Tabel 4.32
Ringkasan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba
Industri MANJ INST COMINDP AUDCOM LEV TA KAP OPINI
Seluruh Industri X V X X V V V X Aneka Industri V V X X V V V X Barang Konsumsi X V V X V V V X Industri Dasar dan Kimia V V X X V V V X Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi X V X X V V V X Perdagangan dan Jasa X V X X V V V X Pertambangan X V X V V V X X Pertanian V V X X X X V X Property dan Real Estate V V X X V V V X Sumber: Data diolah *v = berpengaruh **x = tidak berpengaruh
Tabel 4.33
Ringkasan Persamaan Regresi
Industri Persamaan Regresi (ADACC) Seluruh Industri ‐3,473467 + 0,543728 MANJ + 1,256019 INST + 2,094433 COMINDP + 1,335039 AUDCOM ‐ 0,029136 LEV + 0,323187 TA + 1,660970 KAP ‐ 2,277051 OPINI Aneka Industri ‐0,664803 + 0,722435 MANJ + 0,253124 INST + 0,316622 COMINDP + 0,010882 AUDCOM ‐ 0,001266 LEV + 0,065412 TA + 0,098948 KAP ‐ 0,037398 OPINI
Barang Konsumsi
‐2,422307 + 0,686131 MANJ + 0,071219 INST + 0,149616 COMINDP + 0,032982 AUDCOM ‐ 0,009806 LEV + 0,201970 TA + 0,067329 KAP ‐ 0.030320 OPINI
Industri Dasar dan Kimia
‐2,706871 + 0,901763MANJ + 0,804987INST + 0,565661 COMINDP + 0,199863 AUDCOM ‐ 0,229928 LEV + 0,134856 TA + 0,047599 KAP ‐ 0,153350 OPINI
Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi
‐3,348795 + 1,926473 MANJ + 0,057768 INST + 0,078778 COMINDP + 0,089819 AUDCOM ‐ 0,093282 LEV + 0,268092 TA + 0,226027 KAP ‐ 0.120270 OPINI
Perdagangan dan Jasa
‐2,942985 + 1,538380 MANJ + 1,331115 INST + 2,156543 COMINDP + 2,134108 AUDCOM ‐ 0,136906 LEV + 2,915836 TA + 2,076516 KAP ‐ 3,598080 OPINI
Pertambangan
‐7,197485 + 2,153698 MANJ + 2,136967 INST + 0,026712 COMINDP + 3,095700 AUDCOM ‐ 0,102503 LEV + 2,002781 TA + 0,025734 KAP ‐ 0,044211 OPINI
Pertanian
‐0,215502 + 0,330388 MANJ + 0,714612 INST + 0,235093 COMINDP + 0,198064 AUDCOM ‐ 0,530480 LEV + 0,042466 TA + 0,143934 KAP ‐ 0,074458 OPINI
Property dan Real Estate
‐6,235335 + 10,01195 MANJ + 6,532762 INST + 6,334673 COMINDP + 2,002720 AUDCOM ‐ 2,831698 LEV + 1,236343 TA + 0.605184 KAP ‐ 1,162136 OPINI
Berikut ini adalah penjelasan masing-masing variabel pada setiap industri: 1. Kepemilikan Manajerial
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada industri secara keseluruhan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba. Tidak berpengaruhnya kepemilikan manajerial terhadap praktik manajemen laba dapat disebabkan karena tidak signifikannya persentase kepemilikan manajerial pada beberapa industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Namun jika dianalisis lebih lanjut pada masing-masing industri, kepemilikan manajerial memiliki pengaruh signifikan untuk sektor aneka industri, industri dasar dan kimia, pertanian, serta property dan real estate. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa perusahaan dalam industri-industri tersebut yang memiliki persentase kepemilikan manajerial cukup signifikan dibandingkan dengan industri-industri lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada kondisi tertentu. Jika dihubungkan dengan statistik deskriptifnya, kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap manajemen laba jika rata-rata kepemilikan manajerialnya pada masing-masing industri minimal 0,035242 atau 3,5242% dan terdapat perusahaan-perusahaan yang memiliki persentase kepemilikan manajerial cukup besar (dua digit).
ADACC bernilai negatif baik pada industri secara keseluruhan maupun masing-masing industri. ADACC yang bernilai negatif mengindikasikan terjadi manajemen laba dalam bentuk penurunan laba. Kepemilikan manajerial memiliki hubungan yang positif dengan ADACC. Dengan demikian, semakin besar kepemilikan manajerial
akan semakin memperkecil ADACC. Semakin kecil ADACC semakin kecil manajemen laba.
2. Kepemilikan Institusional
Berdasarkan tabel di atas, baik pada industri secara keseluruhan maupun pada masing-masing industri, kepemilikan institusional memiliki pengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba.
ADACC bernilai negatif baik pada industri secara keseluruhan maupun masing-masing industri. ADACC yang bernilai negatif mengindikasikan terjadi manajemen laba dalam bentuk penurunan laba. Kepemilikan institusional memiliki hubungan yang positif dengan ADACC. Dengan demikian, semakin besar kepemilikan institusional akan semakin memperkecil ADACC. Semakin kecil ADACC semakin kecil manajemen laba.
3. Proporsi Komisaris Independen
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada industri secara keseluruhan proporsi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba. Namun jika dianalisis lebih lanjut pada masing-masing industri diketahui bahwa pada industri barang konsumsi, proporsi komisaris independen memiliki pengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba, sedangkan pada industri-industri lain proporsi komisaris independen tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba. Hal ini disebabkan karena industri barang konsumsi memiliki proporsi komisaris independen yang lebih tinggi dibanding industri-industri lain. Contohnya adalah TSPC dengan proporsi 67%, MERK dengan proporsi 67% dan LMPI dengan proporsi 100% untuk komisaris independen. Rata-rata proporsi
komisaris independen pada industri barang konsumsi lebih besar dibandingkan dengan industri-industri lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proporsi komisaris independen akan berpengaruh terhadap praktik manajemen laba jika proporsinya mencukupi. Jika dihubungkan dengan statistik deskriptifnya, proporsi komisaris independen berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada proporsi 0,504063 atau 50,4063%.
ADACC bernilai negatif baik pada industri secara keseluruhan maupun masing-masing industri. ADACC yang bernilai negatif mengindikasikan terjadi manajemen laba dalam bentuk penurunan laba. Proporsi komisaris independen memiliki hubungan yang positif dengan ADACC. Dengan demikian, semakin besar proporsi komisaris independen akan semakin memperkecil ADACC. Semakin kecil ADACC semakin kecil manajemen laba.
4. Komite Audit
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada industri secara keseluruhan keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba. Namun jika dianalisis lebih lanjut pada masing-masing industri diketahui bahwa pada industri pertambangan komite audit memiliki pengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba. Hal ini disebabkan karena sebagian besar (71%) perusahaan dalam industri pertambangan telah memiliki komite audit. Persentase ini jauh lebih besar dibandingkan dengan industri-industri lainnya.
ADACC bernilai negatif baik pada industri secara keseluruhan maupun masing-masing industri. ADACC yang bernilai negatif mengindikasikan terjadi manajemen
laba dalam bentuk penurunan laba. Keberadaan komite audit memiliki hubungan yang positif dengan ADACC. Dengan demikian, semakin besar keberadaan komite audit akan semakin memperkecil ADACC. Semakin kecil ADACC semakin kecil manajemen laba.
5. Financial Leverage
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa financial leverage berpengaruh terhadap praktik manajemen laba baik pada industri secara keseluruhan maupun pada masing-masing industri kecuali industri pertanian. Tidak berpengaruhnya financial leverage pada industri keuangan dapat disebabkan karena industri pertanian memiliki financial leverage yang lebih kecil dibandingkan dengan financial leverage industri lainnya. Rata-rata financial leverage pada industri pertanian hanya sebesar 0,321590 atau sebesar 32,1590%.
ADACC bernilai negatif baik pada industri secara keseluruhan maupun masing-masing industri. ADACC yang bernilai negatif mengindikasikan terjadi manajemen laba dalam bentuk penurunan laba. Financial Leverage memiliki hubungan yang negatif dengan ADACC. Dengan demikian semakin besar financial leverage akan semakin besar ADACC. Semakin besar ADACC semakin besar manajemen laba. 6. Total Aktiva
Berdasarkan tabel di atas di ketahui bahwa total aktiva berpengaruh terhadap praktik manajemen laba baik pada industri secara keseluruhan maupun pada masing-masing industri kecuali industri pertanian. Tidak berpengaruhnya total aktiva terhadap praktik manajemen laba dapat disebabkan karena industri pertanian merupakan industri yang padat karya yang banyak menyerap sumber daya manusia. Sumber daya
manusia ini tidak tercermin dalam total aktiva perusahaan sehingga menyebabkan total aktiva tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba dalam industri pertanian.
ADACC bernilai negatif baik pada industri secara keseluruhan maupun masing-masing industri. ADACC yang bernilai negatif mengindikasikan terjadi manajemen laba dalam bentuk penurunan laba. Total aktiva memiliki hubungan yang positif dengan ADACC. Dengan demikian semakin besar total aktiva akan semakin memperkecil ADACC. Semakin kecil ADACC semakin kecil manajemen laba. 7. Ukuran Kantor Akuntan Publik
Berdasarkan tabel di atas di ketahui bahwa ukuran kantor akuntan publik berpengaruh terhadap praktik manajemen laba baik pada industri secara keseluruhan maupun pada masing-masing industri kecuali industri pertambangan.
Pada industri pertambangan, ukuran kantor akuntan publik yang mencerminkan kualitas audit ternyata tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba, sedangkan pada industri lain ukuran kantor akuntan publik berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba. Hal ini sejalan dengan uji statistik deskriptif yang menunjukkan manajemen laba terbesar terdapat dalam industri pertambangan dan terdapat kemungkinan auditor tidak dapat mendeteksi dengan baik terjadinya kesalahan dan penyimpangan dalam penyusunan laporan keuangan. Karakteristik industri pertambangan yang kompleks, berisiko tinggi, padat modal, dan investasi jangaka panjang diduga menyebabkan tidak terdeteksinya kesalahan dan penyimpangan dalam penyusunan laporan keuangan. Selain itu jika dihubungkan dengan iklim perekonomian tahun 2008 pada saat penelitian ini dibuat, keadaan
perekonomian pada saat itu berada dalam kondisi tepuruk karena krisis ekonomi global. Krisis ekonomi global ini berpengaruh secara signifikan terhadap industri pertambangan dimana harga minyak dan komoditas merosot tajam serta penjualan saham secara besar-besaran terjadi dalam bursa dunia.
ADACC bernilai negatif baik pada industri secara keseluruhan maupun masing-masing industri. ADACC yang bernilai negatif mengindikasikan terjadi manajemen laba dalam bentuk penurunan laba. Ukuran kantor akuntan publik memiliki hubungan yang positif dengan ADACC. Dengan demikian semakin besar ukuran kantor akuntan publik akan semakin memperkecil ADACC. Semakin kecil ADACC semakin kecil manajemen laba.
8. Opini Auditor
Berdasarkan tabel di atas di ketahui bahwa opini auditor tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba baik pada industri secara keseluruhan maupun pada masing-masing industri.
Dengan demikian, selain variabel kepemilikan institusional, financial leverage, total aktiva dan ukuran kantor akuntan publik dapat disimpulkan bahwa sebenarnya variabel kepemilikan manajerial, proporsi komisaris independen dan keberadaan komite audit berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada kondisi tertentu. Dalam penelitian ini variabel-variabel tersebut berpengaruh terhadap praktik manajemen laba secara signifikan jika proporsinya mencukupi. Jika dihubungkan dengan statistik deskriptifnya, kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap manajemen laba jika rata-rata kepemilikan manajerialnya pada masing-masing industri minimal 0,035242 atau 3,5242%. Proporsi komisaris independen
berpengaruh terhadap manajemen laba jika proporsinya minimal sebesar 0,504063 atau 50,4063%. Keberadaan komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba jika proporsinya sebesar 0,714286 atau 71,4286%.
Lebih lanjut, berdasarkan persamaan regresi yang telah diuraikan pada tabel 4.33 diketahui bahwa perilaku masing-masing variabel pada setiap sektor industri adalah sama. Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen, komite audit, total aktiva, dan ukuran kantor akuntan publik diketahui dapat mengurangi praktik manajemen laba karena memiliki hubungan yang positif dengan ADACC, sedangkan financial leverage dan opini auditor akan memperbesar manajemen laba karena memiliki hubungan yang negatif dengan ADACC.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terpisah oleh Ariani dalam thesis yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba pada Perusahaan yang Bergerak di Sektor Keuangan di Bursa Efek Indonesia diketahui bahwa opini auditor berpengaruh pada praktik manajemen laba. Dalam penelitiannya, diketahui bahwa semakin baik opini auditor akan semakin memeperkecil manajemen laba karena opini selain opini wajar tanpa pengecualian mengindikasikan adanya suatu penyimpangan penyusunan laporan keuangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum atau ketidakcukupan bukti kompeten. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan karena adanya perbedaan proporsi ukuran kantor akuntan publik yang melakukan audit pada laporan keuangan. Sekitar 64% perusahaan dalam sektor industri keuangan menggunakan jasa akuntan publik big four, sedangkan dalam penelitian ini proporsi penggunaan akuntan publik big four hanya sekitar 36%.