• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rukun Haji, Wajib Haji, Sunnah haji, Amalan Haji, Larangan

Bab 4 Haji

B. Rukun Haji, Wajib Haji, Sunnah haji, Amalan Haji, Larangan

1. Rukun Haji

Rukun haji ada enam, yaitu:

a. Ihram, yaitu pernyataan mulai mengerjakan ibadah haji atau umrah dengan memakai pakaian ihram disertai niat haji atau umrah. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:

قتܛَيقكلقܛب ُظܛقݙْ ق ْلا ܛقݙَنقإ

Artinya:

Sesungguhnya sah tidaknya amal ibadah seseorang sangat bergantung pada niat. (HR. Bukhari).

Sedangkan dalam ihram ada hal-hal yang disunnahkan antara lain:

• Mandi sunnah ihram

• Memotong kuku

• Memakai wangi-wangian

• Memakai baju putih tidak dijahit • Shalat sunnahi ihram

• Memperbanyak baca talbiyah Berikut Bacaan Talbiyah:

قܯْݙقْلا َنقإ . قݑْيَق قل قݑق قݑْيق قش ݫق قݑْيَ قل . قݑْيَ قل َݗُݟٰݖا قݑْيَق قل

قݑق قݑْيق قش ݫق قݑْݖُݙْاقو قݑق قܟقݙْعكقلاقو

Artinya:

Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu, (Tuhan) yang tidak ada sekutu bagi-Mu. Sesungguhnya segala puji-pujian, karunia, dan kerajaan itu adalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu”.

b. Wukuf yaitu hadir dan berdiam diri di padang Arafah, waktunya mulai dari tergelincir matahari (zhuhur) tanggal 9 Dzulhijjah sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah (bulan haji). Orang yang sedang mengerjakan haji wajib berada di padang Arafah pada waktu tersebut

c. Thawaf yaitu berkeliling Ka’bah sebanyak 7 kali. Thawaf rukun ini dinamakan thawaf ifadah

d. Sa’i yaitu berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali

e. Tahallul (bercukur) yaitu menggunting rambut sedikitnya 3 helai

f. Mengurutkan rukun dalam arti antara rukun yang satu dengan yang lainnya mesti dikerjakan secara berurutan.

2. Wajib Haji

Wajib haji adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji sebagai pelengkap rukun haji, jika salah satu wajib haji ini ditinggalkan maka hajinya tetap sah namun harus membayar dam (denda).

Yang termasuk wajib haji adalah:

a. Ihram dari Miqat (dari batas-batas tempat dan waktu tertentu)

b. Mabit (bermalam) di Muzdalifah, waktunya setelah tengah malam pada tanggal 10 Dzulhijjah

c. Melempar Jumrah Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah dan melontar tiga Jumrah (Ula, Wustha dan Aqabah) pada hari Tasyriq (Tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah)

d. Mabit (bermalam) di Mina selama dua atau tiga malam pada hari Tasyriq yaitu pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijah

e. Thawaf wada’ (thawaf perpisahan) sewaktu akan

meninggalkan kota Makkah

f. Menjauhkan diri dari yang diharamkan atau dilarang kerana ihram

3. Sunnah Haji

Sunnah menurut Imam Syafi’i adalah semua pekerjaan yang diperintahkan Allah tetapi tidak bersifat jazim (tegas), diberi pahala bagi orang yang melaksanakannya serta tidak disiksa

dan tathawwu’ adalah kata-kata sinonim (sama) yang memiliki satu arti. Diantara sunnah haji, yaitu:

• Mandi ketika hendak ihram

• Membaca talbiyah

• Thawaf qudum untuk yang berhaji ifrad atau qiran

4. Perbedaan Rukun dan Wajib Haji

Perkataan rukun dan wajib haji biasanya berarti sama namun di dalam ibadah haji mengandung arti yang berbeda sebagai berikut:

a. Rukun haji yaitu sesuatu yang harus dikerjakan dalam ibadah haji, bila tertinggal tidak sah hajinya dan tidak dapat diganti dengan dam (denda)

b. Wajib haji, yaitu sesuatu yang harus dikerjakan dalam ibadah haji, namun bila tertinggal dapat diganti dengan

dam (denda) dan hajinya menjadi sah.

5. Amalan Haji, Larangan Selama Berhaji dan Pembayaran

Dam (Denda)

a. Amalan Haji

Dibawah ini amalan-amalan ibadah haji, yaitu: 1) Ihram dan wukuf

Niat mengerjakan haji atau umrah dengan berpakaian serba putih dinamakan ihram, cara mengerjakan ihram adalah sebagai berikut:

• Sebelum ihram disunnahkan mandi, memotong kuku, menyisir, memakai wangi-wangian dan berwudhu

kain. Satu helai untuk diselempangkan dibagian atas dan satu helai kain untuk dililitkan dibagian bawah. Sedangkan untuk perempuan harus menutupi seluruh badan kecuali bagian muka dan kedua telapak tangan

• Shalat sunnah dua rakaat kemudian berniat. 2) Miqat

Ihram harus dimulai dari miqat, miqat artinya batas waktu dan batas tempat. Batas tempat dinamakan miqat makani, sedangkan batas waktu dinamakan miqat zamani. Miqat zamani untuk ihram yaitu dari awal bulan Syawal sampai terbit fajar pada hari raya haji tanggal 10 Dzulhijjah sebelum waktu habis. Sedangkan miqat makani (batas tempat) untuk mulai berihram adalah sebagai berikut:

• Makkah, tempat ihram orang yang menetap di Makkah

• Dzul Hulaefah atau Bir Ali, bagi orang yang datang dari arah Madinah dan sekitarnya

• Rabigh, bagi orang yang datang dari arah Syiria, Mesir, Maroko dan negeri-negeri yang sejajar dengan negeri tersebut. Sebelum Rabigh adalah Juhfar yang saat ini telah rusak.

• Yalamlam, bagi orang yang datang dari Yaman, India, Indonesia dan negara-negara yang sejajar dengannya.

• Qarnul Manazil, miqat orang yang datang dari Najdil Yaman, Najdil Hijaz dan negeri yang sejajar dengannya

• Dzatu ‘Irqin, bagi orang yang datang dari Irak, Iran dan negeri yang sejajar dengannya

• Bagian penduduk yang berada di antara Makkah dan miqat tersebut, mereka ihram dari negeri masing-masing.

3) Thawaf

Thawaf secara bahasa berarti berkeliling sedangkan secara istilah adalah kegiatan mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali putaran.Thawaf dimulai dari Hajar Aswad (batu hitam) dan berakhir di tempat yang sama sebagaimana firman Allah Swt:

قݎيقܢقعۡلٱ قܠۡيق ۡ

لٱقب ْاݠُفَݠَطق ۡلقو

Artinya:

…Dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling rumah tua (Baitullah). (QS. Al-Hajj:29).

Thawaf ada enam jenis, yaitu:

a) Thawaf Qudum, yaitu thawaf yang dikerjakan jamaah haji ketika baru sampai di Makkah (thawaf selamat datang)

b) Thawaf Ifadah, yaitu thawaf yang menjadi rukun c) Thawaf Wada’ yaitu thawaf yang dilakukan jamah

d) Thawaf Tahallul, yakni thawaf yang menghalalkan barang yang haram atau terlarang karena ihram e) Thawaf Nadzar, yaitu thawaf dalam melaksanakan

Nadzar (janji) hukumnya wajib dikerjakan

f) Thawaf Sunnah, yakni thawaf yang dikerjakan pada setiap ada kesempatan.

Sebelum mengerjakan thawaf disyaratkan tujuh hal yaitu:

a) Menutup aurat

b) Suci dari hadas kecil dan hadas besar c) Niat mengerjakan thawaf

d) Dimulai dari Hajar Aswad

e) Ketika mengelilingi Ka’bah, posisi Ka’bah ada disebelah kiri

f) Thawaf dilakukan sebanyak 7 kali putaran g) Dilaksanakan di dalam masjid

Cara mengerjakan thawaf adalah sebagai berikut: a) Berniat mengerjakan thawaf.

b) Dimulai dari Hajar Aswad sambil membaca

bismillahi Allahu akbar kemudian menciumnya. Bila tidak mampu cukup dengan isyarat.

c) Berjalan mengelilingi Ka’bah sampai 7 kali putaran sambil membaca do’a

d) Selesai thawaf kemudian berdo’a di Multazam yaitu tempat mustajabah yang berada diantara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah.

e) Setelah itu mengerjakan shalat sunnah dua rakaat di Maqam Ibrahim dan Hijir Ismail

f) Terakhir disunnahkan meminum air zam-zam. 4) Sa’i

Sa’i diartikan sebagai lari kecil dari bukit Shafa ke bukit Marwah sebanyak 7 kali. Sa’i dilaksanakan setelah shalat sunnah dua rakaat sesudah thawaf.

Syarat-syarat sa’i adalah:

a) Dikerjakan setelah thawaf rukun atau qudum (rukun)

b) Mulai dari bukit Shafa dan berakhir di bukit Marwah

c) Dikerjakan sebanyak tujuh kali d) Dilakukan di mas’a (tempat sa’i)

Sedangkan cara mengerjakan sa’i dengan urutan sebagai berikut:

a) Niat sa’i haji atau umrah

b) Dari bukit Shafa menghadap Ka’bah dan membaca takbir tiga kali sambil membaca doa:

Allahu Akbar …..

ُ ٰܒاق ق َݫقإ ق قلقإ قݫ ،ُ قبْ قث ُ ٰܒا ،ُ قبْ قث ُ ٰܒا ،ُ قبْ قث ُ ٰܒا

قݠُهقو ،ُܯْݙقْلا ُ قلقو ، ُݑْݖُݙْا ُ قل ُ قل قݑْيق قشقݫ ،ُهقܯْحقو

،ُ قل قݑْيق قشقݫ ُهقܯْحقو ُ ٰܒا َݫقإ ق قلقإ قݫ ،ٌْܱيقܯقق فءْ قش قك ُك

قعقܲقهقو ،ُهقܯْݜُج َܲقعقثقو ،ُهقܯْܞق ق قصقنقو ،ُهقܯْعقو قققܯ قص

ُهقܯْحقو قجاقْܲحقلْا

Artinya:

Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada Tuhan kecuali Allah yang Maha Esa. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Kepunyaan Allah segala kekuasaan dan pujian. Dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Tidak ada Tuhan kecuali Allah yang Maha Esa. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia telah memenuhi janji-Nya, dia telah menolong hamba-janji-Nya, telah memuliakan tentara-Nya dan telah menghancurkan golongan musuh dengan sendiri-Nya.

c) Mulai melangkah dari Shafa menuju Marwah sambil terus membaca do’a.

d) Berjalan atau berlari-lari kecil dari Shafa ke Marwah dihitung satu kali, dari Marwah ke Shafa dihitung satu kali pula. Bagi pria disunnahkan berlari-lari kecil diantara dua pilar hijau dan bagi perempuan tidak disunnahkan untuk berlari kecil.

e) Setelah dikerjakan 7 kali di Marwah, maka diteruskan dengan tahallul. Tahallul adalah menggunting rambut paling sedikit 3 helai rambut. 5) Wukuf di Arafah

Wukuf secara bahasa berarti berhenti sedangkan secara istilah berarti berhenti dengan niat ibadah sambil berzikir kepada kepada Allah mulai tergelincirnya matahari (zhuhur) tanggal 9 Dzulhijjah sampai waktu fajar (menjelang subuh) tanggal 10 Dzulhijjah.

Adapun tata cara wukuf di Arafah sebagai berikut:

• Tanggal 8 Dzulhijjah setelah shalat Zhuhur atau ashar seluruh jama’ah haji bersiap-siap menuju padang Arafah. Menjelang waktu maghrib, jamaah haji sampai dan menginap di Arafah menunggu waktu wukuf.

• Pada saat wukuf, hendaknya shalat zhuhur dan ashar di jamak qasar (digabung dan disingkat) dan sebaiknya dikerjakan secara berjama’ah.

• Selesai shalat, sebaiknya memperbanyak ibadah lain dan memperbanyak membaca istighfar, al Quran, zikir, tahlil, tasbih, tahmid dan do’a.

• Setelah matahari terbenam (selesai wukuf) jamah haji menuju Muzdalifah untuk bermalam disana. 6) Bermalam di Muzdalifah

Mabit (bermalam) di Muzdalifah termasuk wajib haji, meskipun hanya sebentar yakni setelah lewat tengah malam tanggal 10 Dzulhijjah (malam Idul Adha). Kegiatan lain selain mabit juga mencari kerikil sebanyak 49 atau 79 butir. Batu tersebut di Mina untuk melontar jumrah. Selama dalam perjalanan ke Muzdalifah disunnahkan memperbanyak membaca talbiah, takbir, zikir, tahlil dan tahmid.

7) Bermalam di Mina

Selama di Mina jamaah haji diwajibkan melontar 3 jumrah untuk tiap-tiap harinya. Dimluai dari jumrah ula, wustha, dan diakhiri dengan jumrah aqabah.

Jamaah haji yang tidak dapat melontar sehari bisa menggantinya dihari lain dengan catatan masih dalam masa melontar (tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah) dan bagi yang berhalangan melontar hendaknya mencari wakilnya. Bermalam di Mina dibagi menjadi dua, pertama jamaah haji yang boleh bermalam 2 malam saja di Mina yaitu pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah. Hal ini disebut nafar awwal.

Kedua, jamaah haji boleh bermalam 3 malam yaitu pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Hal ini disebut nafar tsani. Berikut ini peraturan melontar jumrah:

• Alat melontar harus batu kerikil, selain batu tidak sah • Tujuh batu dilontarkan satu persatu

• Melontar dengan tertib, dimulai dari jumrah pertama, kedua dan ketiga (ula, wustha dan aqabah)

Cara melontar jumrah adalah sebagai berikut:

• Melontar jumrah dimulai dari jumrah ula, wustha dan jumrah ‘aqabah;

• Melontar dengan tangan kanan dan tangan diangkat hingga ketiaknya kelihatan;

• Batu dipegang dengan telunjuk dan ibu jari;

• Setiap melontar, batu-batu kerikil harus mengenai jumrah (tempat yang dilempar);

• Setiap melontar jumrah disertai membaca do’a “

Bismillahi Allahu Akbar”;

• Selesai melontar jumrah Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah, para jama’ah boleh menyembelih hewan kurban bagi yang ingin berkurban atau membayar dam

(denda) bagi yang mempunyai kewajiban membayarnya.

b. Larangan Selama Berhaji Bagi laki-laki dilarang:

1) Memakai pakaian yang dijahit

2) Memakai sepatu yang menutupi mata kaki atau memakai kaos kaki

3) Menutup kepala

4) Menjadi wali nikah

Bagi perempuan:

1) Memakai tutup muka 2) Memakai sarung tangan

Larangan bagi laki-laki dan perempuan:

1) Memakai wangi-wangian

2) Mencukur atau memotong rambut dan bulu badan lain dan memotong kuku

3) Berburu dan membunuh binatang yang halal dagingnya 4) Memotong atau mencabut pohon-pohon yang tumbuh

di tanah haram

5) Menikah dan bercumbu rayu 6) Bersetubuh dan bercumbu rayu

c. Pembayaran Dam (Denda)

Dam dalam haji disebabkan karena melanggar. Dam bisa juga disebut fidyah yang artinya tebusan dan kafarah

artinya penghapusan atau hadyu yang artinya pemberian. Orang yang melanggar larangan dalam ibadah haji atau umrah wajib membayar dam sesuai dengan pelanggaran yang dilakukannya. Dam dilihat dari sebabnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Dam sebab melanggar larangan ihram

2) Dam sebab meninggalkan melaksanakan salah satu dari rukun dan wajib haji

Untuk lebih jelasnya perhatikan uraian berikut ini:

1) Dam sebab melanggar larangan ihram

Bersetubuh sebelum tahallul pertama, haji dan

umrahnya batal dan harus diulang pada kesempatan yang lain dan membayar dam (denda) berupa:

• Menyembelih seekor unta di tanah suci Makkah • Kalau tidak ada unta, maka seekor lembu ditanah

suci makkah

• Kalau tidak ada lembu, diganti dengan menyembelih 7 ekor kambing

• Kalau tidak ada kambing diganti dengan uang seharga seekor unta dan dibelikan makanan. Makanan itu disedekahkan kepada fakir miskin di tanah haram • Kalau tidak dapat makanan hendaklah puasa.

puasa satu hari dan tempatnya boleh dimana saja.

2) Dam karena melakukan salah satu larangan berikut: a) Bercukur rambut

b) Memotong kuku

c) Memakai pakaian berjahit d) Memakai wangi-wangian e) Memakai minyak rambut

f) Bersetubuh setelah tahallul pertama Dendanya berupa :

• Menyembelih seekor kambing yang sah untuk kurban • Kalau tidak ada, diganti dengan berpuasa tiga hari • Kalau tidak mampu berpuasa diganti dengan

bersedekah makanan tiga gantang (9,3 liter) kepada enam orang fakir miskin.

3) Dam karena membunuh binatang buruan di tanah suci kecuali ular, kalajengking, tikus dan lain-lain yang membahayakan.

Adapun dendanya sebagai berikut:

• Menyembelih binatang serupa dengan yang dibunuh • Kalau tidak mampu, bersedekah dengan yang dibunuh • Kalau tidak mampu juga, diganti dengan berpuasa

seharga binatang yang dibunuh, dimana tiap-tiap seperempat gantang harus berpuasa satu hari.

4) Dam sebab meninggalkan salah satu rukun dan wajib haji

a) Dam karena tidak mengerjakan salah satu dari amalan dibawah ini:

• Tidak hadir di padang Arafah

• Mengerjakan haji secara tamattu’ atau qiran • Tidak ihram dari miqatnya

• Tidak bermalam di Muzdalifah dan Mina • Tidak melontar jumrah

• Tidak melakukan Thawaf wada’

Adapun dendanya sebagai berikut:

• Menyembelih seekor kambing yang sah untuk kurban dan diberikan kepada fakir miskin

• Kalau tidak dapat, boleh menggantinya dengan berpuasa selama 10 hari, tiga hari dikerjakan pada waktu haji dan tujuh hari lagi dikerjakan setelah kembali ke tanah air

b) Dam (denda) kepada orang yang terhalang dijalan dan tidak dapat meneruskan haji dan umrah sedang dia sudah berihram adalah menyembelih seekor kambing di tempat terhalang kemudian bercukur rambut dengan niat tahallul.

Aku Bisa

Insya Allah

Bilamana aku kelak mampu melaksanakan ibadah haji harapannya semoga menjadi haji yang mabrur.

Hati-hati

Ibadah haji yang dilakukan dengan melaksanakan syarat, rukun, wajib dan sunnah haji dengan benar insya Allah akan menjadi haji yang mabrur .

Ayo Menjawab

Jodohkanlah Soal Dibawah Ini Dengan Jawaban Yang Sesuai!

1. Amalan yang harus dikerjakan dan menjadi ukuran sah tidaknya ibadah haji disebut …. a. Rukun b. Sunnah c. Dam d. Da'i e. Thawaf f. Tahallul 2. Denda dalam ibadah haji disebut ….

3. Membaca talbiyah adalah … haji

4. Kegiatan mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali putaran disebut ….

5. Lari kecil dari bukit Shafa ke bukit Marwah sebanyak 7 kali disebut ….

Tugasku

Tulislah dengan benar doa talbiyah lengkap dengan tarjamahnya dalam kertas kerjamu kemudian mintalah persetujuan dengan bukti tanda tangan kepada orang tuamu!

1. ………

2. ………

3. ………

No Catatan Orang Tua Tanda Tangan

C. Cara Melaksanakan Haji dan Urutan Pelaksanaan Haji

Dokumen terkait