Kinerja perekonomian Indonesia pada periode tahun 2008-2012 menunjukkan peningkatan. Hal ini tercermin dari capaian Produk Domestik Bruto (PDB) baik secara nominal maupun riil. Pada periode tersebut rata-rata laju pertumbuhan PDB Indonesia mencapai 5,89% per tahun. Sektor pertanian juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,58% per tahun. Pada tahun 2012 kontribusi sektor pertanian terhadap total PDB Indonesia sebesar 14,44%.
Indonesia’s economy performance in the period of 2008-2012 showed an increasing pattern. It was reflected by the achievements of the Gross Domestic Product (GDP) both in nominal and real terms. In this period, the average growth rate of Indonesia's GDP reached 5.89% per year. The agricultural sector also had a positive growth of 3.58% per year. In 2012, the contribution of agricultural sector for total GDP of Indonesia was 14.44%. Pada tahun 2012, realisasi investasi PMDN berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal mencapai Rp. 92,18 triliun yang terdiri dari sektor primer sebesar Rp. 20,37 triliun, sektor sekunder sebesar Rp. 49,89 triliun dan sektor tersier sebesar Rp. 21,92 triliun. Sementara, realisasi investasi PMA mencapai US$ 24,56 milyar.
In 2012, the achievement of domestic investment on Capital Investment Activity Report reached Rp. 92.18 trillion, consist of the primary sector reached Rp. 20.37 trillion, the secondary sector reached Rp. 49.89 trillion and the tertiary sector reached Rp. 21.92 trillion. Meanwhile, the achievement of foreign direct investment reached about USD. 24.56 billion.
Selama periode tahun 2008-2012 nilai ekspor komoditas pertanian berflutuatif namun cenderung mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,71% per tahun. Peningkatan ini merupakan kontribusi dari meningkatnya ekspor komoditas hortikultura dan perkebunan. Demikian pula, perkembangan nilai impor komoditas pertanian pada periode tersebut juga terus mengalami peningkatan sebesar 10.87% per tahun.
CENTER FOR AGRICULTURAL DATA AND INFORMATION SYSTEM
xx
viii
Export value of agricultural commodities during the period of 2008–2012 increased rapidly by 7.71%. It caused by the increasing of export value for horticulture and estate crops. In the same period, the import value increased by 10.87%.
Total nilai ekspor komoditas pada sektor pertanian pada tahun 2012 sebesar US$ 33,69 milyar, dimana 96,4% atau setara dengan US$ US$ 32,48 milyar berasal dari sumbangan ekspor komoditas perkebunan. Sisanya berasal dari sumbangan subsektor lainnya, yakni peternakan 1,65% (setara US$ 556,53 juta), hortikultura 1,5% (setara US$ 504,54 juta), dan tanaman pangan 0,45% (setara US$ 150,71 juta).
In 2012, the export of value for agricultural commodities reached US$ 33.69 billion. It covered of 96.4% (US$ 32.48 billion) export value from estate crops commodities, 1.65% (US$ 556.53 million) from livestock products, 1.5% (US$ 504.54 million) from horticulture commodities, and 0.45% (US$ 150.71 million) from food crop commodities.
Sementara, impor sektor pertanian pada tahun 2012 sebesar US$ 13,93 milyar, dimana 45,27% (setara US$ 6,31 milyar) merupakan impor komoditas tanaman pangan, 22,34% (setara US$ 3,11 milyar) dari komoditas perkebunan, 19,37% (setara US$ 2,7 milyar) dari komoditas peternakan dan 13,02% (setara US$ 1,81 milyar) merupakan impor dari komoditas hortikultura.
Meanwhile, the value of agricultural import in 2012 reached US$ 13.93 billion. It included import value of 45.27% (US$ 6.31 billion) from food crops commodities, 22.34% (US$ 3.11 billion) from estate crops commodities, 19.37% (US$ 2.7 billion) from livestock products and 13.02% (US$ 1.81 billion) from horticulture commodities.
Perkembangan inflasi umum dari tahun 2008 – 2012 terlihat berfluktuasi. Pada tahun 2012, inflasi umum mencapai 4,28%. Penyusun laju inflasi terdiri dari beberapa kelompok yaitu (1) bahan makanan; (2) makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; (3) perumahan, air, listrik dan bahan bakar; (4) sandang; (5) kesehatan; (6) pendidikan, rekreasi dan olahraga; serta (7) transpor, komunikasi dan jasa keuangan.
PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN
Page
xx
ix
The growth of inflation during the period 2008 – 2012 generally fluctuates. In 2012, inflation in Indonesia reached 4.28%. The following group of products and services which influenced the inflation rate are as follow: (1) food, (2) food, beverages, cigarettes and tobacco; (3) housing, water, electricity and fuel; (4) clothing; (5) health; (6 ) Education, recreation and sport; and (7) transport, communication and financial services.
Pada tahun 2012, perkembangan laju inflasi terbesar terjadi pada kelompok sandang sebesar 5,98%, sedangkan kelompok yang mengalami laju inflasi terendah terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,93%.
In 2012, the largest inflation rate was reached by the group of clothing at 5.98%, however the lowest inflation rate was reached by transportation, communication and financial services group at 1.93%.
Perkembangan nilai tukar petani (NTP) Indonesia pada tahun 2008-2012 mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,25%. Hal ini disebabkan peningkatan indeks harga yang diterima petani (IT) secara nasional lebih besar dibandingkan peningkatan indeks yang dibayar petani (IB). IT naik rata-rata pertumbuhan sebesar 6,73%, sementara indeks yang dibayar petani (IB) mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan hanya sebesar 5,41%.
Trend of the farmers’ term of trade in Indonesia in 2008-2012 increased by 1.25%. This was due to the increasing in prices received by farmers index (IT) nationwide was greater than the increasing in the index paid by farmers (IB). IT rose an average growth of 6.73%. Likewise with the index that paid by farmers (IB) has increased by an average growth of 5.41%.
Nilai tukar petani (NTP) sub sektor hortikultura naik sebesar 2,27%, NTP sub sektor tanaman pangan meningkat sebesar 1,94%, NTP sub sektor perikanan naik sebesar 1,04%, dan NTP sub sektor peternakan naik sebesar 0,08%. Sebaliknya, NTP sub sektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 0,78%.
The farmers’ term trade of horticulture sub sector increased by 2.27%, food crops sub sector increased by 1.94%, fisheries and livestock sub sector
CENTER FOR AGRICULTURAL DATA AND INFORMATION SYSTEM
xxx
increased by 1.04% and 0.08% respectively. In the other hand, the farmers’ term of trade smallholder estate crops sub sector fell by 0.78%.
Selama periode 2008 – 2012, Provinsi Lampung mempunyai rata-rata perkembangan NTP terbesar yang mencapai 4,76%, sedangkan peningkatan NTP terkecil terjadi di Provinsi Bangka Belitung sebesar 0,07%. NTP Di provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo relatif stabil. Penurunan NTP terjadi di 10 provinsi, dengan penurunan terbesar terjadi di Provinsi Jambi sebesar 1,47%, sementara penurunan terkecil terjadi di Sumatera Utara masing-masing sebesar 0,01%.
During the period 2008-2012, Lampung Province has the biggest average growth of NTP reached 4,76%, while the smallest increase in NTP occur in Bangka Belitung Province of 0.07%. NTP in the province of North Sulawesi and Gorontalo relatively stable. NTP decline occurred in ten provinces, with the largest decrease occurred in the province of Jambi by 1.47%, while the smallest decline occurred in the provinces of Sumatera Utara each at 0.01%. Alokasi belanja pemerintah pusat selama periode 2009-2013 rata-rata naik sebesar 16,65%. Pada tahun 2013, total alokasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp. 1.154,38 trilyun. Dari sisi alokasi, anggaran terbesar dipergunakan untuk subsidi yakni sebesar Rp. 317,22 trilyun atau 27,48% dari anggaran pusat.
The allocation of government expenditure during the period 2009-2013, increase about 16.65% per year. In 2013, the total allocations of central government expenditure is 1,154.38 trillion rupiah. In terms of allocation, subsidy is the largest expenditure of the government budget that reached by 317.22 billion rupiah or 27.48%.
Anggaran belanja Kementerian Pertanian selama periode 2009-2013 rata-rata meningkat sekitar 28,25% per tahun. Pada tahun 2013 APBN Kementerian Pertanian sebesar Rp. 17,82 trilyun.
The government expenditure of Ministry of Agriculture during the period of 2009-2013 increased by 28.25% per year. In 2013, it reached 17.82 trillion rupiah.
PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN
Page
xxxi
Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan penduduk Indonesia, pada tahun 2012 adalah Rp. 633.269 atau naik 6,67% dibandingkan tahun 2011 yaitu sebesar Rp. 593.664. Rata-rata pertumbuhan pengeluaran rata-rata per kapita sebulan penduduk Indonesia tahun 2008-2012 naik sebesar 13,25%. The average expenditure per capita per month in Indonesia, in 2012 was Rp. 633,269 or increased 6.67% compared to the year 2011 (Rp. 593,664). The growth average of expenditure per capita per month in Indonesia since 2008 to 2012 was increased by 13.25%.
Perkembangan persetujuan kredit baru pada tahun 2008 hingga 2012 rata-rata meningkat sebesar 59,30% per tahun. Perkembangan persetujuan kredit baru yang paling tinggi terjadi untuk kredit konsumsi yaitu sebesar 28% per tahun. Sementara untuk modal kerja naik sebesar 7,14% per tahun, dan untuk investasi naik sebesar 2,23% per tahun.
The trend of new loan agreement during the period 2008 to 2012 increased 59.30% per year. The highest trend of new loan approvals was reached by consumption loan about 28% per year. Working capital increased by 7.14% per year, and investment loan increased by 2.23% per year.
Rata-rata perkembangan posisi kredit sektor pertanian tahun 2008-2012 adalah sebesar 22,17% per tahun. Sektor pertanian ini bukan hanya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, tetapi juga perikanan, kehutanan dan pemotongan kayu, perburuan, sarana pertanian, dan lainnya. Posisi kredit sektor pertanian tersebut merupakan kredit menengah kecil yang naik sebesar 16,97% per tahun dan investasi sebesar 21,85% per tahun. The average growth of agriculture sector loan positions during the period 2008 to 2012 was 22.17% per year. The agricultural sector was not only food crops, horticultural crops, plantations, and livestock, but also fisheries, forestry and logging, hunting, farming tools, and others. Loan position of the agricultural sector was a micro loan which increase by 16.97% per year and an investment loan by 21.85% per year.
Perkembangan persentase suku bunga kredit menurut sektor ekonomi pada tahun 2008–2012 berfluktuasi namun cenderung mengalami penurunan.
CENTER FOR AGRICULTURAL DATA AND INFORMATION SYSTEM
xx
xii
Pada tahun 2012, perkembangan perrsentase suku bunga kredit dari tujuh sektor (pertanian, pertambangan, industri pengolahan, listrik, gas dan air, konstruksi, perdagangan, serta pengangkutan) terendah yaitu pertambangan sebesar 6,04%. Suku bunga kredit yang tertinggi terjadi pada sektor perdagangan sebesar 12,41%. Rata-rata perkembangan suku bunga kredit sektor pertanian tahun 2008 hingga 2012 mengalami penurunan sebesar 6,36%.
The percentage growth of mortgage interest rates by economic sector during the period of 2008–2012 fluctuated but, tend to decrease. In 2012, the percentage growth of mining was the smallest from seven sectors (agriculture, mining, processing industry, electricity, gas and water, construction, trade, and transportation) 6.04%. The highest mortgage interest rates occurred in the trade sector by 12.41%. The average growth rate of agriculture laon during the period 2008 to 2012 decline by 6.36%.
Untuk perkembangan persentase suku bunga kredit sektor pertanian yang terdiri dari empat sub sektor (Tanaman Pangan, Hortikultura, Tanaman Perkebunan dan Peternakan), sub sektor peternakan mempunyai suku bunga kredit terendah sebesar 11,53%. Kemudian, disusul oleh sub sektor perkebunan sebesar 12,81%, sub sektor hortikultura sebesar 13,68%, dan tanaman pangan sebesar 15,63%.
The percentage growth rate of agriculture sector loan which consists of four sub-sectors (Food Crops, Horticultural crops, Estate Crops and Livestock), livestock sub-sector had the lowest mortgage interest rates at 11.53%. Then, followed by estate crops sub-sector at 12.81%, horticultural crops sub-sector at 13.68%, and food crops sub- sector at 15.63%.
Perkembangan upah harian buruh tani selama periode tahun 2009–2012 secara nominal mengalami peningkatan sebesar 3,05%, namun secara riil mengalami penurunan sebesar 2,35%.
The trend of the daily wage of farmer labor during the period 2009–2012 nominally increased by 3.05%, but in real terms declined by 2.35%.
PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN
Page