• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penulis dilahirkan di Kabupaten Tanjung Jabung, Propinsi Jambi pada tanggal 25 April 1988 sebagai anak pertama dari pasangan Ayahanda Muhammad Sukri dan Ibunda Nursiah. Pada tahun 2002 penulis diterima di SMA Negeri 5 Kota Jambi dan lulus pada tahun 2005, pada tahun yang sama penulis lulus Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Jurusan Budidaya Hutan, Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara lulus pada tahun 2009. Kesempatan untuk melanjutkan ke program magister pada Mayor Silvikultur Tropika, Sekolah Pascasarjana IPB tahun 2010.

Penulis menyusun tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains dengan judul “Pendugaan Potensi Biomassa dan Simpanan Karbon

Terikat di Atas Permukaan Tanah pada Pohon Acacia mangium dan Pinus merkusii di Kesatuan Pemangkuan Hutan Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten” dibimbing oleh Prof Dr Ir Bambang Hero Saharjo, MAgr dan Prof Dr Ir Cecep Kusmana, MS.

I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peranan hutan sangat disorot setelah terjadinya peningkatan suhu di permukaan bumi. Indonesia yang memiliki hutan terluas ketiga di dunia dituntut untuk memberikan kontribusi dengan cara meningkatkan produktifitas hutan dalam penyerapan karbon. Kementrian Kehutanan melalui program-program yang digalakkan berupaya untuk mengendalikan kelestarian hutan. Kementrian Lingkungan Hidup juga memberikan kontribusi nyata melalui ruang terbuka hijau di perkotaan dan di sepanjang jalur jalan.

Studi tentang pendugaan kandungan karbon hutan semakin intensif dilakukan pada berbagai tutupan lahan. Hal ini dapat dipahami, karena CO2

merupakan penyusun Gas Rumah Kaca (GRK) yang banyak dihasilkan pada proses deforestasi. Kontribusi CO2 yang dapat memberikan efek peningkatan suhu

permukaan bumi dipengaruhi oleh kemampuannya dalam mengabsorbsi panjang gelombang tertentu dan juga kestabilannya di atmosfer (Murdiyarso dan Husin 1994).

Penelitian-penelitian mengenai pendugaan biomassa dan karbon di hutan alam, hutan tanaman dan ruang terbuka hijau (RTH) telah banyak dilakukan, demikian pula penelitian-penelitian dengan menggunakan berbagai metode juga telah dilakukan untuk merumuskan persamaan alometrik. Beberapa persamaan alometrik hanya berlaku pada jenis-jenis tertentu dengan topografi, jenis tanah dan curah hujan tertentu pula. Belum ada penelitian yang mengarah pada perbandingan alometrik yang tepat digunakan pada topografi, curah hujan, jenis tanaman dan sistem pengelolaan yang diterapkan di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, oleh sebab itu perlu dilakukan kajian mengenai persamaan alometrik yang tepat digunakan untuk jenis Acacia mangium dan Pinus merkusii

pada topografi, tipe tanah dan curah hujan yang ada di KPH Bogor. Perumusan Masalah

Perubahan iklim global telah menyebabkan terjadinya berbagai bencana alam di berbagai belahan dunia. Tingkat kegawatan perubahan iklim global yang disebabkan deforestasi hutan yang menghasilkan emisi karbon ke atmosfer tertuang dalam Kyoto Protokol dan United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) yang menekankan pentingnya usaha pengurangan emisi karbon dan penyerapan karbon atmosfer (IPCC, 2007). Salah satu alternatif dalam mengendalikan konsentrasi karbon, yaitu melalui pengembangan sink programme, dimana karbon organik sebagai hasil fotosintesis disimpan dalam biomassa tegakan hutan atau pohon berkayu. Indonesia sangat berpotensi menjadi negara penyerap emisi karbon karena mempunyai hutan tropis yang luas.

Informasi mengenai pendugaan biomassa pohon di atas permukaan sangat diperlukan untuk menggambarkan kondisi ekosistem hutan dalam rangka pengelolaan hutan secara lestari. Pendugaan yang akurat juga diperlukan untuk memantau dampak sistem pengelolaan hutan yang diterapkan terhadap potensi biomassa dan karbon di atas permukaan, dalam kaitannya hutan sebagai penyimpan karbon.

Persamaan alometrik merupakan salah satu cara pendugaan potensi biomassa dan simpanan karbon di atas permukaan pada tegakan pohon. Beberapa persamaan alometrik yang umum digunakan adalah Brown (1997); Ketterings et al. (2001); Chave et al. (2005); dan BSN (2011) pada berbagai tipe hutan. Beberapa persamaan alometrik yang ada, sangat bergantung pada faktor lingkungan dan pengambilan sampel pohon biasanya pada kisaran diameter 2 cm- 60 cm (Adinugroho dan Sidiyasa 2006; Basuki et al. 2004). Untuk dapat menggunakan persamaan alometrik tersebut sebagai acuan maka diperlukan kajian yang komprehensif terhadap model-model alometrik biomassa yang sudah dikembangkan sebelumnya.

Beberapa persamaan alometrik sangat bergantung pada faktor lingkungan tertentu dan belum diuji pada tegakan pohon di KPH Bogor, pada kelas umur dan bonita A. mangium dan P. merkusii. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian mengenai pendugaan dan pengukuran potensi biomassa dan simpanan karbon di permukaan tanah pada tegakan KPH Bogor dengan menggunakan persamaan alometrik Brown (1997); Ketterings et al. (2001); Chave et al. (2005); dan BSN (2011) untuk mendapatkan persamaan alometrik yang tepat digunakan pada tegakan tersebut.

KPH Bogor merupakan salah satu pengelola sumberdaya alam hayati yang memiliki nilai penting bagi ekosistem, salah satunya adalah sebagai penyerap dan penyimpan karbon. Penyerapan karbondioksida berhubungan erat dengan biomassa tegakan, jumlah biomassa suatu daerah diperoleh dari produksi kepadatan biomassa dan jenis pohon. Adapun pertanyaan dalam penelitian ini adalah apa persamaan alometrik yang tepat digunakan dalam pendugaan potensi biomassa dan simpanan karbon pada jenis tanaman A. mangium dan P. merkusii di pada bonita 2 yang terdapat di KPH Bogor?

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mendapatkan persamaan alometrik yang tepat untuk menduga potensi biomassa dan simpanan karbon pada tegakan A. mangium dan P. merkusii

padabonita 2 yang terdapat di KPH Bogor.

2. Menduga potensi biomassa dan simpanan karbon di atas permukaan tanah pada tegakan A. mangium dan P. merkusii pada bonita 2 yang terdapat di KPH Bogor.

Manfaat Penelitian

Tersedianya persamaan alometrik yang tepat untuk menduga potensi biomassa dan karbon pada tegakan jenis A. mangium dan P. merkusii.

Kerangka Pikir

Peubah yang diamati adalah dimensi pohon berupa tinggi total (m) dan diameter (cm) tegakan A. mangium dan P. merkusii pada bonita 2 yang ada di Kesatuan Pemangkuan Hutan Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan

Banten. Berdasarkan rumus Slovin dalam Umar (1996) terdapat 130 petak ukur untuk mewakili populasi tegakan yang ada di BKPH Parungpanjang dan Bogor. Pengukuran dilakukan keseluruhan pada petak ukur berbentuk bujur sangkar berukuran 50 m x 50 m.

Persamaan alometrik pada penelitian ini menggunakan persamaan yang telah disusun oleh peneliti sebelumnya (Tabel 3 dan Tabel 4). Hasil perhitungan dugaan potensi biomassa dan karbon dianalisis dengan menggunakan uji T. Persamaan alometrik yang berbeda nyata kemudian disimulasi dengan

Resampling Bootsrap untuk mendapatkan nilai relatif bias terkecil. Artinya persamaan alometrik yang memiliki nilai relatif bias terkecil adalah persamaan alometrik yang terbaik. Kerangka pemikiran untuk memecahkan masalah penelitian ini disajikan pada Gambar 1.

I TINJAUAN PUSTAKA

Persamaaan alometrik yang tepat digunakan untuk menduga kandungan biomassa dan simpanan karbon pada tegakan Acacia mangium dan Pinus merkusii

Analisis data menggunakan uji T pada setiap jenis tanaman Hipotesis :

H0 :μ = 0 (perbedaan antara dua pengamatan adalah 0)

H0 :μ ≠ 0 (perbedaan antara dua pengamatan adalah tidak sama dengan 0)

Analisi simulasi Resampling Bootsrap untuk mendapatkan nilai Relatif Bias yang mengacu pada persamaan alometrik :

WAm = 0,199 x D 2.148

Heriyanto dan Siregar (2007a) WPm = 0,177 x D

2,0501

Heriyanto dan Siregar (2007b)

Simpanan Karbon tegakan (C) C = 0.5 x W Biomassa Tegakan (W) Persamaan alometrik yang digunakan :

W = 0.118 D2.53 (Brown, 1997)

W = 0.066D2,59 (Ketterings et al., 2000)a W = 0.11BjD2+0,62 (Ketterings et al., 2000)b W = 0.0509 x BjD2H (Chave et al., 2005) W = V x Bj x BEF (BSN, 2011)

Pengukuran dimensi tegakan Acacia mangium dan Pinus merkusii dengan petak ukur 50 m x 50 m sebanyak 130 plot yang mewakili populasi BKPH Parung dan BKPH Bogor, KPH Bogor.

Tegakan Acacia mangium dan Pinus merkusii Bonita 2 di Kesatuan Pemangkuan Hutan Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat Dan Banten

Dokumen terkait