Pengertian kurikulum adalah merupakan sebuah dokumen
perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa dan strategi dan yang dapat dikembangkan , evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta mengimplementasikan dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata.
Kurilum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup dimasyarakat. Sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan, paling tidak kurikulum memiliki tiga peran yaitu:
1. Peran Konservatif, Melestarikan berbagai nilai budaya sebagai warisan masa lalu.
2. Peran Kreatif, Kurikulum harus memiliki hal-hal yang baru, sebab bila kurikulum tidak memiliki unsur-unsur baru maka pendidikan selamanya akan tertinggal dan apa yang diberikan kesekolah pada akhirnya akan kurang bermakna, karena tidak relevan lagi dengan kebutuhan dan tuntutan sosial masyarakat.
3. Peran Kritis dan Evaluatif, Menyeleksi dan mengevaluasi segalah sesuatu yang dianggap bermangaat untuk kehidupan peserta didik.
Kurikulum dan pengajaran merupakan rencana tertilis yang berupa ide-ide yang dirumuskan oleh pengembang kurikulum dan sistem pengajaran yang terbentuk oleh tiga subsistem adalah :
a. Perancanaan pengajaran, proses yang dilakukan untuk mendesain kegiatan pengajaran sebagai upaya pencapaian tujuan
c. Evaluasi, mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa.
Kurikulum ideal kurikulum yang diharapkan dan dapat dilaksanakan dan berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan ngajar mengajar. Kurikulum ideal ini akan dapat terlaksana sepenuhnya apabila :
a. Kelengkapan sarana dan prasarana yang tersedia disekolah. b. Ditentukan oleh kemampuan guru.
c. Kebijakan setiap sekolah yang bersangkutan.
Kurikulum Aktual merupakan kurikulum nyata yag dapat dilaksanakan oleh guru sesuai dengan kondisi yang ada.
Pada dasarnya terdapat landasan pengembangan kurikum seperti: 1. landasan flosofs dalam pengembangan kurikulum terdapat 4 fungsi flsafat dalan proses pengembangan kurikulum : a. Filsafat dapat menentukan arah dan tujuan pendidikan, b. Filsafat dapat menentukan isi atau materi pelajaran yang harus kita berikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, c. Filsafat dapat menentukan strategi atau cara penyampain tujuan, d. Melalui flsafat dapat ditentukan bagaimana menentukan tolak ukur keberhasila proses pendidikan.
2. Landasan psikologis dalam pengembangan kurikulum seperti pengembangan psikologi anak, yang menurut Piaget, perkembangan intelektual setiap individu berlangsung dalam tahapan-tahapan tertentu. Tahapa-tahapan perkembangan intelektual itu yaitu :
a. Sensorimotor (0-2 tahun), kemampuan intelektual anak masih terbatas, masih didasarkan pada prilaku yang terbuka.
b. Praoperasioanal (2-7 tahun), ditandai dengan beberapa ciri seperti adanya kesadaran dalam diri anak tentang suatu objek, kemampuan anak dalam berbahasa mulai berkembang, mulai mengetahui antara objek- objek sebagai suatu bagian dari individu atau kelas, pandangan terhadap dunia, pemahaman anak terhadap situasi lingkungan sangat dipengaruhi.
c. Oprasional formal (12-14 tahun keatas), pada masa ini pola pikir sudah mulai berkembang.
Didalam kurikulum pada dasarnya memiliki beberapa desain kurikulum yang dijelaskan dalam buku kurikulum dan pembelajaran yang ditulis oleh Prof. Dr.H. Wina Sanjaya, M.Pd. diantaranya adalah :
1. Desain kurikulum Disiplin Ilmu, berfungsi untuk mengembangkan proses dari kognitif atau kemampuan berpikir siswa melalui latihan menggunakan gagasan dan melakukan proses penelitian ilmiah.
2. Desain kurikulum Berorientasi pada Massyarakat, didasari oleh asumsi-asumsi bahwa tujuan dari sekolah untuk melayani masyarakat. Oleh karena itu, kebutuhan masyarakat harus dijadikan dasar dalam menentukan isi kurikulum. Ada 3 prespektif desain kurikulum yang berorientasi pada kehidupan kasyarakat, yaitu : Prespective status quo, Prespektif pembaharuan, dan prespektif masa depan.
3. Desain kurikulum Berorientasi pada Siswa, berhubungan dengan prespektif kehidupan anak dimasyarakat, prespektif psikologi.
4. Desain Kurikulum Teknologi, Teknologi mempengaruhi kurikulum dapat dilihat dari penerapan teknologi perancanaan yang sistematis dengan menggunakan media atau alat dalam kegiatan pembelajaran.
Didalam dunia pendidikan ada salah satu kurikulum yang dijalankan di Indonesia adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum oprasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Sebelum KTSP ada yang namanya kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK) yang pernah dijalankan oleh Indonesia. KTSP lahir dari semangat otonomi daerah dimana urusan pendidikan tidak semuanya tanggung jawab dari pemerintah pusat melainkan tanggung jawab dari setiap daerah.
KTSP memiliki tujuan dua tujuan, yaitu: 1. Tujuan umum adalah menciptakan kemandirian guru melalui pergantian sistem penyusunan kurikulum dari sentralistik menjadi desentralisti, 2. Tujuan secara khusus adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan pengembangan kurikulum secara bersama-sama. Kedua tujuan ini baik tujuan umum dan tujuan khusus tetap mengacu padda tujuan pendidikan nasional.
Seperti semua kurikulum yang di terapkan oleh pemerintah adalah memiliki landasan, karena pengembangan KTSP berdasarkan pada dua landasan pokkok, yakni Landasan empiris dan landasan formal, yang menjadi landasan empiris adanya kenyataan rendahnya kualita pendidikan kita baik dilihat dari sudut proses maupun belajar dan yang menjadi landasan formal KTSP disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan peraturan pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Indonesia. Ada beberapa prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu : 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik, dan lingkunganya, 2. Beragam dan Terpadu, 3. Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni, 4. Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan, 5. Menyeluruh dan Berkesinambungan, 6. Belajar Sepanjang Hayat, 7. Seimbang Antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah.
Komponen dalam KTSP terdiri atas empat komponen, yakni : a. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, b. Struktur program dan muatan KTSP, c. Kalender pendidikan dan, d. Silabus dan rencana pembelajaran.
Setelah kita menentukan landasan dan prinsip-prinsipnya kita juga harus tahu bagaimana proses penyusunan KTSP, Karena dengan kita tahu dan mampu menyusun kurikulum, diharapkan nantinya kita dapat membuat suatu inovasi kurikulum yang dapat memgembangkan suatu potensi pendidikan di Indonesia dengan kurikulum yang kita buat sendiri. Ada terdapat proses penyusunan KTSP seperti: 1. Mekanisme Penyusunan adalah pembentukan tim kerja dalam rangka pengembangan KTSP disetiap satuan pendidikan perlu membentuk tim pengembangan kurikulum. Tim pengembangan kurikulum terdiri dari guru, kepala sekolah, dan juga melibatkan orang tua, 2. Analisis Konteks adalah dalam pelaksanaan penyusunan KTSP berwujud Evaluasi diri. Terhadap sekolah.
Dalam pengembangan dokumen KTSP sebagai bentuk kurikulum tertulis , yang kemudian dijadikan pedoman bagi setiap pengembang kurikulum termasuk guru. Kemudian setelah menyusun berbagai system dari kurikulum KTSP maka selanjutnya kita membuat kalender pendidikan. Kalender pendidikan adalah kalender yang disusun oleh sekolah sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat dengan mengacu pada ketentuan yang ditetapkan dalalm standar isi. Yang perlu disusun dalam kalender pendidikan adalah : a. Jumlah minggu da hari efektif, b. Perencanaan program tahunan, c. Rencana program semester.
Setelah menyusun kalender kita harus juga menyusun yang namanya Silabus. Silabus dapat diartikan sebagai rancangan program pembelajaran satu atau kelompok mata pelajaran yang berisi tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa, pokok materi yang harus dipelajari siswa dan bagaimana mempelajarinya. Dengan demikian silabus dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran setiap kali melaksanakan pembelajara.
Manfaat silabus adalah untuk menjalankan visi misi sekolah,sebagai acuan beserta alokasi waktu untuk setiap kompetensi yang harus dicapai,sebagai pedoman dalam menyusun perencanaa pembelajaran, dan penyelenggaraan suatu proses pembelajaran, didalam pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri, tau berkelompok dalam sebuah sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG) dan dinas pendidikan. Kemudian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. Adapun komponen RPP adalah: a. Komponen tujuan pembelajaran, b. Materi pelajaran, c. Media dan sumber pembelajar dan, d. Evaluasi.
Dengan adanya RPP memudahkan guru untuk mengajar, Karena dengan guru mngajar menggunakan RPP mereka dapat memberikan inovasi baru dan membuat inovasi baru dalam belajar. Jadi system pendidikan di Indonesia mewajibkan setiap guru untuk membuat RPP bukan hanya untuk jenjang SD,SMP,SMA,SMK bahkan sampai ke universitas menggunakan RPP untuk system pembelajaran yang efektif dan efsien.
Sistem pembelajaran secara umum adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai hal yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yan telah ditetapkakn.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sistem pembelajaran adalah : 1. Faktor guru, 2. Faktor siswa, 3. Faktor sarana dan prasarana, 4. Faktor lingkungan.
Teori-teori dalam pembelajaran sangatlah penting untuk membuat peserta didik tidak merasakan bosan dan dapat juga menerima pembelajaran dari guru dengan baik. Ada tiga teori yang harus dilakukan oleh guru : a. Teori belajar Behavioristik, b. Teori belajar kogniif, c. Teori konstruktivistik.
Ketika kita sudah memiliki teori dalam belajar, RPP. Siswa harus memiliki motivasi yaitu motivasi dalam belajar, motivasi dalam belajar adalah sebagai dorongan didalam diri siswa yang memberikan arah kegiatan belajar, sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai. Motivasi dalam belajar sangat diperlikan dalam kegiatan belajar. Dan upaya untuk membangkitkan motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut: 1. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai, 2. Membangkitkan minat siswa, 3.Menciptakan suasana belajar yang menyenagkan, 4. Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa, 5. Berikan penilaian, 6.Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa, 7. .Ciptakan persaingan dan kerja tim. Guru pun mempunyai peranan yang penting dalam pembelajaran. Diantaranya adalah: a. Guru sebagai sumber belajar,b.Guru sebagai sumber fasilitator, c. Guru sebagai pengelola,d.Guru sebagai demonstrator, e. Guru sebagai pembimbing, f. Guru sebagai motivator, g. Guru sebagai evaluator.