• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Kajian Teoritik

3. Reward dan Punishment

Menurut Fitri dkk (2013:163) Reward adalah suatu bentuk apresiasi kepada suatu prestasi tertentu yang diberikan, baik oleh perorangan atau pun suatu lembaga yang biasanya dalam bentuk material atau ucapan. Reward merupakan salah satu metode untuk memotivasi seseorang untuk melakukan kebaikan dan meningkatkan prestasinya. Menurut Syahril (2016:26), Reward adalah ganjaran, hadiah, penghargaan atau imbalan yang bertujuan agar seseorang menjadi giat lagi usahanya untuk meningkatkan lagi kinerja yang telah dicapai. Dari beberapa definisi di atas apat disimpulkan Reward merupakan suatu bentuk imbalan yang di berikan kepada seseorang agar memotivasi untuk meningkatkan prestasi kerjanya.

Menurut Widodo (2008:157), Pemberian Reward dapat mempengaruhi pembatasan dalam investasi job oleh manajemen karyawan. Investasi job yang dimaksud adalah inteligensi, pengalaman, tenaga, dan waktu yang dikeluarkan untuk pelaksanaan kerja yang benar. Penghargaan kerja (job Reward) yang diberikan dapat berupa uang, hubungan tanggung jawab dengan pekerjaan yang diinginkan, penghargaan, status, dan identitas sosial.

Menurut Jauch dan Glueck (dalam Widodo, 2008) Reward berupa kenaikan gaji maupun promosi karier sering kali menjadi dorongan motivasi bagi para eksekutif untuk berani mencapai prestasi melalui pekerjaanpekerjaan kreatif yang dapat memajukan perusahaan.

Yudhaningsih dkk (2016) melakukan penelitian bahwa sistem Reward memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Hal tersebut dapat diartikan, semakin baik sistem Reward yang diterapkan maka semakin baik pula kinerja kepala bagian, khususnya kepala bagian dana dan bagian kredit pada BPR. Sistem Reward dalam hal ini mencakup sistem pemberian gaji, insentif dan tunjangan.

Menurut Handoko (dalam Siahaan, 2013) mengemukakan beberapa fungsi Reward sebagai berikut :

1) Memperkuat motivasi untuk memacu diri agar mencapai prestasi.

2) Memberikan tanda bagi seseorang yang memiliki kemampuan lebih.

26

Menurut Winardi (dalam Siahaan, 2013), bentuk-bentuk Reward atau insentif dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Material berupa gaji atau upah, berupa kenaikan gaji atau upah, rencana-rencana bonus, rencana-rencana perangsang.

2) Imbalan diluar gaji, berupa istrahat kerja, dan bonus.

3) Penghargaan sosial, berupa Reward informal, pujian, senyum, umpan balik evaluatif, isyarat-isyarat nonverbal, tepukan dibahu, meminta saran, undangan minum kopi bersama atau makan bersama, penghargaan formal, dan plakat dinding.

4) Tugas itu sendiri, Seperti perasaan berprestasi, pekerjaan dengan tanggung jawab lebih besar rotasi kerja, dan sebagainya.

5) Diterapkan sendiri, berupa Reward terhadap diri sendiri, pujian untuk diri sendiri, ucapan selamat untuk diri sendiri. Bentuk Reward yang paling baik adalah membuat pegawai mengetahui kalau dirinya dihargai oleh perusahaan, bukan hanya oleh sekelompok kecil.

b) Punishment

Menurut Febriati dkk. (2014:3), Punishment merupakan ancaman hukuman yang bertujuan untuk memperbaiki karyawan pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku dan memberikan pelajaran lepada

pelanggar. Pada dasarnya tujuan memberikan punishment adalah supaya

pegawai yang melanggar meraa supaya jera dan tidak akan mengulangi lagi. Menurut Fitri dkk. (2014:164), Punishment adalah sebuah cara untuk mengerahkan sebuah tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang

berkalu secara umum. Punishment merupakan ganjaran yang dapat memeberikan efek jera kepada individu atau organisasi yang diberikan sanksi tersebut.

Menurut Tangkuman dkk, (2015:886), Punishment adalah tindakan menajikan konsekuensi yang tidak menyenangkan atau tidak diinginkan sebagai hasil dari dilakukannya perilaku tertentu. punishment merupakan ancaman hukuman yang bertujuan untuk memperbaiki karyawan pelanggar memelihara peraturan yang beraku dam membrikan pelajaran kepada pelanggar.

Menurut Siahaan (2013: 22) ada beberapa fungsi dan tujuan punishment adalah sebagai berikut :

1) Membatasi perilaku, Punishment menghalangi terjadinya pengulangan tingkah laku yang tidak diharapkan.

2) Bersifat mendidik.

3) Memperkuat motivasi untuk menghindarkan diri dari tingkah laku yang tidak diharapkan.

4) Mengatur tata tertib dalam masyarakat secara damai dan adil.

5) Mengabdi tujuan negara yang intinya mendatangkan kemakmuran dan

kebahagiaan rakyatnya

c) Reward dan Punishment dalam Perspektif Islam

Dalam bahasa Arab, punishment atau hukuman diistilahkan dengan iqab, jaza’dan uqubah. Iqab ini dilakukan sebagai usaha prefentif dan refresif yang tidak menyenangkan bagi orang yang berbuat kesalahan.

28

Iqab yang dimaksud bukan hanya hukuman fisik belaka, tetapi juga hukuman yang bersifat psikis yantg bertujuan untuk menghentikannya dari kesalahan dan kejahatan.

Dalam konsep manajeman sumber daya manusia reward dan

punishment merupakan

salah satu alat untuk peningkatan motivasi para karyawan. Selain motivasai, reward dan punishment juga bertujuan agar seseorang menjadi giat lagi dalam bekerja. Di dalam Islam kata reward dan punishment dapat disamakan dengan kata targhîb Adapun arti kata ﺏﻏﺭ adalah keinginan yang kuat. Istilah targhîb kerap diartikan dengan kalimat yang melahirkan keinginan kuat (bahkan sampai pada tingkat rindu), membawa seorang tergerak untuk menggerakan amalan (Munawir, 1997:373).

Menurut Usman Najati, reward diberikan dalam bentuk pemberian harapan akan kenikmatan yang akan diperoleh apabila suatu kebaikan yang ia lakukan (Najati, 2005:272). Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 82, Ali Imran ayat 148.

“Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.” (Q.S. Al-Baqarah: 82). “Maka Allah berikan ganjaran kepada mereka di dunia dan di akhirat dengan ganjaran yang baik. Dan Allah cinta kepada orang-orang yang berbuat baik (QS. Ali-Imran: 148).”

Dari ayat tersebut di atas dapat dipahami bahwa Allah memberikan janji kepada orang yang beriman dan beramal shaleh akan masuk ke dalam syurga dan akan kekal di dalamnya selama-lamanya. Ini merupakan gambaran dari targhib itu sendiri.

Secara istilah (terminologi), Abdurrahman An-Nahlawi menjelaskan, pengertian targhib sebagai suatu janji yang disertai bujukan dan rayuan untuk menunda kemaslahatan kelezatan dan kenikmatan namun penundaan itu bersifat pasti baik dan murni serta dilakukan melalui amal saleh, atau dari kelezatan yang membahayakan (pekerjaan buruk) (An-Nahlawi, 1995:57). Dalam Islam kalimat targhîb kerap ditemui baik dalam teks-teks al-Qur'an maupun hadis berupa janji-janji, reward, kabar baik yang memberi efek pada motivasi dan harapan untuk melaksanakan apa yang dijanjikan.

Kata Tarhîb merupakan bentuk dari kata ﺐﻫ ﺮ.” Adapun artinya adalah ketakutan yang kuat. Maka istilah tarhîb kerap diartikan dengan kalimat yang melahirkan ketakutan yang kuat. Bisa dikatakan tarhîb adalah kebalikan dari targhîb (Munawir, 1997:373).

Melihat pengertian targhib dan tarhib, maka targhib dan tarhib dapat dikaitkan dengan manajemen sumber daya manusia sebagai sebuah metode yang dilakukan oleh manajer atau pimpinan dalam rangka memberikan motivasi untuk melakukan suatu pekerjaan dengan sungguh-sungguh sehingga dapat menumbuhkan kinerja yang baik dan meningkat. Inti dari metode targhib dan tarhib yaitu memotivasi diri untuk

melakukan kebaikan. Hal ini sejalan dengan sistem reward dan

punishment itu sendiri,yaitu yang tujuan utamanya untuk memotivasi karyawan baik motivasi itu tumbuh karena faktor-faktor ekstrinsik atau pengaruh-pengaruh dari luar, maupun faktor instrinsik atau faktor-faktor

30

dari dalam diri sendiri untuk melakukan suatu yang terbaik bagi perusahaan dengan cara meningkatkan kinerja karyawan.

31

Dokumen terkait