• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVIEW PENELITIAN TERDAHULU

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 32-36)

1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sentosa Limanto (2009) dengan judul "Analisis Produktivitas Concrete Pump pada Proyek Bangunan Tinggi" bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan/produktivitas

cocrete pump pada suatu proyek.

Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan :

a. Y = -0,0073 X + 0,4142 menunjukan bahwa produktivitas concrete

pump (Y) bergantung pada ketinggian grdung (X).

b. Setiap kenaikan ± 4,1 m produktivitas concrete pump menurun sebesar 0,0073 m3/menit.

c. Nilai korelasinya r = 0,3666 yang menunjukan adanya keterkaitan/kedekatan antara variabel X dan variabel Y.

2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yenny (2014) dengan judul "Produktivitas Alat dan Pekerja pada Pengecoran Plat dan Balok Lantai Gedung" bertujuan untuk mengetahui produktivitas alat dan pekerja pada pengecoran plat dan balok lantai gedung, dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pengecoran.

Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan :

a. Variabel yang paling mempengaruhi produktivitas pengecoran pada pekerjaan plat/balok lantai 4 (zona 2) adalah variabel alat, sedangkan pada pekerjaan plat/balok lantai 5 adalah variabel pekerjaan.

b. Adapun faktor-faktor yang paling mempengaruhi produktivitas pengecoran jika dilihat dari variabel alat, antara lain seperti sertifikasi

keahlian kerja, pengalaman kerja, kondisi kesehatan operator, usia operator, kondisi jalan yang dilalui, dan kondisi dilingkungan proyek. c. Jika dilihat dari variabel pekerja, faktor-faktor yang paling

mempengaruhi produktivitas pengecoran itu meliputi jumlah pekerja, pengalaman bekerja, sikap (behavior), usia pekerja, dan latar belakang pendidikan terakhir.

d. Perbedaan penggunaan jenis alat pada pekerjaan pengecoran tidak begitu mempengaruhi mutu beton yang dihasilkan.

e. Perbedaan penggunaan jenis alat mempengaruhi produktivitas pengecoran yang dihasilkan. Produktivitas pengecoran lantai 4 diperoleh lebih besar dibandingkan pada lantai 5. Sehingga dapat diindikasikan bahwa bertambahnya ketinggian suatu lantai, maka produktivitas diindikasikan juga akan menurun.

f. Kondisi jalan yang tidak kondusif mengakibatkan mobilisasi alat menuju lokasi proyek mengalami kendala dan hambatan. Terutama pada alat concrete pump yang mobilisasinya berkali-kali, dibandingkan dengan tower crane yang hanya diangkut sekali.

g. Kondisi lahan proyek yang sempit sekali juga mempengaruhi dalam hal penempatan alat. Hal ini menyebabkan kesulitan pelaksanaan pekerja di lapangan. Sehingga secara langsung akan berpengaruh pada kapasitas alat yang dihasilkan.

h. Oleh sebab itu diperoleh sebuah hasil bahwa kapasitas alat yang diperoleh dengan lahan yang begitu sempit itu mempengaruhi

i. Kemudahan dalam mengoperasikan alat di lapangan juga mempengaruhi produktivitas kerja dihasilkan. Operator TC harus terampil dalam menjalankan alat secara vertikal (mengangkut dan menurunkan muatan) dan horizontal (menggeser). Oleh karena itu, produktivitas lantai 5 lebih dipengaruhi oleh faktor pekerjanya. Dibandingkan dengan CP yang lebih dipengaruhi oleh faktor alat itu sendiri.

3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ridha (2011) dengan judul "Perbandingan Biaya dan Waktu Pemakaian Alat Berat

Tower Crane dan Mobil Crane pada Proyek Rumah Sakit Haji Surabaya"

bertujuan untuk mengetahui biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan tower crane, mengetahui biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan mobil crane, dan mengetahui pemakaian alat berat yang paling efisien dari segi waktu dan biaya.

Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan :

a. Berdasarkan perbandingan waktu pelaksanaan pekerjaan struktur atas yang meliputi pekerjaan pengecoran dan pengangkatan material, maka waktu yang diperlukan kombinasi TC-CP sebesar 533,84 jam sedangkan waktu untuk kombinasi MC-TC sebesar 695,19 jam. Maka waktu tercepat dengan menggunakan kombinasi TC-CP.

b. Berdasarkan perbandingan biaya pelaksanaan pekerjaan struktur atas yang meliputi pekerjaan pengecoran dan pengangkatan material, maka waktu yang diperlukan kombinasi TC-CP sebesar Rp. 739.810.713,00

sedangkan biaya untuk kombinasi MC-CP sebesar Rp. 524.097.713,00 jam. Maka biaya termurah dengan menggunakan kombinasi MC-CP. c. Berdasarkan perbandingan waktu dan biaya, maka pada proyek

pembangunan Gedung IGD, Bedah Sentral dan Rawat Inap Maskin RSU Haji Surabaya, untuk pekerjaan pengankatan material dan pengecoran sebaiknya menggunakan kombinasi tower crane dan

concrete pump, karena lebih efisien dari segi waktu mengingat proyek

tersebut berada pada area Rumah Sakit yang sedang aktif pada saat pembangunannya. Namun bila meninjau dari segi biaya atau penghematan maka disarankan menggunakan kombinasi mobil crane dan concrete pump.

4. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Liony Dwi Putri Takaredas (2014) dengan judul "Efisiensi Penggunaan Alat Berat pada Pembangunan Gedung Training Centere Universitas Negeri Gorontalo" bertujuan untuk mengetahui efisiensi penggunaan alat berat pada pembangunan gedung dan mengetahui biaya operasi alat dan durasi optimal pembangunan gedung.

Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan :

a. Biaya operasional alat berat berdasarkan volume pekerjaan struktur dari data yang ada yaitu senilai Rp. 302.585.855,45 dan durasi kerja selama 31 hari.

5. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ariany Frederika dan Ayu Rai Widhiawati (2017) dengan judul "Analisa Produktivitas Metode Pelaksanaan Pengecoran Beton Ready Mix pada Balok dan Pelat Lantai Gedung" bertujuan untuk menganalisis produktivitas pengecoran beton

ready mix menggunakan peralatan lift cor dan concrete pump pada balok

dan pelat lantai gedung, menganalisis perbandingan biaya dan waktu pelaksanaan metode pengecoran beton ready mix menggunakan peralatan

lift cor dan concrete pump, dan menganalisis titik impas volume terhadap

biaya dan waktu masing-masing peralatan pengecoran beton ready mix pada balok dan pelat lantai gedung.

Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan :

a. Produktivitas pengecoran beton ready mix menggunakan peralatan lift

cor pada lantai II, III, dan IV sebesar 7,166 m3/jam, 5,945 m3/jam, dan 5,125 m3/jam, dengan concrete pump untuk lantai II, III, dan IV sebesar 36 m3/jam, 30 m3/jam, dan 24 m3/jam.

b. Perbandingan biaya tiap pertambahan 1 m3 pengecoran menggunakan LC dan CP sebesar Rp. 99.330 : Rp. 19.000 (5,23 : 1) , dan perbandingan waktu sebesar (8,272 : 2,172) menit atau (3,8 : 1).

c. Titik impas volume terhadap biaya pengecoran pada lantai II, III, IV, adalah (95,8937 m3 : Rp. 4.661.700,00); (40,393 m3 : Rp.4.556.500,00); (27,407 m3: Rp. 4.432.400,00). Titik Impas volume terhadap waktu pengecoran pada lantai II, III, IV adalah (0,1782 m3 ; 0,0228 jam), (2,5299 m3; 0,3576 jam), (4,2278 m3; 0,6928 jam).

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 32-36)

Dokumen terkait