• Tidak ada hasil yang ditemukan

Riwayat: John Bunyan (1628-1688)

Dalam dokumen | Bio-Kristi (Halaman 106-110)

Pengkhotbah, Kaum Puritan

Oleh: Dave dan Neta Jackson

John Bunyan lahir pada tahun 1628 di sebuah kota kecil bernama Elstow, dekat

Bedford, sebelah selatan Inggris. Dia putra seorang tukang patri, yaitu seseorang yang bekerja memperbaiki panci dan belanga, menajamkan pisau, serta melakukan

pekerjaan menempa lainnya yang tidak memerlukan tempat usaha luas. Pekerjaan ini diwariskan dari generasi ke generasi, sama seperti peralatan sehari-hari yang dipakai turun-temurun.

Pada ulang tahunnya yang ke-16, Bunyan diharuskan mengikuti wajib militer dan bergabung dengan tentara parlementer. Walaupun pandangan politiknya tidak kuat, keikutsertaannya dalam pasukan parlementer membuat dirinya menjadi musuh Raja Charles I. Tahun 1648, dia menikah. Beberapa orang berpendapat bahwa istrinya bernama Mary, sama dengan nama putri pertama mereka, tetapi hal ini tidak pasti. Putrinya, Mary, lahir dalam keadaan buta, dia mewarisi kelembutan dan kehangatan yang merupakan ciri khas John.

Istri John adalah seorang Puritan yang memberikan dorongan kuat dalam diri John sehingga dia bertobat. Kemudian pertobatan itu menuntun dirinya menjadi seorang pengkhotbah biasa di denominasi-denominasi non-Konformis di kota Bedford.

Ciri khas John saat berkhotbah adalah langsung dan penuh kuasa sehingga dia dapat menjadi pengkhotbah favorit di seluruh kota. Jika kebangkitan gereja-gereja non- Konformis di bawah pemerintahan Oliver Cromwell tidak pernah terjadi, munculnya seorang tukang patri yang dapat berkhotbah pun tidak akan pernah terjadi. Pada waktu sistem kerajaan kembali dijalankan, pemerintah melakukan segala cara untuk

membasmi para pengkhotbah dan gereja-gereja yang independen itu.

Istri pertama John meninggal pada tahun 1658 setelah melahirkan empat orang anak. Sebagai seorang pria yang tumbuh menjadi dewasa karena pernikahan, kematian istrinya membuat hidupnya hancur, dan dia membutuhkan bantuan untuk membesarkan keempat anaknya yang masih kecil. Putri sulungnya masih berusia delapan tahun dan buta. Kurang dari setahun kemudian, dia menikahi Elizabeth. Orang-orang

menyarankan John untuk menikahi Elizabeth karena dia adalah sepupu keduanya sehingga dia sangat mengenal John dan keempat orang anaknya.

Apa pun alasannya, Elizabeth adalah seorang istri dan ibu yang setia. Dia melahirkan dua orang anak bagi John. Sepanjang kehidupan John, Elizabeth senantiasa

mendukung suami dan pelayanannya.

Pada masa itu, perubahan besar terjadi di bidang politik. Tahun 1640, Revolusi Inggris pecah. Terbentuklah aliansi-aliansi politik dan terjadilah pertempuran berdarah antara

107

tentara Raja Charles I dan tentara parlemen. John Bunyan dan sebagian besar anak muda di Bedford dijaring untuk menjadi tentara parlemen. Selama sepuluh tahun, Perang Sipil berkecamuk, menyebabkan keluarga berperang melawan keluarga, dan kota melawan kota. Kesetiaan tidak ada yang kekal, dan pengkhianatan pun sering terjadi.

Akhirnya tentara parlemen memenangkan pertempuran, negara di bawah kekuasaan Oliver Cromwell. Sistem kerajaan disingkirkan, Charles I dihukum gantung dan gerakan- gerakan pembaharuan disahkan, membuat Gereja Inggris kehilangan pengaruhnya atas orang-orang awam.

Oliver Cromwell muncul dari peperangan dan kekacauan politik, menjadi Tuan Pelindung Bangsa Inggris dan menjadi penguasa terkuat selama delapan tahun.

Sebagai seorang Puritan yang setia, dia mengizinkan kebebasan untuk melakukan ibadah bagi kaum Puritan, Quaker, Baptis, Presbiterian, dan gereja-gereja non- Konformis lainnya. Beberapa uskup Gereja Anglikan (banyak uskup Anglikan yang memihak raja selama Perang Sipil berlangsung) disingkirkan dari jabatannya dan

beberapa gereja jatuh ke tangan para non-Konformis. "Orang-orang Beragama" bangkit dan menyebar ke seluruh negeri. Gerakan seperti inilah yang membuka kesempatan bagi John Bunyan untuk menjadi seorang pengkhotbah.

Tetapi tentu saja, semua perubahan itu membangkitkan kebencian orang-orang yang pernah berkuasa. Orang-orang ini sedang menanti saatnya mereka dapat membalikkan meja dan kembali memegang tampuk kekuasaan.

Ketika Cromwell meninggal tanggal 3 September 1658, keadaan negara menjadi kacau karena diperintah oleh anaknya, Richard, yang tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Richard hanya bertahan sampai Jenderal George Monck, pemimpin

pasukan Skotlandia, menyerbu Inggris dengan berjalan sepanjang jalan menuju London pada bulan Februari 1660. Revolusi pun berakhir.

Jenderal Monck membentuk Parlemen Long dan parlemen ini menghubungi Charles II. Dia berada di pengasingan di kota Breda, Belanda. Bulan April 1660, Charles II

memproklamasikan Deklarasi Breda, yang berisi janji bahwa jika Parlemen

mengizinkannya kembali bertakhta di Kerajaan Inggris, dia akan menerima bentuk pemerintahan parlementer dan memberikan pengampunan kepada semua musuh- musuhnya. Akhirnya, Charles II kembali ke Inggris dan takhtanya dikembalikan kepadanya pada tanggal 8 Mei 1660.

Pada kenyataannya, Charles II tidak menepati janjinya. Semua pengkhotbah sederhana dan musuh politiknya dimasukkan ke dalam penjara di seluruh negeri itu. Menurut Charles II, ada sebuah kelompok revolusioner baru yang sedang menginjakkan kakinya di Inggris, oleh karena itu dia memunyai alasan untuk cemas. Kelompok itu menyebut dirinya The Fifth Monarchy dan mereka ingin menggulingkan raja dari takhtanya serta

108

membentuk pemerintahan baru di bawah kekuasaan "Raja Yesus", tentunya mereka sendiri yang memegang kekuasaan.

Alasan utama yang membuat John Bunyan dipenjarakan adalah karena dia berkhotbah tanpa surat izin. Tentu saja, sebagai seorang non-Konformis, dia tidak akan

memperoleh surat izin walaupun dia sudah bertahun-tahun menjadi gembala di suatu gereja. Urutan penangkapan dan hukuman yang dijatuhkan, secara hukum meragukan, dan Bunyan memunyai alasan tepat untuk mengajukan permohonan agar diadakan pengadilan ulang.

Selama bulan-bulan pertama di dalam penjara, John White, si sipir penjara, sering mengizinkan dia keluar untuk menghadiri kebaktian. Dan bahkan pada suatu hari, Bunyan diizinkan pergi ke London. Kemudian para hakim mengambil tindakan keras, dan dia harus menjalani hukuman selama dua belas tahun.

Pada saat mendekati akhir masa tahanannya, dia menulis bukunya yang paling terkenal, "Pilgrim's Progress", juga menulis beberapa traktat dan buku lainnya. Dia dibebaskan pada tahun 1672 dan kembali melanjutkan hidupnya sebagai seorang pendeta. Tulisan-tulisannya yang berbentuk enam puluh jilid buku, membuat Bunyan banyak diminta untuk berkhotbah di seluruh bagian selatan Inggris.

Dia meninggal di London pada tahun 1688 akibat pneumonia. Penyakit itu dideritanya ketika dia harus berkuda melintasi hujan badai yang sangat dingin untuk mendamaikan seorang ayah dan anak laki-lakinya yang sedang bertengkar.

Diambil dan diedit seperlunya dari:

Judul buku = Pengkhianat di Menara Judul asli buku = Traitor in the Tower Penulis = Dave dan Neta Jackson Penerjemah = Lie Ping

Penerbit = Gospel Press, Batam Center 2004 Halaman = 163 -- 168

Artikel di atas dapat Anda peroleh dalam bentuk tercetak dengan judul buku

"Pengkhianat di Menara", terbitan Gospel Press, Batam Center 2004. Silakan hubungi toko buku terdekat.

Pendidikan tanpa agama adalah berbahaya karena aturan-aturan kekristenan yang sederhana dan masuk akal akan digantikan oleh teori-teori yang sembarangan.

110

Dalam dokumen | Bio-Kristi (Halaman 106-110)