• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Review Penelitian Terdahulu

Berbagai penelitian telah dilakukan dalam menganalisis pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah dan suku bunga terhadap pasar modal Indonesia. Beberapa penelitian terdahulu yaitu :

Raharjo (2010) dalam studi mengenai Pengaruh Inflasi, Nilai Kurs Rupiah dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia. Variabel yang diteliti adalah pengaruh inflasi, nilai kurs rupiah dan tingkat suku bunga terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini

menggunakan data tahun 2007 sampai dengan tahun 2008. Analisis data dilakukan dengan uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan model regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan inflasi, nilai kurs rupiah dan tingkat suku bunga selama periode tahun 2007-2009 berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial hanya inflasi yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan nilai kurs rupiah dan tingkat suku bunga tidak berpengaruh signifikan.

Witjaksono (2010) dalam studi mengenai Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG (studi kasus pada IHSG di BEI selama periode 2000-2009). Variabel yang diteliti adalah pengaruh variabel Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda yang dilakukan dengan SPSS 16. Salah satu syarat untuk melakukan uji analisis berganda perlu dilakukan uji asumsi klasik. Hal ini diperlukan agar persamaan regresi yang dihasilkan bersifat BLUE (Best, Linear, Unbiased, Estimator). Selain itu untuk menilai goodness of fit suatu model dilakukan uji koefisien determinasi, uji F, dan uji t. Penelitian ini menggunakan data bulanan dari tahun 2000-2009 untuk tiap variabel penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Tingkat Suku Bunga SBI, dan Kurs Rupiah berpengaruh negatif terhadap IHSG. Sementara variable Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Indeks Nikkei 225 dan Indeks Dow Jones berpengaruh positif terhadap IHSG. Selain itu diperoleh bahwa nilai adjusted R square adalah 96.1%. Ini berarti 96.1%

pergerakan IHSG dapat diprediksi dari pergerakan ketujuh variabel independen tersebut.

Pratikno (2009) dalam studi mengenai Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, SBI dan Indeks Dow Jones Terhadap Pergerakan Indeks Harga Sahan Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel yang diteliti adalah pengaruh nilai tukar rupiah, inflasi, SBI, Indeks Dow Jones terehadap Pergerakan IHSG. Data yang dipakai adalah data sekunder yaitu data SBI, Kurs, Inflasi, Indeks Dow Jones dan IHSG bulan Januari 2004 sampai dengan Februari 2009) (62 observasi). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ekonometrika dengan metode Ordinary Least Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak (simultan) variabel-variabel eksplanatori

yang digunakan sangat signifikan pada α = 5% terhadap IHSG. Dari koefisien

masing-masing variabel, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pengaruh variabel kurs, SBI dan inflasi sangat signifikan mempengaruhi IHSG.

Thobarry (2009) dalam studi mengenai Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi dan Pertumbuhan GDP Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti (Kajian Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Periode Pengamatan Tahun 2000-2008). Variabel yang diteliti adalah pengaruh indikator ekonomi makro, tingkat inflasi, suku bunga, kurs, dan pertumbuhan terhadap indeks harga saham sektor property selama periode tahun 2000-2008. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan regresi linier berganda. Data diperoleh dari Monthly Statictic, Indonesia Stock Exchange, Indikator ekonomi dari Badan Pusat Statistik, Laporan bulanan Bank Indonesia dan Indonesian Capital Market Directory. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan data

dikumpulkan dengan teknik mencatat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel nilai tukar memiliki pengaruh positif signifikan dan variabel inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap indeks harga saham sektor properti, sedangkan variabel suku bunga dan pertumbuhan GDP hanya signifikan bila diuji secara bersamaan dan tidak berpengaruh signifikan bila diuji secara parsial.

Tabel 2.1. Review Penelitian Terdahulu Nama/Tahun

Peneliti

Judul Penelitian Variabel yang Digunakan

Hasil yang Diperoleh

Raharjo (2010) Pengaruh Inflasi, Nilai Kurs Rupiah dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia

Inflasi (X1) Nilai Kus Rupiah (X2), Tingkat Suku Bunga (X3) terhadap Harga Saham (Y)

Hasil penelitian menunjukkan secara simultan inflasi, nilai kurs rupiah dan tingkat suku bunga selama periode tahun 2007-2009 berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial hanya inflasi yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan nilai kurs rupiah dan tingkat suku bunga tidak berpengaruh signifikan.

Witjaksono (2010)

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG (studi kasus pada IHSG di BEI selama periode 2000-2009) Tingkat Suku Bunga SBI (X1), Harga Minyak Dunia (X2), Harga Emas Dunia (X3), Kurs Rupiah (X4), Indeks Nikkei 225 (X5), dan Indeks Dow Jones (X6

variabel Tingkat Suku Bunga SBI, dan Kurs Rupiah berpengaruh negatif terhadap IHSG. Sementara variable Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Indeks Nikkei 225 dan Indeks Dow Jones berpengaruh positif terhadap IHSG. Selain itu diperoleh bahwa nilai adjusted R square adalah 96.1%. Ini berarti 96.1%

pergerakan IHSG dapat diprediksi dari pergerakan ketujuh variabel independen tersebut.

) terhadap IHSG (Y)

Pratikno (2009) Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, SBI dan Indeks Dow Jones Terhadap Pergerakan Indeks Harga Sahan Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Nilai Tukar Rupiah (X1), Inflasi (X2), SBI (X3), Indeks Dow Jones (X4) dan Pergerakan IHSG (Y)

Secara serempak (simultan) variabel-variabel eksplanatori yang digunakan sangat signifikan pada α = 5% terhadap IHSG. Dari koefisien masing-masing variabel, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pengaruh variebl kurs, SBI dan inflasi sangat signifikan mempengaruhi IHSG Thobarry (2009) Analisis Pengaruh

Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi dan Pertumbuhan GDP Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti (Kajian Empiris Pada Bursa Efek Indonesia

Nilai Tukar (X1), Suku Bunga (X2), Laju Inflasi (X3) dan Pertumbuhan GDP (X4)Terhadap Indeks Harga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel nilai tukar memiliki pengaruh positif signifikan dan variabel inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap indeks harga saham sektor properti, sedangkan variabel suku bunga dan pertumbuhan GDP hanya

Periode Pengamatan Tahun 2000-2008)

Saham Sektor Properti (Y)

signifikan bila diuji secara bersamaan dan tidak berpengaruh signifikan bila diuji secara parsial

Dokumen terkait