• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Landasan Teori 1.Pasar Modal 1.Pasar Modal

6. Return Saham

a. Pengertian Return Saham

Return (pengembalian) merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi (Abdul Halim, 2005: 34). Sedangkan saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham (Eduardus Tandelilin, 2001). Jadi, return saham adalah hasil yang diperoleh oleh seorang investor atas hak kepemilikannya terhadap suatu perusahaan.

Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas jasa keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya (Eduardus Tandelilin, 2001: 47).

Return saham berbanding positif dengan risiko, artinya semakin besar risiko yang ditanggung oleh pemegang saham, maka return (keuntungan) yang diperoleh akan semakin besar, dan sebaliknya semakin kecil risiko yang ditanggung oleh pemegang saham, maka return yang diperoleh akan semakin kecil. Jadi, return saham merupakan keuntungan yang diperoleh pemegang saham karena menginvestasikan dananya. Keuntungan tersebut dapat berupa dividen (yield) dan keuntungan dari selisih harga saham sekarang dengan periode sebelumnya (capital gain). Return juga bisa diartikan sebagai

selisih antara jumlah yang diterima dengan jumlah yang diinvestasikan (Brigham dan Houston, 2006: 215).

b. Macam-macam Return Saham

Menurut Jogiyanto Hartono (2010: 205) return dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1) Return realisasi (realized return)

Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung dengan menggunakan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return realisasi atau return historis juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko dimasa mendatang.

2) Return ekspektasi (expected return)

Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

Pada penelitian ini menggunakan return realisasi (realized return) yaitu return yang telah terjadi atau return yang sesungguhnya terjadi. Pengukuran return menurut teori pasar dapat diformulasikan sebagai berikut (Jogiyanto Hartono, 2003: 110):

� = − �� −

� − � %

Keterangan:

Rit : tingkat keuntungan saham I pada periode t Pit : harga penutupan saham I pada periode t (periode

penutupan/akhir)

Pit-1 : harga penutupan saham I pada periode sebelumnya.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham

Menurut Mohamad Samsul (2006: 335), terdapat banyak faktor yang mempengaruhi harga saham atau return saham, baik yang bersifat makro maupun mikro ekonomi. Faktor makro ada yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi. Faktor makro ekonomi terinci dalam beberapa variabel ekonomi, misalnya inflasi, suku bunga, kurs valuta asing, tingkat pertumbuhan ekonomi, harga bahan minyak di pasar internasional, dan indeks saham regional. Faktor makro non ekonomi mencakup peristiwa politik domestik, peristiwa sosial, peristiwa hukum, dan peristiwa politik internasional. Sementara itu, faktor mikro ekonomi terinci dalam beberapa variabel, misalnya laba per saham, dividen per saham, nilai buku per saham, debt equity ratio, dan rasio keuangan lainnya.

Dalam perdagangan saham selalu ada siklus naik dan siklus turun untuk setiap harga saham. Siklus ini dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan internal perusahaan. Faktor eksternal yang bisa mempengaruhi penurunan harga saham adalah tingkat pertumbuhan

GDP, tingkat inflasi, tingkat suku bunga perbankan, nilai tukar mata uang, serta harga-harga komoditas khususnya untuk saham-saham berbasis komoditas seperti perusahaan pertambangan dan pertanian. Sementara itu, faktor internal yang dapat mempengaruhi penurunan harga saham antara lain kinerja perusahaan, rencana penerbitan saham baru, dan adanya masalah hukum yang dapat menimbulkan implikasi terhadap perkembangan usaha perusahaan (Gregorius Sihombing, 2008: 163).

Menurut Alwi Z. Iskandar (2003: 87), ada beberapa faktor yang mempengaruhi return saham atau tingkat pengembalian, yaitu:

1) Faktor Internal

a) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk dan laporan penjualan.

b) Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas atau hutang. c) Pengumuman badan direksi manajemen (management-board

of director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur manajemen, dan struktur organisasi.

d) Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan

merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh

e) Pengumuman investasi (investment announcements), seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan usaha lainnya.

f) Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya. g) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan

laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, Earnings Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS), Price Earnings Ratio (PER), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Price to Book Value (PBV), maupun Economic Value Added (EVA), dan Market Value Added (MPV) yang nilainya tidak tercantum dalam laporan keuangan dan lain-lain.

2) Faktor Eksternal

a) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan deposito, kurs valuta asing, inflasi serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

b) Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

c) Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, valume

atau harga saham perdagangan, pembatasan atau penundaan trading.

d) Gejolak politik luar negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara.

e) Berbagai isu baik dalam negeri dan luar negeri. 7. Net Interest Margin (NIM)

Menurut Herman Darmawi (2011: 224), Net Interest Margin (NIM) adalah selisih antara semua penerimaan bunga atas aset bank dan semua biaya bunga atas dana bank yang diperoleh. Sebagian manajer bank memasukkan PPAP (penyisihan penghapusan aktiva produktif) untuk kerugian kredit sebagai biaya bunga. Ada tiga ukuran yang paling banyak dipakai untuk interest margin yaitu:

a. Net interest margin dalam rupiah

Net interest margin dalam rupiah adalah selisih antara semua penerimaan bunga dan semua biaya bunga yang dinyatakan dalam rupiah.

b. Net interest margin dalam persentase

Net interest margin dalam persentase adalah net interest margin dalam rupiah dibagi dengan total earning assets.

c. Interest spread

Interest spread adalah selisish penerimaan bunga dengan pengeluaran bunga. Spread juga biasa dinyatakan dalam persentase:

Spread = P

�� ��� � = P D y

Menurut Iswi Hariyani (2010: 54), rasio NIM atau pendapatan bunga bersih yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Berdasarkan SE BI No.13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011, perhitungan NIM dapat dirumuskan sebagai berikut:

NIM = P

R P x 100%

Dokumen terkait