BAB III FUNGSIONAL FUNGSI SATU VARIABEL BEBAS
A. Ruang Fungsi
Pertama-tama akan dibahas mengenai grup, ring, dan lapangan.
Definisi 3.1.1
Jika A dan B adalah himpunan-himpunan tidak kosong, maka produk Cartesian ๐ดร๐ต dari A dan B adalah himpunan semua pasangan berurutan (๐,๐) dari ๐ โ ๐ด dan ๐ โ ๐ต, yaitu :
๐ดร๐ต= ๐,๐ |๐ โ ๐ด,๐ โ ๐ต
Contoh 3.1.1
Jika ๐ด= 1,2,3 dan ๐ต= 2,6 , maka
๐ดร๐ต= 1,2 , 1,6 , 2,2 , 2,6 , 3,2 , 3,6 ๐ตร๐ด = 2,1 , 2,2 , 2,3 , 6,1 , 6,2 , 6,3
Definisi 3.1.2
Misalkan ๐ adalah himpunan tidak kosong, maka operasi biner โ pada ๐
adalah pemetaan โ:๐ร๐ โ ๐ dimana untuk setiap (๐,๐) โ ๐ร๐ terdapat tunggal ๐ โ ๐ sehingga โ ๐,๐ = ๐ , atau dapat ditulis ๐ โ ๐=๐ โ ๐.
Operasi biner mempunyai dua bagian dari definisi yaitu:
1. Terdefinisikan dengan baik (well-defined) yaitu untuk setiap pasangan berurutan (๐,๐)dalam ๐ร๐ dikawankan dengan tepat satu nilai ๐ โ ๐.
2. ๐ tertutup di terhadap operasi โ , yaitu untuk setiap pasangan berurutan (๐,๐)dalam ๐ร๐maka ๐ โ ๐masih dalam ๐.
Contoh 3.1.2
Diketahui ๐ himpunan semua bilangan bulat. Didefinisikan โ dengan aturan
๐ฅ โ ๐ฆ= ๐ฅ+๐ฆ (operasi penjumlahan pada bilangan bulat). Operasi penjumlahan pada bilangan bulat bersifat tertutup, ini didapat dari sifat-sifat penjumlahan bilangan bulat. Operasi โ terdefinisikan dengan baik karena rumus ๐ฅ+๐ฆ akan memberikan hasil tunggal untuk setiap (๐ฅ,๐ฆ) dalam ๐ร๐
(ini juga menurut sifat-sifat penjumlahan bilangan bulat). Oleh karena itu, operasi penjumlahan pada bilangan bulat adalah suatu operasi biner.
Definisi 3.1.3
Suatu grup (๐บ,โ) terdiri dari himpunan tidak kosong G yang dilengkapi dengan operasi biner โ yang didefinisikan pada G dan memenuhi sifat-sifat berikut :
1. Operasi biner โ bersifat tertutup, yakni ๐ฅ โ ๐ฆ โ ๐บ.
2. Operasi biner โ bersifat asosiatif, yakni ๐ฅ โ ๐ฆ โ ๐ง = ๐ฅ โ ๐ฆ โ ๐ง, untuk semua ๐ฅ,๐ฆ,๐ง โ ๐บ.
3. Terdapat ๐ โ ๐บ sedemikian sehingga ๐ฅ โ ๐= ๐ โ ๐ฅ=๐ฅ, untuk semua
๐ฅ โ ๐บ.
๐ disebut elemen identitas dari ๐บ.
4. Untuk setiap ๐ฅ โ ๐บ, terdapat ๐ฅโ1 โ ๐บ sedemikian sehingga ๐ฅ โ ๐ฅโ1 =
๐ฅโ1โ ๐ฅ =๐.
๐ฅโ1 disebut invers dari ๐ฅ.
Contoh 3.1.3
1. (๐ , +), dengan ๐ adalah himpunan semua bilangan real dan + didefinisikan sebagai operasi penjumlahan dengan rumus ๐ฅ+๐ฆ, merupakan suatu grup.
Operasi penjumlahan pada bilangan real bersifat tertutup, ini didapat dari sifat penjumlahan bilangan real. Rumus ๐ฅ+๐ฆ akan memberikan hasil tunggal untuk setiap (๐ฅ,๐ฆ) dalam ๐ ร๐ . Dari sifat-sifat penjumlahan bilangan real didapat : operasi penjumlahan pada bilangan real bersifat
asosiatif, terdapat unsur identitas yaitu 0 sehingga ๐ฅ+ 0 = 0 +๐ฅ=๐ฅ
untuk semua ๐ฅ โ ๐ , dan untuk setiap ๐ฅ โ ๐ terdapat invers yaitu โ ๐ฅ
sedemikian sehingga ๐ฅ+ โ๐ฅ = โ๐ฅ +๐ฅ= 0. Karena keempat sifat grup dipenuhi maka (๐ , +) adalah grup.
2. (๐ โ 0 ,โ) merupakan suatu grup, dengan ๐ โ{0} adalah himpunan semua bilangan real tanpa bilangan 0, dan โ didefinisikan sebagai operasi perkalian dengan rumus ๐ฅ โ ๐ฆ.
Operasi perkalian pada bilangan real bersifat tertutup, ini didapat dari sifat perkalian bilangan real. Rumus ๐ฅ โ ๐ฆ akan memberikan hasil tunggal untuk setiap (๐ฅ,๐ฆ) dalam ๐ ร๐ . Dari sifat-sifat perkalian bilangan real didapat : operasi perkalian pada bilangan real bersifat asosiatif, terdapat unsur identitas yaitu 1 sehingga ๐ฅ โ1 = 1โ ๐ฅ= ๐ฅ untuk semua ๐ฅ โ ๐ , dan untuk setiap ๐ฅ โ ๐ kecuali 0 terdapat invers yaitu 1
๐ฅ sedemikian sehingga
๐ฅ โ1๐ฅ =1
๐ฅโ ๐ฅ= 1. Karena keempat sifat grup dipenuhi maka (๐ โ 0 ,โ) adalah grup.
Definisi 3.1.4
Diberikan suatu grup (๐บ,โ). Grup (๐บ,โ) disebut grup komutatif atau Grup Abelian jika untuk semua ๐ฅ,๐ฆ โ ๐บ berlaku ๐ฅ โ ๐ฆ=๐ฆ โ ๐ฅ.
Contoh 3.1.4
1. (๐ , +), dengan ๐ adalah himpunan semua bilangan real dan + didefinisikan sebagai operasi penjumlahan dengan rumus ๐ฅ+๐ฆ, merupakan suatu grup abelian.
(๐ , +) merupakan suatu grup, ini sudah dibuktikan pada contoh 3.1.3 Dari sifat-sifat penjumlahan bilangan real didapat bahwa penjumlahan pada bilangan real memenuhi sifat komutatif. Oleh karena itu, (๐ , +) merupakan grup abelian.
2. (๐ โ{0},โ), dengan ๐ โ{0} adalah himpunan semua bilangan real tanpa bilangan 0, dan โ didefinisikan sebagai operasi perkalian dengan rumus
๐ฅ โ ๐ฆ, merupakan suatu grup abelian.
(๐ โ{0},โ) merupakan suatu grup, ini sudah dibuktikan pada contoh 3.1.3 Dari sifat-sifat perkalian bilangan real didapat bahwa perkalian pada bilangan real memenuhi sifat komutatif. Oleh karena itu, (๐ โ{0},โ) merupakan grup abelian.
Definisi 3.1.5
Suatu ring (๐ , +,โ) adalah himpunan tidak kosong ๐ yang dilengkapi dengan dua operasi biner yaitu penjumlahan (+) , dan perkalian (โ) sedemikian sehingga memenuhi sifat-sifat berikut :
1. (๐ , +) merupakan grup abelian dengan elemen identitas 0, yang juga disebut elemen 0 dalam ๐ .
2. Terhadap operasi perkalian (โ) :
a. Bersifat tertutup, yaitu untuk setiap ๐ฅ,๐ฆ โ ๐ maka ๐ฅ.๐ฆ โ ๐
b. Bersifat asosiatif, yaitu ๐ฅ โ ๐ฆ โ ๐ง = ๐ฅ โ ๐ฆ โ ๐ง, untuk semua
๐ฅ,๐ฆ,๐ง โ ๐
c. Bersifat distributif kanan (operasi (โ) bersifat distributif kanan terhadap operasi (+)), yaitu ๐ฅ โ ๐ฆ+๐ง =๐ฅ โ ๐ฆ+๐ฅ โ ๐ง, untuk semua ๐ฅ,๐ฆ,๐ง โ ๐
d. Bersifat distributif kiri (operasi (. ) bersifat distributif kiri terhadap operasi (+)), yaitu ๐ฅ+๐ฆ โ ๐ง=๐ฅ โ ๐ง+๐ฆ โ ๐ง, untuk semua
๐ฅ,๐ฆ,๐ง โ ๐
Untuk selanjutnya ๐ฅ โ ๐ฆ akan ditulis sebagai ๐ฅ๐ฆ.
Contoh 3.1.5
(๐ , +,โ), dengan R adalah himpunan semua bilangan real dan (+) didefinisikan sebagai operasi penjumlahan, dan (โ) didefinisikan sebagai operasi perkalian, adalah suatu ring.
(๐ , +) merupakan grup abelian dengan elemen identitas 0, ini sudah dibuktikan pada contoh 3.1.4. Dari sifat-sifat perkalian bilangan real didapat bahwa operasi perkalian pada bilangan real bersifat tertutup, bersifat asosiatif,
dan bersifat distributif kiri maupun kanan. Oleh karena itu, (๐ , +,โ) adalah suatu ring.
Definisi 3.1.6
Ring (๐ , +,โ) disebut ring komutatif jika dan hanya jika ๐ฅ๐ฆ= ๐ฆ๐ฅ untuk semua
๐ฅ,๐ฆ โ ๐ .
Contoh 3.1.6
(๐ , +,โ), dengan R adalah himpunan semua bilangan real dan (+) didefinisikan sebagai operasi penjumlahan, dan (โ) didefinisikan sebagai operasi perkalian, adalah suatu ring komutatif.
(R, +,โ)adalah suatu ring, ini sudah dibuktikan pada contoh 3..1.6.
Dari sifat-sifat perkalian bilangan real didapat bahwa operasi perkalian pada bilangan real bersifat komutatif yaitu ๐ฅ๐ฆ= ๐ฆ๐ฅ untuk setiap ๐ฅ,๐ฆ โ ๐ . Oleh karena itu, (๐ , +,โ), dengan R adalah himpunan semua bilangan real dan (+) didefinisikan sebagai operasi penjumlahan, dan (โ) didefinisikan sebagai operasi perkalian, adalah suatu ring komutatif. Oleh karena itu, (๐ , +,โ) adalah suatu ring komutatif.
Definisi 3.1.7
Diberikan suatu ring (๐น, +,โ). Ring (๐น, +,โ) disebut lapangan jika : 1. Ring (๐น, +,โ) adalah ring komutatif.
2. Terdapat elemen satuan 1โ ๐น sedemikian sehingga 1๐ฅ= ๐ฅ1 = ๐ฅ, untuk setiap ๐ฅ โ ๐น.
3. Untuk setiap ๐ฅ โ ๐น yang tidak sama dengan 0 mempunyai invers yaitu
๐ฅโ1 sedemikian sehingga ๐ฅโ1๐ฅ=๐ฅ๐ฅโ1 = 1.
Contoh 3.1.7
(๐ , +,โ), dengan R adalah himpunan semua bilangan real dan (+) didefinisikan sebagai operasi penjumlahan, dan (. ) didefinisikan sebagai operasi perkalian, adalah suatu lapangan.
(๐ , +,โ) adalah suatu ring komutatif, ini sudah dibuktikan dalam contoh 3.1.6. Dari sifat-sifat perkalian bilangan real bilangan real didapat bahwa terdapat elemen identitas yaitu 1 sehingga ๐ฅ โ1 = 1โ ๐ฅ =๐ฅ untuk semua ๐ฅ โ ๐
sehingga 1 adalah elemen satuan dalam lapangan (๐ , +,โ), dan untuk setiap
๐ฅ โ ๐ kecuali 0 terdapat invers yaitu 1
๐ฅ sedemikian sehingga ๐ฅ โ1
๐ฅ =
1
๐ฅโ ๐ฅ = 1. Oleh karena itu, (๐ , +,โ), dengan R adalah himpunan semua bilangan real dan (+) didefinisikan sebagai operasi penjumlahan, dan (โ) didefinisikan sebagai operasi perkalian, adalah suatu lapangan.
Setelah dibahas mengenai tentang grup, ring, dan lapangan kali ini akan dibahas mengenai ruang linear, ruang metrik, dan ruang bernorma.
Definisi 3.1.8
Diberikan suatu himpunan โ dan lapangan real ๐ . Suatu ruang linear atas lapangan real ๐ adalah suatu himpunan tak kosong yang dilengkapi dua buah operasi. Operasi yang pertama yaitu operasi penjumlahan (+) yang menghubungkan setiap elemen ๐ฅ,๐ฆ โ โ dan dinotasikan ๐ฅ+๐ฆ. Operasi yang kedua adalah operasi perkalian skalar yang menghubungkan ๐ฅ โ โ dan setiap
๐ผ โ ๐ dan dinotasikan ๐ผ๐ฅ. Kedua operasi tersebut memenuhi aksioma-aksioma berikut:
1. Jika x dan y adalah elemen-elemen dalam โ, maka ๐ฅ+๐ฆ berada dalam
โ (tertutup terhadap penjumlahan)
2. Untuk sembarang bilangan real โ, jika ๐ฅ โ โ maka โ ๐ฅ โ โ
3. ๐ฅ+๐ฆ= ๐ฆ+๐ฅ ;
4. ๐ฅ+๐ฆ +๐ง =๐ฅ+ (๐ฆ+๐ง) ;
5. Terdapat suatu elemen 0 sedemikian sehingga ๐ฅ+ 0 =๐ฅ untuk setiap
๐ฅ โ โ ;
6. Untuk setiap ๐ฅ โ โ terdapat suatu elemen โ ๐ฅ sedemikian sehingga
๐ฅ+ (โ๐ฅ) = 0 ; 7. 1โ ๐ฅ =๐ฅ ;
8. ๐ผ ๐ฝ๐ฅ = ๐ผ๐ฝ ๐ฅ ; 9. ๐ผ+๐ฝ ๐ฅ =๐ผ๐ฅ+๐ฝ๐ฅ ; 10. ๐ผ ๐ฅ+๐ฆ = ๐ผ๐ฅ+๐ผ๐ฆ.
Contoh 3.1.8
Misal ๐ถ ๐,๐ adalah himpunan semua fungsi yang kontinu pada interval
๐,๐ , dan diberikan lapangan real ๐ . Didefinisikan (+) adalah operasi penjumlahan fungsi dengan fungsi, yang didefinisikan dengan ๐+๐ ๐ฅ =
๐ ๐ฅ +๐(๐ฅ), dan didefinisikan operasi perkalian bilangan real dengan suatu fungsi, yaitu ๐ผ๐ ๐ฅ = ๐ผ๐(๐ฅ). Maka dari itu, ๐ถ ๐,๐ adalah ruang linear atas lapangan real ๐ .
Misal ๐ ๐ฅ ,๐ ๐ฅ , dan ๐ ๐ฅ adalah sembarang fungsi kontinu anggota ๐ถ ๐,๐ . Misal ๐ผ,๐ฝ adalah sembarang bilangan real dalam ๐ .
1. ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi kontinu dalam interval [๐,๐], sehingga ) ( ) ( lim f x f c c x ๏ฝ
๏ฎ , untuk setiap ๐ dalam [๐,๐].
๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi kontinu dalam interval [๐,๐], sehingga ) ( ) ( limg x g c c x ๏ฝ
๏ฎ , untuk setiap ๐ dalam [๐,๐].
๏
( ) ( )๏
lim ( ) lim ( ) lim f x g x f x g x c x c x cx๏ฎ ๏ซ ๏ฝ ๏ฎ ๏ซ ๏ฎ (menurut hukum penjumlahan limit)
๏
( ) ( )๏
( ) ( ) lim f x g x f c g cc
x ๏ซ ๏ฝ ๏ซ
๏ฎ , untuk setiap ๐ dalam [๐,๐]. ) )( ( ) )( ( lim f g x f g c c x ๏ซ ๏ฝ ๏ซ
๏ฎ , untuk setiap ๐ dalam [๐,๐]. (menurut definisi penjumlahan fungsi).
Oleh karena itu, ๐+๐ (๐ฅ) kontinu pada interval [๐,๐]. Jadi, ๐ถ[๐,๐] tertutup terhadap operasi penjumlahan.
) ( ) ( lim f x f c c x ๏ฝ
๏ฎ , untuk setiap ๐ dalam [๐,๐].
๐ผ adalah sembarang bilangan real dalam lapangan ๐ .
๏
( )๏
lim ( ) lim f x f xc x c
x๏ฎ ๏ก ๏ฝ๏ก ๏ฎ (menurut hukum perkalian konstanta pada limit)
๏
( )๏
( ) lim f x f cc
x ๏ก ๏ฝ๏ก
๏ฎ , untuk setiap ๐ dalam [๐,๐].
๏จ ๏ฉ
( ) ( ( ))lim f x f c c
x ๏ก ๏ฝ ๏ก
๏ฎ , untuk setiap ๐ dalam [๐,๐]. (menurut definisi perkalian bilangan real dengan fungsi)
Oleh karena itu, ๐ผ๐ (๐ฅ) kontinu pada interval [๐,๐]. Jadi, ๐ผ๐ ๐ฅ =๐ผ๐(๐ฅ) โ ๐ถ[๐,๐].
3. ๐ ๐ฅ ,๐ ๐ฅ , dan ๐ ๐ฅ adalah sembarang fungsi kontinu anggota
๐ถ ๐,๐ . Oleh karena itu, untuk setiap ๐ dalam [๐,๐] , ๐ ๐ ,๐ ๐ ,๐(๐) terdefinisi (dari definisi 2.3.1).
๐ ๐ +๐ ๐ =๐ ๐ +๐(๐), untuk setiap ๐ dalam [๐,๐]. (menurut sifat komutatif bilangan real).
Oleh karena itu, dapat ditulis ๐ ๐ฅ +๐ ๐ฅ =๐ ๐ฅ +๐(๐ฅ), untuk setiap ๐ฅ dalam [๐,๐].
4. ๐ ๐ +๐ ๐ +๐ ๐ =๐ ๐ + (๐ ๐ +๐ ๐ ), untuk setiap ๐ dalam [๐,๐]. (menurut sifat asosiatif bilangan real)
Oleh karena itu, dapat ditulis ๐ ๐ฅ +๐ ๐ฅ +๐ ๐ฅ = ๐ ๐ฅ + (๐ ๐ฅ +๐ ๐ฅ ), untuk setiap ๐ฅ dalam [๐,๐].
Oleh karena itu, untuk setiap ๐ dalam [๐,๐], ๐(๐) terdefinisi. (dari definisi 2.3.1)
Terdapat fungsi 0, yaitu ๐ฆ ๐ฅ = 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐,๐]. (diketahui bahwa fungsi ๐ฆ ๐ฅ = 0 adalah fungsi yang kontinu pada
๐ = (โโ,โ) sehingga ๐ฆ ๐ฅ = 0 ada dalam ๐ถ[๐,๐]). Oleh karena itu, didapat :
๐ฆ ๐ = 0 ,untuk setiap ๐ dalam [๐,๐].
๐ ๐ +๐ฆ ๐ =๐ ๐ + 0 =๐ ๐ , untuk setiap ๐ dalam [๐,๐]. (elemen identitas dalam penjumlahan bilangan real)
Oleh karena itu, dapat ditulis ๐ ๐ฅ + 0 =๐ ๐ฅ , untuk setiap ๐ฅ dalam [๐,๐].
Fungsi ๐ฆ ๐ฅ = 0 adalah elemen 0 dalam ๐ถ[๐,๐]. 6. ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi kontinu anggota ๐ถ[๐,๐].
Oleh karena itu, untuk setiap ๐ dalam [๐,๐], ๐(๐) terdefinisi (dari definisi 2.3.1)
๐ ๐ + โ๐ ๐ = 0, untuk setiap ๐ dalam [๐,๐]. (invers dalam penjumlahan bilangan real)
Oleh karena itu, dapat ditulis ๐ ๐ฅ + โ๐ ๐ฅ = 0, untuk setiap ๐ฅ
dalam [๐,๐].
7. ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi kontinu anggota ๐ถ[๐,๐].
Oleh karena itu, untuk setiap ๐ dalam [๐,๐], ๐(๐) terdefinisi (dari definisi 2.3.1)
Terdapat fungsi ๐ ๐ฅ = 1, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐,๐]. (diketahui bahwa fungsi ๐ ๐ฅ = 1 adalah fungsi yang kontinu pada ๐ = (โโ,โ) sehingga ๐ ๐ฅ = 1 ada dalam ๐ถ[๐,๐]).
Oleh karena itu, didapat :
๐ ๐ = 1 ,untuk setiap ๐ dalam [๐,๐].
๐ ๐ .๐ ๐ = 1โ ๐ ๐ =๐(๐), untuk setiap ๐ dalam [๐,๐]. (elemen identitas dalam perkalian bilangan real)
Oleh karena itu, dapat ditulis 1โ ๐ ๐ฅ = ๐(๐ฅ), untuk setiap ๐ฅ dalam [๐,๐].
Fungsi ๐ ๐ฅ = 1 adalah elemen satuan dalam ๐ถ[๐,๐]. 8. ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi kontinu anggota ๐ถ[๐,๐].
Oleh karena itu, untuk setiap ๐ dalam [๐,๐], ๐(๐) terdefinisi. (dari definisi 2.3.1)
๐ผ,๐ฝ adalah sembarang bilangan real dalam lapangan ๐ .
๐ผ ๐ฝ๐(๐) = ๐ผ๐ฝ ๐(๐), untuk setiap ๐ dalam [๐,๐]. (menurut sifat asosiatif perkalian bilangan real)
Oleh karena itu, dapat ditulis ๐ผ ๐ฝ๐(๐ฅ) = ๐ผ๐ฝ ๐(๐ฅ), untuk setiap ๐ฅ
dalam [๐,๐].
9. ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi kontinu anggota ๐ถ[๐,๐].
Oleh karena itu, untuk setiap ๐ dalam [๐,๐], ๐(๐) terdefinisi. (dari definisi 2.3.1)
๐ผ+๐ฝ ๐ ๐ =๐ผ๐ ๐ +๐ฝ๐(๐), untuk setiap ๐ dalam [๐,๐]. (menurut sifat distributif kiri perkalian terhadap penjumlahan bilangan real) Oleh karena itu, dapat ditulis ๐ผ+๐ฝ ๐ ๐ฅ =๐ผ๐ ๐ฅ +๐ฝ๐(๐ฅ), untuk setiap ๐ฅ dalam [๐,๐].
10.๐(๐ฅ), dan ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi kontinu anggota ๐ถ[๐,๐]. Oleh karena itu, untuk setiap ๐ dalam [๐,๐], ๐ ๐ ,๐(๐) terdefinisi (dari definisi 2.3.1)
๐ผ adalah sembarang bilangan real dalam lapangan ๐ .
๐ผ ๐ ๐ +๐(๐) = ๐ผ๐ ๐ +๐ผ๐(๐), untuk setiap ๐ dalam [๐,๐]. (menurut sifat distributif kanan perkalian terhadap penjumlahan bilangan real)
Oleh karena itu, dapat ditulis๐ผ ๐ ๐ฅ +๐(๐ฅ) =๐ผ๐ ๐ฅ +๐ผ๐(๐ฅ), untuk setiap ๐ฅ dalam [๐,๐].
Karena memenuhi kesepuluh aksioma, maka ๐ถ ๐,๐ adalah ruang linear atas lapangan real ๐ .
Definisi 3.1.9
Suatu metrik dalam himpunan S adalah suatu fungsi ๐:๐ร๐ โ ๐ yang memenuhi sifat-sifat berikut :
a) ๐(๐ฅ,๐ฆ)โฅ 0, untuk setiap ๐ฅ,๐ฆ โ ๐
b) ๐ ๐ฅ,๐ฆ = 0, jika dan hanya jika ๐ฅ=๐ฆ
d) ๐ ๐ฅ,๐ฆ โค ๐ ๐ฅ,๐ง +๐(๐ง,๐ฆ), untuk setiap ๐ฅ,๐ฆ โ ๐
Definisi 3.1.10
Suatu ruang metrik (๐,๐) adalah suatu himpunan tak kosong S yang dilengkapi dengan suatu metrik ๐ pada himpunan ๐.
Contoh 3.1.9
1. (๐ ,๐) dengan ๐ adalah himpunan semua bilangan real dan ๐ adalah jarak antara dua elemen pada ๐ yaitu ๐ ๐ฅ,๐ฆ : ๐ฅ โ ๐ฆ , untuk setiap
๐ฅ,๐ฆ โ ๐ adalah ruang metrik.
Buktinya adalah sebagai berikut :
a) ๐ฅ โ ๐ฆ โฅ0, untuk setiap ๐ฅ,๐ฆ โ ๐ . (menurut definisi nilai mutlak bilangan real)
b) Jika diketahui ๐ฅ โ ๐ฆ = 0, maka jika kita memisalkan ๐ฅ โ ๐ฆ โ 0 akan didapat โ(๐ฅ โ ๐ฆ) โ 0.
Oleh karena itu, ๐ฅ โ ๐ฆ โ 0. Ini bertentangan dengan yang diketahui yaitu ๐ฅ โ ๐ฆ = 0. Karena itu pemisalan ๐ฅ โ ๐ฆ โ 0 adalah salah. Oleh karena itu,
๐ฅ โ ๐ฆ= 0
๐ฅ= ๐ฆ
Jadi, jika ๐ฅ โ ๐ฆ = 0 maka ๐ฅ =๐ฆ.
Oleh karena itu, didapat ๐ฅ โ ๐ฆ = 0. (dari definisi nilai mutlak bilangan real)
Jadi, jika ๐ฅ=๐ฆ maka ๐ฅ โ ๐ฆ = 0. c) ๐ฅ โ ๐ฆ = ๐ฆ โ ๐ฅ , untuk setiap ๐ฅ,๐ฆ โ ๐ .
d) ๐ฅ โ ๐ฆ = ๐ฅ โ ๐ง + (๐ง โ ๐ฆ) , untuk setiap ๐ฅ,๐ฆ,๐ง โ ๐ .
โค ๐ฅ โ ๐ง + ๐ง โ ๐ฆ , untuk setiap ๐ฅ,๐ฆ,๐ง โ ๐ . (dari ketaksamaan segitiga)
Karena memenuhi keempat aksioma maka (๐ ,๐) dengan ๐ adalah himpunan semua bilangan real dan ๐ adalah jarak antara dua elemen pada
๐ yaitu ๐ ๐ฅ,๐ฆ : ๐ฅ โ ๐ฆ , untuk setiap ๐ฅ,๐ฆ โ ๐ adalah ruang metrik.
2. (๐ถ ๐,๐ ,๐) dengan ๐ถ[๐,๐] adalah himpunan semua fungsi yang kontinu pada interval ๐,๐ dan ๐ adalah jarak antara dua fungsi pada
๐ถ[๐,๐] yaitu ๐ ๐,๐ : ๐ โ ๐ = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) , untuk setiap ๐,๐ โ ๐ถ[๐,๐] adalah ruang metrik.
Misal ๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) adalah sembarang anggota ๐ถ ๐,๐ .
๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) adalah fungsi yang kontinu pada [๐,๐], sehingga
๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ฅ = ๐ โ ๐ (๐ฅ) juga merupakan fungsi yang kontinu pada [๐,๐]. Oleh karena itu, menurut teorema 2.5.1, ๐ โ ๐ (๐ฅ) akan mencapai nilai maksimum mutlak ๐ โ ๐ ๐ =๐ ๐ โ ๐(๐) pada suatu bilangan ๐ dalam ๐,๐ .
Karena itu , untuk setiap ๐(๐ฅ),๐(๐ฅ)โ ๐ถ[๐,๐], ๐ โ ๐ ๐ฅ = ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) akan mencapai nilai maksimum mutlak pada suatu bilangan ๐ฅ
dalam ๐,๐ .
a) max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) โฅ0 , untuk setiap ๐,๐ โ ๐ถ[๐,๐]. (dari definisi nilai mutlak bilangan real)
b) Jika diketahui max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = 0.
Jika dimisalkan ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ)โ 0, untuk setiap ๐ฅ dalam ๐,๐ , maka akan didapat โ(๐(๐ฅ)โ ๐(๐ฅ))โ 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐,๐].
Oleh karena itu, didapat ๐(๐ฅ)โ ๐(๐ฅ) โ 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐,๐], sehingga max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) โ 0.
Ini bertentangan dengan yang diketahui yaitu max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = 0 . Karena itu pemisalan ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) โ 0 adalah salah. Oleh karena itu,
๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ฅ = 0
๐ ๐ฅ =๐(๐ฅ)
Jadi, jika max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = 0 maka ๐(๐ฅ) =๐(๐ฅ).
Kemudian, jika ๐ ๐ฅ = ๐(๐ฅ), untuk setiap ๐ฅ dalam [๐,๐] maka
๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ฅ = 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐,๐].
Oleh karena itu, didapat ๐(๐ฅ)โ ๐(๐ฅ) = 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐,๐]. (dari definisi nilai mutlak bilangan real)
Oleh karena itu, max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = 0.
c) max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) , untuk setiap
๐,๐ โ ๐ถ[๐,๐]. (dari definisi nilai mutlak bilangan real)
d) max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ฅ + (๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) , untuk setiap ๐,๐,๐ โ ๐ถ[๐,๐].
max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ฅ + (๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) โคmax๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) + max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) ,untuk setiap ๐,๐,๐ โ ๐ถ[๐,๐]. (dari ketaksamaan segitiga)
Oleh karena itu, max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) โคmax๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) + max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) .
Karena memenuhi keempat aksioma, maka (๐ถ ๐,๐ ,๐) dengan
๐ถ[๐,๐] adalah himpunan semua fungsi yang kontinu pada interval ๐,๐
dan ๐ adalah jarak antara dua fungsi pada ๐ถ[๐,๐] yaitu ๐ ๐,๐ : ๐ โ ๐ = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) , untuk setiap ๐,๐ โ ๐ถ[๐,๐] adalah ruang metrik.
Definisi 3.1.11
Andaikan (๐,๐) adalah suatu ruang metrik. Maka untuk ๐ > 0, persekitaran-๐
Definisi 3.1.12
Andaikan โ adalah ruang linear. Suatu pemetaan ๐ฅ โ ๐ฅ dari โ ke ๐
disebut norma pada โ, jika untuk setiap elemen ๐ข โ โ memenuhi sifat-sifat berikut : a) ๐ข โฅ0 b) ๐ข = 0โ ๐ข = 0 c) ๐ผ๐ข = ๐ผ ๐ข d) ๐ข+๐ฃ โค ๐ข + ๐ฃ Definisi 3.1.13
Andaikan โ adalah suatu ruang linear. Jika pada โ dapat didefinisikan suatu norma, maka โ disebut ruang linear bernorma.
Contoh 3.1.10
Misal ๐ถ[๐,๐] adalah himpunan semua fungsi yang kontinu pada interval [๐,๐].
Didefinisikan suatu norma ๐ข = max๐โค๐ฅโคb ๐ข(๐ฅ) , untuk setiap ๐ข โ ๐ถ[๐,๐]. Maka ๐ถ[๐,๐] adalah suatu ruang linear bernorma.
Misal ๐ข ๐ฅ adalah sembarang anggota ๐ถ[๐,๐].
๐ข(๐ฅ) adalah fungsi yang kontinu pada [๐,๐]. Oleh karena itu, menurut teorema 2.5.1, ๐ข(๐ฅ) akan mencapai nilai maksimum mutlak ๐ข(๐) pada suatu bilangan ๐ dalam ๐,๐ .
Karena itu, untuk setiap ๐ข(๐ฅ)โ ๐ถ[๐,๐], ๐ข(๐ฅ) akan mencapai nilai maksimum mutlak pada suatu bilangan ๐ฅ dalam ๐,๐ .
a) u = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ข(๐ฅ) โฅ0 , untuk setiap ๐,๐ โ ๐ถ[๐,๐]. (dari definisi nilai mutlak bilangan real)
b) Jika diketahui u = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ข(๐ฅ) = 0.
Jika dimisalkan ๐ข(๐ฅ)โ 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐,๐], maka akan didapat โ(๐ข(๐ฅ))โ 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐,๐].
Oleh karena itu, akan didapat ๐ข(๐ฅ) โ 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐,๐], sehingga max๐โค๐ฅโค๐ ๐ข(๐ฅ) โ 0.
Ini bertentangan dengan yang diketahui yaitu u = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ข(๐ฅ) = 0. Karena itu pemisalan ๐ข(๐ฅ) โ 0 adalah salah.
Oleh karena itu, ๐ข(๐ฅ) = 0
Jadi, jika u = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ข(๐ฅ) = 0 maka ๐ข ๐ฅ = 0.
Kemudian, jika ๐ข ๐ฅ = 0 untuk setiap ๐ฅ dalam [๐,๐] maka didapat
๐ข(๐ฅ) = 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐,๐]. (dari definisi nilai mutlak bilangan real)
Oleh karena itu, max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = 0.
Jadi, jika ๐(๐ฅ) =๐(๐ฅ) maka u = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = 0. c) Misalkan ๐ผ adalah sembarang bilangan real.
๐ผ๐ข = max๐โค๐ฅโคb โ ๐ข(๐ฅ) , untuk setiap ๐ข(๐ฅ)โ ๐ถ[๐,๐]. = ๐ผ max
๐โค๐ฅโคb ๐ข(๐ฅ) , untuk setiap ๐ข(๐ฅ)โ ๐ถ[๐,๐]. (dari sifat-sifat nilai mutlak bilangan real)
= ๐ผ ๐ข , untuk setiap ๐ข(๐ฅ)โ ๐ถ[๐,๐].
d) u + v = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ข ๐ฅ +๐ฃ(๐ฅ) โคmax๐โค๐ฅโค๐( ๐ข ๐ฅ + ๐ฃ(๐ฅ) ), untuk setiap ๐ข ๐ฅ ,๐ฃ(๐ฅ)โ ๐ถ[๐,๐]. (dari ketaksamaan segitiga) max๐โค๐ฅโค๐( ๐ข ๐ฅ + ๐ฃ(๐ฅ) )= max๐โค๐ฅโค๐ ๐ข(๐ฅ) + max๐โค๐ฅโค๐ ๐ฃ(๐ฅ) , untuk setiap ๐ข ๐ฅ ,๐ฃ(๐ฅ)โ ๐ถ[๐,๐].
Oleh karena itu,
u + v = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ข ๐ฅ +๐ฃ(๐ฅ) โค max
๐โค๐ฅโค๐ ๐ข(๐ฅ) + max๐โค๐ฅโค๐ ๐ฃ(๐ฅ) , untuk setiap ๐ข ๐ฅ ,๐ฃ(๐ฅ) โ ๐ถ[๐,๐]. Oleh karena itu,
u + v โค u + v , untuk setiap ๐ข ๐ฅ ,๐ฃ(๐ฅ) โ ๐ถ[๐,๐].
Karena memenuhi keempat aksioma, maka ๐ถ[๐,๐] dengan norma yang
๐ข = max๐โค๐ฅโคb ๐ข(๐ฅ) , untuk setiap ๐ข โ ๐ถ[๐,๐], adalah suatu ruang linear bernorma.
Andaikan pada suatu ruang linear โ bernorma didefinisikan suatu jarak yaitu ๐: ๐ข โ ๐ฃ , maka dapat dibuktikan bahwa jarak tersebut adalah suatu metrik.
Buktinya adalah sebagai berikut :
Karena โ merupakan ruang linear bernorma, maka โ juga ruang linear sehingga untuk setiap ๐ฅ โ โ terdapat suatu elemen โ ๐ฅ sedemikian sehingga
๐ฅ+ (โ๐ฅ) = 0. Oleh karena itu, untuk sembarang ๐ข,๐ฃ โ โ didapat (๐ข+ (โ๐ฃ))โ โ, oleh karena itu didapat (๐ข โ ๐ฃ) โ โ.
Karena โ adalah ruang linear bernorma maka didapat : 1. ๐ข โ ๐ฃ โฅ0
2. ๐ข โ ๐ฃ = 0โ(๐ข โ ๐ฃ) = 0, sehingga dapat ditulis :
๐ข โ ๐ฃ = 0โ ๐ข =๐ฃ
Karena (๐ข โ ๐ฃ)โ โ maka terdapat โ ๐ข โ ๐ฃ = (๐ฃ โ ๐ข) sehingga
๐ข โ ๐ฃ + ๐ฃ โ ๐ข = 0.
๐ฃ โ ๐ข = โ(๐ข โ ๐ฃ) โฅ0 maka ๐ข โ ๐ฃ = ๐ฃ โ ๐ข
Untuk sembarang ๐ข,๐ฃ,๐ค โ โ didapat (๐ข โ ๐ฃ)โ โ, (๐ข โ ๐ค)โ โ, (๐ค โ ๐ฃ) โ โ. Karena โ adalah ruang linear bernorma, maka didapat ๐ข โ ๐ฃ โฅ0,
๐ข โ ๐ค โฅ0, ๐ค โ ๐ฃ โฅ0.
Karena itu, akan berlaku kesamaan segitiga.
๐ข โ ๐ฃ = ๐ข โ ๐ค + (๐ค โ ๐ฃ) โค ๐ข โ ๐ค + ๐ค โ ๐ฃ
Oleh karena itu, jika pada suatu ruang linear โ bernorma didefinisikan suatu jarak yaitu ๐: ๐ข โ ๐ฃ , maka jarak tersebut adalah suatu metrik.
Karena itu (โ,๐) juga meruipakan ruang metrik.
Definisi 3.1.14
Kelas ๐ถ0 ๐,๐ adalah suatu himpunan yang terdiri dari semua fungsi ๐ฆ(๐ฅ) yang terdefinisi dan kontinu di interval tertutup ๐,๐ .
Norma dari fungsi dalam kelas ๐ถ0 ๐,๐ didefinisikan sebagai nilai maksimum dari nilai mutlak ๐ฆ(๐ฅ) untuk ๐ โค ๐ฅ โค ๐, yakni
๐ฆ 0 = max
๐โค๐ฅโค๐ ๐ฆ(๐ฅ)
Dalam kelas ๐ถ0 ๐,๐ , jarak antara ๐ฆ(๐ฅ) dan ๐ง(๐ฅ) didefinisikan sebagai berikut : ๐ฆ โ ๐ง 0 = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ฆ ๐ฅ โ ๐ง(๐ฅ) .
Dalam kelas ๐ถ0 ๐,๐ , jarak antara ๐ฆ ๐ฅ dan ๐ง ๐ฅ dekat satu sama lain, yakni
๐ง ๐ฅ berada di persekitaran-๐ dari ๐ฆ ๐ฅ sehingga ๐ฆ โ ๐ง 0 <๐, maka max๐โค๐ฅโค๐ ๐ฆ ๐ฅ โ ๐ง(๐ฅ) < ๐.
Jika digambarkan dalam grafik, maka grafik dari ๐ง(๐ฅ) dalam daerah berlebar 2๐ (dari arah vertikal) yang membatasi grafik fungsi ๐ฆ(๐ฅ), dengan kata lain
๐ง(๐ฅ) berada dalam daerah yang dibatasi grafik ๐ฆ ๐ฅ +๐ dan grafik ๐ฆ ๐ฅ โ ๐. Oleh karena itu,
๐ฆ ๐ฅ โ ๐ < ๐ง ๐ฅ < ๐ฆ ๐ฅ +๐ , untuk semua ๐ โค ๐ฅ โค ๐.
โ๐< ๐ง ๐ฅ โ ๐ฆ ๐ฅ <๐, untuk semua ๐ โค ๐ฅ โค ๐.
๐ง ๐ฅ โ ๐ฆ(๐ฅ) < ๐, untuk semua ๐ โค ๐ฅ โค ๐.
๐ฆ ๐ฅ โ ๐ง(๐ฅ) <๐ untuk semua ๐ โค ๐ฅ โค ๐.
Contoh 3.1.11
1. Fungsi polinom dengan daerah asal ๐ = (โโ,โ) termasuk dalam
๐ถ0[โ3,8], karena fungsi polinom kontinu pada daerah asalnya yaitu
2. ๐ ๐ฅ = sin๐ฅ ,dengan daerah asal {๐ฅ|0โค ๐ฅ โค2๐} termasuk dalam
๐ถ0[0,2๐], karena ๐ ๐ฅ = sin๐ฅ kontinu pada daerah asalnya yaitu [0,2๐].
3. ๐ ๐ฅ = ๐ฅ ,dengan daerah asal {๐ฅ|๐ฅ โฅ0,๐ฅ โ ๐ } termasuk dalam
๐ถ0[0,10], karena ๐ ๐ฅ = ๐ฅ kontinu pada daerah asalnya yaitu {๐ฅ|๐ฅ โฅ0,๐ฅ โ ๐ }. Interval [0,10] termasuk dalam daerah asal {๐ฅ|๐ฅ โฅ
0,๐ฅ โ ๐ }.
Definisi 3.1.15
Kelas ๐ถ1 ๐,๐ adalah suatu himpunan yang terdiri dari semua fungsi yang terdefinisi di interval tertutup ๐,๐ yang mana fungsi-fungsi tersebut kontinu dan memiliki turunan pertama yang kontinu.
Norma dari fungsi dalam kelas ๐ถ1 ๐,๐ didefinisikan dengan rumus :
๐ฆ 1 = max
๐โค๐ฅโค๐ ๐ฆ(๐ฅ) + max
๐โค๐ฅโค๐ ๐ฆโฒ(๐ฅ)
Dalam kelas ๐ถ1 ๐,๐ , jarak antara ๐ฆ ๐ฅ dan ๐ง(๐ฅ) didefinisikan sebagai berikut:
๐ฆ โ ๐ง 1 = max
๐โค๐ฅโค๐ ๐ฆ ๐ฅ โ ๐ง(๐ฅ) + max
๐โค๐ฅโค๐ ๐ฆโฒ(๐ฅ)โ ๐งโฒ(๐ฅ)
Dalam kelas ๐ถ1 ๐,๐ , 2 fungsi dikatakan dekat satu sama lain (๐ง(๐ฅ) pada persekitaran-๐ dari ๐ฆ(๐ฅ)) yakni ๐ฆ โ ๐ง 1 <๐, jika kedua fungsi itu sendiri dan turunan pertama dari kedua fungsi itu dekat satu sama lain. Ini berarti bahwa ๐ฆ ๐ฅ โ ๐ง(๐ฅ) <๐ , dan ๐ฆโฒ ๐ฅ โ ๐งโฒ(๐ฅ) < ๐ untuk semua ๐ โค ๐ฅ โค ๐.
Contoh 3.1.12
1. Fungsi polinom dengan daerah asal ๐ = (โโ,โ) termasuk dalam
๐ถ1[โ3,8], karena fungsi polinom terdifersialkan pada daerah asalnya yaitu ๐ = (โโ,โ). Fungsi polinom juga memiliki turunan pertama yang kontinu pada daerah asalnya. Interval [3,8] berada dalam daerah asal ๐ = (โโ,โ).
2. ๐ ๐ฅ = sin๐ฅ ,dengan daerah asal {๐ฅ|0โค ๐ฅ โค2๐} termasuk dalam
๐ถ1[0,2๐], karena ๐ ๐ฅ = sin๐ฅ terdifirensialkan pada daerah asalnya yaitu [0,2๐]. ๐ ๐ฅ = sin๐ฅ juga memiliki turunan pertama yang kontinu pada [0,2๐], yaitu ๐โฒ ๐ฅ = cos๐ฅ.
3. ๐ ๐ฅ = ๐ฅ ,dengan daerah asal {๐ฅ|๐ฅ โฅ0,๐ฅ โ ๐ } termasuk dalam
๐ถ1[1,10], karena ๐ ๐ฅ = ๐ฅ terdiferensialkan pada {๐ฅ|๐ฅ> 0,๐ฅ โ ๐ } .
๐ ๐ฅ = ๐ฅ juga memiliki turunan pertama yang kontinu pada {๐ฅ|๐ฅ> 0,๐ฅ โ ๐ } yaitu ๐โฒ ๐ฅ = 1
2 ๐ฅ. Interval [1,10] berada dalam
{๐ฅ|๐ฅ> 0,๐ฅ โ ๐ }.
4. ๐ ๐ฅ = ๐ฅ ,dengan daerah asal {๐ฅ|๐ฅ โฅ0,๐ฅ โ ๐ } tidak termasuk dalam ๐ถ1[0,10], karena ๐โฒ ๐ฅ = 1
2 ๐ฅ tidak terdefinisi pada ๐ฅ= 0. Oleh karena itu, ๐ ๐ฅ = ๐ฅ ,dengan daerah asal {๐ฅ|๐ฅ โฅ0,๐ฅ โ ๐ } merupakan anggota dari ๐ถ0[0,10], namun bukan anggota dari
5. ๐ ๐ฅ =2
3 ๐ฅ3 ,dengan daerah asal {๐ฅ|๐ฅ โฅ0,๐ฅ โ ๐ } termasuk dalam
๐ถ1[0,10], karena ๐ ๐ฅ =2
3 ๐ฅ3 terdiferensialakan pada {๐ฅ|๐ฅ โฅ0,๐ฅ โ ๐ }.
๐ ๐ฅ =2
3 ๐ฅ3 juga memiliki turunan pertama yang kontinu pada {๐ฅ|๐ฅ โฅ0,๐ฅ โ ๐ } yaitu ๐โฒ ๐ฅ = ๐ฅ. Interval [0,10] berada dalam {๐ฅ|๐ฅ> 0,๐ฅ โ ๐ }.
Definisi 3.1.16
Kelas ๐ถ๐ ๐,๐ adalah suatu himpunan yang terdiri dari semua fungsi ๐ฆ(๐ฅ) yang terdefinisi di interval tertutup ๐,๐ yang mana fungsi-fungsi tersebut kontinu dan memiliki turunan-turunan yang kontinu sampai pada turunan
ke-๐, dengan ๐bilangan bulat tidak negatif.
Norma dari fungsi dalam kelas ๐ถ๐ ๐,๐ didefinisikan dengan rumus :
๐ฆ ๐ = ๐๐=0max๐โค๐ฅโค๐ ๐ฆ ๐ (๐ฅ) ,
dimana ๐ฆ ๐ ๐ฅ = ๐
๐๐ฅ ๐
๐ฆ(๐ฅ) dan ๐ฆ 0 (๐ฅ) adalah fungsi ๐ฆ ๐ฅ itu sendiri. Dalam kelas ๐ถ๐ ๐,๐ , jarak antara ๐ฆ(๐ฅ) dan ๐ง(๐ฅ) didefinisikan sebagai berikut : ๐ฆ โ ๐ง ๐ = ๐๐=0max๐โค๐ฅโค๐ ๐ฆ ๐ ๐ฅ โ ๐ง ๐ (๐ฅ) .
Dalam kelas ๐ถ๐ ๐,๐ , 2 fungsi dikatakan dekat satu sama lain (๐ง(๐ฅ) pada persekitaran-๐ dari ๐ฆ(๐ฅ)) ( yakni ๐ฆ โ ๐ง ๐ < ๐, jika fungsi-fungsi itu sendiri dan semua turunan-turunannya sampai turunan ke-k dekat satu sama lain. Ini berarti bahwa
๐ฆ ๐ฅ โ ๐ง(๐ฅ) < ๐ , ๐ฆโฒ ๐ฅ โ ๐งโฒ(๐ฅ) < ๐ , ๐ฆ" ๐ฅ โ ๐ง"(๐ฅ) <๐ , โฆ, dan
๐ฆ(๐) ๐ฅ โ ๐ง(๐)(๐ฅ) <๐ untuk semua ๐ โค ๐ฅ โค ๐.
Contoh 3.1.13
1. Fungsi polinom dengan daerah asal ๐ = (โโ,โ) termasuk dalam
๐ถ๐[โ3,8], dengan ๐bilangan bulat tidak negatif. Karena fungsi polinom terdifersialkan tak hingga kali pada daerah asalnya yaitu
๐ = (โโ,โ), sehingga turunan-turunan sampai turunan ke ๐ akan kontinu.
2. ๐ ๐ฅ = ๐ฅ ,dengan daerah asal {๐ฅ|๐ฅ โฅ0,๐ฅ โ ๐ } tidak termasuk dalam ๐ถ๐[0,10] (untuk ๐> 0). Ini karena ๐โฒ ๐ฅ = 1
2 ๐ฅ tidak
terdefinisi pada ๐ฅ= 0. Oleh karena itu, ๐โฒ ๐ฅ = 1
2 ๐ฅ tidak dapat
diturunkan. 3. ๐ ๐ฅ =2
3 ๐ฅ3 ,dengan daerah asal {๐ฅ|๐ฅ โฅ0,๐ฅ โ ๐ } tidak termasuk dalam ๐ถ๐[0,10] (untuk ๐> 1). Ini karena ๐โฒโฒ ๐ฅ = 1
2 ๐ฅ tidak
terdefinisi pada ๐ฅ= 0. Sehingga ๐โฒโฒ ๐ฅ = 1
2 ๐ฅ tidak dapat diturunkan.
Oleh karena itu, ๐ ๐ฅ =2
3 ๐ฅ3 ,dengan daerah asal {๐ฅ|๐ฅ โฅ 0,๐ฅ โ ๐ } merupakan anggota dari ๐ถ1[0,10], namun bukan anggota dari
Contoh 3.1.14
๐ ๐ฅ = ๐ฅ0,,๐๐๐๐๐๐๐๐๐ฅ๐ฅ โฅ< 00
๐(๐ฅ) termasuk dalam kelas ๐ถ0[โ6,6] tapi tidak termasuk dalam ๐ถ1[โ6,6].
Untuk ๐ฅ< 0, ๐ ๐ฅ = 0 adalah fungsi kontinu yang terdifensialkan, dan turunannya yaitu ๐โฒ(๐ฅ) = 0 juga kontinu untuk ๐ฅ< 0.
Untuk ๐ฅ> 0, ๐ ๐ฅ =๐ฅ adalah fungsi kontinu yang terdiferensialkan, dan turunannya yaitu ๐โฒ(๐ฅ) = 1 juga kontinu untuk ๐ฅ> 0.
Untuk ๐ฅ= 0 h f h f f h ) 0 ( ) 0 ( lim ) 0 ( ' 0 ๏ญ ๏ซ ๏ฝ
๏ฎ , asalkan limit ini ada. (menurut definisi 2.4.1) Hitung limit kanan terlebih dahulu.
1 1 lim lim 0 ) 0 ( lim ) 0 ( ) 0 ( lim 0 0 0 0๏ซ ๏ซ ๏ญ ๏ฝ ๏ซ ๏ซ ๏ญ ๏ฝ ๏ซ ๏ฝ ๏ซ ๏ฝ ๏ฎ ๏ฎ ๏ฎ ๏ฎ h h h h h h h h h f h f
Sekarang kita hitung limit kiri
0 0 lim 0 lim 0 0 lim ) 0 ( ) 0 ( lim 0 0 0 0๏ญ ๏ซ ๏ญ ๏ฝ ๏ญ ๏ญ ๏ฝ ๏ญ ๏ฝ ๏ญ ๏ฝ ๏ฎ ๏ฎ ๏ฎ ๏ฎ h h h h h h h f h f ๏น ๏ญ ๏ซ ๏ซ ๏ฎ h f h f h ) 0 ( ) 0 ( lim 0 h f h f h ) 0 ( ) 0 ( lim 0 ๏ญ ๏ซ ๏ญ ๏ฎ
Oleh karena itu,
h f h f h ) 0 ( ) 0 ( lim 0 ๏ญ ๏ซ
๏ฎ tidak ada. Maka dari itu, ๐ ๐ฅ tidak terdiferensialkan pada titik ๐ฅ= 0.
Untuk ๐ฅ= 0, maka ๐ 0 = 0, sehingga ๐ 0 terdefinisi. (0 berada pada daerah asal ๐(๐ฅ)) 0 lim ) ( lim 0 0๏ซ ๏ฝ ๏ซ ๏ฝ ๏ฎ ๏ฎ f x x x x 0 0 lim ) ( lim 0 0๏ญ ๏ฝ ๏ญ ๏ฝ ๏ฎ ๏ฎ x x f x ) 0 ( 0 ) ( lim ) ( lim 0 0 f x f x f x x ๏ซ ๏ฝ ๏ญ ๏ฝ ๏ฝ ๏ฎ ๏ฎ
Oleh karena itu, ) 0 ( ) ( lim 0 f x f x ๏ฝ ๏ฎ
Maka dari itu , ๐ ๐ฅ kontinu pada ๐ฅ= 0.
Karena itu, ๐(๐ฅ) termasuk dalam kelas ๐ถ0[โ6,6] tapi tidak termasuk dalam
๐ถ1[โ6,6].
Setiap anggota ๐ถ1[๐,๐] merupakan anggota dari ๐ถ0[๐,๐], karena setiap anggota dari ๐ถ1[๐,๐] juga merupakan fungsi kontinu (dari teorema 2.4.1). Oleh karena itu, ๐ถ1[๐,๐]โ๐ถ0[๐,๐].
Ada anggota ๐ถ1[๐,๐] yang bukan merupakan ๐ถ0[๐,๐] ( dari contoh 3.1.12, dan 3.1.14). Oleh karena itu, ๐ถ1[๐,๐]โ ๐ถ0[๐,๐].
Setiap anggota ๐ถ๐[๐,๐] (dengan ๐ > 1) merupakan anggota dari
๐ถ1[๐,๐], karena setiap anggota dari ๐ถ๐[๐,๐] (dengan ๐> 1) juga merupakan fungsi yang kontinu dan memiliki turunan-turunan yang kontinu (dari teorema 2.4.1). Oleh karena itu, ๐ถ๐[๐,๐]โ๐ถ1[๐,๐] (untuk ๐> 1).
Ada anggota ๐ถ๐[๐,๐] (dengan ๐> 1) yang bukan merupakan ๐ถ1[๐,๐] ( dari contoh 3.1.13). Oleh karena itu, ๐ถ๐[๐,๐] โ ๐ถ1[๐,๐] (untuk ๐ > 1).
Maka dari itu, didapat : ๐ถ๐[๐,๐]โ ๐ถ1[๐,๐]โ ๐ถ0[๐,๐] (untuk ๐ > 1). Sekarang, akan ditunjukkan bahwa kelas ๐ถ๐ ๐,๐ (dengan ๐bilangan bulat tidak negatif) adalah ruang metrik. Untuk kelas ๐ถ0[๐,๐] sudah dibuktikan pada contoh 3.1.9
Karena itu, sekarang akan dibuktikan bahwa (๐ถ๐ ๐,๐ ,๐) untuk
๐bilangan bulat lebih dari 0, dengan ๐ adalah jarak antara dua fungsi pada
๐ถ๐[๐,๐] yaitu ๐ ๐,๐ : ๐ โ ๐ ๐ = ๐๐=0max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ (๐ฅ) , untuk
setiap ๐,๐ โ ๐ถ๐[๐,๐] adalah ruang metrik. (dimana ๐ ๐ ๐ฅ = ๐๐ฅ๐ ๐
๐ ๐ฅ ,
๐ ๐ ๐ฅ = ๐๐ฅ๐ ๐
๐ ๐ฅ , ๐ 0 (๐ฅ) adalah fungsi ๐ ๐ฅ itu sendiri, dan ๐ 0 (๐ฅ) adalah fungsi ๐ ๐ฅ itu sendiri)
Buktinya adalah sebagai berikut :
Misal ๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi anggota ๐ถ๐ ๐,๐ (dengan ๐
bilangan bulat lebih dari 0).
๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) adalah fungsi yang kontinu pada [๐,๐], sehingga ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ฅ = ๐ โ ๐ (๐ฅ) juga merupakan fungsi yang kontinu pada [๐,๐]. Oleh karena itu, menurut teorema 2.5.1, ๐ โ ๐ ๐ฅ =๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) akan mencapai nilai maksimum mutlak pada suatu bilangan ๐ฅ dalam ๐,๐ .
Karena itu , untuk setiap ๐(๐ฅ),๐(๐ฅ) โ ๐ถ[๐,๐], ๐ โ ๐ ๐ฅ =๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) akan mencapai nilai maksimum mutlak pada suatu bilangan ๐ฅ dalam ๐,๐ .
๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) juga memiliki turunan-turunan yang kontinu pada [๐,๐] sampai turunan ke-๐ (dengan ๐ bilangan bulat lebih dari 0). Oleh karena itu,
๐โฒ(๐ฅ) dan ๐โฒ(๐ฅ) adalah fungsi yang kontinu pada [๐,๐], sehingga ๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ ๐ฅ = ๐ โ ๐ โฒ(๐ฅ) juga merupakan fungsi yang kontinu pada [๐,๐]. Oleh karena itu, menurut teorema 2.5.1, ๐ โ ๐ โฒ(๐ฅ) akan mencapai nilai maksimum mutlak ๐ โ ๐ โฒ ๐ = ๐โฒ ๐ โ ๐โฒ(๐) pada suatu bilangan ๐
dalam ๐,๐ .
Karena itu , untuk setiap ๐(๐ฅ),๐(๐ฅ)โ ๐ถ1[๐,๐], ๐ โ ๐ โฒ ๐ฅ =๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ(๐ฅ) akan mencapai nilai maksimum mutlak pada suatu bilangan ๐ฅ dalam ๐,๐ . Hal di atas terjadi untuk turunan-turunan dari ๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) sampai turunan yang ke-๐.
a) max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) โฅ0, untuk setiap ๐,๐ โ ๐ถ[๐,๐]. (dari definisi nilai mutlak bilangan real)
max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ(๐ฅ) โฅ0, untuk setiap ๐,๐ โ ๐ถ[๐,๐]. (dari definisi nilai mutlak bilangan real)
Hal di atas terjadi untuk turunan-turunan dari ๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) sampai turunan yang ke-๐.
Oleh karena itu,
max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ (๐ฅ)
๐
๐=0 โฅ0 , untuk setiap ๐,๐ โ ๐ถ[๐,๐].
b) Jika diketahui ๐๐=0max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ (๐ฅ) = 0.
Karena itu, didapat max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) + max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ(๐ฅ)โ ๐โฒ(๐ฅ) +โฏ+max๐โค๐ฅโค๐ ๐(๐) ๐ฅ โ ๐ ๐ (๐ฅ) = 0.
Padahal max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) โฅ0, max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ(๐ฅ) โฅ0,โฆ max๐โค๐ฅโค๐ ๐(๐) ๐ฅ โ ๐ ๐ (๐ฅ) โฅ 0. (tidak mungkin negatif)
Karena max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) + max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ(๐ฅ)โ ๐โฒ(๐ฅ) +
โฏ+max๐โค๐ฅโค๐ ๐(๐) ๐ฅ โ ๐ ๐ (๐ฅ) = 0. (ruas kanan sama dengan nol)
Maka dari itu, max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ(๐ฅ) =โฏ= max๐โค๐ฅโค๐ ๐(๐) ๐ฅ โ ๐ ๐ (๐ฅ) = 0.
Karena itu, ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ฅ = (๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ ๐ฅ =โฏ = (๐ ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ (๐ฅ) = 0. (menurut contoh 3.1.10)
Jadi, jika ๐๐=0max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ (๐ฅ) = 0 maka ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = 0.
Jika ๐๐=0max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ (๐ฅ) = 0 maka ๐ ๐ฅ =๐(๐ฅ). Kemudian, jika ๐ ๐ฅ = ๐(๐ฅ), untuk setiap ๐ฅ dalam [๐,๐] maka
๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ฅ = 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐,๐].
Karena itu, didapat ๐(๐ฅ)โ ๐(๐ฅ) = 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐,๐]. (dari definisi nilai mutlak bilangan real)
Oleh karena itu, didapat max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = 0.
๐ ๐ฅ =๐(๐ฅ), untuk setiap ๐ฅ dalam [๐,๐] maka ๐โฒ ๐ฅ = ๐โฒ(๐ฅ). Oleh karena itu, ๐โฒ(๐ฅ)โ ๐โฒ(๐ฅ) = ๐+๐ โฒ(๐ฅ) = 0, untuk setiap ๐ฅ
Didapat ๐โฒ(๐ฅ)โ ๐โฒ(๐ฅ) = 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐,๐] (dari definisi nilai mutlak bilangan real), sehingga max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ(๐ฅ) = 0.
Hal di atas terjadi untuk turunan-turunan dari ๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) sampai turunan yang ke-๐. Oleh karena itu,
max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ (๐ฅ)
๐
๐=0 = 0.
Jadi, jika ๐(๐ฅ) =๐(๐ฅ) maka akan didapat max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ (๐ฅ)
๐
๐=0 = 0.
c) max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) , untuk setiap
๐,๐ โ ๐ถ[๐,๐]. (dari definisi nilai mutlak bilangan real)
max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ(๐ฅ) = max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ(๐ฅ) , untuk setiap ๐,๐ โ ๐ถ[๐,๐]. (dari definisi nilai mutlak bilangan real) Hal di atas terjadi untuk turunan-turunan dari ๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) sampai turunan yang ke-๐.
Oleh karena itu,
max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ ๐ฅ ๐ ๐=0 = ๐ max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ ๐ฅ โ ๐=0 ๐ ๐ ๐ฅ . d) max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ฅ + (๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) , untuk setiap ๐,๐,๐ โ ๐ถ[๐,๐].
max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ฅ + (๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) โคmax๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) + max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) ,untuk setiap ๐,๐,๐ โ ๐ถ[๐,๐]. (dari ketaksamaan segitiga)
Karena itu, max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) โคmax๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) + max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) .
max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ(๐ฅ) = max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ ๐ฅ + (๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ(๐ฅ) , untuk setiap ๐,๐,๐ โ ๐ถ[๐,๐].
max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ ๐ฅ + (๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ(๐ฅ) โค
max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ(๐ฅ) + max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) ,untuk setiap
๐,๐,๐ โ ๐ถ[๐,๐]. (dari ketaksamaan segitiga)
Karena itu, max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ(๐ฅ) โคmax๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ(๐ฅ) + max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ(๐ฅ) .
Hal di atas terjadi untuk turunan-turunan dari ๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) sampai turunan yang ke-๐.
Oleh karena itu,
max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ ๐ฅ ๐ ๐=0 โค ๐ max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ ๐ฅ โ ๐=0 ๐ ๐ ๐ฅ + ๐ max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ ๐ฅ ๐=0
Karena memenuhi keempat aksioma, maka (๐ถ๐ ๐,๐ ,๐) untuk ๐
pada ๐ถ[๐,๐] yaitu ๐ ๐,๐ : ๐ โ ๐ ๐ = ๐๐=0max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ (๐ฅ) , untuk setiap ๐,๐ โ ๐ถ[๐,๐] adalah ruang metrik.
Kali ini akan ditunjukkan bahwa ๐ถ๐ ๐,๐ (dengan ๐ adalah bilangan bulat tidak negatif) adalah ruang linear bernorma. Oleh akan ditunjukkan bahwa ๐ถ๐ ๐,๐ adalah ruang linear terlebih dahulu. Untuk kelas ๐ถ0[๐,๐] merupakan ruang bernorma sudah dibuktikan pada contoh 3.1.10.
Karena itu, sekarang akan dibuktikan bahwa (๐ถ๐ ๐,๐ ,๐) untuk
๐bilangan bulat lebih dari 0, dan diberikan lapangan real ๐ . Didefinisikan (+) adalah operasi penjumlahan fungsi dengan fungsi, yang didefinisikan dengan
๐+๐ ๐ฅ = ๐ ๐ฅ +๐(๐ฅ), dan didefinisikan operasi perkalian bilangan real dengan suatu fungsi, yaitu ๐ผ๐ ๐ฅ =๐ผ๐(๐ฅ). Maka dari itu, ๐ถ๐ ๐,๐ , untuk
๐bilangan bulat lebih dari 0 adalah ruang linear atas lapangan real ๐ .
Buktinya adalah sebagai berikut :
Misal ๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi anggota ๐ถ๐ ๐,๐ (dengan ๐
bilangan bulat lebih dari 0).
๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) adalah fungsi-fungsi yang kontinu dan memiliki turunan-turunan yang kontinu pada [๐,๐] sampai turunan ke-๐ (dengan ๐ bilangan bulat lebih dari 0).
1. ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi kontinu dan memiliki turunan-turunan yang kontinu pada [๐,๐] sampai turunan ke-๐ (dengan ๐
bilangan bulat lebih dari 0), sehingga
h c f h c f c f h ) ( ) ( lim ) ( ' 0 ๏ญ ๏ซ ๏ฝ
๏ฎ ada, untuk setiap ๐ dalam [๐,๐]
h c f h c f c f h ) ( ' ) ( ' lim ) ( ' ' 0 ๏ญ ๏ซ ๏ฝ
๏ฎ ada, untuk setiap ๐ dalam [๐,๐].