• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

2.2 Return Saham

Investor yang melakukan kegiatan investasi ini berharap akan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut dan hal ini disebut dengan return. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang dilakukannya (Halim, 2015:24). Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekpektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa mendatang.

20

Return realisasi (realized return ) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data histories. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histories ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return ) dan risiko di masa datang. Return ekspektasi (expected return ) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang.

Tandelilin (2010:102) menyatakan sumber-sumber return dalam investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Investasi pada saham, yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang diperoleh. Sedangkan, capital gain (loss) sebagai komponen kedua dari return merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga, yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Dengan kata lain, capital gain (loss) bisa juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas. Dengan kata lain, capital gain (loss) merupakan perubahan harga sekuritas. Berdasarkan kedua sumber return tersebut, maka dapat dihitung return total suatu investasi dengan menjumlahkan yield dan capital gain yang diperoleh dari suatu investasi. Yield hanya akan berupa angka nol (0) dan positif (+), sedangkan capital gain (loss) berupa angka minus (-), nol (0), dan positif (+)..

Berdasarkan pengertian return dalam Jogiyanto (2015:263-264), bahwa return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi, maka dapat ditulis rumus:

21

2) Menggunakan komponen capital gain

3) Menggabungkan kedua komponen di atas

Keterangan:

Rt = Return saham pada periode ke-t

Pt = Harga saham periode pengamatan

Pt-1 = Harga saham periode sebelum pengamatan

Dt = Dividen periodik

1.3 Profitabilitas

Menurut Brigham & Joel (2009:107), profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Sartono (2014:123) menyatakan bahwa profitabiltas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Bagi perusahaan maupun perbankan tingkat profitabilitas lebih penting dibandingkan dengan laba, karena laba yang lebih besar bukan merupakan ukuran perusahan telah memiliki kinerja yang efektif dan efisien. Cara untuk mengetahui seberapa efektif dan efisien suatu perusahaan atau perbankan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya dapat diukur dengan membandingkan laba sebelum pajak terhadap total asset. Tandelilin (2010:372) menyatakan ada dua rasio profitabilitas utama yang dapat digunakan, yaitu:

22

1) Return on Asset (ROA)

Rasio ROA menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba. Secara umum ROA diformulasikan sebagai berikut.

2) Return on Equity (ROE)

Rasio ROE menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham. Secara umum ROE diformulasikan sebagai berikut.

Bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas. Salah satu parameter untuk mengukur kinerja suatu bank adalah kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya, sehingga nantinya dapat menarik minat investor dengan memberikan capital gain yang besar.

2.4 Risiko

Risiko menurut Tandelilin (2010:102-103) merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return harapan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut. Investasi yang berisiko tinggi akan diambil jika hasil yang akan diperoleh sebanding dengan risikonya. Investor yang menginginkan kepastian return akan

23

memilih investasi berisiko rendah atau tidak berisiko seperti deposito atau obligasi pemerintah. Secara relatif return yang diperoleh tidak besar tetapi tetap. Keputusan investasi juga mempertimbangkan kesempatan untuk mendapatkan imbal hasil yang besar pada tingkat risiko tertentu. Beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya suatu investasi menurut Zubir (2011:20-23), antara lain.

1) Risiko suku bunga, yaitu risiko yang disebabkan oleh perubahan tingkat bunga tabungan dan tingkat bunga pinjaman. Tingkat bunga yang tinggi dapat menyebabkan return yang diperoleh dari investasi berisiko rendah seperti deposito lebih tinggi daripada return investasi yang berisiko tinggi seperti saham.

2) Risiko pasar, yaitu risiko yang disebabkan oleh gejolak return suatu investasi sebagai akibat dari fluktuasi transaksi di pasar keseluruhan. Risiko pasar disebabkan oleh peristiwa-peristiwa yang bersifat menyeluruh yang mempengaruhi kegiatan pasar secara umum, seperti resesi, peperangan, perubahan struktur keuangan, dan perubahan selera keuangan. 3) Risiko inflasi, yaitu risiko yang disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat sebagai akibat dari kenaikan harga barang-barang secara umum. Hal ini akan berdampak buruk pada perusahaan karena permintaan terhadap barang yang diproduksi menurun, sehingga penjualan juga menurun dan harga saham melemah.

4) Risiko bisnis, yaitu risiko yang disebabkan oleh tantangan bisnis yang dihadapi perusahaan makin berat, baik akibat tingkat persaingan yang

24

ketat, perubahan peraturan pemerintah, maupun klaim dari masyarakat terhadap perusahaan karena merusak lingkungan.

5) Risiko finansial, yaitu risiko keuangan ang berkaitan dengan struktur modal yang digunakan untuk mendanai kegiatan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai utang besar mempunyai risiko yang besar juga di mata pemegang sahamnya karena sebagian besar laba operasi perusahaan akan digunakan untuk membayar bunga pinjaman tersebut. Akibatnya, bagian laba atau dividen yang diterima oleh pemegang saham menjadi kecil. Jika pendapatan perusahaan tidak stabil, maka makin besar pula kemungkinan pemegang saham tidak menerima dividen dan hal ini akan mengakibatkan saham perusahaan menjadi tidak menarik, sehingga harga sahamnya akan jatuh.

6) Risiko likuiditas, yaitu risiko yang berkaitan dengan kesulitan untuk menjual saham karena tidak ada yang membeli saham tersebut. Risiko likuiditas juga berkaitan dengan kondisi perusahaan seperti menghadapi kesulitan keuangan. Investor yang memegang saham perusahaan tidak likuid akan menanggung risiko yang tinggi karena harganya akan jatuh pada waktu dijual, sehingga real return akan berada jauh di bawah expected return.

7) Risiko nilai tukar mata uang, yaitu risiko yang berkaitan dengan perubahan nilai mata uang suatu Negara. Hal ini menjadi faktor penyebab real return lebih kecil dari expected return. Perubahan nilai tukar dapat disebabkan oleh perubahan permintaan terhadap mata uang suatu Negara dalam

25

perdagangan internasional dan mata uang sebagai “komoditas” yang diperjualbelikan.

8) Country risk, yaitu risiko yang berkaitan dengan investasi lintas Negara yang disebabkan oleh kondisi politk, keamanan, dan stabilitas perekonomian suatu negara. Semakin tidak stabil keamanan, politik, dan perekonomian suatu negara, makin tinggi risiko berinvestasi di negara tersebut, karena return investasi jadi makin tidak pasti, sehingga kompensasi atau return yang dituntut atas suatu investasi makin tinggi. Oleh karena itu, stabilitas negara tujuan investasi menjadi pertimbangan yang sangat penting sebelum memutuskan melakukan investasi di negara lain.

2.4.1 Risiko Perbankan

Bank memiliki izin untuk melakukan kegiatan usaha jasa keuangan di luar fungsi utamanya sebagai lembaga intermediasi, seperti perdagangan dan jasa keuangan. Kedua kegiatan tersebut saat ini telah menjadi sumber pendapatan bagi banyak bank. Kegiatan perdagangan meliputi jual beli valuta asing, surat utang, saham, dan harga komoditas. Kegiatan perdagangan memberikan pendapatan berupa selisih antara harga jual dan harga beli. Bank-bank besar dan beroperasi secara internasional sangat banyak melakukan bisnis perdagangan valuta dan surat-surat berharga (Idroes, 2011:22).

Aktivitas bank untuk memperoleh pendapatan selalu dihadapkan dengan risiko. Risiko yang mungkin terjadi dapat menimbulkan kerugian bagi bank jika

26

tidak dideteksi dan dikelola. Risiko yang dikelola secara tepat dapat memberikan manfaat kepada bank dalam menghasilkan laba yang dapat menarik minat investasi. Jenis-jenis risiko utama yang dihadapi oleh perbankan menurut Peraturan Bank Indonesia No 11/25/PBI/2009 adalah sebagai berikut.

1) Risiko kredit, yaitu risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank.

2) Risiko pasar, yaitu risiko pada posisi neraca dan rekening administrative termasuk transaksi derivative, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga opsi.

3) Risiko likuiditas, yaitu risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank.

4) Risiko operasional, yaitu risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank.

5) Risiko kepatuhan, yaitu risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. 6) Risiko hukum, yaitu risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan

aspek yuridis.

7) Risiko reputasi, yaitu risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank.

Dokumen terkait