G. Menurut Muatan Sumbu Terberat Dalam PP No.43 tahun 1992 jalan dibagi menjadi :
1. Retak kulit buaya (Aligator Cracking)
Retak kulit buaya atau serangkaian retakan saling berhubungan yang membentuk serangkaian kotak – kotak kecil ang menyerupai kulit buaya. Lebar celah lebih besar atau sama dengan 3mm. Reta ini disebabakan oleh bahan perkerasan yang kurang baik, pelapukan permukaan, tanah dasar
atau bagian perkerasan dibawah lapis permukaan kurang stabil, atau bahan lapis pondasi dalam keadaan jenuh air (air tanah naik).
Umumnya daerah dimana terjadi retak kulit buaya tidak luas. Jika daerah dimana terjadi retak kulit buaya luas, mungkin hal ini disebabkan oleh repetisi beban lalulintas yang melampaui beban yang dapat dipikul oleh lapisan permukaan tersebut. Retak kulit buaya untuk sementara dapat dipelihara dengan mempergunakan lapis urda, burtu, ataupun lataston jika celah ≤ 3 mm.
Level :
Tabel 2.2 Tingkat Kerusakan Aligator Cracking
Tingkat Kerusakan Keterangan
L
perkerasan baik, retak rambut pararel satu dengan lainnya
M
retakan sedikit terbuka dan membentuk jaringan, partikel ada yang lepas
H
jaringan retakan terbuka dan dalam, partikel pada retakan sudah terlepas
Gambar 2.4 Tingkat Low Kerusakan Alligator cracking ( Department of the Army 1982)
Gambar 2.5 Tingkat Medium Kerusakan Alligator cracking ( Department of the Army 1982)
Gambar 2.6 Tingkat High Kerusakan Alligator cracking ( Department of the Army 1982)
2. Kegemukan (Bleeding)
Kegemukan adalah lapisan bitumen yang tipis pada permukaan aspal yang kelihatan seperti permukaan gelas (mengkilat). Hal ini disebabkan pemakaian kadar aspal yang tingi pada campuran aspal atau tar pada waktu proses pencampuran.dapat diatasi dengan menaburkan agregat panas dan keudian dipadatkan atau lapis aspal diangka dan kemudian diberi lapis penutup.
Level :
Tabel 2.3 Tingkat Kerusakan Bleeding
Tingkat Kerusakan Keterangan
L
bleeding sedikit, aspal tidak melekat pada sepatu atau kendaraan
M
bleeding cukup luas, aspal mulai nemempel pada sepatu atau kendaraan
H
bleeding luas, aspal sangat menempel pada sepatu atau kendaraan
(sumber : Department of the Army 1982)
Gambar 2.8 Tingkat Medium Kerusakan Bleeding ( Department of the Army 1982)
Gambar 2.9 Tingkat High Kerusakan Bleeding ( Department of the Army 1982) 3. Retak kotak – kotak (Block Cracking)
Retak kotak – kotak adalah kumpulan retak yang membagi atau memisahkan pada permukaan perkerasan kira – kira membantuk potongan – potongan bujur sangkar, ukuran potongan retak tersebut kira – kira antara 1 kaki (o,3m ) sampai 10 kaki ( 3 m). Retak kotak- kotak disebabkan oleh siklus suhu harian pada aspal beton dan dari repetisi beban lalulintas.
Retak kotak – kotak iasanya di tandai oleh aspal atau perkerasan retak halus dan juga biasanya terjadi pada bagian yang lebih halus dipermukaan tersebut, tetapi kadang – kadang terjadi bukan pada jalur lalulintas tetapi diseluruh badan jalan, tepi ini bebrbeda dengan rtak kulit buaya yang bentuknya lebih kecil dan sisi bersudut tajam, retak kulit buaya hanya disebabkan repetisi beban lalulintas saja.
Level :
Tabel 2.4 Tingkat Kerusakan Block Cracking
Tingkat Kerusakan Keterangan
L
lebar retakan < ¼ inci, partikel tidak ada yang lepas
M
lebar retakan > ¼ inci, sedikit kehilangan partikel pada retakan
H
retakan membentuk blok-blok, kehilangan partikel pada retakan
(sumber : Department of the Army 1982)
Gambar 2.10 Tingkat Low Kerusakan Block cracking ( Department of the Army 1982)
Gambar 2.11 Tingkat Medium Kerusakan Block cracking ( Department of the Army 1982)
Gambar 2.12 Tingkat High Kerusakan Block cracking ( Department of the Army 1982)
4. Cekungan (Bumb and sags)
Bendul kecil yang menonjol keatas, pemindahan pada lapisan perkerasan itu disebabkan pererasan stabil. Bendul uga dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
1. Bendul atau tonjolan yang dibawah PCC sla atau lapisan PC. 2. Lapisan aspal bergelombang (membentuk lapisan lensa cembung).
3. Perkerasan yang menjembul keatas pada material disertai retakan yang ditambah denga beban lalulintas.
Longsor kecil dan retak kebawah atau pemindahan pada lapisan perkerasan membentuk cekungan. Longsor itupun terjadi pada arean yang lebih luas dengan banykanya cekungan dan cembungan pada permukaan perkerasan bias disebut juga gelombang.
Level :
Tabel 2.5 Tingkat Kerusakan Bumb and Sags
Tingkat Kerusakan Keterangan
L kendaraan ringan dapat melambung M
Cekungan dengan lembah yang kecil disertai retak.kendaraan dapat melambung
H kendaraan sangat melambung (sumber : Department of the Army 1982)
Gambar 2.13 Tingkat Kerusakan Low Kerusakan Bums and sag ( Department of the Army 1982)
Gambar 2.14 Tingkat Kerusakan Medium Kerusakan Bums and sag ( Department of the Army 1982)
Gambar 2.15 Tingkat Kerusakan High Kerusakan Bums and sag ( Department of the Army 1982)
5. Keriting (Corrugation)
Gelombang pada lapisan perkerasan adalah rangkaian tertutup lembah dan puncak dengan jarak yang teratur. Hal ini biasanya berukuran panjang lebih dari 10 kaki (3 m) pada panjang perkerasan.
Gelombang mempunyai arah tegak lurus arah lalulintas, tipe ini biasanya terjadi pada arus lalulintas padat lapisan perkerasan atau pondasi yang tidak stabil. Ada beberapa penyebab terjadi gelombang, tekanan pada lapisan perkerasan adalah pertimbangan terjadinya gelombang paling dominan.
Level :
Tabel 2.6 Tingkat Kerusakan Corrugation
Tingkat Kerusakan Keterangan
L kendaraan terasa bergetar, tetapi tidak perlu mengurangi kecepatan yang diinginkan
M
kendaraan terasa bergetar, perlu mengurangi kecepatan yang diinginkan untuk menjamin keselamatan
H
kendaraan terasa sangat bergetar, dan perlu sekali mengurangi kecepatan yang diinginkan untuk menjamin keselamatan
(sumber : Department of the Army 1982)
Gambar 2.16 Tingkat Low Kerusakan Corrugation ( Department of the Army 1982)
Gambar 2.17 Tingkat Medium Kerusakan Corrugation ( Department of the Army 1982)
Gambar 2.18 Tingkat High Kerusakan Corrugation ( Department of the Army 1982)
6. Amblas (Depression)
Amblas adalah penurunan pada daerah perkerasan dengan tinggi yang kecil, atau rendah, itu terjadi pada sekeliling perkerasan dan banyak contoh dapat dilihat pada waktu setelah hujan sehingga akan tercapai kolam air. Penurunan juga dapat disebabkan lapisan dasar pondasi atau kesalhan konstruksi.
Penurunan jua bisa disebabkan perencanaan dan pembangunan –
pembangunan yang salah. Amblas tidak seperti penurunan dikeseluruhan badan jalan pada suau evaluasi.
Perbaikan pada amblas dapat dilakukan dengan cara antara lain :
1. Untuk amblas dengan kedalaman ≤ 5 cm, bagian yang rendah diisi
dengan bahan sesuai seperti lapen, lataston, laston.
2. Untuk amblas dengan kedalaman ≥ 5 cm, bagian yang amblas
Level :
Tabel 2.7 Tingkat Kerusakan Depression
Tingkat Kerusakan Keterangan
L kedalaman 0,5 – 1 inch (13-25 mm) M kedalaman 1 – 2 inch (25 – 50 mm)
H kedalaman > 2 inch (>50 mm) (sumber : Department of the Army 1982)
Gambar 2.19 Tingkat Low Kerusakan Depression ( Department of the Army 1982)
Gambar 2.20 Tingkat medium Kerusakan Depression ( Department of the Army 1982)
Gambar 2.21 Tingkat High Kerusakan Depression ( Department of the Army 1982)