• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.12 Rincian Biaya Penelitian

Pengadaan alat tulis dan fotokopi Rp. 2000.000

Pengurusan izin penelitian Rp. 500.000

Pengelolaan hasil statistik Rp. 1.500.000

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian ini diikuti oleh 63 orang subjek penelitian yaitu subjek yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Karakteristik subjek penelitian disajikan pada tabel 4.1. Sebanyak 43 orang (68,3%) adalah laki-laki dengan rata-rata usia subjek penelitian yaitu 54,48 tahun. Mayoritas pasien sebanyak 48 orang (76,2%) memiliki riwayat hipertensi, 13 orang (20,6%) memiliki riwayat diabetes mellitus, hanya 10 orang (15,9%) yang memiliki riwayat dislipidemia, dan sebanyak 34 orang (54,0%) memiliki riwayat merokok.

Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan median kadar leukosit sebesar 8.590 sel/mm3, rata-rata kadar trombosit pasien sebesar 269.349 sel/mm3, median kadar gula darah sewaktu pasien masih dalam batas normal (109 gr/dl). Pada pemeriksaan profil lipid subjek penelitian ditemukan median total kolesterol 198 mg/dl, kadar trigliserida 120 mg/dl, LDL 110 mg/dl, dan HDL 45 mg/dl.

Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan ketebalan intima media pada arteri karotis interna, dengan median 0,6mm, ditemukan bahwa sebanyak 35 orang pasien (56,6%) memiliki ketebalan intima media <0,75 mm dan sebanyak 28 orang pasien (44,4%) dijumpai memiliki ketebalan intima media ≥0,75 mm.

Pada pemeriksaan angiografi ditemukan bahwa sebanyak 12 orang pasien (19,0%) menderita single vessel disease, 29 orang pasien (46,0%) dengan multi vessel disease, dan sebanyak 22 orang pasien (34,9%) tidak ditemukan penyempitan pada pembuluh darah koroner. Hasil skoring dengan menggunakan Gensini score didapatkan median skor gensini yaitu 16. Dijumpai sebanyak 32 pasien (50,8%) memiliki skor gensini <20 (low score) sedangkan sebanyak 31 pasien (49,2%) memiliki skor gensini ≥ 20 (high score).

Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Karakteristik N=63

Jenis Kelamin, n(%)

Laki-laki 43 (68,3%)

Perempuan 20 (31,7%)

Usia (tahun), Mean±SD 54,48±7,569

Komorbid dan Faktor Risiko, Ya, n (%)

Riwayat Hipertensi 48 (76,2%)

Riwayat Diabetes Melitus 13 (20,6%)

Riwayat Dislipidemia 36 (57,1%)

Riwayat Merokok 45 (71,4%)

Indeks Massa Tubuh, Median (Min-Maks) 25,240 (19,2-34,08) CAD, n%

Single 12 (19,0%)

Multiple 29 (46,0%)

No CAD 22 (34,9%)

Hasil Laboratorium

Leukosit (sel/mm3), Median (Min-Maks) 8.590 (5.800-19.800) Trombosit (sel/mm3), Mean±SD 269.349±67.469

GDS, Median (Min-Maks) 109 (71-569)

Kolesterol Total, Median (Min-Maks) 198 (95-304) Trigliserida, Median (Min-Maks) 120 (48-356)

HDL, Median (Min-Maks) 45 (19-60)

LDL, Median (Min-Maks) 110 (50-276)

CIMT, Median (Min-Maks) 0,6 (0,30-1,00)

Gensini Score, Median (Min-Maks) 16,0 (0,00-124,00) Tebal Intima-Media Karotis Interna , n(%)

<0,75 35 (56,6%)

≥0,75 28 (44,4%)

Gensini Score, n(%)

< 20 32 (50,8%)

Tabel 4.2. Hubungan Karakteristik Subjek Penelitian terhadap ICA-IMT Karakteristik ICA-IMT P <0,75 (n=35) ≥0,75 (n=28) Jenis Kelamin 0,116 Laki-laki 21 (60,0%) 22 (78,6%) Perempuan 14 (40,0%) 6 (21,4%)

Usia (tahun), Mean±SD 54.45±7,805 54,52±7,310 0,971 Komorbid dan Faktor Risiko,

Ya

Riwayat Hipertensi 31 (88,6%) 17 (60,7%) 0,010

Riwayat Diabetes Melitus 7 (20,0%) 6 (21,4%) 0,889 Riwayat Dislipidemia 13 (37,1%) 23 (82,1%) <0,001

Riwayat Merokok 25 (62,5%) 20 (87,0%) 0,039

Indeks Massa Tubuh 25,31

(19,20-34,04) 25,24 (22,77-33,33) 0,792 Vessels CAD, n% Single 12 (34,0%) 5 (17,9%) <0,001 Multiple 6 (17,1%) 23 (82,1%) No CAD 17 (48,6%) 0 (0,0%) Hasil Laboratorium Leukosit (sel/mm3) 8.825 (5.820-19.800) 8.520 (5800-14.020) 0,281 Trombosit (sel/mm3) 280.000±73.433 250.826±52.004 0,099 GDS (g/dl) 107 (72-325) 110 (71-569) 0,568 Kolesterol Total (mg/dl) 253 (95-276) 173 (118-304) 0,024 Trigliserida (mg/dl) 121,5 (48-315) 117 (62-356) 0,870 HDL (mg/dl) 46 (23-58) 41 (19-60) 0,028 LDL (mg/dl) 110 (50-149) 106 (83-276) 0,449

4.2. Hubungan karakteristik subjek penelitian terhadap ketebalan intima media arteri karotis interna.

Pada tabel 4.2 disajikan hasil analisis bivariat untuk mengetahui hubungan karakteristik subjek penelitian dengan ketebalan intima-media pada karotis interna. Berdasarkan hasil uji analisis didapatkan bahwa jenis kelamin, usia, riwayat diabetes mellitus, indeks massa tubuh, leukosit, trombosit, kadar gula darah sewaktu, trigliserida, dan LDL tidak berhubungan signifikan secara statistik terhadap ketebalan intima media arteri karotis interna dengan nilai p >0,05. Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik p <0,05 antara riwayat hipertensi, dyslipidemia, merokok, jumlah lesi arteri koroner, kadar kolesterol total, dan HDL terhadap ketebalan intima media arteri karotis interna dengan nilai p masing-masing 0,010; <0,001; 0,039; <0,001; 0,024; dan 0,028.

4.3. Hubungan Karakteristik Subjek Penelitian Terhadap Skor Gensini.

Pada tabel 4.3 disajikan hasil analisis bivariat untuk mengetahui hubungan karakteristik subjek penelitian dengan skor Gensini. Berdasarkan hasil uji analisis didapatkan bahwa jenis kelamin, usia, riwayat hipertensi, riwayat diabetes mellitus, indeks massa tubuh, leukosit, kadar gula darah sewaktu, trigliserida, HDL, dan LDL tidak berhubungan signifikan secara statistik terhadap ketebalan intima media arteri karotis interna dengan nilai p >0,05. Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik p <0,05 antara riwayat dislipidemia, merokok, jumlah oklusi arteri koroner, trombosit, dan kadar kolesterol total, terhadap skor Gensini dengan nilai p masing-masing 0,007; 0,001; <0,001; 0,016; dan 0,010.

Tabel. 4.3. Hubungan Karakteristik Subjek Penelitian Terhadap Skor Gensini

Karakteristik Gensini Skor P

<20 (n=32) ≥20 (n=31) Jenis Kelamin

0,124

Laki-laki 19 (59,4%) 24 (77,4%)

Perempuan 13 (40,6%) 7 (22,6%)

Usia (tahun), Mean±SD 53,31±7,998 55,68±7,026 0,218 Komorbid dan Faktor Risiko,

Ya

Riwayat Hipertensi 27 (84,4%) 21 (67,7%) 0,121

Riwayat Diabetes Melitus 6 (18,8%) 7 (22,6%) 0,707 Riwayat Dislipidemia 13 (40,6%) 23 (74,2%) 0,007

Riwayat Merokok 17 (53,1%) 28 (90,3%) 0,001

Indeks Massa Tubuh 25,39

(19,20-34,08) 25,35 (22,58-33,33) 0,531 Vessels CAD, n% Single 10 (31,3%) 2 (6,5%) <0,001 Multiple 0 (0,0%) 29 (93,5%) No CAD 22 (68,8%) 0 (0,0%) Hasil Laboratorium Leukosit (sel/mm3) 8.825 (5.820-19.800) 8.520 (5.800-14.020) 0,280 Trombosit (sel/mm3) 289.250±75.494 248.806±51.573 0,016 GDS (g/dl) 103,5 (72-325) 112 (71-569) 0,151 Kolesterol Total (mg/dl) 276 (95-276) 173 (118-304) 0,010 Trigliserida (mg/dl) 126 (48-225) 117 (62-356) 0,891 HDL (mg/dl) 45,46±8,864 40,61±11,359 0,063 LDL (mg/dl) 110 (50-149) 106 (69-276) 0,842

4.4 Perbedaan Rerata Ketebalan Intima-Media ICA dan Skor Gensini Terhadap Lesi Pembuluh Darah Koroner.

Pada tabel 4.4 disajikan hasil analisis bivariat untuk mengetahui perbedaan rerata ketebalan intima-media pada arteri karotis interna terhadap lesi pembuluh darah koroner. Berdasarkan hasil uji analisis didapatkan terdapat perbedaan rerata yang signifikan secara statistik antara ketebalan intima media arteri karotis terhadap lesi koroner yaitu, ketebalan media intima arteri karotis pada gambaran lesi tunggal arteri koroner sebesar 0,475±0,105 mm dan pada lesi koroner multipel sebesar 0,837±0,111 mm dengan nilai p<0,05 (p=<0,001).

Hasil perhitungan skor gensini didapatkan bahwa gensini score pada lesi tunggal arteri koroner sebesar 17,166±7,837 sedangkan gensini score pada lesi multipel arteri koroner sebesar 79,689±24,548. Terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara skor gensini dengan lesi arteri koroner yang signifikan secara statistik dengan p<0,05 (p=<0,001).

Tabel 4.4 Perbedaan Rerata Tebal Intima-Media ICA dan Skor Gensini Terhadap Pembuluh Darah Koroner

Lesi Koroner P Single Multiple ICA 0,475±0,105 0,837±0,111 <0,001 Gensini Score 17,166±7,837 79,689±24,548 <0,001 Uji Mann-Whitney

4.5 Hubungan Skor Gensini Terhadap Ketebalan Intima-Media Arteri Karotis Interna.

Pada tabel 4.5 disajikan hasil analisis dengan uji Chi-square bahwa sebanyak 32 orang pasien (80,0%) dengan ketebalan intima media karotis interna sebsar <0,75 mm memiliki skor gensini <20 dan tidak ditemukan pasien yang memiliki ketebalan intima media karotis interna ≥ 0,75mm dengan skor gensisni <20.

Sedangkan sebanyak 23 pasien (100,0%) dengan ketebalan intima ≥ 0,75mm memiliki skor gensini ≥ 20 dan hanya ditemukan 8 orang pasien yang memiliki skor gensini ≥ 20 dengan ketebalan intima media karotis interna <0,75 mm. Berdasarkan hasil analisis statistic terdapat hubungan yang signifikan secara statistic antara ketebalan intima media dengan skor gensini dengan nilai p<0,05 (p=<0,001).

Tabel 4.5 Hubungan Tebal Intima-Media ICA dan Skor Gensini

ICA P < 0,75 ≥ 0,75 Gensini Score <0,001 < 20 27 (77,1%) 5 (17,9%) ≥ 20 8 (22,9%) 23 (82,1%) Total 35 (100,0%) 28 (100,0%)

Uji Chi Square (X2)

Tabel 4.6 Analisis Diagnostik Nilai CIMT Terhadap Skor Gensini ≥20

Area Under Curve Cut off p IK 95%

AUC: 96,2% (Sangat Kuat)

0,55 mm Sensitivitas : 93,5%

BAB V PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang menganalisis hubungan ketebalan intima-media arteri karotis interna terhadap derajat keparahan penyakit jantung koroner yang diukur dengan skor Gensini. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan dari ketebalan intima-media arteri karotis interna antara pasien single vessel dengan multi vessel rumah sakit umum pusat haji adam malik medan.

5.1 Pengumpulan Data Subjek

Subjek penelitian ini dikumpulkan secara konsekutif yaitu pasien dengan diagnosa angina pektoris stabil yang akan dilakukan angiografi koroner yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, pasien tersebut akan dilakukan anamnesa faktor resiko seperti riwayat merokok, riwayat hipertensi, riwayat diabetes mellitus dan riwayat dislipidemia. Pasien juga dilakukan pengukuran tinggi dan berat badan, pemeriksaan laboratorium terhadap darah rutin dan profil lipid, EKG dan kemudian dilakukan pemeriksaan USG doppler arteri karotis interna untuk mengukur ketebalan intima-media arteri karotis interna pasien sebelum dilakukan prosedur angiografi koroner.

Kendala yang dijumpai selama penelitian adalah sulitnya visualisasi arteri karotis interna pada beberapa pasien dan juga batalnya prosedur angiografi dilakukan karena pasien yang membatalkan maupun kondisi pasien yang tidak memungkinkan untuk menjalankan prosedur angiografi.

5.2 Karakteristik Subjek dan Hasil Pengamatan

Pada penelitian ini tebal intima-media arteri karotis memiliki hubungan yang signifikan dengan keparahan derajat penyakit jantung koroner. Telah diketahui juga bahwa pasien yang menderita hipertensi memiliki nilai ketebalan intima-media karotis yang lebih tinggi dibanding pasien tanpa hipertensi (Armentano dkk, 1998), Pada penelitian dijumpai hasil yang serupa dimana pada

pasien dengan riwayat hipertensi dijumpai nilai tebal intima-media arteri karotis yang lebih tebal dibanding dengan yang tidak memiliki riwayat hipertensi.

Bhattacharrya, dkk pada studinya tentang hubungan faktor resiko seperti diabetes mellitus terhadap derajat keparahan penyakit jantung koroner menunjukkan adanya hubungan antara penyakit diabetes mellitus terhadap keparahan penyakit jantung koroner yang diukur melalui SYNTAX score (Bhattacharrya dkk, 2016). Penyakit diabetes mellitus juga berhubungan dengan peningkatan nilai ketebalan intima-media arteri karotis diatas ambang normal seperti studi yang dilakukan Girija, dkk di india pada tahun 2013 mereka menemukan bahwa pasien dengan diabetes mellitus memiliki rerata nilai ketebalan intima-media arteri karotis adalah 1,01 mm (±0,28) dibanding pada grup tanpa diabetes mellitus dimana ketebalan intima-media arteri karotis adalah 0,73mm (± 0,08) (Girija dkk, 2013). Namun Pada penelitian ini tidak dijumpai adanya hubungan penyakit diabetes mellitus terhadap derajat keparahan penyakit jantung koroner maupun ketebalan intima-media arteri karotis.

Usia merupakan salah satu faktor resiko terhadap penyakit aterosklerosis, dimana pada studi yang dilakukan Polak, dkk yang melibatkan 2.965 subyek yang sehat dengan rerata usia 58±10 tahun , dijumpai ketebalan intima-media arteri karotis interna meningkat secara bermakna baik pada grup perempuan maupun laki-laki dibandingkan dengan grup dengan usia yang lebih muda (Polak dkk, 2011). Pada studi ini tidak ditemui hasil yang serupa walaupun rerata usia subyek pada penelitian ini mirip yaitu dengan rerata usia 54,48±7,5 tahun, kemungkinan hasil yang berbeda ini adalah karena jumlah subyek yang relatif lebih sedikit dibanding studi yang dilakukan sebelumnya.

Index massa tubuh memiliki korelasi terhadap peningkatan nilai tebal intima-media karotis pada populasi yang sehat, hal ini ditunjukkan dari studi yang dilakukan Adesola dkk dimana pada 300 orang populasi keturunan afrika yang sehat dan tanpa faktor resiko hipertensi, diabetes mellitus, dislipidemia maupun gangguan ginjal dengan rentang usia 18-70 tahun dijumpai adanya hubungan antara peningkatan indeks massa tubuh dengan peningkatan tebal intima-media arteri karotis dimana pada populasi usia 50-59 tahun didapati nilai ambang atas

tebal arteri karotis komunis sebesar 0,70 mm (Adesola dkk, 2018). Hasil studi tersebut berbeda dengan studi yang dilakukan peneliti di RSU Haji Adam Malik Medan dimana pada penelitian ini tidak dijumpai hasil yang serupa hal ini dikarenakan populasi sampel yang disertakan pada penelitian ini adalah pasien-pasien yang kebanyakan adalah pasien-pasien yang memiliki berbagai macam faktor kardiovaskular lain seperti hipertensi, diabetes mellitus dan dislipidemia dan juga populasi pada studi ini sebagian besar merupakan pasien berusia 50 tahun keatas.

Kebiasan merokok dapat mempercepat proses aterosklerosis pembuluh darah arteri, zat oksidan yang ada di rokok menyebabkan disfungsi endotel, teori ini dan hasil studi sebelumnya yang dilakukan oleh Bin dkk mengenai riwayat merokok dan peningkatan nilai tebal intima media arteri karotis telah membuktikan bahwa merokok menyebabkan percepatan aterosklerosis (Bin, 2018).

Dari hasil laboratorium ditemukan nilai-nilai laboratorium yang memiliki hubungan yang bermakna dengan peningkatan tebal intima media arteri karotis, seperti nilai kolesterol total dengan p = 0,024 dan nilai HDL dengan p=0,028, temuan ini serupa dengan studi yang dilakukan oleh Oliver dkk dimana nilai profil kolesterol yang tinggi dan nilai HDL yang rendah memiliki dampak terhadap penebalan intima-media arteri karotis (Oliver dkk, 2010).

Pada studi mengenai skor tebal intima-media arteri karotis dan femoral untuk memprediksi luasnya lesi arteri koroner yang dilakukan oleh John dkk, dijumpai bahwa nilai intima-media arteri karotis memiliki korelasi yang kuat (p<0,001) dalam memprediksi nilai Gensini (John dkk, 2005). Temuan ini serupa dengan temuan studi ini, dimana dalam studi ini dijumpa korelasi yang signifikan pada subyek dengan tebal intima-media >0,75 mm terhadap nilai skor Gensini yang tinggi yang dalam hal ini merupakan grup subyek dengan penyakit jantung koroner yang multi vessel.

Studi lain yang menggunakan modalitas nilai tebal intima-media arteri karotis untuk memprediksi secara non-invasive suatu luas lesi arteri koroner menggunakan metode skoring yang berbeda juga telah dilakukan yaitu dengan metode skor SYNTAX, dimana Muhammad dkk mendapati bahwa nilai tebal

intima-media arteri karotis >0,71mm memiliki hubungan yang kuat terhadap skor SYNTAX yang tinggi yang artinya nilai tebal-intima media arteri karotis yang semakin tinggi (pada penelitian tersebut >0,71mm) menunjukkan semakin parah lesi arteri koroner pada pasien (Muhammad dkk, 2017).

Pada penelitian sebelumnya nilai diagnostik dari modalitas tebal intima-media arteri karotis interna telah diuji berdasarkan 27 studi kohort diagnostik untuk memprediksi suatu derajat keparahan lesi penyakit jantung koroner dimana nilai sensitivitas, spesifisitas dan odds ratio secara berturut sebagai berikut; 79%; 74,4% dan 7,9 nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan nilai diagnostik pengukuran tebal intima-media arteri karotis komunis yang mana sensitivitas, spesifisitas dan odds ratio secara berturutan adalah 68%, 61,5% dan 3,2. Pada studi tersebut juga dijumpai bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai tebal intima-media karotis dan juga temuan plak karotis dalam mendiagnosis suatu penyakit arteri koroner pada pasien, tebal dinding karotis tidak sepenuhnya dipengaruhi proses aterosklerosis karena ada beberapa yang mempengaruhi tebal dinding arteri seperti tekanan darah dan usia (Darabian dkk, 2014).

Penilaian derajat keparahan menggunakan skoring Gensini merupakan metode penilaian yang cukup umum digunakan dan beberapa faktor seperti hipertensi, riwayat merokok, dislipidemia berpengaruh terhadap tingginya skor Gensini (Zhang dkk, 2014). Pada penelitian ini dijumpai hasil serupa dimana dijumpai riwayat dilipidemia dan riwayat merokok berpengaruh terhadap skor Gensini (p = 0,001 & p = 0,007). Nilai trombosit pada penelitian ini juga berhubungan terhadap tingginya nilai Gensini dimana p = 0,016, nilai ini juga dijumpai pada penelitian yang dilakukan Turk dkk dimana pada penelitian yang mencari hubungan antara keparahan lesi penyakit jantung koroner dengan nilai platelet dijumpai hasil yang signifikan (p=0,0,37) (Turk dkk, 2013).

BAB VI KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

1. Tebal intima-media arteri karotis interna dapat digunakan sebagai penanda derajat keparahan penyakit jantung koroner yang diukur dengan skor Gensini.

2. Nilai cut-off tebal intima-media arteri karotis interna 0,55 mm merupakan penanda keparahan penyakit jantung koroner pada pasien angina pektoris stabil

3. Tebal intima-media arteri karotis interna pasien angina pektoris stabil dipengaruhi oleh faktor resiko seperti merokok, dislipidemia dan hipertensi (p= 0,039; p<0,001; p=0,005).

4. Skor Gensini pada pasien dengan angina pektoris stabil dipengaruhi oleh riwayat merokok, dislipidemia dan nilai trombosit (p=0,01; p= 0,07; p= 0,016).

6.2 Saran

pada penelitian ini jumlah sampel yang disertakan dalam penelitian relatif sedikit, maka dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar untuk mendapatkan hasil yang lebih representatif.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh praktisi sebagai salah satu modalitas diagsnotik non invasif terhadap derajat keparahan penyakit jantung koroner.

DAFTAR PUSTAKA

Adams MR, Nakagomi A, Keech A, et al. 1995. Carotid media-intima thickness in only weakly correlated with the extent and severity of coronary artery disease. Circulation 1995;92:2127-34

Adesola AS, Kolawole TB, Olaleka IO, et al. 2018. Variation of Carotid Intima Media Thickness With Body Mass Index in Healthy Adults of Black African Descent. J Ultrasound Med. 2018 ;00:00–0.

Armentano RL, Graf S, Barra JG, et al. 1998. Carotid wall viscosity increase is related to intima-media thickening in hypertensive patients. PubMed Hypertension. 1998. 31(1 Pt 2):534-9

Bauer M, Caviezel S, Teynor A, et al. 2012. Carotid intima-media thickness as a biomarker of subclinical atheroschlerosis. Swiss Med Wkly 2012;143: w13705

Bin L, Jingxian N, Min S, et al. 2018. Carotid Intima-media Thickness and its Association with Conventional Risk Factors in Low-income Adults: A Population-based Cross-Sectional Study in China. Sci. Rep. 2017, 41500; doi: 10.1038/srep41500

Bhattacharyya P.J., Vijapur S., Bhattacharyya A.K. 2016. A study of cardiovascular risk factors correlation with the angiographic severity of coronary artery disease using Syntax score. IOSR-JDMS, 15:21-28.

Creager Mark. Diabetes and Vaskular Disease : Phatophysiology, Clinical Consequences, and Medical Therapy: Part I. Circulation; 2003.

Cullen P, Rauterberg, Lorkowski. The Pathogenesis of Atherosclerosis. Jerman: Springer; 2005.

Cuspidi C, Ambrosini E, Mancia G, et al. 2002. Role of echocardiography and carotid ultrasonography in stratifying risk in patients with essential hypertension : the assesment of prognostic risk observational survey. J hypertens 2002;20:1307-14

Darabian S, Hormuz M, Latif M, et al. 2013. The role of carotid intimal thickness testing and risk prediction in the development of coronart atherosclerosis. Springer 2013;15:306.

Girija BM, Siva KK, Syed N, et al. 2013. Carotid Intima Media Thickness in Type 2 Diabetes Mellitus With Ischemic Stroke. Indian J Endocrinol Metab. 2013 Jul-Aug; 17(4): 716–722.

Greenland P, Abrams J, Aurigemma GP, et al. 2000. Prevention confrence V: Beyond secondary prevention: identifying the high risk patient for primary prevention : noninvasive test of atherosclerotic burden: writing group III. Circulation 2000;101: E16-E22.

Guyton, A.C., Hall, J.E. 2006. Unit IV The Circulation. Chapter 14 Overview of the Circulation; Medical Physics of Pressure. In: Text Book of Medical Physiology Eleventh Edition. Pennysylvania: Elsevier Saunders. P161-3 Hill J, Timmis A. 2002. Exercise tolerance testing. BMJ 2002;324:1084-7.

Inaba Y, Chen J, Bergmann S. 2012. Carotid plaque, compared with carotid intima-media thickness, more accureately predicts coronary artery disease events: A metaanalysis. Atherosclerosis. 2012: 128-133

John PL, Christos P, Theodore GP, et al. 2005. Intima–media thickness score from carotid and femoral arteries predicts the extent of coronary artery disease. The International Journal of Cardiovascular Imaging. 2005. 21: 495–501

Kablak A, Tracz W, Przewlocki T, et al. 2004. Association of increased carotid intima media thickness with the extent of coronary artery disease. Heart 2004;90:1286-1290.

Ken YL, Edelman ER, Strichartz G, Lilly LS. Pathophysiology of Heart Disease. 5th ed. Philadephia : Lippincott William & Wilkins; 2011.

Kumar, Abbas, Fausto. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 7th ed. Philadelphia: Elsevier; 2005. p. 571 – 587

Lentz Steven. Arteriosclerosis, Thrombosis and Vascular Biology. Accessed April 26, 2015. Available from : www.atvb.ahajournals.org

Levick JR,. An Introduction to Cardiovascular Physiology. 5th ed. London: Hodder Arnold; 2010. p. 147 - 165

Licento S, Galiuto T, Marangelli V, et al. 1994. Clinical use of stress echocardiography: factor affecting diagnostic accuracy. Eur Heart J 1994;15:672-80.

Mahabadi AA, et all. Nature Clinical Practice Cardiovascular Medicine. Accessed April 26, 2015. Available from : www.nature.com Wikipedia. Intravascular Ultrasound. 2009. Di akses 6 oktober, 2018.

Mcgill Jr HC, Mcmahan CA, Herderick EE, et al. 2002. Obesity accelerates progression of coronary atheroscleosis in young men. Circulation 2002;105(23): 2712-2718

Muhammad H, Hariadi H, Muhamad TI, etr al. 2017. Correlation Between Carotid Intima-Media Thickness and Coronary Artery Disease Severity in Stabel Artery Disease Patients. Acta Cardiologica Indonesiana. 2017. Vol 3 no 2: 81-88

Murari PB. 2018. Carotid intima thickness and coronary artery disease. Nepalese Heart Journal;15(1):9-15

O’leary DH, Polak JF, Kromnal RA, et al. 1999. Carotid artery intima and media thickness as a risk factor for myocardial infarction and stroke in older adults. Cardiovascular Health Study Collaborative Research Group. N Engl J Med 1999;340: 14-22

Oliver W, Tobias P, Kyrill SR. 2010. The Relationships of Markers of Cholesterol Homeostasis with Carotid Intima-Media Thickness. PlosOne. 2010. Vol: 5

Polak JF, Pencina MJ, Pencina KM, et al. 2011. Carotid-wall intima–media thickness and cardiovascular events. N Engl J Med. 2011;365:213–21 Runge Marschall, Greganti M. Netter’s Internal Medicine. 2nd ed. Philadelphia:

Elsevier; 2009. p. 186 – 192

Simon A, Gariepy J, Chironi G, et al. 2002. Intima-Media Thickness : a new tool for diagnosis and treatment of cardiovascular risk. Journal of Hypertension. 20(2): 159-169

Tortora, G.J., Derrickson, B. 2007. Chapter 21 The Cardiovascular System: Blood Vessels and Hemodynamics. In: Principles of Anatomy and Physiology Eleventh Edition. USA: John Wiley & Sons, Inc. P 737-40; 750-4;758-76; 791-3.

Touboul PM, Hennrici MG, Meairs S, et al. 2012. Mannheim Carotid Intima-Media Thickness and Plaque Consensus. Cardiovasc Dis.2012;34: 290-296. Turk U, Tengiz I, Ospelit E, et al. 2013. The relationship between platelet

indices and clinical features of coronary artery disease. Kardiol Pol. 2013;71(11):1129-34. doi: 10.5603/KP.2013.0293.

Victor J. Dzau. Ruediger C. Braun Dullaeus. Daniel G.Sedding. Vascular Proliferation and Atherosclerosis: New Perspectives and Therapeutic Strategies. 2002. diakses Oktober 7, 2018. Available from :

www.medscape.com

Zhang-Wei C, Ying-Hua C, Ju-Ying Q, et al. Validation of a Novel Clinical Prediction Score for Severe Coronary Artery Diseases before Elective Coronary Angiography. Plos One. 2014. Vol 9.

Diagnosis lengkap

TB / BB cm / kg IMT :

TD : mmHg HR : x/menit

Faktor risiko HT / DMT2 / dislipidemia / merokok /riwayat keluarga

Hasil Laboratorium (tgl/bln/tahun) Tanggal : ………..

Hb / Ht / Leukosit / Plt

Ur / Cr / CrCl KGDN / 2jPP / HbA1c

Trop I / Trop T / CKMB Kol.total / trigliserida

GDS HDL / LDL

EKG (tgl/bln/thn) Tanggal :

Irama SR / AF / AV blok 1st degree / AV blok 2nd degree / TAVB

QRS duration

QRS morfologi normal / fragmented ; Lokasi :

Q patologis Ya / tidak ; Lokasi :

QT interval

Gel.T Normal / Inversi / Bifasik ; Lokasi :

Angiografi koroner (tgl/bln/tahun) Tanggal : Hasil & Skor Gensini

Kolateral Rentrop 0 / 1 / 2 / 3 Donor kolateral RCA / LM / LAD / LCX

Lokasi obstruksi proximal / middle / distal /

percabangan

Resipien kolateral RCA / LM / LAD / LCX

TIMI flow 0 / 1 / 2 / 3

PCI Ya / Tidak, karena ………. Komplit / Inkomplit

b. NIM : 147041045

c. Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 05 Juni 1987 d. Jenis kelamin : Laki-Laki

e. Bangsa : Indonesia

f. Agama : Islam

g. Status Perkawinan : Menikah

h. Tempat Tinggal : Jln. Karya Kasih Komplek Bukit Johor Mas Blok G3 Medan

i. Email/No.HP : omaregarmong@gmail.com/ 082168466387

II. PENDIDIKAN

a. SD Swasta Kemala Bhayangkari I Medan (1993-1998) b. SD Swasta Panglima Polem Rantauprapat (1998-1999) c. SMP Negeri 2 Rantauprapat (1999-2002)

d. SMA Negeri 3 Plus Rantauprapat (2002-2005)

e. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan (2006-2012)

f. Pendidikan PPDS Kardiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara : Januari 2015 – hingga saat ini.

III. KARYA ILMIAH Pengarang (Author)

 The Association Between High Blood Glucose Level at Admission With Length of Stay in Non-ST Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI) Patients at Haji Adam Malik General Hospital Medan (26th ASMIHA, 2017)

 Acute Pulmonary Embolism Mimicking an Acute Myocardial Infarction: A Case

Dokumen terkait