TESIS
PENGARUH RISIKO KREDIT DAN RISIKO NILAI
TUKAR TERHADAP PROFITABILITAS DAN
RETURN
SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK
INDONESIA
ALVITA CHATARINE
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
i
TESIS
PENGARUH RISIKO KREDIT DAN RISIKO NILAI TUKAR
TERHADAP PROFITABILITAS DAN
RETURN
SAHAM
PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA
ALVITA CHATARINE NIM. 1490661043
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
ii
PENGARUH RISIKO KREDIT DAN RISIKO NILAI TUKAR TERHADAP
PROFITABLITAS DAN RETURN SAHAM PERBANKAN DI BURSA
EFEK INDONESIA
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister
Pada Progran Magister, Program Studi Manajemen
Program Pascasarjana Universitas Udayana
ALVITA CHATARINE
NIM. 1490661043
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
iii
Lembar Pengesahan
Tesis ini Telah Disetujui Tanggal 21 Juli 2016
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,
Prof. Dr. Luh Putu Wiagustini, SE.,MSi Dr. Luh Gede Sri Artini, SE., MSi
NIP. 19630801 198702 2 001 NIP. 19720804 199702 2 001
Mengetahui
Direktur Ketua Program Studi Magister
Program Pascasarjana Manajemen Program Pascasarjana
Universitas Udayana Universitas Udayana
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE., MSi
iv
Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 20 Juli 2016
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No : 3187/UN14.4/HK/2016, Tanggal : 12 Juli 2016
Ketua : Prof. Dr. Luh Putu Wiagustini, SE.,M.Si
Anggota :
1. Dr. Luh Gede Sri Artini, SE., M.Si
2. Prof. Dr. IG.B. Wiksuana, SE.,M.S
3. Dr. I.B. Panji Sedana, SE.,Msi
v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
NAMA : ALVITA CHATARINE
NIM : 1490661043
PROGRAM STUDI : MAGISTER MANAJEMEN
JUDUL TESIS : PENGARUH RISIKO KREDIT DAN RISIKO NILAI
TUKAR TERHADAP PROFITABILITAS DAN
RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.
Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No 17 tahun 2010
dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar,
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas karunia-Nya, tesis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Luh Putu Wiagustini, SE., Msi., sebagai pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program Magister Manajemen, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Dr. Luh Gede Sri Artini, SE., MSi. Sebagai pembimbing pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD,KEMD., selaku Rektor Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana.
Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan program Magister. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE., M.Si sebagai Ketua Program MM Universitas Udayana. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis, yaitu Prof. Dr. I.G.B Wiksuana. SE.,MS, Dr. I.B. Panji Sedana, SE.,Msi., dan Dr. Henny Rahyuda, SE., MM., Ak yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini. Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang tulus disertai penghargaan kepada semua guru dan dosen yang telah membimbing penulis, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Juga penulis ucapkan terima kasih kepada Andi Sudarsono dan Linawati yang telah mengasuh dan membesarkan penulis, memberikan dasar-dasar berpikir logik dan suasana demokratis sehingga tercipta lahan yang baik untuk berkembangnya kreativitas serta adik-adik dan keluarga besar yang selalu memberi dukungan. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih kepada Ida Ayu Putu Megawati, Gani Chandra Putra, dan rekan mahasiswa mahasiswi Program Magister Manajemen angkatan XXXII A, khususnya Niluh Sri Andayani, Ni Putu Trisna Dewanthi, Artisania Mandarini, Ida Bagus Adi Nugraha, serta IGN Agung Ariwiantara, yang telah memberikan kepada penulis kesempatan untuk kelancaran tesis ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini serta kepada penulis sekeluarga.
vii ABSTRAK
PENGARUH RISIKO KREDIT DAN RISIKO NILAI TUKAR TERHADAP PROFITABILITAS DAN RETURN SAHAM PERBANKAN DI BURSA
EFEK INDONESIA
Return adalah hasil yang diperoleh investor dari investasi yang dilakukannya. Penilaian terhadap return yang akan diterima oleh investor yang akan berinvestasi di industry perbankan dapat menggunakan informasi-informasi keuangan bank yang tersedia dalam laporan keuangan bank guna mengukur kinerja bank. Kinerja bank tidak terlepas dari risiko yang dapat mengganggu keuntungan bank, seperti risiko kredit dan risiko nilai tukar dan kedua risiko ini merupakan risiko yang berpengaruh terhadap ketahanan perbankan Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi pengaruh risiko kredit dan risiko nilai tukar terhadap profitabilitas dan return saham perbankan. Sampel penelitian berjumlah
28 bank yang ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data
penelitian diperoleh dari publikasi laporan keuangan perbankan pada tahun 2011-2014. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path analysis) dan uji Sobel (Sobel test).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko kredit berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap return saham dan berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas, risiko nilai tukar berpengaruh positif signifikan terhadap return saham dan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap profitabilitas, profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Uji Sobel (Sobel test) dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas mampu memediasi risiko kredit terhadap return saham.
viii ABSTRACT
CREDIT RISK AND EFFECT OF EXCHANGE RATE RISK AND RETURN TO PROFITABILITY OF BANKING STOCKS IN INDONESIA
STOCK EXCHANGE
Return is the result obtained by investors from its investments. Assessment of the returns to be received by investors in banking industry can use the information of bank that provided in the financial statements in order to measure the performance of the bank. The bank's performance is inseparable from risks that can disrupt the bank's profits, such as credit risk and exchange rate risk and the risk influence the resilience of Indonesian banks. The purpose of this study was to determine the significance of the effect of credit risk and exchange rate risk on profitability and returns of banking stocks. These samples included 28 banks which were determined using purposive sampling method. Data were obtained from published financial reports of banks in 2011-2014. The analytical tool used in this research is path analysis and Sobel test.
The results showed that the credit risk have insignificant negative effect on stock returns and significant negative effect on profitability, exchange rate risk have significant positive effect on stock returns and insignificant positive effect on profitability, profitability has significant positive effect on stock returns. Sobel test in this study showed that the profitability variable capable of mediating the credit risk on stock returns.
ix
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iv
PERSYARATAN BEBAS PLAGIAT ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
2.1.1 Analisis Fundamental ... 15
2.1.2 Analisis Teknikal ... 18
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir dan Konseptual ... 33
3.1.1 Kerangka Berpikir ... 33
3.1.2 Kerangka Konseptual ... 33
3.2 Hipotesis Penelitian ... 35
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian ... 41
4.1.1 Rancangan Penelitian ... 41
4.1.2 Ruang Lingkup Penelitian ... 41
4.2 Variabel Penelitian ... 41
4.2.1 Identifikasi variabel ... 41
4.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 42
x
4.3.1 Jenis dan Sumber Data ... 45
4.3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 45
4.3.3 Cara Pengumpulan Data ... 46
5.2.1 Pengaruh Risiko Kredit terhadap Return Saham ... 70
5.2.2 Pengaruh Risiko Nilai Tukar terhadap Return Saham ... 71
5.2.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Profitabilitas ... 72
5.2.4 Pengaruh Risiko Kredit terhadap Profitabilitas ... 73
5.2.5 Pengaruh Risiko Nilai Tukar terhadap Return Saham ... 74
5.2.6 Pengaruh Risiko Kredit dan Risiko Nilai Tukar terhadap Return Saham Melalui Profitabilitas Sebagai Variabel Mediasi ... 75
5.3 Implikasi Penelitian ... 76
5.3.1 Implikasi Teoritis ... 76
5.3.2 Implikasi Praktis ... 76
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan ... 78
6.2 Saran ... 80
xi
DAFTAR GAMBAR
No Nama Gambar Halaman
3.1 Kerangka Berpikir ... 34
3.2 Kerangka Konseptual Pengaruh Risiko Kredit dan Risiko Nilai Tukar
terhadap Profitabilitas dan Return Saham ... 35
4.1 Diagram Jalur Pengaruh Risiko Kredit dan Risiko Nilai Tukar terhadap
Profitabilitas dan Return Saham ... 50
5.1 Gambar grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual
Struktural 1... ... 57
5.2 Gambar grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual
xii
DAFTAR TABEL
No Nama Tabel Halaman
1.1 Risiko Kredit, Risiko Nilai Tukar, Profitabilitas, dan Indeks Saham
Sektor Keuangan Periode 2011-2014 ... 9
4.1 Kriteria Pengambilan Sampel ... 46
5.1 Descriptive Statistic ... 55
5.2 Hasil Uji Multikolinearitas Regresi Struktural 1 ... 59
5.3 Hasil Uji Multikolinearitas Regresi Substruktural 2 ... 59
5.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Regresi Struktural 1 ... 60
5.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Regresi Substruktural 2 ... 61
5.6 Hasil Uji Autokorelasi Regresi Struktural 1 ... 62
5.7 Hasil Uji Autokorelasi Regresi Substruktural 2... 62
5.8 Hasil Regresi Pengaruh Risiko Kredit dan Risiko Nilai Tukar terhadap Profitabilitas dan Return Saham ... 63
5.9 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Total Risiko Kredit (X1), Risiko Nilai Tukar (X2), Profitabilitas (X3), dan Return Saham (Y2) 65 5.10 Ringkasan Koefisien Regresi dan Tingkat Signifikansi Hubungan Antarvariabel... ... 66
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
No Nama Tabel Halaman
1 Daftar Nama Sampel Perbankan 2011-2014 ... 88
2 Data Sampel Perbankan Tahun 2011-2014... 89
3 Analisis Output SPSS 1 (Descriptive Statistic) ... 100
4 Analisis Output SPSS 2 (Regresi Struktural 1)... 102
5 Hasil Uji Asumsi Klasik (Regresi Struktural 1) ... 104
6 Analisis Output SPSS 3 (Regresi Substruktural 2) ... 105
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Krisis global yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat telah memberikan
dampak pada memburuknya kondisi perekonomian global. Pemulihan terhadap
kondisi ekonomi global yang buruk bergerak secara lambat, sehingga mendorong
melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik negara-negara di dunia termasuk
Indonesia. Seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik,
Indonesia masih mampu mengendalikan stabilitas sistem keuangan yang ditopang
oleh ketahanan perbankan yang tetap terjaga dan kinerja pasar keuangan yang
membaik. Hal ini juga ditunjukkan dengan optimisme investor asing terhadap
perbaikan ekonomi domestik Indonesia sehingga meningkatkan kepercayaan
investor asing untuk berinvestasi di Indonesia (Bank Indonesia, 2014).
Investasi adalah komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini
dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang (Tandelilin, 2010:1). Salah
satu bentuk instrumen investasi yang meningkat dalam perlambatan pertumbuhan
ekonomi domestik Indonesia adalah saham yang ditunjukkan oleh peningkatan
kinerja pasar saham domestik (Bank Indonesia, 2014). Pergerakan harga saham
yang fluktuatif dapat mendatangkan keuntungan atau kerugian bagi investor.
Pergerakan harga saham ini dapat disebabkan oleh perubahan kondisi fundamental
perusahaan, lingkungan usaha, indikator ekonomi lainnya, atau permintaan dan
penawaran saham di bursa. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pergerakan
2
proyeksi keuangan atau forecasting. Hal itu mengingat bahwa kebutuhan
informasi didasarkan atas pertimbangan bahwa harga saham ditentukan oleh
kinerja perusahaan di masa lalu dan ekspektasi di masa mendatang (Sunariyah,
2011:177). Harga saham merupakan cermin pengelolaan perusahaan yang baik
oleh manajemen perusahaan untuk menciptakan dan memanfaatkan prospek
usaha, sehingga memperoleh keuntungan dan mampu memenuhi tanggung
jawabnya terhadap pemilik saham.
Proses pengambilan keputusan investasi adalah bagian penting dari investasi
dimana investor harus membuat keputusan yang paling efisien untuk
memaksimalkan keuntungan dan kekayaannya. Semua keputusan di pasar
sekuritas yang berkaitan dengan investasi dipengaruhi oleh sumber-sumber
informasi. Informasi adalah faktor yang paling penting dalam prosedur
pengambilan keputusan yang dikumpulkan dari beberapa sumber seperti media
berita, analis keuangan, atau laporan keuangan perusahaan. Informasi juga
dianggap sebagai tolok ukur dalam pengambilan keputusan investasi. Hal
mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara
return dan risiko suatu investasi, karena tujuan utama investasi adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan investor (Tandelilin, 2010:9). Hubungan risiko dan
return dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linear, yaitu
semakin besar return, semakin besar pula tingkat risiko yang harus
dipertimbangkan.
Perbankan adalah salah satu sektor keuangan yang menarik untuk melakukan
3
waktu adalah indeks stabilitas keuangan setiap negara. Sektor bank juga menarik
karena setiap kegiatan individual maupun perusahaan menggunakan jasa
perbankan dan struktur industri keuangan Indonesia didominasi oleh perbankan
walaupun mengalami sedikit perlambatan pada kinerjanya (Bank Indonesia,
2015). Bank dalam membantu pembangunan ekonomi, bertanggung jawab untuk
mengalokasikan sumber dana dari pihak ketiga kepada investor (Sukcharoensin,
2013). Ketahanan industri perbankan tercermin pada risiko kredit, risiko
likuiditas, dan risiko pasar yang cukup terjaga, serta dukungan modal yang kuat
(Bank Indonesia, 2015). Faktor risiko ini mempengaruhi efisiensi dalam
penyediaan layanan perbankan, kinerja bank, serta return saham bank tersebut
(Sukcharoensin, 2013).
Return adalah tingkat keuntungan investasi (Tandelilin, 2010:9). Investor
harus melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan sebelum melakukan
investasi. Return yang diberikan berbeda antar perusahan yang satu dan lainnya.
Return saham adalah ukuran terbaik untuk memperkirakan penciptaan nilai bagi
kekayaan pemegang saham (Vardar, 2013). Return dibedakan menjadi dua, yaitu
return harapan (expected return) dan return aktual atau return yang terjadi
(realized return). Return harapan merupakan tingkat return yang diantisipasi oleh
investor dimasa datang, sedangkan return aktual merupakan tingkat return yang
telah diperoleh investor pada masa lalu.
Perbedaan antara return harapan dengan return yang benar-benar diterima
merupakan risiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses investasi
4
harus selalu mempertimbangkan tingkat risiko suatu investasi. Return atas
investasi umumnya mempunyai dua komponen, yaitu yield dan capital gain (loss).
Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau
pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Yield ditunjukkan
oleh besarnya dividen yang diperoleh investor apabila investor berinvestasi dalam
saham. Capital gain (loss) adalah imbal hasil yang diperoleh dari perubahan harga
saham (Tandelilin, 2010:102).
Secara fundamental, harga suatu saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan
dan kemungkinan risiko yang dihadapi perusahaan. Kinerja perbankan dapat
dicerminkan melalui tingkat profitabilitas yang diperoleh. Profitabilitas menurut
Brigham & Joel (2009:107) adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan
keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Profitabilitas bank yang tinggi
mencerminkan bahwa bank memiliki sistem yang baik pada manajemen risiko,
pemeriksaan kredit dan pemantauan risiko yang diharapkan dapat mengurangi
risiko bank. Pertumbuhan profitabilitas merupakan indikator penting dalam
menilai prospek perusahaan di masa mendatang, karena profitabilitas berguna
untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor pada suatu
perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang
disyaratkan investor (Tandelilin, 2010:372). Profitabilitas diproksikan
menggunakan Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) merupakan
ukuran profitabilitas yang memiliki arti penting karena menunjukkan penggunaan
total aset yang efektif dan efisien untuk menghasilkan laba untuk setiap unit
5
Return On Asset (ROA) yang semakin tinggi menggambarkan kinerja
perusahaan yang semakin baik dan para pemegang saham akan mendapatkan
keuntungan dari dividen yang diterima semakin meningkat atau semakin
meningkatnya harga maupun return saham (Susilowati dan Tri, 2011).
Muhammad dan Frank (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Return On
Asset (ROA) berpengaruh positif signifikan terhadap return saham dan ini
didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Witkowska (2006), sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Susilowati dan Tri (2011) menyatakan bahwa
Return On Asset (ROA) berpengaruh tidak signifikan terhadap return.
Profitabilitas berdampak pada perilaku pengambilan risiko yang dilakukan
oleh bank. Risiko adalah peluang akan terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan
(Brigham dan Joel, 2009:216). Risiko yang mempengaruhi ketahanan bank, yaitu
risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar (Bank Indonesia, 2015). Risiko
kredit adalah risiko yang erat hubungannya dengan operasional bank, karena salah
satu sumber utama pendapatan bank diperoleh dari bunga kredit yang disalurkan
bank kepada masyarakat. Basel Committee on Banking Supervision
mendefinisikan risiko kredit sebagai kemungkinan kehilangan saldo pinjaman
sebagian atau seluruhnya, karena peristiwa kredit (Kolapo et al, 2012).
Risiko kredit merupakan faktor penentu internal kinerja bank. Semakin tinggi
eksposur bank terhadap risiko kredit, semakin tinggi kecenderungan bank
mengalami krisis keuangan. Risiko kredit memiliki peran penting pada
profitabilitas bank karena penurunan dari pendapatan bank timbul dari pinjaman
6
kemacetan dalam pembayarannya, akan mengurangi keuntungan dan ekuitas
bank, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kegagalan bank apabila bank
tidak dapat melunasi kewajibannya.
Risiko kredit dilihat dengan proksi Non Performing Loan (NPL), yaitu
perbandingan antara total kredit bermasalah dengan total kredit yang diberikan
bank kepada debitur (Attar dkk, 2014). Non Performing Loan (NPL) Melalui
upaya peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko ini diharapkan dapat
mengukur dan mengendalikan risiko yang dihadapi dalam menjalankan kegiatan
usahanya baik sebagai jasa keagenan dan/atau kustodian. Terdapat beberapa
faktor yang terkandung didalam rasio Non Performing Loan (NPL), yaitu
pinjaman yang tidak dibayar pokok pinjamannya lebih dari tiga bulan, pinjaman
yang jaminannya ditiadakan, pinjaman yang pembayaran bunganya tidak dibayar
lebih dari enam bulan. Semakin besarnya rasio Non Performing Loan (NPL) maka
resiko kredit macet dari suatu perusahaan perbankan terhadap pinjaman yang
diberikan akan semakin besar sehingga dapat berpengaruh terhadap kinerja bank
tersebut (Syauta dan Indra, 2009). Risiko ini menyebabkan harapan investor
memperoleh keuntungan dari investasinya berubah menjadi kerugian apabila bank
jatuh bangkrut bila harga saham/obligasi jatuh.
Penurunan kinerja bank akan berdampak pada buruknya persepsi investor
karena citra bank yang menurun. Semakin tinggi nilai Non Performing Loan
(NPL), maka akan menurunkan nilai return saham bank tersebut. Penelitian yang
dilakukan oleh Sigid (2014) menyatakan bahwa Non Performing Loan (NPL)
7
dilakukan oleh Abiola dan Awoyemi (2014), sedangkan penelitian yang dilakukan
Haneef et al (2012) menyatakan bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh
negatif signifikan terhadap profitabilitas dan didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Kolapo et al (2012) dan Malik et al (2015). Gunawan dan
Agustinus (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Non Performing Loan
(NPL) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham dan hal ini didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2007). Sedangkan pada penelitian
yang dilakukan oleh Drobetz et al (2007) risiko kredit berpengaruh negatif
signifikan terhadap return saham dan didukung oleh penelitian Ekinci (2016).
Risiko pasar adalah fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi
tingkat return suatu investasi (Tandelilin, 2010:103). Jenis risiko ini berpengaruh
langsung terhadap dua unsur penting bank, yaitu tingkat profitabilitas serta
reputasi atau citra baik bank. Risiko suku bunga dan risiko nilai tukar adalah
bagian utama dari risiko pasar. Risiko pasar pada penelitian ini diukur
menggunakan nilai tukar atau kurs. Nilai tukar atau kurs merupakan nilai tukar
mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Menurut Fahmi
(2012:189) risiko nilai tukar adalah naik turunnya nilai mata uang suatu negara
saat dikonversikan dengan mata uang negara lainnya, dan apabila perusahaan
membutuhkan mata uang asing dalam setiap transaksi bisnisnya.
Terjadinya fluktuasi perubahan kurs rupiah menimbulkan risiko nilai tukar
dimana semakin tinggi fluktuasinya semakin besar risiko yang muncul sehingga
risiko nilai tukar uang akan menimbulkan laba dan rugi bagi perusahaan (Dewi,
8
terhadap kredit yang diberikan ketika perusahaan mengalami kerugian, khususnya
pada perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor dan impor. Bank akan
mengalami perlambatan pada pertumbuhan kreditnya karena perusahaan akan
mengurangi melakukan pinjaman pada bank karena kondisi perusahaan yang
merugi dan bank juga akan mengalami kredit macet pada pembayaran pinjaman
yang diberikan. Gunawan dan Agustinus (2012) menjelaskan bahwa nilai tukar
merupakan semacam harga di dalam pertukaran tersebut. Efek dari risiko nilai
tukar terhadap return saham bank yang signifikan secara statistik disebabkan
karena bank kurang sempurna dalam lindung nilai posisi mata uang asing mereka
(Ekinci, 2016).
Informasi pasar mengenai melemahnya nilai tukar rupiah pada pasar ekuitas
membawa pengaruh negatif pada pasar ekuitas karena pasar ini menjadi kurang
menarik bagi investor. Pialang saham, investor dan pelaku pasar modal biasanya
sangat berhati-hati dalam menentukan posisi beli atau posisi jual jika nilai tukar
mata uang tidak stabil. Hal ini berarti melemahnya nilai tukar rupiah terhadap
dollar Amerika berpengaruh terhadap return saham. Ekinci (2016) dalam
penelitiannya menemukan bahwa risiko nilai tukar berpengaruh positif signifikan
terhadap profitabilitas, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ali (2015)
menemukan bahwa nilai tukar berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh Sadorsky (2001) menyatakan bahwa
risiko nilai tukar berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham dan
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Boyer dan Didier (2007),
9
nilai tukar berpengaruh positif signifikan terhadap return dan didukung oleh
Mouna dan Jarboui (2013).
Fenomena yang terlihat pada Tabel 1.1 menunjukkan rata-rata NPL pada
tahun 2013 mengalami penurunan yang diikuti oleh penurunan profitabilitas bank
yang diproksikan menggunakan ROA. Tabel 1.1 juga menunjukkan ketika nilai
tukar rupiah melemah terhadap dolar dan terjadi penurunan rata-rata ROA pada
tahun 2014, namun indeks saham sektor keuangan cenderung meningkat.
Tabel 1.1
Risiko Kredit, Risiko Nilai Tukar, Profitabilitas, dan Indeks Saham
Sektor Keuangan Periode 2011-2014
Kurs rupiah terhadap dolar 8779.49 9380.39 10451.37 11933.83
Rata-rata ROA 2.94 3.02 3 2.68
Indeks saham sektor keuangan
491.78 550.10 540.33 731.64
Sumber: Data Diolah, www.bi.go.id dan www.idx.co.id
Pertumbuhan kredit bank mengalami penurunan sejalan dengan peningkatan
lending standard yang diterapkan bank karena terjadinya peningkatan Non
Performing Loan (NPL). Meningkatnya Non Performing Loan (NPL) juga
dikarenakan penurunan kemampuan membayar utang oleh perusahaan akibat
penurunan pendapatan yang dipengaruhi oleh terdepresiasinya rupiah. Hal ini
menyebabkan terjadinya penurunan pada profitabilitas bank. Perlambatan
pertumbuhan pada sektor perbankan yang merupakan cermin perekonomian
10
bahkan kegiatan investasi semakin meningkat karena investor percaya pada
perbaikan ekonomi Indonesia di masa mendatang (Bank Indonesia, 2015).
Berdasarkan uraian latar belakang dan adanya perbedaan hasil penelitian
mengenai pengaruh risiko kredit dan risiko nilai tukar terhadap profitabilitas dan
return saham, maka dilakukan kembali penelitian mengenai pengaruh risiko kredit
dan risiko nilai tukar terhadap terhadap profitabilitas dan return saham pada
perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2014.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut.
1) Apakah risiko kredit berpengaruh signifikan terhadap return saham?
2) Apakah risiko nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap return saham?
3) Apakah risiko kredit berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas?
4) Apakah risiko nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas?
5) Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap return saham?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari
penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh risiko kredit terhadap return saham
2) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh risiko nilai tukar terhadap return
saham
11
4) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh risiko nilai tukar terhadap
profitabilitas
5) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh profitabilitas terhadap return saham
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1) Manfaat teoritis dalam penelitian ini diberikan dalam bentuk kajian empiris
terhadap ilmu manajemen keuangan tentang pengaruh risiko kredit dan risiko
nilai tukar terhadap profitabilitas dan return saham perbankan.
2) Manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai informasi bagi investor untuk
menilai kinerja perbankan dalam kemampuannya mengelola risiko kredit dan
risiko nilai tukar sehingga mampu memberikan return sesuai dengan
ekspektasi investor dan bagi manajemen perbankan sebagai bahan
pertimbangan untuk mengkaji kembali kinerja perusahaan dalam manajemen
12 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Investasi
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa
datang (Tandelilin, 2010:2). Investasi berkaitan dengan berbagai macam aktivitas,
seperti menginvestasikan sejumlah dana pada aset real (tanah, emas, mesin atau
bangunan) maupun aset finansial (deposito, saham ataupun obligasi). Tujuan
suatu investasi yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan investor dalam bentuk
kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan jumlah pendapatan saat ini
ditambah nilai saat ini pendapatan masa datang.
Secara lebih khusus lagi, ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan
investasi, antara lain adalah sebagai berikut (Tandelilin 2010:8-9).
1) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang.
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf
hidupnya dari waktu ke wwaktu atau setidaknya berusaha bagaumana
mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak
berkurang di masa yang akan datang.
2) Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan
perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari
risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh
13
3) Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak
melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di
masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat
yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.
Proses investasi meliputi pemahaman dasar-dasar keputusan investasi dan
bagaimana mengorganisir aktivitas-aktivitas dalam proses keputusan investasi.
Seorang investor terlebih dahulu harus mengetahui beberapa konsep dasar
investasi, yang akan menjadi dasar pijakan dalam setiap tahap pembuatan
keputusan investasi untuk memahami proses investasi. Hal mendasar dalm proses
keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara return harapan dan risiko
suatu investasi. Hubungan risiko dan return harapan dari suatu investasi
merupakan hubungan yang searah dan linear, artinya, semakin besar return
harapan, semakin besar pula tingkat risiko yang harus dipertimbangkan.
Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang
berkesinambungan. Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan
yang berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik.
Tahap-tahap keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu (Tandelilin
2010:12):
1) Penentuan tujuan investasi
2) Penentuan kebijakan investasi
3) Pemilihan strategi portofolio
4) Pemilihan aset
14
Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return harapan, tingkat risiko
serta hubungan antara return dan risiko. Return merupakan alasan utama orang
berinvestasi untuk memperoleh keuntungan. Return harapan investor dari
investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan
(opportunity cost) dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi.
Return dalam konteks manajemen investasi dibedakan menjadi dua, yaitu return
harapan (expected return) dan return aktual (realized return). Return harapan
merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa datang dan return
actual merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor pada masa lalu.
Perbedaan antara return harapan dengan return yang benar-benar diterima
merupakan risiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses investasi
sehingga dalam berinvestasi di samping memperhatikan tingkat return, investor
harus selalu mempertimbangkan tingkat risiko suatu investasi.
Salah satu bentuk investasi yang dapat dilakukan oleh investor adalah saham.
Saham merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak
yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau
kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi
yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.Ada tiga jenis saham
yang diperdagangkan di pasar modal menurut Jogiyanto (2015:169-178), antara
lain:
1) Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah satu kelas saham yang dikelurakan oleh perusahaan.
15
hak menerima pembagian keuntungan, hak preemptive, dan hak klaim
sisa.
2) Saham Preferen (Preferren Stock)
Saham preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham
biasa. Saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas dividen
tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi.
3) Saham Treasuri (Treasury Stock)
Saham treasuri adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah
dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan
untuk disimpan sebagai treasuri yang nantinya dapat dijual kembali.
Menurut Husnan (2009:307) terdapat dua pendekatan dasar dalam melakukan
analisis dan memilih saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
2.1.1 Analisis Fundamental
Analisis fundamental memperkirakan harga saham di masa yang akan datang
dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga
saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel
tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham (Husnan, 2009:307). Investor
bisa melakukan analisis secara top-down untuk menilai prospek perusahaan.
Tahapan analisis yang dilakukan dalam analisis fundamental menurut Tandelilin
(2010:338) adalah sebagai berikut.
16
Investor pada tahap ini melakukan analisis terhadap berbagai alternatif
keputusan tentang dimana alokasi investasi akan dilakukan, serta dalam
bentuk apa investasi tersebut dilakukan. Analisis ekonomi perlu dilakukan
karena kecenderungan adanya hubungan yang kuat antara apa yang terjadi
pada lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal.
Pasar modal mencerminkan apa yang terjadi pada perekonomian
makro karena nilai investasi ditentukan oleh aliran kas yang diharapkan
serta tingkat return yang disyaratkan atas investasi tersebut, dan kedua
faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan ekonomi
makro. Harga saham merupakan cerminan dari ekspektasi investor
terhadap faktor-faktor earning, aliran kas, dan tingkat return yang
disyaratkan investor dan ketiga hal tersebut dipengaruhi oleh kinerja
ekonomi makro.
2) Analisis Industri
Analisis industri merupakan salah satu bagian dalam analisis
fundamental. Analisis industri biasanya dilakukan setelah melakukan
analisis ekonomi. Analisis ini membantu investor untuk mencoba
membandingkan kinerja dari berbagai industri untuk bisa mengetahui jenis
industry apa saja yang memberikan prospek palig menjanjikan. Analisis
industri merupakan tahap penting yang harus dilakukan oleh investor
karena analisis tersebut dipercaya bisa membantu investor untuk
17
mempunyai karakteristik risiko dan return yang menguntungkan bagi
investor.
3) Analisis Perusahaan
Berdasarkan hasil analisis industri, maka akan ditentukan
perusahaan-perusahaan dalam industri terpilih yang memiliki prospek baik. Analisis
perusahaan bertujuan untuk mengetahui apakah saham suatu perusahaan
layak dijadikan pilihan investasi. Hasil analisis tersebut harus memberikan
gambaran kepada investor tentang nilai perusahaan tersebut, karakteristik
internalnya, kualitas perusahaan dan kinerja manajemennya, serta prospek
perusahaan di masa mendatang. Bagi para investor yang akan melakukan
analisis perusahaan, informasi laporan keuangan yang diterbitkan
perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang paling mudah
didapatkan dan cukup menggambarkan perkembangan kondisi suatu
perusahaan.
Analisis perusahaan di samping melihat laporan keuangan perusahaan,
juga bisa dilihat menggunakan rasio keuangan. Salah satu indikator
penting untuk menilai prospek perusahaan di masa datang adalah dengan
melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini
sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang
akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return
yang sesuai dengan tingkat disyaratkan investor. Rasio profitabilitas utama
yang biasa digunakan, yaitu return on equity (ROE) yang menggambarkan
18
diperoleh pemegang saham, dan return on asset (ROA) yang
menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki
perusahaan bisa menghasilkan laba.
2.1.2 Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah pergerakan harga
saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan pada data historis seperti
informasi harga dan volume. Data historis harga dan aktivitas volume transaksi
diolah dalam bentuk chart untuk meramalkan tren harga masa depan. Keputusan
investasi dalam analisis teknikal berdasarkan pada data pasar di masa lalu, oleh
karena itu tidak perlu lagi melakukan analisis terhadap variabel ekonomi dan
variabel perusahaan untuk mengestimasi nilai saham. informasi harga saham di
masa lalu mendasari keputusan analisis teknikal dengan beberapa asumsi sebagai
berikut (Tandelilin, 2010:394-395).
1) Nilai pasar barang dan jasa ditentukan oleh interaksi penawaran dan
permintaan.
2) Interaksi permintaan dan penawaran ditentukan oleh berbagai faktor, baik
itu berupa variabel ekonomi dan variabel fundamental, serta faktor-faktor
seperti opini yang beredar, mood investor, dan ramalan-ramalan nvestor.
3) Harga-harga sekuritas secara individual dan nilai pasar secara
keresluruhan cenderung bergerak mengikuti suatu tren selama jangka
19
4) Tren perubahan harga dan nilai pasar dapat berubah karena perubahan
hubungan permintaan dan penawaran. Hubungan tersebut akan bisa
dideteksi dengan melihat diagram reaksi pasar yang terjadi.
Keuntungan penggunaan analisis teknikal tidak terlepas dari asumsi-asumsi
para analis teknikal yang percaya bahwa jika seorang investor mampu mengakses
informasi secara cepat, mempunyai kemampuan analitis yang tinggi dan punya
insting yang tajam atas apa yang akan terjadi terhadap harga pasar jika ada
informasi bar, maka investor tersebut akan memperoleh abnormal return yang
melebihi return pasar dan return investor lainnya. Bagi para analis teknikal,
dengan menggunakan data-data pasar, investor hanya perlu mengidentifikasi
bagaimana kecenderungan pergerakan harga saham dan menentukan kapan waktu
yang tepat untuk mengambil tindakan membeli atau menjual saham, untuk
memanfaatkan waktu penyesuaian harga saham sehingga bisa memperoleh
keuntungan.
2.2 Return Saham
Investor yang melakukan kegiatan investasi ini berharap akan memperoleh
keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di masa yang
akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi
tersebut dan hal ini disebut dengan return. Return merupakan hasil yang
diperoleh dari investasi yang dilakukannya (Halim, 2015:24). Return dapat
berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekpektasi yang belum
20
Return realisasi (realized return ) merupakan return yang telah terjadi.
Return realisasi dihitung berdasarkan data histories. Return realisasi penting
karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return
histories ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected
return ) dan risiko di masa datang. Return ekspektasi (expected return ) adalah
return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang.
Tandelilin (2010:102) menyatakan sumber-sumber return dalam investasi
terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain (loss). Yield
merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang
diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Investasi pada saham, yield
ditunjukkan oleh besarnya dividen yang diperoleh. Sedangkan, capital gain (loss)
sebagai komponen kedua dari return merupakan kenaikan (penurunan) harga
suatu surat berharga, yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor.
Dengan kata lain, capital gain (loss) bisa juga diartikan sebagai perubahan harga
sekuritas. Dengan kata lain, capital gain (loss) merupakan perubahan harga
sekuritas. Berdasarkan kedua sumber return tersebut, maka dapat dihitung return
total suatu investasi dengan menjumlahkan yield dan capital gain yang diperoleh
dari suatu investasi. Yield hanya akan berupa angka nol (0) dan positif (+),
sedangkan capital gain (loss) berupa angka minus (-), nol (0), dan positif (+)..
Berdasarkan pengertian return dalam Jogiyanto (2015:263-264), bahwa
return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi, maka dapat ditulis
rumus:
21
3) Menggabungkan kedua komponen di atas
Keterangan:
Rt = Return saham pada periode ke-t
Pt = Harga saham periode pengamatan
Pt-1 = Harga saham periode sebelum pengamatan
Dt = Dividen periodik
1.3 Profitabilitas
Menurut Brigham & Joel (2009:107), profitabilitas adalah hasil akhir dari
sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Sartono
(2014:123) menyatakan bahwa profitabiltas adalah kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun
modal sendiri. Bagi perusahaan maupun perbankan tingkat profitabilitas lebih
penting dibandingkan dengan laba, karena laba yang lebih besar bukan merupakan
ukuran perusahan telah memiliki kinerja yang efektif dan efisien. Cara untuk
mengetahui seberapa efektif dan efisien suatu perusahaan atau perbankan dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya dapat
diukur dengan membandingkan laba sebelum pajak terhadap total asset.
Tandelilin (2010:372) menyatakan ada dua rasio profitabilitas utama yang dapat
22
1) Return on Asset (ROA)
Rasio ROA menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang
dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba. Secara umum ROA
diformulasikan sebagai berikut.
2) Return on Equity (ROE)
Rasio ROE menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham. Secara umum
ROE diformulasikan sebagai berikut.
Bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis
profitabilitas. Salah satu parameter untuk mengukur kinerja suatu bank adalah
kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan aktiva
yang dimilikinya, sehingga nantinya dapat menarik minat investor dengan
memberikan capital gain yang besar.
2.4 Risiko
Risiko menurut Tandelilin (2010:102-103) merupakan kemungkinan
perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return harapan. Semakin
besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut.
Investasi yang berisiko tinggi akan diambil jika hasil yang akan diperoleh
23
memilih investasi berisiko rendah atau tidak berisiko seperti deposito atau obligasi
pemerintah. Secara relatif return yang diperoleh tidak besar tetapi tetap.
Keputusan investasi juga mempertimbangkan kesempatan untuk mendapatkan
imbal hasil yang besar pada tingkat risiko tertentu. Beberapa sumber risiko yang
bisa mempengaruhi besarnya suatu investasi menurut Zubir (2011:20-23), antara
lain.
1) Risiko suku bunga, yaitu risiko yang disebabkan oleh perubahan tingkat
bunga tabungan dan tingkat bunga pinjaman. Tingkat bunga yang tinggi
dapat menyebabkan return yang diperoleh dari investasi berisiko rendah
seperti deposito lebih tinggi daripada return investasi yang berisiko tinggi
seperti saham.
2) Risiko pasar, yaitu risiko yang disebabkan oleh gejolak return suatu
investasi sebagai akibat dari fluktuasi transaksi di pasar keseluruhan.
Risiko pasar disebabkan oleh peristiwa-peristiwa yang bersifat menyeluruh
yang mempengaruhi kegiatan pasar secara umum, seperti resesi,
peperangan, perubahan struktur keuangan, dan perubahan selera keuangan.
3) Risiko inflasi, yaitu risiko yang disebabkan oleh menurunnya daya beli
masyarakat sebagai akibat dari kenaikan harga barang-barang secara
umum. Hal ini akan berdampak buruk pada perusahaan karena permintaan
terhadap barang yang diproduksi menurun, sehingga penjualan juga
menurun dan harga saham melemah.
4) Risiko bisnis, yaitu risiko yang disebabkan oleh tantangan bisnis yang
24
ketat, perubahan peraturan pemerintah, maupun klaim dari masyarakat
terhadap perusahaan karena merusak lingkungan.
5) Risiko finansial, yaitu risiko keuangan ang berkaitan dengan struktur
modal yang digunakan untuk mendanai kegiatan perusahaan. Perusahaan
yang mempunyai utang besar mempunyai risiko yang besar juga di mata
pemegang sahamnya karena sebagian besar laba operasi perusahaan akan
digunakan untuk membayar bunga pinjaman tersebut. Akibatnya, bagian
laba atau dividen yang diterima oleh pemegang saham menjadi kecil. Jika
pendapatan perusahaan tidak stabil, maka makin besar pula kemungkinan
pemegang saham tidak menerima dividen dan hal ini akan mengakibatkan
saham perusahaan menjadi tidak menarik, sehingga harga sahamnya akan
jatuh.
6) Risiko likuiditas, yaitu risiko yang berkaitan dengan kesulitan untuk
menjual saham karena tidak ada yang membeli saham tersebut. Risiko
likuiditas juga berkaitan dengan kondisi perusahaan seperti menghadapi
kesulitan keuangan. Investor yang memegang saham perusahaan tidak
likuid akan menanggung risiko yang tinggi karena harganya akan jatuh
pada waktu dijual, sehingga real return akan berada jauh di bawah
expected return.
7) Risiko nilai tukar mata uang, yaitu risiko yang berkaitan dengan perubahan
nilai mata uang suatu Negara. Hal ini menjadi faktor penyebab real return
lebih kecil dari expected return. Perubahan nilai tukar dapat disebabkan
25
perdagangan internasional dan mata uang sebagai “komoditas” yang
diperjualbelikan.
8) Country risk, yaitu risiko yang berkaitan dengan investasi lintas Negara
yang disebabkan oleh kondisi politk, keamanan, dan stabilitas
perekonomian suatu negara. Semakin tidak stabil keamanan, politik, dan
perekonomian suatu negara, makin tinggi risiko berinvestasi di negara
tersebut, karena return investasi jadi makin tidak pasti, sehingga
kompensasi atau return yang dituntut atas suatu investasi makin tinggi.
Oleh karena itu, stabilitas negara tujuan investasi menjadi pertimbangan
yang sangat penting sebelum memutuskan melakukan investasi di negara
lain.
2.4.1 Risiko Perbankan
Bank memiliki izin untuk melakukan kegiatan usaha jasa keuangan di luar
fungsi utamanya sebagai lembaga intermediasi, seperti perdagangan dan jasa
keuangan. Kedua kegiatan tersebut saat ini telah menjadi sumber pendapatan bagi
banyak bank. Kegiatan perdagangan meliputi jual beli valuta asing, surat utang,
saham, dan harga komoditas. Kegiatan perdagangan memberikan pendapatan
berupa selisih antara harga jual dan harga beli. Bank-bank besar dan beroperasi
secara internasional sangat banyak melakukan bisnis perdagangan valuta dan
surat-surat berharga (Idroes, 2011:22).
Aktivitas bank untuk memperoleh pendapatan selalu dihadapkan dengan
26
tidak dideteksi dan dikelola. Risiko yang dikelola secara tepat dapat memberikan
manfaat kepada bank dalam menghasilkan laba yang dapat menarik minat
investasi. Jenis-jenis risiko utama yang dihadapi oleh perbankan menurut
Peraturan Bank Indonesia No 11/25/PBI/2009 adalah sebagai berikut.
1) Risiko kredit, yaitu risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain
dalam memenuhi kewajiban kepada bank.
2) Risiko pasar, yaitu risiko pada posisi neraca dan rekening administrative
termasuk transaksi derivative, akibat perubahan secara keseluruhan dari
kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga opsi.
3) Risiko likuiditas, yaitu risiko akibat ketidakmampuan bank untuk
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas
dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa
mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank.
4) Risiko operasional, yaitu risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak
berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem,
dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi
operasional bank.
5) Risiko kepatuhan, yaitu risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
6) Risiko hukum, yaitu risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan
aspek yuridis.
7) Risiko reputasi, yaitu risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan
27
8) Risiko stratejik, yaitu risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan
dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
Pengaruh risiko terhadap pemegang saham merupakan pengaruh langsung.
Pengaruh risiko tersebut menurut Idroes (2011:25) antara lain:
1) Penurunan nilai investasi yang akan memberikan pengaruh terhadap
penurunan harga dan/atau penurunan keuntungan. Turunnya harga saham
menurunkan nilai perusahaan yang berarti turunnya kesejahteraan
pemegang saham.
2) Hilangnya peluang memperoleh dividen yang seharusnya diterima sebagai
akibat dari turunnya keuntungan perusahaan.
3) Kegagalan investasi yang telah dilakukan, hingga paling parah adalah
kebangkrutan perusahaan yang melenyapkan nilai semua modal disetor.
Penelitian ini menggunakan risiko kredit dan risiko nilai tukar karena
merupakan risiko yang sangat berpengaruh terhadap return dan profitabilitas
bank. Risiko pasar berpengaruh langsung terhadap dua unsur penting bagi bank,
yaitu tingkat profitabilitas serta reputasi atau citra baik bank dan risiko kredit
dapat menurunkan modal bank yang nantiya akan berpengaruh pada capital gain
yang diperoleh investor.
2.7 Risiko Kredit
Menurut Peraturan Bank Indonesia No 11/25/PBI/2009 risiko kredit adalah
28
kepada bank. Secara umum eksposur risiko kredit merupakan salah satu eksposur
risiko utama sehingga kemampuan bank untuk mengidentifikasi, mengukur,
memantau, dan mengendalikan risiko kredit serta menyediakan modal yang cukup
bagi risiko tersebut sangat penting. Analis kredit dalam dunia perbankan sering
menggunakan kerangka 3R dan 5C dalam menganalisis kemampuan melunasi
kewajiban dari calon nasabah bank (Hanafi, 2009:167-168).
Pedoman 3R dijelaskan sebagai berikut.
1) Return
Return berkaitan dengan hasil yang diperoleh dari penggunaan kredit yang
diminta, apakah kredit tersebut bisa menghasilkan return (pendapatan)
yang memadai untuk melunasi utang dan bunganya.
2) Repayment capacity
Repayment capacity berkaitan dengan kemampuan perusahaan
mengembalikan pinjaman dan bunganya pada saat pembayaran tersebut
jatuh tempo.
3) Risk-bearing ability
Risk-bearing ability berkaitan dengan kemampuan perusahaan
menanggung risiko kegagalan atau ketidakpastian yang berkaitan dengan
penggunaan kredit tersebut. Jaminan merupakan hal yang perlu
dipertimbangkan oleh kreditur dalam kaitannya dengan risk-bearing
29
Sedangkan pedoman 5C berkaitan dengan karakteristik sebagai berikut.
1) Character menunjukkan kemauan peminjam untuk memenuhi
kewajibannya.
2) Capacity adalah kemampuan peminjam untuk melunasi kewajiban
utangnya melalui pengelolaan perusahaannya dengan efektif dan efisien.
3) Capital adalah posisi keuangan perusahaan secara keseluruhan yang dapat
dilihat melalui analisis laporan keuangan.
4) Collateral adalah aset yang dijaminkan untuk suatu pinjaman.
5) Conditions adalah sejauh mana kondisi perekonomian akan mempengaruhi
kemampuan mengembalikan pinjaman.
Risiko kredit diproksikan menggunakan Non Performing Loan (NPL). NPL
adalah perbandingan antara total kredit bermasalah dengan total kredit yang
diberikan bank kepada debitur. Rumus NPL ditulis sebagai berikut.
Peningkatan kredit bermasalah tersebut menyebabkan pendapatan dan laba
menurun, kinerja bank juga akan menurun dan hal ini akan menimbulkan persepsi
buruk bagi investor. Oleh karena itu, perbankan perlu meningkatkan pengelolaan
terhadap terhadap risiko kredit agar tingkat kredit bermasalah atau NPL tidak
melebihi dari ketentuan dari Bank Indonesia sesuai PBI No.13/3/2011, yang
menetapkan bahwa rasio NPL maksimal 5% dari total kredit. Apabila rasio NPL
berada dibawah ketentuan Bank Indonesia, hal ini menunjukkan bahwa bank
30
kredit macetnya, tetapi kenaikan NPL diatas 5% akan mengindikasikan bank
kurang berhasil dalam mengelola kredit bermasalahnya.
Investor enggan untuk membeli saham milik bank dengan risiko kredit yang
tinggi. Drobetz et al (2007) menyatakan risiko kredit berpengaruh negatif
signifikan terhadap return saham, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh
Gunawan dan Agustinus (2012) menyatakan bahwa NPL tidak berpengaruh
signifikan terhadap return saham dan hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Wibowo (2007) dan Scott (2001).
2.8Risiko Nilai Tukar
Nilai tukar adalah nilai mata uang suatu negara dibandingkan dengan nilai
mata uang negara lain (Fahmi, 2012:242). Secara umum dalam lingkup ilmu
moneter dikenal dua sistem nilai tukar yang diterapkan, yaitu fixed exchange rate
dan flexible exchange rate atau yang biasa dikenal dengan floating exchange rate.
Penerapan kurs nilai tukar dengan fixed exchange rate mengharuskan negara yang
bersangkutan memiliki dana yang mencukupi atau jumlah reserve yang memadai
dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan antara permintaan dan penawaran
terhadap jumlah uang yang beredar di pasaran. Penerapan flexible exchange rate
merupakan konsep nilai tukar yang diserahkan pada pasar tanpa ada kontrol,
dimana naik turunnya nilai tukar mata uang domestik dengan mata uang asing
diserahkan pada pasar untuk menentukan (Fahmi, 2012: 242-248).
Risiko nilai tukar menurut Ali (2006:133) adalah risiko terjadinya potensi
31
dari foreign exchange rate terhadap posisi foreign exchange bank. Menurut Fahmi
(2012:189) risiko nilai tukar adalah naik turunnya nilai mata uang suatu negara
saat dikonversikan dengan mata uang negara lainnya, dan apabila perusahaan
membutuhkan mata uang asing dalam setiap transaksi bisnisnya. Kemerosotan
nilai tukar rupiah atas valas dapat menimbulkan krisis dan kerugian besar pada
bank-bank devisa, termasuk pula unit-unit usaha yang memiliki pinjaman valas
dan tidak dilindungi hedging.
Bagi investor yang melakukan investasi di berbagai negara dengan berbagai
mata uang, perubahan nilai tukar mata uang akan menyebabkan real return lebih
kecil dari expected return. Perubahan nilai tukar disebabkan oleh perubahan
permintaan terhadap mata uang suatu negara dalam perdagangan internasional dan
mata uang sebagai komoditas yang diperjualbelikan. Jika permintaan terhadap
dolar Amerika Serikat tinggi, maka nilai tukarnya terhadap mata uang yang
membutuhkan akan naik. Return yang diperoleh dari investasi saham di bursa
asing dapat tergerus habis oleh kerugian akibat perubahan nilai tukar mata uang
negara investor dengan negara di mana investasi dilakukan (Zalmi, 2011:22).
Penelitian yang dilakukan oleh Yumardi (2014),menyatakan bahwa risiko pasar
yang diukur menggunakan nilai tukar memiliki pengaruh negatif signifikan
terhadap return saham dan hasil ini didukung oleh hasil penelitian yang
dilakukan oleh Subalno (2009). Janoudi (2014) dalam penelitiannya menyatakan
hasil yang berbeda, yaitu bahwa risiko pasar berpengaruh positif signifikan
terhadap return saham, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Cao dan
32
berpengaruh terhadap return saham dan pernyataan tersebut didukung oleh