• Tidak ada hasil yang ditemukan

Response Rate Individu terhadap Susenas, Riskesdas 2007, Jawa Timur

Dalam dokumen Jakarta, Desember 2008 (Halaman 55-59)

Kode Kabupaten/Kota Riskesdas Susenas Riskesdas/Susen as N % N % 1101 Pacitan 2,334 2.31 2,478 2.24 94.2 1102 Ponorogo 2,585 2.56 2,766 2.51 93.5 1103 Trenggalek 2,390 2.37 2,613 2.37 91.5 1104 Tulungagung 2,490 2.47 2,689 2.44 92.6 1105 Blitar 2,646 2.62 2,825 2.56 93.7 1106 Kediri 3,146 3.12 3,288 2.98 95.7 1107 Malang 3,352 3.32 3,806 3.45 88.1 1108 Lumajang 2,715 2.69 2,946 2.67 92.2 1109 Jember 3,587 3.55 3,658 3.31 98.1 1110 Banyuwangi 2,825 2.80 3,112 2.82 90.8 1111 Bondowoso 2,321 2.30 2,418 2.19 96.0 1112 Situbondo 2,064 2.04 2,304 2.09 89.6 1113 Probolinggo 2,690 2.66 2,805 2.54 95.9 1114 Pasuruan 2,893 2.87 3,261 2.95 88.7 1115 Sidoarjo 3,169 3.14 3,611 3.27 87.8 1116 Mojokerto 2,750 2.72 2,852 2.58 96.4 1117 Jombang 2,913 2.89 3,044 2.76 95.7 1171 Nganjuk 2,686 2.66 2,893 2.62 92.8 1172 Madiun 2,319 2.30 2,460 2.23 94.3 1173 Magetan 2,308 2.29 2,496 2.26 92.5 1174 Ngawi 2,194 2.17 2,558 2.32 85.8 1201 Bojonegoro 2,920 2.89 3,074 2.78 95.0 1202 Tuban 2,683 2.66 2,846 2.58 94.3 1203 Lamongan 2,863 2.84 2,985 2.70 95.9 1204 Gresik 2,929 2.90 3,178 2.88 92.2 1205 Bangkalan 2,762 2.74 3,139 2.84 88.0 1206 Sampang 3,061 3.03 3,287 2.98 93.1 1207 Pamekasan 3,057 3.03 3,197 2.90 95.6 1208 Sumenep 2,546 2.52 2,793 2.53 91.2 1209 Kota Kediri 2,102 2.08 2,420 2.19 86.9 1210 Kota Blitar 2,218 2.20 2,367 2.14 93.7 1211 Kota Malang 2,164 2.14 2,585 2.34 83.7 1212 Kota Probolinggo 2,291 2.27 2,507 2.27 91.4 1213 Kota Pasuruan 2,485 2.46 2,633 2.38 94.4 1214 Kota Mojokerto 1,988 1.97 2,363 2.14 84.1 1215 Kota Madiun 2,135 2.11 2,314 2.10 92.3 1216 Kota Surabaya 3,253 3.22 4,372 3.96 74.4 1217 Kota Batu 3,132 3.10 3,469 3.14 90.3 1218 Jawa Timur 100,96 100.0 110,412 100.00 91.4

2.9 Hasil Pengolahan dan Analisis Data

Isyu terpenting dalam pengolahan dan analisis data Riskesdas 2007 adalah sampel Riskesdas 2007 yang identik dengan sampel Susenas 2007. Desain penarikan sampel Susenas 2007 adalah two stage sampling. Hasil pengukuran yang diperoleh dari two

stage sampling design memerlukan perlakuan khusus yang pengolahannya menggunakan paket perangkat lunak statistik konvensional seperti SPSS. Aplikasi statistik yang tersedia didalam SPPS untuk mengolah dan menganalisis data seperti Riskesdas 2007 adalah SPSS Complex Samples. Aplikasi statistik ini memungkinkan penggunaan two stage sampling design seperti yang diimplementasikan di dalam Susenas 2007. Dengan penggunaan SPSS Complex Sample dalam pengolahan dan analisis data Riskesdas 2007, maka validitas hasil analisis data dapat dioptimalkan. Pengolahan dan analisis data dipresentasikan pada Bab Hasil Riskesdas. Riskesdas yang terdiri dari 6 Kuesioner dan 11 Blok Topik Analisis perlu menghitung jumlah sampel yang dipergunakan untuk mendapatkan hasil analisis baik secara nasional, provinsi, kabupaten/Kota, serta karakteristik penduduk. Jumlah sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga Riskesdas yang terkumpul seperti tercantum pada tabel 2.2, dan tabel 2.3 perlu dilengkapi lagi dengan jumlah sampel setelah “missing value” dan “outlier” dikeluarkan dari analisis.

Berikut ini melaporkan jumlah sampel yang dipergunakan untuk analisis data, terutama dari hasil pengukuran dan pemeriksaaan dan kelompok umur.

a. Status gizi

Untuk analisis status gizi, kelompok umur yang digunakan adalah balita, anak usia 6-14 tahun, wanita usia 15-45 tahun, dewasa usia 15 tahun keatas.

b. Hipertensi

Untuk analisis hasil pengukuran tekanan darah pada kelompok umur 18 tahun keatas

c. Pemeriksaan katarak

Untuk analisis pemeriksaan katarak adalah pada umur 30 tahun keatas d. Pemeriksaan visus

Untuk analisis visus untuk umur 6 tahun keatas e. Pemeriksaan Gigi

Analisis untuk umur 12 tahun keatas f. Perilaku dan Disabilitas

BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu Provinsi yang terletak di ujung paling timur pulau Jawa. Secara Geografis letak wilayah tersebut berada di ,12 derajad - 8,48 derajat lintang selatan dan 111 derajat 114,4 derajat bujur timur. Perbatasan wilayah, disebelah utara berbatasan dengan Pulau Kalimantan bagian selatan, di sebelah timur berbatasan dengan pulau Bali, di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia dan disebelah barat berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah.

Wilayah Jawa Timur terdiri dari dua bagian wilayah besar yaitu Jawa Timur Daratan di P Jawa dan Kepulauan Madura. Luas daratan di P Jawa merupakan 90% luas wilayah Jawa Timur, 10% lainnya adalah ada di kepulauan Madura.

Luas wilayah provinsi Jawa Timur terdiri dari : 46.426,57 km persegi berupa daratan dan 110.000 km persegi berupa lautan. Jumlah pulau sebanyak 74 pulau. Wilayah tersebut terbagi dalam 29 Kabupaten dan 9 Kota, jadi secara administratif ada 38 Kabupaten/Kota. Dalam wilayah tersebut terdapat 8.486 Perdesaan/Kelurahan di 657 Kecamatan. Kabupaten dengan wilayah terluas adalah Banyuwangi, Jember, Sumenep dan Tuban.

Jumlah penduduk Jawa Timur menurut Proyeksi P4B yaitu sebesar 37.071.731 jiwa, dengan laju pertambahan penduduk sebesar 2.39%. Kepadatan penduduk secara umum adalah 798 jiwa setiap 1 km persegi. Rasio rata-rata jiwa/KK adalah 4 jiwa. Kepadatan penduduk untuk wilayah Perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di Perdesaan.

Dana sektor kesehatan diperoleh dari sumber Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) dan sumber Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara (APBN) serta sumber lainnya. Dana pembangunan kesehatan yang bersumber dari APBD tahun 2006 Rp. 170.332.933.000. Jumlah ini adalah 6.96% total APBD Jawa Timur. Total biaya APBD untuk 38 kabupaten/Kota diperkirakan Rp.250.000.000.000,-. Dana yang bersumber dari APBN sebesar Rp.412.858.622.000,- (Sumber SKP Jawa Timur 2007).

3.1 Gizi

3.1.1 Status Gizi Balita

Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Berat badan anak ditimbang dengan timbangan digital yang memiliki presisi 0,1 kg, panjang badan diukur dengan length-board dengan presisi 0,1 cm, dan tinggi badan diukur dengan menggunakan microtoise dengan presisi 0,1 cm. Variabel BB dan TB anak ini disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu: berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).

Untuk menilai status gizi anak, maka angka berat badan dan tinggi badan setiap balita dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar (Z-score) dengan menggunakan baku

a. Berdasarkan indikator BB/U :

Kategori Gizi Buruk Z-score < -3,0

Kategori Gizi Kurang Z-score >=-3,0 s/d Z-score <-2,0

Kategori Gizi Baik Z-score >=-2,0 s/d Z-score <=2,0 Kategori Gizi Lebih Z-score >2,0

b. Berdasarkan indikator TB/U:

Kategori Sangat Pendek Z-score < -3,0

Kategori Pendek Z-score >=-3,0 s/d Z-score <-2,0 Kategori Normal Z-score >=-2,0

c. Berdasarkan indikator BB/TB:

Kategori Sangat Kurus Z-score < -3,0

Kategori Kurus Z-score >=-3,0 s/d Z-score <-2,0 Kategori Normal Z-score >=-2,0 s/d Z-score <=2,0 Kategori Gemuk Z-score >2,0

Perhitungan angka prevalensi :

Prevalensi gizi buruk = (Jumlah balita gizi buruk/jumlah seluruh balita) x 100% Prevalensi gizi kurang = (Jumlah balita gizi kurang/jumlahseluruh balita)x 100% Prevalensi gizi baik = (Jumlah balita gizi baik/jumlah seluruh balita) x 100% Prevalensi gizilebih = (Jumlah balita gizi lebih/jumlah seluruh balita) x 100%

Dalam pembahasan kategori status gizi balita berdasarkan indikator tersebut sering digunakan istilah gizi kurang+buruk untuk gabungan antara kategori gizi buruk dan gizi kurang.

Selain berdasarkan nilai persentase Berat Badan dan Umur (BB/U) status gizi balita juga dapat diketorikan berdasakan nilai persentase Berat Badan dan Tinggi Badan (BB/TB). Kategori dengan cara ini untuk kategori dengan status “sangat kurus” dan “kurus” digabung dengan menggunakan isitilah kurus+sangat kurus.

Indikator lain untuk menilai status gizi balita adalah nilai persentase Tinggi badan dan Umur (TB/U). Untuk balita dengan status “sangat pendek” dan “pendek” berdasarkan indikator TB/U digabung dengan menggunakan istilah pendek+sangat pendek.

Dalam dokumen Jakarta, Desember 2008 (Halaman 55-59)

Dokumen terkait