• Tidak ada hasil yang ditemukan

TheSe riSk facTorS need To be Managed PROPERLY SO THAT THE COMPANY CAN CREATE

SUSTAINABLE GROWTH IN THE FUTURE

RISIKO SuKu bungA

Risiko terhadap suku bunga merupakan risiko nilai wajar atau arus kas masa datang dari instrumen keuangan yang berluktuasi akibat perubahan tingkat suku bunga pasar. Eksposur Perseroan terhadap perubahan suku bunga pasar terkait pada utang baik jangka pendek maupun jangka panjang, surat utang komersil dan utang obligasi jangka panjang, memiliki tingkat keparahan (severity) risiko yang sangat besar.

RISIKO nIlAI TuKAR mATA uAng ASIng

Risiko nilai tukar mata uang asing merupakan risiko nilai wajar atau arus kas masa datang dari instrumen keuangan yang berluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Eksposur Perseroan terhadap nilai tukar berasal dari utang obligasi, utang pinjaman, utang usaha, dan beban akrual.

Selain hal di atas, Perseroan memiliki eksposur transaksi mata uang. Eksposur tersebut timbul pada saat transaksi dilakukan dengan mata uang selain mata uang fungsional Perseroan.

RISIKO KREDIT

Risiko kredit adalah risiko bahwa Perseroan akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan, klien atau pihak lawan yang gagal memenuhi kewajiban kontraktual mereka. Tidak ada risiko kredit yang terpusat secara signiikan. Perseroan mengelola dan mengendalikan risiko kredit dengan menetapkan batasan jumlah risiko yang dapat diterima untuk pelanggan individu dan memantau eksposur terkait dengan batasan-batasan tersebut.

Perseroan melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak ketiga yang diakui dan kredibel. Perseroan memiliki kebijakan untuk semua pelanggan yang akan melakukan perdagangan secara kredit harus melalui prosedur veriikasi kredit. Sebagai tambahan, jumlah piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi risiko piutang ragu-ragu.

RISIKO lIKuIDITAS

Risiko likuiditas merupakan risiko di saat posisi arus kas Perseroan menunjukkan tidak mencukupi untuk menutupi kebutuhan nilai pengeluaran jangka pendek untuk kebutuhan operasional.

Kebutuhan likuiditas Perseroan timbul dari kebutuhan dalam membiayai investasi dan pengeluaran barang modal yang terkait dengan perluasan bisnis telekomunikasi. Seperti diketahui, bisnis ini memerlukan dukungan modal yang substansial untuk membangun serta memperluas infrastruktur selular dan jaringan data serta untuk mendanai operasional, khususnya pada tahap pengembangan jaringan.

Pada umumnya, di dalam mengelola risiko likuiditas, Perseroan memantau dan menjaga tingkat kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Perseroan dan untuk

InTEREST RATE RISK

Interest rate risk is the risk in fair value or future cash lows of a luctuating inancial instrument due to changes in interest rates. The Company is exposed to changes in interest rates attributed to the current and long-term liabilities, commercial paper and long-term bonds payable with high level of severity.

fOREIgn EXCHAngE RISK

Foreign exchange risk is the risk in fair value or future cash low arising from a luctuating inancial instrument due to changes in foreign exchange rates. The Company’s exposure to exchange rates is derived from bonds, loans, accounts payable, and accrued expenses. In addition, the Company also has exposure to currency transactions. Such exposure arises when transactions are made in currency other than the Company’s functional currency.

CREDIT RISK

Credit risk is the possibility that Company will incur losses if the

customers, clients or counterparties fail to meet their obligations. There is no signiicantly centralized credit risk. The Company manages

and controls credit risk by setting limitations on the amount of risk

that is acceptable to individual customer and monitor the exposure related to such limitations.

The Company will only do business with a credible and reputable

third party. The Company has a policy that all customers who wish to trade on credit must follow certain veriication procedures. In addition, the amount of trade receivables is constantly monitored to reduce the risk of doubtful accounts.

lIquIDITy RISK

Liquidity risk is the risk that the Company will have insuicient funds or cash low to cover the short-term expenses for its operational needs.

The Company needs liquidity to inance its investments and capital expenditures related to expansions in the telecommunications business. As is known, this business requires substantial amount of capital to build and expand the mobile and data network

infrastructure and to fund the operations, particularly in the phase

of network rollout.

In managing the liquidity risk, the Company in general monitors and

maintains a level of cash and cash equivalents deemed adequate to inance the operations and to mitigate the efects of luctuations in

mengatasi dampak dari luktuasi arus kas. Perseroan juga secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang jangka panjang mereka, dan terus menelaah kondisi pasar keuangan untuk mengambil inisiatif penggalangan dana. Kegiatan ini dapat meliputi pinjaman bank, penerbitan surat utang ataupun penerbitan ekuitas di pasar modal.

Dari sisi industri, beberapa faktor risiko yang dapat menjadi ancaman di antaranya adalah:

RISIKO PERSAIngAn uSAHA

Industri telekomunikasi merupakan industri yang sangat kompetitif dengan banyaknya produk-produk dari pesaing yang terus berkembang dan bermunculan dengan tarif yang semakin bersaing. Perseroan mengambil strategi untuk terus berinovasi menciptakan produk-produk dan layanan yang memiliki keunggulan bersaing dan dapat diterima oleh pelanggan.

PEnuRunAn ARPu

Tren penurunan ARPU (Average Revenue Per User) di dunia telekomunikasi bukanlah hal yang baru, ARPU yang semakin turun disebabkan semakin tingginya persaingan antar operator telekomunikasi, terutama ARPU pada layanan suara, dan SMS. Untuk mengantisipasi hal ini, Perseroan mengambil strategi untuk mengedepankan keunggulan bersaingnya pada layanan data yang relatif dapat memberikan ARPU lebih tinggi dari pada jenis layanan lain seperti suara dan SMS.

KETERSEDIAAn KAPASITAS JARIngAn

Pertumbuhan jumlah pelanggan haruslah diimbangi dengan ketersediaan kapasitas jaringan yang cukup. Perseroan senantiasa memonitor kapasitas jaringannya, dan menambahnya sesuai dengan kebutuhan. Tidak hanya kapasitas, namun juga kualitas serta pemeliharaan secara intensif perangkat telekomunikasi juga dilakukan secara berkala dan menyeluruh. Perseroan juga menyiapkan jalur pengganti (backup) untuk jalur utama atau backbone baik untuk lalu lintas suara maupun data. Hal ini semua dilakukan secara menyeluruh dan preventif untuk meminimalkan frekuensi gangguan.

PERKEmbAngAn TEKnOlOgI

Perseroan beroperasi dengan menggunakan teknologi CDMA yang saat ini masih dipersepsikan oleh masyarakat sebagai teknologi yang kurang popular dibandingkan dengan teknologi GSM.

cash low. The Company also regularly evaluates cash low projections and actual cash low, including the maturities of long-term debt, and continuously assesses conditions in the inancial markets to take the fundraising initiative. These may include bank loans, debt or equity issuance in the capital market.

Industry-wise, several risk factors that can be considered as threats are: buSInESS COmPETITIOn RISK

Telecommunications industry is a highly competitive industry where competitors keep launching out numerous new products at an ever- competitive price. The Company’s strategy is to constantly innovate in creating competitive products and services which are attractive to the customers.

ARPu DEClInE

The declining in ARPU (Average Revenue Per User) in the telecommunications industry is not surprising. The decline in ARPU

is mainly caused by high competition between the telecom operators,

especially in the voice and SMS services.

To anticipate this, the Company adopts a strategy to promote its

competitive advantage in data services which can generate relatively higher ARPU than other types of services such as voice and SMS.

AvAIlAbIlITy Of nETWORK CAPACITy

The growth in subscriber must be balanced with the availability of suicient network capacity. The Company continues to monitor its network capacity, and expand based on necessity. Not only capacity, the quality and intensive maintenance of telecommunications equipment are also carried out regularly and thoroughly. The

Company also set up a backup to the main backbone network

for voice and data traic. These are all carried out thoroughly in a preventative manner to minimize network disruption.

TECHnOlOgy ADvAnCEmEnT

The Company operates using CDMA technology, which is currently still

PERSEROAN AKAN