• Tidak ada hasil yang ditemukan

Review Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya

Perda Nomor 12 Tahun 2014 merupakan evaluasi dan review dari rencana tata ruang sebelumnya. Review ini dilakukan karena RTRW Kota Surabaya yang telah ditetapkan menjadi Peraturan Daerah Kota Surabaya (Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 3 Tahun 2007) masih merujuk pada Undang–Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, dan undang-undang ini telah dicabut dan diganti dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang ditetapkan pada tanggal 26 April 2007, semua Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Rencana Tata Ruang Wilayah disesuaikan paling lambat 3 tahun sejak undang-undang ini diberlakukan. Dengan penyesuaian substansi RTRW Kota Surabaya dengan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang diharapkan dapat

II - 17 terwujud keserasian dan keterpaduan dalam pelaksanaan pembangunan di Kota Surabaya untuk masa 20 tahun ke depan.

Rencana pengembangan kawasan ruang terbuka hijau di Kota Surabaya adalah dengan meningkatkan kuantitas dan kualitasnya yang diwujudkan dalam bentuk pertamanan kota, hutan wisata, taman lingkungan, tempat rekreasi kota, lapangan olah raga, pemakaman, jalur hijau dan ruang-ruang hijau atau taman di pekarangan bangunan rumah tinggal maupun non rumah tinggal.

• Pertamanan Kota

Selain dengan mempertahankan dan meningkatkan kualitas taman kota yang telah ada, seperti Taman Tugu Pahlawan, Taman Surya, Taman Mayangkara dan Taman Bungkul, juga diupayakan penyediaan taman kota yang baru pada kawasan baru yang akan berkembang, terutama di kawasan Surabaya barat dan Timur.

• Hutan Wisata

Hutan wisata dibuat dan dikembangkan pada kawasan Waru Gunung, guna melindungi dan meningkatkan kualitas dan fungsi fisik lingkungan sebagai kawasan resapan air juga untuk memberikan alternatif tempat wisata.

• Taman Lingkungan

Taman lingkungan dikembangkan pada setiap kawasan kota untuk memberikan kenyamanan lingkungan.

• Tempat rekreasi kota

Ruang terbuka hijau yang selama ini berupa tempat rekreasi, seperti Kebun Binatang di Surabaya dan Jurang Kuping di Benowo tetap dikembangkan terutama dengan meningkatkan kualitas lingkungan hijaunya yang juga berfungsi sebagai paru-paru kota.

• Lapangan Olahraga

Keberadaan lapangan olahraga seperti lapangan sepakbola di Tambaksari, Jl.

Bogowonto, Jl. Hayamwuruk; lapangan hockey di Darmawangsa dan beberapa padang Golf di kawasan Surabaya barat dimantapkan fungsinya selain sebagai tempat berolahraga juga sebagai fungsi ekologis; pembangunan lapangan olahraga baru yang akan dilakukan harus diorientasikan pula pada upaya-upaya perlindungan dan peningkatan kualitas fisik lingkungan setempat.

• Tanah Pemakaman

Upaya yang dilakukan adalah dengan mempertahankan fungsi religi dan ekologis pada tanah pemakaman bagi masyarakat dapat direncanakan penyediaannya pada

II - 18 kawasan yang secara fisik memungkinkan.

• Jalur Hijau

Jalur hijau pada sepanjang jaringan jalan, sepanjang sisi rel kereta api, sungai dan saluran serta pada sepanjang tepi pantai timur Surabaya ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya selain untuk fungsi ekologis juga untuk memperkaya estetika koridor-koridor kota.

• Ruang terbuka hijau pekarangan

Ruang-ruang terbuka pada setiap persil atau petak peruntukan yang diperoleh melalui pengaturan KDB pada intensitas ruangnya, baik pada persil dengan fungsi perumahan maupun non perumahan diupayakan perwujudannya semaksimal mumgkin untuk penanaman tanaman atau tumbuhan dan meminimalkan adanya perkerasan pada ruang terbuka tersebut.

Kebijakan dan arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surabaya lainnya yang terkait dengan wilayah perencanaan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. 5

Kebijakan dan Arahan RTRW Kota Surabaya (Perda Nomor 12 Tahun 2014)

No. Kebijakan Arahan

1 Visi Penataan Ruang Kota Surabaya

Visi penataan ruang Kota Surabaya adalah terwujudnya Kota Perdagangan dan Jasa Internasional Berkarakter Lokal yang Cerdas,Manusiawi dan Berbasis Ekologi.

2. Struktur Tata Ruang Kota Surabaya memiliki 4 skala pelayanan, 3 sub pusat pelayanan dan 12 unit pengembangan

Struktur Wilayah a. Pusat Kegiatan Nasional :

Pusat kegiatan nasional sebagai pusat pelayanan skala nasional yang meliputi seluruh wilayah Kota Surabaya.

b. Pusat Pelayanan Kota :

Pusat pelayanan kota meliputi Unit Pengembangan V Tanjung Perak dan Unit Pengembangan VI Tunjungan.

c. Sub Pusat Pelayanan Kota :

Sub Pusat Pelayanan Kota merupakan wilayah transisi dalam upaya menyebarkan pengembangan wilayah di Kota Surabaya. meliputi sub pusat pelayanan kota di Unit

II - 19

No. Kebijakan Arahan

1) Pusat Lingkungan pada Unit Pengembangan I Rungkut, meliputi wilayah Kecamatan Rungkut, Kecamatan Gunung Anyar dan Kecamatan Tenggilis Mejoyo dengan pusat unit pengembangan di kawasan Rungkut Madya;

2) Pusat Lingkungan pada Unit Pengembangan II Kertajaya, meliputi wilayah Kecamatan Mulyorejo dan Kecamatan Sukolilo dengan pusat unit pengembangan di kawasan Kertajaya Indah- Dharmahusada Indah;;

3) Pusat Lingkungan pada Unit Pengembangan III Tambak Wedi, meliputi wilayah Kecamatan Bulak dan Kecamatan Kenjeran dengan pusat unit pengembangan di kawasan kaki Jembatan Suramadu;

4) Pusat Lingkungan pada Unit Pengembangan IV Dharmahusada, meliputi wilayah Kecamatan Tambaksari dan Kecamatan Gubeng dengan pusat unit pengembangan di kawasan Karangmenjangan;

5) Pusat Lingkungan pada Unit Pengembangan V Tanjung Perak, meliputi wilayah Kecamatan Semampir, Kecamatan Pabean Cantian dan Kecamatan Krembangan dengan pusat unit pengembangan di kawasan Tanjung Perak;

6) Pusat Lingkungan pada Unit Pengembangan VI Tunjungan, meliputi wilayah Kecamatan Simokerto, Kecamatan Bubutan, Kecamatan Genteng dan Kecamatan Tegalsari dengan pusat unit pengembangan di kawasan Tunjungan;

7) Pusat Lingkungan pada Unit Pengembangan VII Wonokromo, meliputi wilayah Kecamatan Sawahan dan Kecamatan Wonokromo dengan pusat unit pengembangan di kawasan Wonokromo;

8) Pusat Lingkungan pada Unit Pengembangan VIII Dukuh Pakis, meliputi wilayah Kecamatan Dukuh Pakis dan Kecamatan Sukomanunggal dengan pusat unit pengembangan di kawasan Segi Delapan Sukomanunggal;

9) Pusat Lingkungan pada Unit Pengembangan IX Ahmad Yani, meliputi wilayah Kecamatan Jambangan, Kecamatan Wonocolo dan Kecamatan Gayungan dengan pusat unit pengembangan di kawasan Jl.

Ahmad Yani;

10) Pusat Lingkungan pada Unit Unit Pengembangan X Wiyung, meliputi wilayah Kecamatan Wiyung, Kecamatan Karang Pilang dan Kecamatan Lakarsantri dengan pusat unit pengembangan di sekitar kawasan Wiyung;

11) Pusat Lingkungan pada Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangon, meliputi wilayah Kecamatan Benowo,

II - 20

No. Kebijakan Arahan

Kecamatan Tandes, dan Kecamatan Asem Rowo dengan pusat unit pengembangan di kawasan Tambak Oso Wilangon; dan

12) Pusat Lingkungan pada Unit Pengembangan XII Sambikerep, meliputi wilayah Kecamatan Pakal dan Kecamatan Sambikerep dengan pusat unit pengembangan di kawasan Sambikerep.

3. Pola Ruang (Penggunaan Lahan)

Rencana pola ruang kota surabaya yang diklasifikasikan dalam 2 kategori utama terdiri atas

a. Rencana kawasan lindung meliputi :

1) kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya;

2) kawasan perlindungan setempat;

3) ruang terbuka hijau kota;

4) kawasan pelestarian alam dan cagar budaya;

5) kawasan rawan bencana b. kawasan budidaya, meliputi

1) Kawasan Budidaya Wilayah Darat;

a) Rencana Kawasan Perumahan dan Permukiman;

b) Rencana Kawasan Perdagangan dan Jasa; 50 c) Rencana Kawasan Perkantoran;

d) Rencana Kawasan Peruntukan Industri;

e) Rencana Kawasan Pariwisata;

f) Rencana Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau;

g) Rencana Kawasan Ruang Evakuasi Bencana;

h) Rencana Kawasan Kegiatan Usaha Sektor Usaha Informal;

i) Rencana Kawasan Peruntukan Lainnya.

2) Kawasan Budidaya Wilayah Laut meliputi : a) Rencana Kawasan Pengembangan Pantai;

b) Rencana Kawasan Penempatan Jaringan Utilitas;

c) Rencana Kawasan Penangkapan Ikan.

4. Pengelolaan RTH Pengembangan ruang terbuka hijau privat diadakan melalui:

a. Penyediaan lahan pekarangan/halaman pada rumah/gedung milik masyarakat/swasta, institusi tertentu, Pemerintah/ Pemerintah Provinsi/ Pemerintah Daerah paling sedikit seluas 10% (sepuluh persen) dari luas wilayah daratan kota; dan

b. Peningkatan luasan dan penggunaan Ruang Terbuka Hijau berupa taman yang terletak pada atap bangunan (roof garden).

Upaya pengelolaan ruang terbuka hijau publik meliputi : a. Melindungi dan tidak mengalih fungsikan ruang terbuka

hijau;

II - 21

No. Kebijakan Arahan

b. Mengembangkan kegiatan olahraga dan pariwisata pada fungsi- fungsi ruang terbuka hijau tertentu;

c. Meningkatkan fungsi ekologis pada setiap fungsi ruang terbuka hijau; dan

Sumber: Review RTRW Surabaya Tahun 2009