pendekatan sosiologis, jenis kelamin mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam memberikan suara mereka. Masyarakat yag berjenis kelamin laki – laki memiliki tingkat partisipasi politik yang lebih rendah dibandingkan masyarakat yang berjenis kelamin perempuan. Selanjutnya, faktor kesamaan agama terhadap pasangan calon masih dijadikan alasan dalam memilih pasangan calon oleh masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari 18,18 % yang memilih pasangan calon karena adanya kesamaan agama dengan pasangan calon. Dari pendekatan psikologis dapat dilihat bahwa pilihan politik dari anggota keluarga yang ikut memilih tidak mempengaruhi pilihan mereka sendiri. Namun, mayoritas pilihan tersebut adalah sama dengan pilihan anggota keluarga mereka. Kesamaan nilai dalam menentukan pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur yang akan dipilih ditengarai menjadi alasan utama kesamaan pilihan tersebut.

Selanjutnya, masyarakat Kecamatan Medan Helvetia memilih pasangan calon berdasarkan figur pasangan calon, walaupun ada juga yang memilih pasangan calon karena partai politik pengusung.

2. Masyarakat Kecamatan Medan Helvetia mayoritas pernah melihat, mendengar atau menonton kampanye. Tetapi mayoritas masyarakat tidak pernah menghadiri kampanye secara langsung. Adapun jenis kampanye yang paling menarik untuk diikuti adalah kampanye yang dilakukan di lapangan terbuka. Namun untuk jenis kampanye yang paling meyakinkan masyarakat untuk memilih pasangan calon adalah tatap muka secara langsung dengan pasangan calon. Secara pendekatan psikologis, pilihan masyarakat cukup dipengaruhi oleh pelaksanaan kampanye terutama kampanye yang dilaksanakan di daerahnya sendiri. Sedangkan secara pendekatan rasional, kampanye yang diikuti oleh masyarakat dikarenakan adanya keuntungan – keuntungan yang didapatkan baik itu berupa uang, sembako, maupun kaos – kaos kampanye.

3. Partai politik yang ada belum berhasil menjangkau masyarakat Kecamatan Medan Helvetia guna mendapat simpati dan dukungan dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2013. Hal tersbut dapat dilihat dari sedikitnya masyarakat yang memilih pasangan calon karena

Dokumen terkait