BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Kerangka Berpikir
2.2.1 Kerangka Teori
2.2.1.1 Role Theory
Dalam penelitian ini penulis menggunakan Teori Peran (Role
Theory), menurut teori peran ini sebagai berikut:
Istilah “peran” diambil dari dunia teater. Dalam teater, seorang aktor
harus bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai
tokoh itu ia diharapkan untuk berperilaku secara tertentu.
Posisi aktor dalam teater (sandiwara) itu kemudian dianalogikan
dengan posisi seseorang dalam masyarakat. Sebagaimana halnya dalam
teater, posisi orang dalam masyarakat sama dengan posisi aktor dalam
teater, yaitu bahwa perilaku yang diharapkan daripadanya tidak berdiri
sendiri, melainkan selalu berada dalam kaitannya dengan adanya
orang-orang lain yang berhubungan dengan orang-orang atau aktor tersebut53.
Menurut teori peran, peran orangtua tidak hanya menentukan
perilaku, tetapi juga keyakinan dan sikap. Sikap orangtua sejalan dengan
harapan-harapan mereka sehingga akan menentukan peran mereka. Jadi bila
terjadi perubahan peran maka akan membawa perubahan sikap.
53
46
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang, hasil
dari peranan warisan sifat-sifat serta bakat orangtua dan lingkungan dimana
dia berada akan memberikan pengaruh yang mendalam terhadap landasan
perilakunya. Keluarga sebagai lingkungan awal akan memberikan pengaruh
yang besar terhadap kemampuan dasar anak, baik intelektual maupun sosial.
Sikap, pandangan dan pendapat orangtua atau keluarga langsung dijadikan
model oleh anak dan ini kemudian menjadi sebagian dari tingkah laku anak
itu sendiri54.
Di penelitian ini, peranan orangtua dalam memberikan
pendampingan kepada anak dalam keputusan pemilihan tayangan untuk
anak, akan berpengaruh terhadap landasan dasar perilaku anak nantinya.
Oleh sebab begitu besarnya pengaruh media televisi terhadap pola pikir dan
perkembangan anak, maka kedudukan peranan orangtua amat sangat
penting.
Dalam teorinya Biddle & Thomas membagi peristilahan dalam teori
peran dalam empat golongan, yaitu55:
1. Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi tersebut
2. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut
3. Kedudukan orang-orang dalam perilaku
4. Kaitan antara orang dan perilaku
54
Vera Carolina Azkar. Komunikasi Antarpribadi Orangtua Terhadap Pola Perilaku Anak Dalam Menonton Televisi Di Perumahan Taman Setia Budi Indah. Universitas Sumatera Utara. 2012.
55
47 Ad. 1 Berbagai istilah tentang orang-orang.
Orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial dapat dibagi
dalam dua golongan sebagai berikut:
a. Aktor (actor, pelaku), yaitu orang yang sedang berperilaku menuruti
suatu peran tertentu.
b. Target (sasaran) atau orang lain (other), yaitu orang yang mempunyai
hubungan dengan aktor dan perilakunya.
Disini, aktor maupun target bisa berupa individu-individu ataupun
kumpulan individu (kelompok). Hubungan antara kelompok dengan
kelompok misalnya terjadi antara orangtua (aktor) dan anak (target).
Menurut Cooley (1902) dan Mead (1934) menyatakan bahwa
hubungan aktor-target adalah untuk membentuk identitas aktor (person, self,
ego) yang dalam hal ini dipengaruhi oleh penilaian atau sikap anak (target)
yang telah digeneralisir oleh orangtua (aktor). Lain halnya menurut Secord &
Backman (1964) menyatakan bahwa aktor menempati posisi pusat (focal
position), sedangkan target menempati posisi padanan dari posisi pusat
tersebut (counter position). Dengan demikian, maka target berperan sebagai
pasangan (partner) bagi aktor. Hal ini terlihat misalnya pada hubungan
ibu-anak, suami-istri, atau pemimpin-anak buah.
Ad. 2 Berbagai istilah tentang perilaku
Menurut Biddle & Thomas ada lima istilah tentang perilaku dalam
48 1. Expectation (harapan)
Harapan tentang peran adalah harapan-harapan orang lain (pada
umumnya) tentang perilaku yang pantas, yang seyogianya ditunjukkan
oleh seseorang yang mempunya peran tertentu. Contoh, dokter dan
pasien, orangtua dan anak mempunyai harapan tertentu tentang
perilaku yang pantas dari seorang ayah dan ibu kepadanya.
2. Norm (norma)
Orang sering mengacaukan istilah “harapan” dengan “norma”. Namun, menurut Secord & Backman (1964) “norma” hanya
merupakan salah satu bentuk “harapan”. Jenis-jenis harapan menurut
Secord & Backman adalah sebagai berikut:
1) Harapan yang bersifat meramalkan (anticipatory), yaitu harapan
tentang suatu perilaku yang akan terjadi, misalnya seorang ibu
menyatakan “aku kenal betul anakku, dia tidak akan melakukan
perbuatan seperti itu”. Oleh Mc David & Harari (1968) harapan
jenis ini disebut predicted role expectation.
2) Harapan normatif (atau, menurut Mc David & Harari:
prescribed role expectation) adalah keharusan yang menyertai
suatu peran. Biddle & Thomas membagi lagi harapan normatif
ini kedalam dua jenis:
a) Harapan yang terselubung (covert): harapan itu tetap ada
walaupun tidak diucapkan, misalnya orangtua harus
49
b) Harapan yang terbuka (overt): harapan yang diucapkan,
misalnya ayah meminta anaknya agar menjadi orang yang
bertanggung jawab dan rajin belajar. Harapan jenis ini
dinamai tuntutan peran (role demand). Tuntutan peran
melaui proses internalisasi dapat menjadi norma bagi peran
yang bersangkutan.
3. Performance (wujud perilaku)
Berbeda dari norma, wujud perilaku ini nyata, bukan sekedar
harapan. Dan berbeda pula dari norma, perilaku yang nyata ini
bervariasi, berbeda-beda dari stau aktor satu ke aktor yang lain. Oleh
karena itu, teori peran tidak cenderung mengklasifikasikan
istilah-istilahnya menurut perilaku khusus, melainkan berdasarkan
klasifikasinya pada sifat asal dari perilaku dan tujuannya (atau
motivasinya).
4. Evaluation (penilaian) dan Sanction (sanksi)
Penilaian dan saksi agak sulit dipisahkan pengertiannya jika
dikaitkan dengan peran. Biddle & Thomas mengatakan bahwa kedua
hal tersebut didasarkan pada harapan masyarakat (orang lain) tentang
norma. Berdasarkan norma itu, orang memberi kesan positif atau
negatif terhadap suatu perilaku. Kesan negatif dan positif inilah yang
dinamakan penilaian peran. Di lain pihak, yang dimaksud dengan
50
agar perwujudan peran diubah sedemikian rupa sehingga hal yang
tadinya dinilai negatif bisa menjadi positif.
Menurut Biddle & Thomas penilaian dan sanksi dapat datang dari
orang lain (eksternal) atau dari dalam diri sendiri (internal). Jika penilaian dan
sanksi datang dari luar, berarti bahwa penilaian dan sanksi terhadap peran itu
ditentukan oleh perilaku orang lain. Sedangkan jika penilaian dan sanksi
datang dari dalam diri sendiri, maka pelaku sendirilah yang memberi nilai dan
sanksi berdasarkan pengetahuannya tentang harapan-harapan dan
norma-norma masyarakat.
Ad. 3 Berbagai istilah tentang kedudukan orang dan perilaku kedudukan
Menurut Secord & Backman dan Biddle & Thomas memberikan
definisi yang saling melengkapi tentang kedudukan (posisi). Dari kedua
definisi mereka dapat disimpulkan bahwa kedudukan adalah sekumpulan
orang yang secara bersama-sama (kolektif) diakui perbedaannya dari
kelompok-kelompok yang lain berdasarkan sifat-sifat yang mereka miliki
bersama, perilaku yang sama-sama mereka perbuat, dan reaksi orang-orang
lain terhadap mereka bersama.
Ad. 4 Berbagai istilah tentang kaitan orang dan perilaku
Biddle & Thomas mengemukakan bahwa kaitan (hubungan) yang
dapat dibuktikan ada tidaknya dan dapat diperkirakan kekuatannya adalah
51