• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.6 Restriksi Pertumbuhan Janin

Intrauterine growth restriction (IUGR) didefinisikan sebagai pertumbuhan

janin di bawah normal.20 Pada bayi dengan berat bayi lahir rendah dan

small-for-gestational age (SGA) dianggap mengalami restriksi pertumbuhan janin.

16

memiliki berat lahir di bawah persentil 10 pada tiap usia gestasional. Namun, bayi dengan berat lahir di bawah persentil 10 tidak semuanya adalah proses patologis. Hal tersebut dapat terjadi akibat faktor biologis. Seeds9 mengusulkan bahwa SGA adalah bayi dengan berat lahir di bawah persentil 5, sedangkan McIntire, dkk9, pada tahun 1999 menyatakan bahwa hasil yang merugikan banyak terdapat pada bayi dengan berat lahir di bawah persentil 3.

Banyak standar yang digunakan untuk menilai pertumbuhan janin. Namun pada umumnya adalah menggunakan berat lahir. Berat lahir diklasifikasikan sebagai berikut.

Tabel 2.4 Klasifikasi berat lahir

Kategori Berat lahir

Berat lahir normal >2500 g

Berat lahir rendah < 2500 g

Berat lahir sangat rendah < 1500 g Berat lahir rendah ekstrim < 1000 g

Sumber : MacDonald MG, dkk, 2005.

Namun, penilaian hanya menggunakan berat lahir hanya menggambarkan sedikit tentang kecepatan pertumbuhan janin, contohnya pada bayi dengan prematuritas yang berat lahirnya di bawah normal karena usia gestasi yang pendek.20

Pada restriksi pertumbuhan janin, dikenal istilah simetris dan asimetris. Restriksi pertumbuhan simetris adalah pertumbuhan badan dan otak yang yang terbatas, sedangkan asimetris adalah pertumbuhan badan yang terbatas lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan kepala atau otak.20 Mekanisme restriksi pertumbuhan asimetris belum diketahui pasti, namun salah satu faktor yang berkontribusi adalah peningkatan aliran darah serebral relatif terhadap sirkulasi sistemik dan umbilikal.20 Terjadinya restriksi pertumbuhan janin ini disebabkan oleh beberapa faktor risiko menurut Cunningham, dkk9, yaitu:

a. Ibu yang lebih kecil

Ibu yang lebih kecil akan memiliki bayi yang kecil juga. Jika berat ibu di bawah 100 pon atau sekitar 45 kg, risiko melahirkan bayi dengan SGA adalah dua kali lipat.9

b. Nutrisi maternal yang kurang

Menurut Rode, dkk9, bahwa wanita dengan indeks massa tubuh rata-rata atau rendah dengan kenaikan berat badan yang kurang saat hamil, dapat dikaitkan dngan kejadian restriksi pertumbuhan janin. Selain itu, Abrams dan Selvin9 juga mengatakan bahwa kenaikan berat badan yang kurang pada trimester kedua memiliki korelasi dengan berat lahir yang rendah. Nutrisi maternal yang kurang ini disebabkan suplementasi mikronutrien yang kurang.

c. Deprivasi sosial

Gaya hidup seperti merokok dan konsumsi alkohol juga dapat menghasilkan bayi yang kecil.9

d. Infeksi maternal dan fetal

Infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa, dan spirokaeta terlibat pada 5% kasus restriksi pertumbuhan janin. Infeksi yang paling banyak terlibat adalah rubela dan sitomegalovirus. Mekanisme infeksi menyebabkan restriksi pertumbuhan janin berbeda-beda, tergantung pada agen infeksinya.9

18

e. Malformasi kongenital

Semakin berat malformasi yang dialami, maka kecenderungan janin mengalami SGA menjadi lebih besar.9 Malformasi kongenital dapat dipengaruhi oleh faktor diabetes maternal, hipertiroidisme maternal, faktor sosioekonomi, genetik, infeksi seperti sifilis atau rubela, nutrisi maternal, dan faktor lingkungan.21

f. Obat-obatan dengan efek teratogenik dan berefek pada janin

Contoh obat dengan efek restriksi pertumbuhan janin adalah agen antikonvulsan, agen antineoplastik, dan agen imunosupresan.9

g. Penyakit vaskular

Contoh penyakit vaskular yang sering berkaitan dengan restriksi pertumbuhan janin adalah superimposed preeclampsia dan penyakit vaskular kronik. Menurut Gainer9, preeklampsia dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan janin terutama bila onsetnya terjadi sebelum minggu ke 37 gestasi.

h. Penyakit ginjal

Penyakit ginjal yang dapat menyebabkan restriksi pertumbuhan janin adalah gagal ginjal kronik dan neuropati kronik. Gagal ginjal kronik biasanya berhubungan dengan hipertensi dan penyakit vaskular.9

i. Diabetes pregestasional

Restriksi pertumbuhan janin pada wanita dengan diabetes dapat berkaitan dengan malformasi atau penyakit vaskular.9

j. Hipoksia kronik

Kondisi yang berkaitan dengan hipoksia uteroplasental kronik adalah preeklampsia, hipertensi kronik, asma, merokok, dan ketinggian daratan yang tinggi. Ketika terpapar dengan lingkungan hipoksia secara kronik, janin cenderung memiliki berat lahir yang kurang.9

k. Anemia

Anemia yang paling banyak pada wanita hamil adalah disebabkan oleh anemia defisiensi besi. Menurut Kidanto, dkk9, menyatakan risiko kelahiran prematur dan berat lahir rendah meningkat seiring dengan meningkatnya anemia pada kehamilan. Menurutnya, anemia maternal akan mempengaruhi vaskularisasi plasenta. Namun, pada kebayakan kasus, anemia maternal tidak menyebabkan restriksi pertumbuhan janin, kecuali anemia sel sabit dan anemia yang diturunkan lainnya.9

l. Abnormalitas plasenta dan korda

Abnormalitas plasenta dan korda yang dapat mempengaruhi restriksi pertumbuhan janin adalah solusio plasenta, infark ekstensif, korioangioma, plasenta previa, dan trombosis arteri umbilikal.9 Abnormalitas plasenta dan korda mengurangi aliran darah uteroplasenta, sehingga dikaitkan dengan restriksi pertumbuhan janin.9

m. Infertilitas

Menurut Zhu, dkk9, tahun 2007 mengatakan bahwa wanita hamil dengan riwayat infertilitas, maka risiko bayi dengan SGA akan meningkat. Studi lain oleh Vikstroem J, dkk22, menyebutkan bahwa wanita dengan infertilitas 2,7 kali lebih berisiko untuk melahirkan bayi dengan SGA.

20

n. Kehamilan ekstrauterin

Bila plasenta terimplantasi di luar uterus, maka janin akan mengalami restriksi pertumbuhan.9

o. Sindrom antibodi antifosfolipid

Mekanisme bahwa sindrom antibodi antifosfolipid dapat menyebabkan restriksi pertumbuhan janin adalah melalui agregasi trombosit maternal dan trombosis plasenta. Menurut Levine, dkk9, bahwa wanita hamil dengan sindrom ini akan mengalami onset awal preeklampsia dan kematian janin.

p. Genetik

Beberapa studi telah mempelajari bagaimana hubungan polimorfisme genetik janin atau maternal dengan bayi yang mengalami restriksi pertumbuhan. Engel, dkk9, menyatakan bahwa terdapat peran SHMT1(1420)T dalam mempengaruhi level homosistein, sehingga menghasilkan bayi dengan SGA. Stonek, dkk9, juga mengidentifikasi MTHFR C677T sebagai penanda restriksi pertumbuhan.

q. Janin multipel

Kehamilan dengan dua janin atau lebih memiliki kemungkinan kurangnya pertumbuhan pada satu atau lebih janin yang lain dibanding kehamilan tunggal.9

Dokumen terkait