• Tidak ada hasil yang ditemukan

Retorika

Dalam dokumen PENGARUH KREDIBILITAS (Halaman 34-38)

II. TINJAUAN PUSTAKA

3. Pengaruh Komunikasi Persuasif Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa Saat Pandemi COVID-19

2.3 Retorika

Menurut Aristoteles (2004) Teori Retorika mengatakan bahwa ada sikap yang dibentuk kepada persuadee sebagai tujuan akhir dari kemampuan persuader (komunikator persuasif) dalam mempersuasi atau memengaruhi. Dimana teori ini lahir sebagai wujud kritik untuk perkembangan terhadap teori yang dikemukakan terlebih dahulu oleh Plato. Aristoteles dapat menilai bahwa ilmu teori yang telah dikembangkan oleh Plato tidak memberikan kontribusi praksis. Maka dari pemikiran tersebut Aristoteles melakukan pengembangkan teori yang berguna bagi public speaking. Hingga pada akhirnya, penelitian Aristoteles memiliki dua asumsi tentang efektivitas persuasi yakni :

- untuk menciptakan persuasi yang efektif, komunikator membutuhkan tiga kemampuan yakni etos, pathos, dan logos

- komunikator harus mengenali audiens dari public speaking yang dijalankan.

Etos adalah kemampuan persuader menunjukkan keahlian dan kehendak baiknya, pathos adalah kemampuan melibatkan dan membangun emosi dan keterlibatan audiens serta logos adalah kemampuan persuader menyusun argumentasi yang logis dan rasional. Pada Teori Retorika dapat disimpulkan bahwa efektivitas persuasi ditentukan oleh adanya kualitas komunikator yang memiliki kemampuan dalam menyampaikan bukti etos, pathos dan logos.

18

Teori ini menjadi elemen pengaruh yang signifikan dalam berkomunikasi.

Proses komunikasi yang dibangun akan lebih bermakna manakala memperhatikan ketiga aspek tersebut. Menurut Aristoteles (2004):

Aristotelesmenyebut tiga cara untuk memengaruhi manusia atau dikenal sebagai formula segitiga retorika yang terdiri dariethos, pathos, dan logos.

Teori retorika persuasive Aristoteles ini akan dijadikan landasan teori dalam penelitian penulis.

- Ethos (etika/kredibilitas)

Etos bercirikan kredibitas dan kepercayaan atau credibility & trust. Ethos memberi menggaris bawahi bahwa komunikator harus kredibel, memiliki integritas, dan berkarakter baik. Tidak pernah berbohong.Ethos merupakan karakter, intelegensi atau pengetahuan yang luas, dan niat baik yang dipersiapkan oleh seorang pembicara. Pembicaraharus mampu menunjukkan kepada khalayak bahwadirinya memiliki pengetahuan yang luas, kepribadian yang terpercaya, dan terhormat. Nilai kredibilitas sangat penting, sebab seseorang tidak terpersuasi hanya karena bukti yang dipaparkan,akan tetapi oleh siapa bukti tersebut dipaparkan. Kredibilitas ditentukan oleh keahlian dan kepercayaan.Keahlian yang dimaksud, yakni kesan yang dibentukoleh komunikan tentang komunikator dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan. Indikatornya adalah cerdas, ahli, berwawasan dan berpengetahuan, berpengalaman atau terlatih. Adapun kepercayaan yang di maksud adalah kesan komunikan tentang komunikator yang berkaitan dengan wataknya.Indikatornya adalah kejujuran, ketulusan, bermoral,adil, sopan dan etis. Aristoteles menyebut indicator tersebut sebagai Good Moral Character.

Selain kredibilitas, Atraksi (attracivisme) dankekuasaan (source power) juga bagian dari dimensi ethos. Atraksi adalah daya tarik komunikator dilihatdari fisiknya, seperti dikagumi atau disenangi. Ataudapat juga berupa adanya faktor kesamaan antarakomunikator dengan komunikan, sehingga komunikan mudah menerima pesan dari komunikator.Adapun kekuasaan adalah

19

kemampuan menimbulkan ketundukan dari interaksi antarakomunikator dan komunikan. Kekuasaan menyebabkan komunikator “memaksakan”

kehendaknya kepada orang lain karena sumber dayapenting yang ia miliki, seperti kekuasaan koersif, keahlian, informasional, rujukan, dan legal seperti yang dituturkan oleh French dan Raven.

- Pathos

Pathos berati bahwa seorang komunikator seyogyanya memiliki kemampuan daya tarik emosional yang baik dalam mengelola emosi, empati, dan persuasi. Melalui kadar empati dan persuasi tersebut akan terbangun komunikasi yang produktif.Dalam hal ini, komunikator harus menyentuh hati khalayak melalui perasaan, emosi, harapan, kebenciandan kasih sayang mereka. Para ahli retorika modern menyebutnya imbauan emosional (emotional appeals). Rhetor menunjukkan imbauan emosional tersebut dengan menampilkan gaya dan bahasanya yang membangkitkan kegairahan dengan semangat. Dapat dikatakan, memersuasi komunikan secara emosional lebih cepat diterima dari pada secara logika.

Para pelajar modern menyebut pathos sebagai daya tarik secara emosional yang digunakan untuk membuat pendengar merasa bersalah, sedih, marah, takut, bahagia, bangga, simpatik, menghormati, dan suka. Untuk menggunakan dimensi ini, pembicara harus memahami keadaan pikiran (state of mind from audience), arah tantangan emosi audiens, dan penyebab audiens merasakan hal tersebut.

- Logos

Logos artinya seorang komunikator harus logis, apa yang disampaikan masuk akal dan tak bertentangan dengan fakta. Komunikator yang baik, senatiasa berbicara sesuai dengan data fakta yang ada. Tidak membual. Jadi makna logos disini berati kemampuan komunikator dalam berkomunikasi. Logos diartikan sebagai imbauan logis (logical appeals) yang ditunjukkan oleh pembicara bahwa uraiannya masuk akal sehingga patut untuk diikuti dan dilaksanakan oleh khalayak.

20

Dalam hal ini, pembicara harus meyakinkan khalayak denganmengajukan bukti atau yang kelihatan sebagai bukti. Hal ini merupakan upaya komunikator mendekati khalayak melalui logikanya. Dalam bukti logis, argumen memiliki struktur dalam pembentukannya yaitu argumen induktif dan argumen deduktif. Dalam logos juga terdapat reasoning, yaitu penggambaran atau penarikan kesimpulan dari bukti-bukti yang dipaparkan Sehingga beberapa penelitian terdahulu melakukan percobaan dalam mengelaborasi teori Retorika untuk memunculkan suatu konsep-konsep yang baru seperti kredibilitas, kompetensi pesan yang disampaikan, dan daya tarik fisik, serta daya tarik interpersonal.

Sebuah asumsi mengatahkan bahwa salah satu faktor sumber sebagai penentu keberhasilan untuk melakukan persuasi oleh persuader akan terlihat meyakinkan dan memastikan akan pengetahuan yang dimilikinya, hal ini semakin diperkuat dengan adanya penelitian yang menghasilkan temuan bahwa ketika seorang komunikator (persuader) memiliki kredibilitas yang tinggi dan memumpuni maka argumentasi pesan (bukti) yang disampaikan tidak begitu penting bagi komunikan. Asumsi sebaliknya juga mengatakan, ketika suatu bukti atau argumentasi yang dimiliki kuat akan menjadi tidak begitu bernilai ketika persuader (komunikator) gagal dalam melakukan penyampaiannya kepada komunikan. Kesimpulan yang dapat ditarik dari asumsi diatas bahwa sikap yang diambil persuadee ditentukan oleh kemampuan persuasi persuader.

Retorika merupakan istilah yang digunakan dalam seni dalam berbicara ataupun melakukan berpidato dengan menggunakan segala teknik dan taktik berlandakan komunikasi. Retorika merupakan sebuah teknik dalam penggunaan dan pemakaian Bahasa sebagai sebuah bentuk seni, baik itu secara lisan maupun dengan tertulis, didasarkan pada pengetahuan komunikasi yang tersusun dengan baik. Dimana semakin baik suatu pengetahuan seseorang, maka semakin baik, indah dan tertata pula retorika orang tersebut.

21

Dalam dokumen PENGARUH KREDIBILITAS (Halaman 34-38)

Dokumen terkait