• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manusia selain dikenal sebagi makluk individu juga dikenal sebagai makluk sosial. Manusia sebagai makhluk individu mengarah kepada karakteristik khas yang dimiliki manusia sebagai makhluk hidup yang membedakan dirinya dengan makhluk hidup yang lain, serta dengan manusia yang lain.

Keberbedaan yang dimiliki oleh setiap manusia, menjadi kekhasan yang melekat pada diri manusia yang bersangkutan, dan menjadi identitas dari yang bersangkutan, serta yang membedakan dengan manusia yang lainnya. Karakter yang khas ini mempengaruhi kebutuhan manusia dan cara-cara yang dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhannya.

Manusia sebagi makluk sosial artinya, manusia memiliki kemampuan dan kebutuhan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi serta berkelompok dengan manusia yang lain. Tujuan manusia berkelompok adalah untuk meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidupnya. Apapun bentuk kelompoknya, disadari atau tidak, manusia berkelompok mempunyai tujuan meningkatkan kebahagiaan hidupnya. Melalui kelompok manusia bisa memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya, bahkan bisa dikatakan kebahagiaan dan keberdayaan hidup manusia hanya bisa dipenuhi dengan cara berkelompok.

Perilaku kolektif (berkelompok) pada diri manusia, juga dimiliki oleh makluk hidup yang lain, seperti semut, lebah, burung bangau, tetapi terdapat perbedaan yang esensial antara perilaku kolektif pada diri manusia dan perilaku kolektif pada binatang. Kehidupan berkelompok (perilaku kolektif) binatang bersifat naluri, artinya sudah pembawaan dari lahir, sebaliknya perilaku kolektif manusia bersifat dinamis, berkembang, dan terjadi melalui proses belajar (learning process).

Kepribadian diartikan sebagai sifat hakiki seseorang yang tercermin pada sikap dan perilakunya yang membedakan dirinya dengan orang lain. Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah-laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia secara antropologis disebut dengan kepribadian atau personality. Dalam bahasa populer, istilah "kepribadian" juga berarti ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus.

Unsur-unsur dari kepribadian meliputi: pengetahuan, perasaan dan dorongan hati. Pengetahuan sebagai salah satu unsur kepribadian memiliki aspek-aspek sebagai berikut: penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi yang berada di alam sadar manusia. Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilainya sebagai keadaan positif atau negatif. Kesadaran manusia menurut para ahli psikologi juga

mengandung berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena pengaruh pengetahuannya, melainkan karena sudah terkandung dalam organismanya, dan khususnya dalam gen-nya sebagai naluri. Kemauan yang sudah merupakan naluri pada tiap makhluk manusia tersebut, disebut dorongan (drive).

Pembentukan kepribadian seseorang berlangsung dalam suatu proses yang disebut dengan sosialisasi, yaitu suatu proses dengan mana seseorang menghayati (mendarah-dagingkan-internalize) norma-norma kelompok dimana ia hidup sehingga muncullah dirinya yang “unik”. Faktor-faktor dalam perkembangan kepribadian sebagai proses sosialisasi mencakup: (1) warisan biologis, (2) lingkungan fisik, (3) kebudayaan, (4) pengalaman kelompok, dan (5) pengalaman unik.

Suatu teori kepribadian harus mampu memberikan jawaban atas pertanyaan “apa”, “bagaimana”, “dan “mengapa” tentang tingkah laku manusia. Beberapa teori kepribadian yang dikenal dalam kajian sosiologi, psikologi maupun antropologi, secara umum dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu: (1) teori kepribadian yang berorientasi

psikodinamik, teori ini berpandangan bahwa sebagian terbesar tingkah laku manusia digerakkan oleh daya-daya psikodinamik seperti motif- motif, konflik-konflik, dan kecemasan-kecemasan; (2) teori kepribadian yang berorientasi holisitik, teori ini berpandangan bahwa manusia merupakan suatu organisme yang utuh atau padu dan bahwa tingkah laku manusia tidak dapat dijelaskan semata-mata berdasarkan aktifitas bagian-bagiannya. Selain itu kelompok teori ini juga disebut dengan teori kepribadian yang berorienttasi fenomenologis, karena teori ini mene- kankan pentingnya cara sang individu manusia dalam mempersepsikan dan mengalami dirinya serta dunia sekelilingnya; (3) teori kepribadian yang berorientasi sifat (trait theories) atau teori tipe (type theories), teori ini berpandangan bahwa sebagian terbesar manusia memiliki sifat-sifat tertentu, yakni pola kecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu, sifat yang stabil ini menyebabkan manusia bertingkah laku secara relatif tetap dari situasi ke situasi; dan (4) teori kepribadian yang berorientasi behavioristik, teori ini menekankan proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan kondisi langsung belajar, dalam menjelaskan tingkah laku.

Kepribadian manusia bentuknya khas dan unik sehingga menjadi identitas yang bersangkutan, namun demikian tidak berarti di dunia ini bentuk kepribadian manusia sejumlah manusia yang ada di permukaan bumi. Beberapa ahli mencoba mengelompokkan bentuk kepribadian manusia tersebut dalam beberapa bentuk. Identifikasi tentang bentuk kepribadian manusia yang disebut dengan Indikator Tipe Myers-Briggs

mengelompokkan orang-orang kedalam 16 kelompok, yaitu (1) ekstrovert atau introvert (E atau I); (2) menginderai (sensing) atau intuitif (S atau N); (3) berpikir (thinking) atau merasakan (feeling) (T atau F); (4) merasakan (perceiving) atau menimbang-nimbang (judging) (P atau J).

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Bilamana dua orang bertemu, maka dimulailah terjadi interaksi sosial, diawali saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara bertengkar atau bahkan mungkin berkelahi.

Interaksi sosial hanya berlangsung apabila terjadi reaksi dari kedua belah pihak. Apabila seseorang memukul kursi misalnya, tidak akan terjadi suatu interaksi sosial karena kursi tersebut tidak akan bereaksi, dan mempengaruhi orang yang telah memukulnya. Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada pelbagai faktor, antara lain, faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan tergabung.

Suatu interaksi sosial terjadi apabila (1) adanya kontak sosial

(social-contact); dan (2) adanya komunikasi. Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.

Interaksi sosial yang terjadi diantara manusia dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), akomodasi (accomodation), dan juga berbentuk pertentangan atau pertikaian

(conflict). Bentuk-bentuk interaksi tersebut dapat dikelompokkan dalam proses-proses yang asosiatif dan proses disosiatif.

BAB 2

KEBANGKITAN NASIONAL

Terwujudnya Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan suatu proses sejarah dan berlangsung dalam waktu yang relatif lama.

Kesadaran dan kemauan untuk membentuk dan menjadi kelompok bangsa dan negara Indonesia berlangsung melalui proses yang berliku-liku serta membawa korban bukan hanya harta tetapi nyawa yang tidak bisa dihitung jumlahnya. Belum lagi pengorbanan dalam bentuk psikhis yang dialami oleh rakyat Indonesia.

Proses pembentukan bangsa dan negara Indonesia bukan karena didasarkan faktor sosial politik saja, tetapi juga didasarkan pada aspek psikologis rakyat Indonesia, yaitu adanya perasaan yang sama, nasib yang sama serta cita-cita yang sama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidup bersama.

Paparan dalam bab ini menguraikan tentang sejarah yang menjadi latar belakang utama munculnya kesadaran rakyat Indonesia untuk bersama-sama berkelompok dalam wadah negara Indonesia. Faktor ini pula yang menjadi dasar pembentukan dan penyelenggaraan hidup bernegara Republik Indonesia.