• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Review Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping)

Penelitian ini merupakan replikasi dari beberapa penelitian terdahulu seperti ditunjukkan pada matriks berikut ini.

Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Yang Digunakan Kesimpulan 1 Rahmawati (1997) Hubungan antara Profesionalisme Internal Auditor dengan Kinerja Tugas, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, Keinginan Untuk Pindah

Dedikasi terhadap profesi (X1), kewajiban social (X2), otonomi (X3), keyakinan terhadap peraturan profesi (X4), afiliasi dengan sesama rekan seprofesi (X5), dan pendidikan (X6) Tingkat materialitas (Y)

Secara parsial maupun simultan profesionalisme auditor yang terdiri dari dedikasi terhadap profesi, kewajiban sosial, otonomi, keyakinan terhadap peraturan profesi, afiliasi dengan sesama rekan seprofesi, dan pendidikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas pemeriksaan laporan keuangan.

2 Fridati (2005)

Analisis Hubungan antara Profesionalisme Auditor

dengan dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan di Yogyakarta Pengabdian terhadap profesi (X1), kewajiban sosial (X2), kemandirian (X3), kepercayaan terhadap profesi (X4), afiliasi dengan sesama profesi (X5), dan pendidikan (X6)

Tingkat materialitas (Y)

Secara parsial maupun simultan profesionalisme auditor yang terdiri dari pengabdian terhadap profesi, kewajiban sosial, kemandirian, kepercayaan terhadap profesi, hubungan dengan sesama profesi, berpengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas pemeriksaan laporan keuangan.

3 Asih (2006)

Pengaruh pengalaman terhadap peningkatan auditor dalam bidang auditing

Pengalaman yang diperoleh auditor dari lamanya bekerja sebagai auditor (X1),

Pengalaman yang diperoleh dari banyaknya tugas pemeriksaan yang dilakukan (X2), dan pengalaman yang diperoleh auditor dari banyaknya jenis perusahaan yang telah diaudit (X3)

Keahlian auditor dalam bidang auditing (Y)

Secara parsial pengalaman dari lamanya bekerja

sebagai auditor mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keahlian, pengalaman yang diperoleh dari banyaknya tugas pemeriksaan yang dilakukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keahlian

pengalaman dari banyaknya jenis perusahaan yang telah diaudit berpengaruh positif dan signifikan terhadap keahlian auditor dalam bidang pengauditan.

Secara simultan pengalaman yang diperoleh

auditor dari lamanya bekerja sebagai auditor, Pengalaman yang diperoleh dari banyaknya tugas pemeriksaan yang dilakukan, dan pengalaman yang diperoleh auditor dari banyaknya jenis perusahaan yang telah diaudit mempunyai pengaruh positif terhadap keahlian auditor dalam bidang auditing. Wahyudi dan

Mardiyah, (2006)

Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Tingkat Materialitas Dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan Profesi (X1), kewajiban sosial (X2), kemandirian (X3), kepercayaan profesi (X4), dan hubungan dengan sesama

kepercayaan pada profesi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat materialitas dan hubungan dengan sesama rekan seprofesi mempunyai pengaruh yang signifikan

rekan seprofesi (X5). terhadap tingkat meteriliatas.

Lanjutan Tabel 2.1.

Tingkat Materialitas

(Y)

Secara simultan variabel pengabdian pada profesi, kemandirian, kepercayaan profesi, dan hubungan dengan sesama rekan seprofesi. Sedangkan variabel kewajiban sosial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat materialitas.

Rahmawati (1997) menemukan secara parsial maupun simultan profesionalisme auditor yang terdiri dari dedikasi terhadap profesi, kewajiban sosial, otonomi, keyakinan terhadap peraturan profesi, afiliasi dengan sesama rekan seprofesi, dan pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat materialitas pemeriksaan laporan keuangan.

Fridati (2005) menemukan secara parsial maupun simultan profesionalisme auditor yang terdiri dari pengabdian terhadap profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan hubungan dengan sesama rekan seprofesi berpengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas pemeriksaan laporan keuangan.

Wahyudi dan Mardiyah, (2006) menemukan bahwa secara parsial pengabdian pada profesi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat materialitas, kewajiban sosial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat materialitas, kemandirian mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat materialitas, kepercayaan pada profesi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat materialitas dan hubungan dengan sesama rekan seprofesi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat materialitas Secara simultan variabel pengabdian pada profesi, kemandirian, kepercayaan profesi, dan hubungan dengan sesama rekan seprofesi. Sedangkan variabel kewajiban sosial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat materialitas.

Asih (2006) menemukan bahwa secara parsial pengalaman dari lamanya bekerja sebagai auditor mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keahlian, pengalaman yang diperoleh dari banyaknya tugas pemeriksaan yang dilakukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keahlian pengalaman dari banyaknya jenis perusahaan yang telah diaudit berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keahlian auditor dalam bidang pengauditan. Secara simultan pengalaman yang diperoleh auditor dari lamanya bekerja sebagai auditor, Pengalaman yang diperoleh dari banyaknya tugas pemeriksaan yang dilakukan, dan pengalaman yang diperoleh auditor dari banyaknya jenis perusahaan yang telah diaudit mempunyai pengaruh positif terhadap keahlian auditor dalam bidang auditing.

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan toeritis, tinjauan penelitian terdahulu dan relevan dengan latar belakang, perumusan msalah dan tujuan dalam penelitian dimuka, maka hubungan variabel penelitian yang digunakan dlaam penelitian ini ditunjukkan melalui gambar kerangka konseptual berikut ini:

PROFESIONALISME AUDITOR   (X1) 

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual

Dalam melaksanakan pemeriksaan, auditor selalu dihadapkan dengan berbagai keterbatasan seperti waktu, sumber daya manusia, dan biaya sehingga pemeriksa tidak mungkin melakukan pengujian atas seluruh transaksi dalam suatu entitas yang diperiksa. Keterbatasan-keterbatasan tersebut menimbulkan kebutuhan bagi pemeriksa untuk mempertimbangkan materialitas dalam pemeriksaan.

TINGKAT MATERIALITAS  DALAM PEMERIKSAAN 

LAPORAN KEUANGAN   PENGALAMAN AUDITOR (X )2  

Pertimbangan pemeriksa tentang materialitas merupakan pertimbangan yang bersifat profesional dan dipengaruhi oleh persepsi yang wajar tentang keandalan kepercayaan atas laporan keuangan yang diperiksa. Materialitas mengandung unsur subjektivitas tergantung pada sudut pandang, waktu, dan kondisi pihak yang berkepentingan. Namun, penilaian subjektivitas yang sama dari banyak pihak dapat mengarah pada suatu objektivitas.

Alasan yang mendasari diperlakukannya perilaku profesional yang tinggi pada setiap profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan profesi, terlepas dari yang dilakukan secara perorangan. Jika pemakai jasa tidak memiliki keyakinan pada auditor, kemamupuan para profesional itu untuk memberikan jasa kepada masyarakat dan investor secara efektif berkurang.

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) mensyaratkan pemeriksaan untuk merencanakan pemeriksaan sebaik-baiknya, menguji pengendalian intern, dan memperoleh bukti yang kompeten. Untuk melaksanakan SPKN tersebut, pemeriksaan dilakukan dengan mempertimbangkan konsep materialitas.

Fungsi materialitas dan risiko bawaan diterapkan secara spesifik untuk tiap siklus, setiap akun bahkan setiap tujuan audit, jadi tidak untuk audit secara keseluruhan, juga cenderung berbeda untuk tiap siklus, akun dan tujuan audit dalam sebuah audit yang sama. Pengendalian intern mungkin lebih efektif untuk akun-akun yang berhubungan dengan persediaan, daripada yang berkaitan dengan akun aktiva tetap. Risiko pengendalian dengan sendirinya akan berbeda bagi tiap akun, tergantung efektifitas pengendaliannya.

Risiko audit yang dapat diterima biasanya ditetapkan auditor untuk keseluruhan audit dan konstan untuk setiap siklus dan akun utama. Risiko penegndalian dan risiko dan bawaan

bervariasi untuk tiap siklus, akun, dan tujuan audit, maka risiko penemuan dan bahan bukti audit yang diperlukan juga bervariasi. Situasi dalam tiap penugasan audit berbeda, dan luas bahan bukti yang diperlukan akan bergantung pada situasi masing-masing secara spesifik.

Auditor eksternal yang memiliki pandangan profesional yang tinggi akan memberikan kontribusi yang dapat dipercaya oleh para pengambil keputusan. Untuk menjalankan perannya yang menuntut tanggung jawab yang semakin meluas auditor eksternal harus mempunyai wawasan yang luas tentang materi-materi yang harus dikembangkan sehubungan dengan kompleksitas organisasi dan transaksi yang akan diaudit, agar mampu mendapat gambaran yang selengkapnya tentang kondisi dan keadaan klien yang akan diauditnya.

Risiko audit dan materialitas perlu dipertimbangkan dalam menentukan sifat, saat dan lingkup prosedur audit serta dalam mengevaluasi prosedur audit. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara pada standar umum pemeriksaan yang pertama menyatakan bahwa pemerisan diwajibkan untuk menggunakan dnegan cermat dan sekasama keahlian/kemahiran profesionalnya dalam melakukan pemeriksaan. Standar ini menghendaki pemeriksa keuangan harus memiliki keahlian di bidang akuntansi dan auditing, serta memahami prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berkaitan dengan entitas yang diperiksa.

Untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional auditor harus membuat perencanaan sebelum melakukan proses pengauditan laporan keuangan. Perencanaan yang dibuat di dalamnya juga menangkut penentuan tingkat materialitas. Lima dimensi profesionalisme yakni pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan rekan seprofesi.

3.2 Hipotesis

Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, kerangka konseptual dan relevan dengan latar belakang, perumusan masalah serta tujuan penelitian, maka hipotesis dalam penelitian ini: Profesionalisme dan pengalaman auditor BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Utara berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap tingkat materialitas laporan keuangan pemerintah.

Dokumen terkait