• Tidak ada hasil yang ditemukan

Draft yang telah divalidasi selanjutnya dilakukan revisi sesuai dengan masukan yang diperoleh dari validator sebagai upaya perbaikan. Berdasar hasil penelitian yang telah dipaparkan bahwa penyebab tidak meningkatnya jumlah calon peserta didik baru di SDN 1 Ganbasan dikarenakan beberapa faktor. Hal ini terjadi karena dari pihak sekolah belum melakukan tindakan antisipasi. Pihak sekolah lebih berfokus pada peningkatan kualitas dalam prestasi akademik maupun non akademik tanpa mencoba menerapkan strategi alternatif yang lain sebagai terobosan. Upaya-upaya perlu dilakukan sekolah agar jumlah calon PPDB dapat meningkat sesuai dengan target yang diharapkan. Untuk itu dari hasil validasi pakar dan masukan dari pihak yang terkait disarankan dengan dibuatnya Renstra pengembangan untuk menentukan salah satu alternative strategi tepat sesuai dalam mengatasi penyebab tidak meningkatnya jumlah calon PPDB di SDN 1 Gambasan dan sangatlah tepat sasaran jika dapat diimpementasikan, tinggal bagaimana pihak lembaga merealisasikan.

Dari saran dan masukan yang diperoleh dari ketiga pakar tersebut terkait dengan hasil draft rencana strategi yang diujikan selanjutnya peneliti melakukan evaluasi. Evaluasi tujukan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan sehingga dapat segera melakukan revisi-revisi demi mendapatkan perbaikan draft renstra agar dapat ditetapkan menjadi rencana strategi yang layak dilaksanakan di sekolah yang bersangkutan.

90

4.3 Pembahasan

Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebuah rencana strategi peningkatan kualitas siswa di SDN 1 Gambasan.

Penelitian pengembangan yang dilakukan hanya sampai tahap revisi desain hasil validasi sedang langkah selanjutnya diserahkan pada pihak sekolah yang bersangkutan.

Hasil penelitian yang didapat meliputi:

a. Akar masalah

Akar masalah yang menjadi penyebab tidak meningkatnya jumlah calon peserta didik baru di SDN 1 Gambasan di kelompokkan dalam empat kategori yaitu:

1. Place/lingkungan

Asumsi masyarakat mengenai SDN 1 Gambasan masih tergolong pelosok keberadaannya dan berpedoman bahwa yang penting anak bisa sekolah tanpa harus memikirkan tentang sekolah berkualitas atau faforit.

2. Materials/sarpras

Terbatasnya sarana dan prasarana yaitu SDN 1 Gambasan tidak mempunyai fasilitas halaman sekolah dan terbatasnya fasilitas IT. 3. Polices/Kebijakan

Kebijakan desa tentang pembagian wilayah perdukuhan.

91 4. People/guru

Guru kurang menguasai IT

b. Pengembangan strategi generik diferensiasi dalam bentuk draft Renstra

Perencanaan merupakan rangkaian kegiatan untuk menetapkan hal-hal yang akan dikerjakan pada waktu yang akan datang didasarkan keadaan nyata di sekitar lingkungannya dan melalui ide-ide pemikiran yang matang untuk mewujudkan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan merupakan suatu fungsi manajemen yang dilaksanakan oleh manajer dalam hal ini kepala sekolah dan wajib melaksanakan perencanaan tersebut sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.

Dalam penyusunan rencana program, pihak sekolah bekerja sama dengan unsur masyarakat yang diwakili oleh komite sekolah, baik dalam menentukan arah dan tujuan, serta kebijakan yang akan ditempuh demi peningkatan pelayanan dan mutu pendidikan.

Dengan demikian keberadaan renstra sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan terutama dalam upaya pengembangan sekolah dan agar tujuan utama dalam peningkatan jumlah calon peserta didik baru dapat terwujud.

Hal ini sesuai dengan teori dari Jhon M. Bryson (2004) tentang tahapan rencana strategis dalam

92 menyusun rencana strategi, yaitu: (1). Memprakarsai dan menyepakati proses perencanaan, (2). Memperjelas makna organisasi, (3) menciptakan visi organisasi yang efektif bagi masa depan, (4) memperjelas misi dan nilai-nilai organisasi, (5) menilai-nilai lingkungan eksternal; peluang dan tantangan, (6) menilai lingkungan internal; kekuatan dan kelemahan, (7) mengidentifikasi isu strategis yang dihadapi organisasi, (8) merumuskan strategi untuk mengelola isu.

Jika dianalisis dengan teori dari Michael E. Porter (dalam penelitian Suyanto 2009) penelitian ini dimpulkan sebagai berikut:

1. Strategi Keunggulan Biaya

Dalam strategi keunggulan biaya upaya yang dilakukan pihak SDN 1 Gambasan yang berstatus negeri sepertinya tidak dapat diterapkan. Hal ini terbentur dengan kebijakan pemerintah terkait penyelenggaraan sekolah gratis. Maka untuk menawarkan harga setara atau sedikit lebih rendah dari pada harga pesaingnya, posisi biaya rendah dari sekolah yang unggul biaya ini akan terwujud dalam bentuk keuntungan yang lebih tinggi sesuai dengan teori (Porter 2007) tidak dapat diwujudkan.

2. Strategi Keunggulan Diferensiasi

Strategi keunggulan diferensiasi sebagai upaya SDN1 Gambasan untuk meningkatkan

93 jumlah calon peserta didik baru dapat dijadikan strategi alternative. Kenyataan itu dapat dibuktikan dengan disusunnya draft renstra sehingga kegiatan sekolah tampak sesuatu yang unik yang dapat membedakan sekolah tersebut dengan sekolah-sekolah lain yang menjadi pesaingnya. Sekolah lain yang dimaksud seperti: SDN 2 Gambasan, SDN Selopampang, MI Kacepit, SDN 1 Tembarak, SD IT Greges, dan MI Wanadadi. Sehingga konsep dasar strategi diferensiasi yaitu menuntut sekolah untuk memiliki keistimewaan-keistimewaan yang bisa membedakan dirinya dari para pesaing sesuai pendapat (Wijaya 2008) sehingga dapat diimplementasikan di SDN 1 Gambasan.

3. Strategi Keunggulan Fokus

Dalam strategi keunggulan fokus SDN 1 Gambasan tidak menjalankan karena untuk menarik minat masyarakat lembaga memilki target yang lebih luas tanpa ada batasan dari kelompok tertentu yang penting semua siswa yang bersekolah di lembaga ini diberikan pelayanan yang sama sesuai dengan kebutuhan.

Penelitian ini ditinjau dari penelitian terdahulu relevan dengan hasil penelitian dari Aep Saepudin dan Ai Marlina (2013), bahwa tujuan peningkatan kualitas layanan lembaga dalam layanan penggunaan produk

94 sekolah untuk memenuhi kebutuhan atau kepuasan pelanggan dan dapat menarik minat calon peserta didik terhadap lembaga. Penelitian lain yang relevan yaitu penelitian Simeon Ozuombab, Obinwa Christian (2014) tentang strategi fokus CISEN pada membawa bersama-sama para pemangku kepentingan di setiap komunitas lokal untuk menciptakan kesadaran, mengidentifikasi isu-isu yang berkaitan dengan pendidikan, mengembangkan program pendidikan yang sesuai yang akan membahas isu yang diangkat dan meningkatkan kualitas pendidikan di masyarakat setempat sehingga menumbuhkan minat komunitas local terhadap lembaga.

Dari kedua hasil penelitian ini mempunyai persamaan dengan penelitian ini yaitu untuk menarik minat calon pelanggan terhadap lembaga sedang perbedaannya dalam upaya mencapai hal tersebut Aep Saepudin dan Ai Marlina dengan cara meningkatkan kualitas layanan lembaga sedang Simeon Ozuombab & Obinwa Christian dengan menerapkan strategi fokus CISEN. Jika dianalisis dengan penelitian ini dengan penelitian Aep Saepudin dan Ai Marlina ada kesamaan persepsi dalam upaya menarik minat calon pelanggan terhadap lembaga yaitu dengan peningkatan layanan lembaga yang sudah implisit di dalam renstra yang disusun, sedang penelitian Simeon Ozuombab & Obinwa Christian dengan penelitian ini punya kesamaan yaitu menerapkan strategi generic dari teori Porter dengan kesamaan tidak menerapkan strategi biaya namun perbedaannya penelitian Simeon

95 Ozuombab & Obinwa Christian menerapkan strategi focus CISEN dan tidak menerapkan strategi diferensiasi sedang penelitian ini menerapkan strategi diferensiasi yang tertuang dalam renstra dan tidak menerapkan strategi focus. Penelitian ini juga relevan dengan penelitian Jubelia dan Nevi Olivia Noya yaitu sama-sama menerapkan teori Porter dengan menerapkan strategi diferensiasi namun terdapat perbedaan jika hasil penelitian Jubelia tidak menerapkan strategi generic focus dan strategi biaya, sedang hasil penelitian Nevi Olivia Noya menerapkan strategi selain diferensiasi juga menerapkan strategi biaya namun tidak menjalankan strategi focus. Jadi kesimpulan yang sama dengan hasil penelitian ini adalah hasil penelitian Jubelia.

Dokumen terkait