• Tidak ada hasil yang ditemukan

Risk Management

Dalam dokumen Pilar Sejahtera Food Tbk 2013 (Halaman 146-154)

Perseroan tidak terlepas dari berbagai macam risiko usaha dalam menjalankan roda bisnisnya. Karena itulah, Perseroan menerapkan manajemen untuk mengelola dan meminilisir risiko.

Perseroan telah menetapkan Risk Appetite yang yang dijalankan yaitu meliputi:

Risiko Terhadap ketergantungan Penyediaan dan Fluktuasi Harga bahan baku

Manajemen ini dijalankan dengan menerapkan kebijakan tingkat persediaan dan pemesanan bahan baku yang disesuaikan dengan kebutuhan produksi serta demand level masing-masing produk serta dengan menjaga hubungan baik dengan supplier. Perseroan menggunakan tepung terigu dalam jumlah besar dalam produksi. Harga baku yang sebagian besar hasil impor berfluktuasi sesuai dengan harga pasar Internasional maka berada di luar kontrol Perseroan.

Kandungan bahan baku selain bahan baku utama yang harga perolehan juga ditentukan dari harga pasar dunia adalah minyak goreng kelapa sawit yang merupakan turunan produk dari minyak sawit mentah. Sedangkan untuk

Tinjauan Fungsional

Functional Review

Business risk is inseparable from Company operations. Therefore, TPSF has implemented risk management protocol to appraise, control and minimize risks.

The Company has set its Risk Preference to be implemented as follows:

Risk of Dependency on Raw Material Provision and Price Fluctuations

This risk is managed by implementing a policy of inventory level and raw material purchases: orders should meet production needs and the demand level for each product. The Company must also maintain good relations with suppliers and vendors. TPSF requires a large volume of flour for its production; this raw material is largely imported, and its price will therefore fluctuate with global price shifts, a factor beyond the Company’s control.

Other raw materials for production whose purchase price is also affected by global market conditions include palm oil, a derivative from crude palm oil. The risk for the provision of rice (another important raw material) for both wet

Harga komoditi, termasuk harga komoditas agrikultur seperti gandum dan kelapa sawit, fluktuatif pada beberapa tahun terakhir dan mungkin akan terus fluktuatif selama beberapa tahun kedepan karena kondisi yang tidak dapat dikendalikan Perseroan, termasuk perkembangan ekonomi, fluktuasi mata uang, ketersediaan bahan baku, cuaca, permintaan konsumen, pajak, perubahan kebijakan pemerintah dan kondisi-kondisi lainnya.

Manajemen Risiko Persaingan usaha

Perseroan mengatasi risiko persaingan usaha dengan selalu meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan dan menjaga kualitas serta ketersediaan pasokan produk di pasar. Perseroan selalu memantau perkembangan bisnis industri makanan olahan, karena termasuk salah satu industri yang cukup pesat perkembangannya dewasa ini.

Indonesia merupakan pasar yang potensial bagi produsen makanan olahan untuk memasarkan produknya. Hal ini mengingat jumlah penduduk Indonesia yang padat dan membaiknya tingkat pendapatan per kapita masyarakat sejalan dengan laju pertumbuhan perekonomian Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Melihat kondisi tersebut, industri ini memiliki prospek yang cerah sehingga akan mengundang investor baru masuk ke industri ini.

Masuknya pesaing-pesaing baru, baik perusahaan baru maupun perusahaan-perusahaan sejenis yang telah ada sebelumnya menambah ketatnya

Agricultural commodities such as wheat and palm oil have seen major price fluctuations over the last few years, a phenomenon which will possibly continue for the near future, due to conditions beyond the Company’s control, including economic development, currency fluctuations, availability of raw materials, inclement weather, consumer demand, taxes and government regulations.

Risk of business Competition

The company addresses the risk of business competition by continuously improving service for customers, as well as by maintaining product quality and availability in the marketplace. The Company regularly monitors developments in the processed food industry, as one of the most rapidly-growing sectors in recent years.

Indonesia is seen by processed food producers as an optimal market, on account of its great population and increased per capita income, tracking a growing economy over the past few years. In view of these conditions, the food industry has very bright prospects and should logically attract new investors to the industry.

New competition, from both recent entrants or from established companies in the business, has inevitably sharpened competition in the

Tinjauan Fungsional

Functional Review

Manajemen Risiko Risk Management

Saat ini, impor produk makanan olahan belum mempengaruhi penjualan Perseroan secara signifikan. Sementara untuk industri beras, karena kebijakan Pemerintah yang berlaku masih melindungi petani di Indonesia, maka masuknya pesaing-pesaing baru masih berkisar persaingan dalam negeri. Saat ini industri beras impor hanya dimiliki oleh BULOG dan perusahaan-perusahaan yang telah memiliki lisensi yang pengawasannya di bawah Kementerian Pertanian.

Sedangkan untuk industri kelapa sawit, Indonesia masih tercatat sebagai negara penghasil minyak kelapa sawit nomor dua di dunia. Risiko persaingan usaha menjual Tandan Buah Segar (TBS) untuk perkebunan entitas anak Perseroan yang belum memiliki pabrik minyak kelapa sawit mentah adalah kepastian menjual ke pabrik minyak kelapa sawit yang terdekat jaraknya dari lokasi perkebunan kelapa sawit milik Perseroan. Manajemen Risiko kebiasaan Dan Selera Makan

Menghadapi risiko kebiasaan dan selera makan, Perseroan menerapkan manajemen dengan meningkatkan kegiatan riset Perseroan atas preferensi konsumen produk Perseroan sehingga hasil riset tersebut dapat memberikan masukan kepada kegiatan operasional Perseroan. Bagaimanapun juga, sebagai produsen makanan di sektor industri makanan olahan, Perseroan menghadapi risiko berubahnya kebiasaan dan

As of this writing, imported processed food products have yet to significantly impact the sales performance of the Company. Meanwhile, the government’s rice industry policy, principally concerned with protecting farmers in Indonesia, only allows new domestic players to compete in the Indonesian market. Import rice policy is currently managed by BULOG and companies awarded licenses by the Ministry of Agriculture.

Note that as Indonesia is listed as the second- largest palm oil producer in the world; most of the Company’s subsidiaries are operating palm oil mills. The risk of business competition for those subsidiaries in selling fresh fruit bunches (FFB) is the certainty of selling to palm oil mills sited near the Company’s plantations.

Risk of Consumer Habits and Preferences

In addressing the risk of habits and preferences, the Company responds by improving research based on TPSF product consumer preference, with results directly providing input to Company operational decision-making. However, as a producer of a processed food product, the Company must face the inevitable risk of shifting habits and new preferences possibly eroding its market share. Trend dynamics or changes in

Manajemen Risiko Produk Tercemar

Untuk risiko produk tercemar, Perseroan menerapkan manajemen yang dijalankan dengan menerapkan sistem quality control yang ketat dan juga Perseroan melaksanakan program training Peduli Kualitas (Quality Awareness) dan Sistem Keamanan Pangan (Food Safety System) untuk meningkatkan tingkat awareness dari tim operasional Perseroan. Perseroan memastikan standar kebersihan terbaik dalam proses produksi.

Manajemen Risiko kebakaran

Dalam menghadapi risiko kebakaran, Perseroan menjalankan manajemen dengan penerapan sistem penanggulangan kebakaran berupa, penyediaan sarana jalan untuk menyelamatkan diri, pengendalian asap, panas dan gas serta Standard Operating Procedure (SOP) untuk seluruh karyawan jika terjadi suatu kebakaran. Untuk menanggulangi kerugian akibat kebakaran, Perseroan juga telah terlindungi dengan asuransi yang dimiliki Perseroan.

Manajemen Risiko Produk kadaluarsa

Industri makanan olahan umumnya menghadapi risiko produk kadaluarsa karena makanan tidak dapat bertahan terlalu lama, sehingga dapat terjadi peningkatan harga pokok penjualan yang pada akhirnya dapat mengakibatkan penurunan laba Perseroan. Secara rata-rata umur produk makanan olahan yang dimiliki Perseroan adalah 1 tahun, sedangkan untuk beras yang siap dikonsumsi adalah 3-4 bulan, untuk gabah kering adalah 8-12 bulan untuk TBS adalah 24- 48 jam. Manajemen risiko produk kadaluarsa dijalankan dengan proses pengawasan kualitas produk dan Perseroan selalu memastikan produk-produk Perseroan aman bagi konsumen.

Risk of Product Contamination

In addressing risk of a contaminated product, the Company applies a very tight and strict quality control system. To support its implementation, the Company has conducted Quality Awareness and Food Safety System training for its operational team, to increase their awareness. The Company also ensures that hygiene standards in the production process are always adhered to.

Risk of Fire

The Company assesses and responds to risk of fire through implementation of a fire response system, by providing facilities including emergency exits, flame retardants and smoke suppressants, as well as drills on standard operating procedures for all employees to follow in case of fire. To anticipate any loss due to fire, the company carries insurance coverage.

Risk of Product Expiry

The processed food industry in general must bear the risk of product expiry, particularly for fresh products with a limited sell-by date. This risk can cause an increased cost of goods sold, which will eventually cut into Company profits. On the average, the shelf life for processed products is 1 year, while ready-to-consume rice products have an expiry date of 3-4 months, dried grain is 8-12 months and FFB just 24-48 hours. Acknowledging this, the company strives to ensure its products are always fresh and safe for consumers.

Manajemen Risiko Risk Management

Tinjauan Fungsional

Functional Review

Manajemen Risiko Pemogokan Tenaga kerja

Seperti halnya perusahaan-perusahaan lain, masalah buruh merupakan salah satu faktor yang cukup sensitif terhadap perkembangan kebijakan pemerintah, misalnya masalah upah minimum. Risiko yang mungkin terjadi akibat pemogokan tenaga kerja adalah dari menurunnya efektifitas produksi sampai dengan terhentinya kegiatan produksi Perseroan yang pada akhirnya dapat merugikan Perseroan. Karena itulah, Perseroan senantiasa membina hubungan baik dan harmonis dengan pekerja. Senantiasa selalu memperhatikan kesejahteraan karyawannya dengan menentukan tingkat kompensasi yang mengikuti upah minimum regional yang berlaku setiap tahunnya dan mendirikan koperasi yang diperuntukkan bagi karyawan.

Manajemen Risiko kondisi Perekonomian

Seperti halnya setiap perusahaan di Indonesia selalu dihubungkan dengan kondisi ekonomi di Indonesia, demikian juga yang terjadi dengan kinerja Perseroan. Adapun faktor-faktor ekonomi yang dapat mempengaruhi kinerja bisnis Perseroan adalah sebagai berikut :

a. Kenaikan tingkat suku bunga dan inflasi b. Kelemahan dalam perekonomian nasional,

regional dan lokal c. Perubahan perpajakan

d. Peraturan Pemerintah yang merugikan

Risk of Labor Strikes

Labor issues have assumed new importance, in part as a result of regulations developed by the Government of Indonesia. For instance, the imposition of minimum wage regulations. Regarding this matter, a risk may arise from industrial action, as a strike would degrade production affectivity, up to a full stoppage of production, which will impose a loss to the Company’s revenues. The Company thus always strives to maintain fair and friendly relations with its work force, ensuring proper compensation on time for employees.

Risk of Economic Conditions

Successful operation of any business in Indonesia is inextricably linked to economic conditions, along with company performance. Economic factors exerting an impact on TPSF business performance include:

a. increased interest rates and inflation b. weakened local and regional economies c. changes in tax regulations

Manajemen Risiko kebijakan Pemerintah

Kebijakan Pemerintah yang paling berdampak di bisnis Perseroan adalah kebijakanan Pemerintah dalam hal menjaga fluktuasi harga beras melalui BULOG. Sedangkan untuk bisnis makanan olahan, resiko yang dihadapi Perseroan mengenai perubahan kebijakan pemerintah seperti penyesuaian harga beberapa kebutuhan pokok masyarakat dapat memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kegiatan usaha Perseroan baik secara positif maupun negatif. Manajemen Risiko kehilangan Sertifikasi Halal

Sebagian besar konsumen Perseroan adalah penganut agama Islam dan hanya boleh mengkonsumsi produk-produk halal. Untuk membantu konsumen mendapatkan produk yang halal, Pemerintah sudah menetapkan proses sertifikasi bagi pihak yang menyiapkan, memproses dan menjual produk Perseroan. Produk makanan Perseroan telah memperoleh sertifikat halal dari lembaga Majelis Ulama Indonesia.

Dengan memperhatikan demografi pasar Perseroan, pembaharuan sertifikasi halal secara berkelanjutan penting bagi keberhasilan usaha Perseroan. Meskipun Perseroan berkeyakinan telah memenuhi seluruh syarat untuk sertifikasi halal dan memastikan proses serta prosedur telah memenuhi persyaratan sertifikasi tersebut, Perseroan tidak memiliki kendali terhadap fasilitas para pemasok bahan baku yang digunakan oleh Perseroan.

Regulatory Risk

Government of Indonesia regulators exert a considerable impact on companies through its established policy of restricting fluctuations in the price of rice though BULOG. For the processed food business, the main risk for a company like TPSF is changes in government policy, namely, price adjustments for several basic needs, which could have a significant impact on the Company’s business, with both positive and negative ramifications.

Risk of Losing Halal Certification

Inasmuch as the majority of consumers in Indonesia are Muslims, whose dietary restrictions limit them to food officially deemed “Halal”, the Company has pursued in detail an approved certification process from the authorities, for related parties who process and sell the company’s products. All the Company’s products have been awarded an official “Halal” certification from the Indonesian Ulema Council (MUI).

Timely renewal of the “Halal” certification on a periodic basis is very important for the Company’s business, for market demographics. While the Company has complied with all requirements for Halal certification and has ensured its processes and procedures all meet certification standards, the Company cannot guarantee its raw material suppliers meet such standards, as it cannot exert such control over them.

Manajemen Risiko Risk Management

Tinjauan Fungsional

Functional Review

Perseroan membeli bahan baku dari para pemasok yang memiliki sertifikat halal, akan tetapi Perseroan tidak dapat memastikan bahwa para pemasok tersebut sepenuhnya memenuhi persyaratan sertifikat halal, sehingga hal tersebut dapat berpengaruh pada sertifikat halal produk Perseroan. Apabila Perseroan tidak dapat memperbaharui atau mempertahankan sertifikat halalnya, atau apabila para konsumen kehilangan kepercayaan terhadap pemenuhan persyaratan halal pada produk Perseroan, meskipun hanya berasal dari rumor hal tersebut dapat berdampak negative dan material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja usaha dan prospek usaha Perseroan. Manajemen Risiko Sebagai Induk Perusahaan

Sebagai induk perusahaan yang tidak memiliki kegiatan usaha secara langsung, Perseroan bergantung pada kegiatan, serta pendapatan anak perusahaan Perseroan. Dalam hal ini jika ada penurunan kegiatan dan pendapatan anak perusahaan, akan merugikan pendapatan Perseroan. Meskipun Perseroan tidak mengantisipasi bahwa akan ada penurunan yang signifikan dalam kegiatan dan pendapatan dari anak perusahaan dalam waktu dekat, Perseroan tidak dapat menjamin bahwa tidak akan terjadi penurunan atau Perseroan akan mampu mengurangi dampak dari penurunan tersebut.

The Company purchases raw material with Halal certification from its suppliers, in good faith. The standing risk is however that the Company cannot ensure those suppliers truly meet all Halal certification requirements, and this could theoretically impact the Company’s own Halal certification. Should the Company encounter this difficulty, and fail in renewing or maintaining its Halal certificate, even as a result of groundless rumors, this could lead to a sudden loss of trust from customers, and thus have a negative material impact on the business, with financial, performance and future prospect implications for the Company.

Risk of Parent Company

As the parent company which operates the business only indirectly, TPSF depends on the operations and revenue stream of its subsidiaries. And suppliers? In this case, any interruption of activity or decline in income of a subsidiary could result in a loss of Company revenue. Even though the Company does not anticipate any significant decrease in subsidiaries’ activity or revenues over the short term, the Company cannot truthfully guarantee this possibility, or control its impact.

consuming, so any delay may have an impact on business operations.

Risk of Investment in bonds and Sukuk Ijarah

The risk of investments in Bonds and Sukuk Ijarah includes:

1. Risk of liquidity of bonds and sukuk Ijarah, as they are likely to be taken as a long-term investment.

2. Risk of failure of the Company to make timely payments on interest and principal of the debt, as agreed. Alternatively, the Company may fail to comply with other requirements stipulated in bond and sukuk Ijarah contracts, as a result of worsening business performance of the Company.

The company hereby states that the above-stated risks are the entire range of risks addressed by the Company in conducting its business, along with the risk of its investment in bonds and sukuk Ijarah. dimaksud memerlukan proses yang panjang

dan dapat memakan waktu cukup lama.

Manajemen Risiko yang berkaitan Dengan Investasi Pada Obligasi Dan Sukuk Ijarah

Risiko yang mungkin dihadapi oleh investor pembeli Obligasi dan Sukuk Ijarah adalah: 1. Risiko tidak likuidnya obligasi dan sukuk

ijarah yang ditawarkan pada penawaran umum ini yang antara lain disebabkan karena tujuan pembelian obligasi sebagai investasi jangka panjang.

2. Risiko gagal bayar dari Perseroan untuk melakukan pembayaran bunga serta pokok hutang pada waktu yang telah ditetapkan, atau kegagalan Perseroan untuk memenuhi ketentuan lain yang telah ditetapkan dalam kontrak obligasi dan sukuk ijarah yang merupakan dampak dari memburuknya kinerja dan perkembangan usaha Perseroan. Perseroan dengan ini menyatakan bahwa risiko-risiko di atas adalah seluruh risiko yang dihadapi oleh Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya, serta risiko yang dihadapi oleh investor pembeli Obligasi dan Sukuk Ijarah.

Tata kelola Perusahaan

Dalam dokumen Pilar Sejahtera Food Tbk 2013 (Halaman 146-154)

Dokumen terkait