• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

H. Penelitian Terdahulu

Kumianny A. S. Elly dan Pwee Leng (2002) melakukan penelitian mengenai pengaruh risiko sistematis dan likuiditas terhadap tingkat pengembalian saham. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa risiko sistematis dan likuiditas saham yang diukur dengan bid-ask spread mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham baik secara individual maupun secara bersama-sama dan risiko sistematis yang lebih dominan

mempengaruhi tingkat pengembalian saham dibandingkan dengan likuiditas yang diukur dengan bid-ask spread. Faktor-faktor lain seperti perilaku pasar, makro ekonomi, situasi sosial-politik, dan kebijakan pemerintah juga ikut mempengaruhi tingkat pengembalian saham.

Michell Suharli (2005) melakukan penelitian mengenai studi empiris terhadap dua faktor yang mempengaruhi return saham pada industri food dan beverages di Bursa Efek Jakarta telah menyimpulkan bahwa beta saham tidak mempengaruhi return saham secara signifikan.

Penelitian mengenai pengaruh stock split terhadap likuiditas dan return saham di Bursa Efek Jakarta dilakukan oleh Wang Sutrisno, dkk (2000) yang menyimpulkan bahwa aktivitas split mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, volume perdagangan saham dan persentase spread, tetapi aktivitas split tidak mempunyai pengaruh terhadap varians saham dan abnormal return. Dengan tidak adanya pengaruh yang signifikan untuk abnormal return berarti juga tidak adanya pengaruh untuk return saham.

Penelitian lain dilakukan oleh Elly Herawati yang meneliti tentang pengaruh pemecahan saham (stock split) terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan yang listed di BEJ tahun 2003 sampai dengan 2006. Hasil penelitian ini adalah berdasarkan data rata-rata return realisasi masing-masing saham ternyata efek informasi stock split terhadap return saham lebih kuat pada emiten yang mempunyai klasifikasi non dividen (ND) dibandingkan dengan saham emiten yang berklasifikasikan dividen (D). Berdasarkan data statistik deskrtiptif rata-rata return tidak normal ternyata efek informasinya

lebih kuat pada perusahaan yang berklasifikasi ND dibandingkan dengan perusahaan yang berklasifikasikan D. Berdasarkan data rata-rata return tidak normal dan nilai t-hitung tidak berpengaruh pada perusahaan yang berklasifikasikan ND maupun D. Berdasarkan T.test paired ternyata untuk kelompok ND menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata return tidak normal sebelum dan sesudah informasi pemecahan saham, sedangkan untuk kelompok D ada perbedaan antara sebelum dan sesudah informasi pemecahan saham.

Tiwi, dkk (2004) meneliti dampak pengumuman stock split terhadap return, variabilitas tingkat keuntungan dan aktivitas volume perdagangan saham yang melakukan studi pada perusahaan manufaktur di BEJ tahun 1997-1999, menyimpulkan bahwa pengumuman stock split membawa dampak yang berbeda-beda terhadap beberapa indikator reaksi pasar. Dari keseluruhan perusahaan yang dijadikan sampel diketahui terdapat perbedaan yang signifikan antara return saham sebelum dengan return saham saat pengumuman stock split, juga dihasilkan kesimpulan yang sama untuk pasangan periode saat pengumuman dengan sesudahnya. Sedangkan untuk return pada periode sebelum dibandingkan dengan sesudah pengumuman stock split diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara keduanya. Pengujian terhadap abnormal return menghasilkan kesimpulan yang senada, yaitu bahwa rata-rata abnormal return sebelum berbeda dengan saat pengumuman stock split. Pada periode saat pengumuman dengan sesudah pengumuman diperoleh hasil yang sama, yaitu terdapat

perbedaan yang signifikan pada rata-rata abnormal return yang diperoleh. Tetapi, tidak terdapat perbedaan untuk rata-rata abnormal return antara sebelum dengan sesudah pengumuman stock split. Secara kumulatif pengujian terhadap rata-rata abnormal return menghasilkan kesimpulan senada dengan sebelumnya, yaitu bahwa rata-rata abnormal return yang diperoleh sebelum dan sesudah stock split tidak berbeda dengan nol.

Penelitian serupa dilakukan oleh Achmad Rifa’i dan Rudi Handoko (2005) yang meneliti tentang pengaruh pemecahan saham terhadap tingkat pengembalian saham : studi mengenai pasar bentuk setengah kuat di Bursa Efek Jakarta yang menyimpulkan bahwa pengaruh informasi pemecahan saham terhadap return saham lebih kuat terjadi pada perusahaan yang tercatat tidak membayarkan dividen tunai (ND) daripada perusahaan yang tercatat melakukan pembayaran dividen sebelumnya. Dari penelitian ini juga disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata return tidak normal sebelum dan sesudah announcement date (t = 0) meskipun mean dari rata-rata return tidak normal sebelum t = 0 lebih tinggi dari pada sesudah t = 0. Namun, perbedaan tersebut tidak signifikan.

Keragaman hasil penelitian mengenai return saham yang dipengaruhi faktor-faktor penentunya dan pola perubahan return saham disekitar stock split sebagaimana yang telah diteliti oleh peneliti-peneliti sebelumnya menjadikan fenomena ini menarik untuk diteliti lagi dalam kurun waktu penelitian yang terbaru dengan menggunakan variasi penelitian yang lebih unik dari sebelumnya yaitu meneliti pengaruh risiko sistematis, likuiditas, dan stock

split terhadap return saham serta meneliti perbedaan return, risiko sistematis, dan likuiditas saham pada saat sebelum dan sesudah stock split .

I. Kerangka Pemikiran

Peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh risiko sistematis, likuiditas (bid-ask spread dan trading volume activity), dan stock split terhadap return saham. Sedangkan, untuk mengetahui perbedaan return, risiko sistematis, dan likuiditas saham pada perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia menggunakan metode analisis uji beda dua rata-rata yang menguji apakah terdapat perbedaan return, risiko sistematis, dan likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini untuk lebih jelasnya dapat digambarkan melalui bagan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka pemikiran 1 Return Saham Risiko Sistematis Bid Ask Spread Stock Split Interpretasi Perusahaan Yang melakukan Stock Split

Regresi Berganda Uji Asumsi Klasik

Model Regresi

Uji R Square Uji t Uji F Trading Volume

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran 2

Dokumen terkait