1 Sedotan bengkok 10 700 770 7.700 2 Baterai abc kecil 12 1.500 1.650 19.800 3 Wash Hand 10 3.500 3.850 38.500 4 Tissue kotak Reff
NB 10 10.000 11.000 110.000
7 Sunlight 5 6.000 6.600 33.000 8 Kresek Hitam Besar 10 pak 19.000 20.900 209.000
TOTAL 418.000 CETAKAN 1 Amplop kop RSKM besar 6 45.000 49.500 297.000 2 Kertas Kop RSKM 10 125.000 137.500 1.375.000 TOTAL 1.672.000
BENGKEL
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
KEPMEN Nomor 496/Menkes/SK/IV/2005 Tentang Pedoman Audit Medis di Rumah Sakit, yang tujuan utamanya adalah untuk tercapainya pelayanan medis prima di rumah sakit yang jauh dari medical error dan memberikan keselamatan bagi pasien.
Mempertimbangkan betapa pentingnya misi rumah sakit untuk mampu memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik terhadap pasien mengharuskan rumah sakit untuk berusaha mengurangi medical error sebagai bagian dari penghargaannya terhadap kemanusiaan, maka dikembangkan sistem Patient Safety yang dirancang mampu menjawab permasalahan yang ada.
Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Menciptakan budaya keselamatan pasien merupakan hal yang sangat penting. Hal tersebut dikarenakan budaya mengandung dua komponen yaitu nilai dan keyakinan, dimana nilai mengacu pada sesuatu yang diyakini oleh anggota organisasi untuk mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, sedangkan keyakinan mengacu pada sikap tentang cara bagaimana seharusnya bekerja dalam organisasi (Sashkein & Kisher, dalam Tika, 2006 ).
Dengan adanya nilai dan keyakinan yang berkaitan dengan keselamatan pasien yang ditanamkan pada setiap anggota organisasi, maka setiap anggota akan mengetahui apa yang seharusnya dilakukan dalam penerapan keselamatan pasien. Dalam penerapan keselamatan pasien diperlukan nilai budaya organisasi. Nilai budaya organisasi RSK. Marianum Halilulik tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan rumah sakit. Kesehatan Anda Adalah Kepedulian Kami merupakan motto dari RSK. Marianum Halilulik dimana petugas ditanamkan dalam memberi pelayanan kepada pasien yang berkualitas.
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN
UU No 23 tahun 1992 menyatakan bahwa tempat kerja wajib menyelenggarakan upaya kesehatan kerja adalah tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai paling sedikit 10 orang. Rumah Sakit adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori seperti disebut diatas, berarti wajib menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Program keselamatan dan kesehatan kerja di bagian Kesekretariatan bertujuan melindungi karyawan dan pelanggan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan di luar rumah sakit.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa “Setiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Dalam hal ini yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja berada dalam kondisi sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini pegawai bagian Administrasi dan perlindungan terhadap Rumah Sakit. Pegawai adalah bagian integral dari rumah sakit. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan produktivitas pegawai dan meningkatkan produktivitas rumah sakit.
Pemerintah berkepentingan atas keberhasilan dan kelangsungan semua usaha-usaha masyarakat. Pemerintah berkepentingan melindungi masyaraktnya termasuk para pegawai dari bahaya kerja. Sebab itu Pemerintah mengatur dan mengawasi pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja. Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin:
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada dalam keadaan sehat dan selamat.
b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien. c. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.
Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :
c. Peranan dan kualitas manajemen
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat terjadi bila :
- Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus;
- Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi;
- Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas atau terlalu dingin;
- Tidak tersedia alat-alat pengaman;
- Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dll.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan di bagian penyimpanan arsip:
- Harus dicegah jangan sampai terjadi, seorang petugas terjatuh/ kejatuhan berkas ketika mengerjakan penyimpanan pada rak-rak terbuka yang letaknya diatas. Harus tersedia tangga anti tergelincir.
- Ruang gerak untuk bekerja selebar meja tulis, harus memisahkan rak-rak penyimpanan.
- Penerangan lampu yang cukup baik, menghindarkan kelelahan penglihatan petugas.
Perlu diperhatikan pengaturan suhu ruangan, kelembaban, pencegahan debu, dan pencegahan bahaya kebakaran.
Sedangkan untuk petugas bagian kesekretariatan yang melakukan kegiatan dikantor harus:
1. Didalam bekerja bagian Kesekretariatan harus memakai sepatu kerja untuk menghindari terkena sengatan listrik
2. Apabila terjadi gangguan korsleting yang mengakibatkan kebakaran segera lari mengambil APAR “Alat Pemadam Api Ringan” ditempat terdekat yang telah disediakan dengan cara CARA ”Cabut pin Angkat APAR Remas alat untuk mengeluarkan gas dan Arahkan ke sumber api”
3. Apabila terjadi bencana alam dan kebakaran segera lari mencari tempat yang aman melewati pintu keluar
sebelum meninggalkan ruangan
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang akan ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang digunakan untuk mengukur mutu pelayanan Rumah Sakit yaitu :
Definisi Indikator adalah :
Adalah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan suatu indikasi. Indikator merupakan suatu variabel yang digunakan untuk bisa melihat perubahan. Indikator yang baik adalah yang sensitif tapi juga spesifik.
Kriteria :
Adalah spesifikasi dari indikator. Standar :
Tingkat performance atau keadaan yang dapat diterima oleh seseorang yang berwenang dalam situasi tersebut, atau oleh mereka yang bertanggung jawab
untuk mempertahankan tingkat performance atau kondisi tersebut.
Suatu norma atau persetujuan mengenai keadaan atau prestasi yang sangat baik.
Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nila i atau mutu. Dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan maka harus memperhatikan prinsip dasar sebagai berikut:
1. Aspek yang dipilih untuk ditingkatkan
Keprofesian
Efisiensi
Keamanan pasien
Kepuasan pasien
Sarana dan lingkungan fisik 2. Indikator yang dipilih
a. Indikator lebih diutamakan untuk menilai output daripada input dan proses b. Bersifat umum, yaitu lebih baik indikator untuk situasi dan kelompok daripada
untuk perorangan.
d. Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek yang dipilih untuk dimonitor
e. Didasarkan pada data yang ada. 3. Kriteria yang digunakan
Kriteria yang digunakan harus dapat diukur dan dihitung untuk dapat menilai indikator, sehingga dapat sebagai batas yang memisahkan antara mutu baik dan mutu tidak baik.
4. Standar yang digunakan
Standar yang digunakan ditetapkan berdasarkan : a. Acuan dari berbagai sumber
b. Benchmarking dengan Rumah Sakit yang setara c. Berdasarkan trend yang menuju kebaikan
Berikut adalah Standar Pelayanan Minimal Bagian Kesekretariatan s esuai dengan ketentuan :
1. Adanya Peraturan Internal Rumah Sakit
Judul Peraturan Internal Rumah Sakit
Dimensi mutu Efektivitas
Tujuan Kelancaran administrasi dan manajemen rumah sakit, adanya kejelasan hubungan kerja pemilik, direksi, dan praktisi medis
Definisi operasional Peraturan Internal Rumah Sakit adalah peraturan yang disusun oleh pemilik yang mengatur tata hubungan kerja pemilik, direksi, dan praktisi medis di rumah sakit
frekuensi
pengumpulan data
6 bulan
Periode analisis 6 bulan
Numerator Peraturan Internal Rumah Sakit
Denominator Tidak ada
Standar Ada ditetapkan oleh pemilik
Penanggung jawab Direktur Rumah Sakit
1. Adanya Perencanaan Strategis RS
Judul Perencanaan Strategis Rumah Sakit
Dimensi mutu Efektivitas
Tujuan Tercapainya tujuan strategis rumah sakit dalam mengemban visi dan misi
Definisi operasional Perencanaan strategis adalah perencanaan jangka panjang rumah sakit untuk menentukan strategi serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber daya untuk mencapai tujuan strategi
frekuensi
pengumpulan data
6 bulan
Periode analisis 6 bulan
Numerator Perencanaan Strategi
Denominator Tidak ada
Sumber data Sekretariat
Standar Ada dokumen rencana strategis
Penanggung jawab Direktur Rumah Sakit
2. Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat Direksi
Judul Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat direksi
Tujuan Tergambarnya kepedulian direksi terhadap upaya perbaikan pelayanan di rumahsakit
Definisi operasional Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat direksi adalah pelaksanaan tindak lanjut yang harus dilakukan oleh peserta pertemuan terhadap kesepakatan atau keputusan yang telah diambil dalam pertemuan tersebut sesuai dengan permasalahan pada bidang
masing-masing.
frekuensi
pengumpulan data
1 bulan
Periode analisis 3 bulan
Numerator Hasil keputusan pertemuan direksi yang ditindaklanjuti dalam satu bulan
Denominator Total hasil keputusan yang harus ditindaklanjuti dalam satu bulan
Sumber data Notulen rapat
Standar 100 %
3. Kelengkapan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Judul Kelengkapan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Dimensi mutu efektivitas, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kepedulian administrasi rumah sakit dalam menunjukkan akuntabilitas kinerja pelayanan
Definisi operasional Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban rumahsakit untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui pertanggungjawaban secara periodik. Laporan akuntabilitas kinerja yang lengkap adalah laporan kinerja yang memuat pencapain indikator-indikator yang ada pada SPM (standar pelayanan minimal), indikator-indikator kinerja pada rencana strategik bisnis rumahsakit, dan indikator-indikator kinerja yang lain yang dipesyaratkan oleh pemerintah daerah.
Laporan akuntabilitas kinerja minimal dilakukan 3 bulan sekali
Frekuensi
pengumpulan data
1 tahun
Periode analisis 1 tahun
Numerator Laporan akuntabilitas kinerja yang lengkap dan dilakukan minimal 3 bulan dalam satu tahun
Denominator Jumlah laporan akuntabilitas yang seharusnya disusun dalam satu tahun
Sumber data Urusan Umum dan Rumah Tangga
Standar 100 %
4. Memelihara arsip korespondensi
Judul Memelihara Arsip Korespondensi
Dimensi mutu Ketertiban dan kerapian
Tujuan Tergambarnya kepedulian administrasi rumah sakit dalam memelihara arsip korespondensi
Definisi operasional Memelihara Arsip Korespondensi adalah perwujudan kewajiban bagian Kesekretariatan untuk mempertanggungjawabkan semua bentuk dokumen yang beredar .
Frekuensi
pengumpulan data
1 bulan
Periode analisis 1 bulan
Numerator Dokumen yang terarsip dalam 1 bulan
Denominator Jumlah dokumen yang seharusnya diarsip dalam 1 bulan
Sumber data Bagian Kesekretariatan
Standar 100 %
5. Pembuatan Surat Tugas dan Keperluan Dinas
Judul Pembuatan Surat Tugas dan Keperluan Dinas
Dimensi mutu Ketertiban dan Keteraturan
Tujuan Tergambarnya Kinerja Bagian Administrasi dalam kegiatan kedinasan RS
Definisi operasional Pembuatan Surat Tugas dan Keperluan Dinas adalah kegiatan yang dilakukan oleh bagian Administrasi bekerja sama dengan Diklat dalam pembuatan surat tugas dinas bagi seluruh pegawai RS yang melakukan perjalanan dinas. Keperluan dinas adalah segala bentuk keperluan yang
dibutuhkan dalam kegiatan kedinasan yang dilakukan oleh Direksi
Frekuensi
pengumpulan data
1 bulan
Periode analisis 1 bulan
Numerator Jumlah surat tugas dinas yang terarsip selama 1 bulan
Denominator Jumlah surat tugas dinas yang seharusnya diarsip dalam 1 bulan
Sumber data Bagian Kesekretariatan
Standar 100 %
6. Menjadwal, Menertibkan dan Menyambut Tamu RS.
Judul Menjadwal, Menertibkan dan Menyambut Tamu RS
Dimensi mutu Ketertiban
Tujuan Mengatur regulasi tamu sehingga terjadwal dengan tertib
Definisi operasional Menjadwal tamu adalah mengatur dan menentukan hari dimana tamu akan bertemu dengan RS. Menertibkan tamu adalah membuat regulasi alur tamu yang berkunjung di RS. Menyambut tamu adalah menyambut tamu menerima tamu dan mengarahkan tamu ke tujuan tamu
Frekuensi
pengumpulan data
1 bulan
Periode analisis 1 bulan
Numerator Jumlah tamu yang terdaftar di buku tamu selama 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh tamu RS yang berkunjung selama 1 bulan
Sumber data Informasi
Standar 100 %
7. Membuat dan Menyebarkan Dokumen
Judul Membuat dan Menyebarkan Dokumen
Dimensi mutu Ketertiban dan kerapian
Tujuan Menertibkan semua dokumen yang beredar di lingkungan RS
Definisi operasional Membuat dan menyebarkan dokumen adalah menyalin ulang segala ketentuan RS dan mengesahkannya melalui tanda tangan dan stempel RS serta mengedarkannya ke lingkungan RS
Frekuensi
pengumpulan data
1 bulan
Periode analisis 1 bulan
Numerator Jumlah dokumen yang tercatat dalam buku yang beredar dalam 1 bulan
Denominator Jumlah laporan akuntabilitas yang seharusnya disusun dalam satu tahun
Sumber data Bagian Kesekretariatan
Standar 100 %
8. Mengkoordinasikan Jadwal Rapat
Judul Mengkoordinasikan Jadwal Rapat
Dimensi mutu efektivitas, efisiensi
Tujuan Tergambarnyas eluruh aktifitas dan kerjasama antar unit yang ada di lingkungan RS
Definisi operasional Mengkoordinasikan jadwal rapat adalah mengatur regulasi segala bentuk pertemuan baik rutin maupun tidak yang dilakukan di
lingkungan RS
Frekuensi
pengumpulan data
1 bulan
Periode analisis 1 bulan
Numerator Jadwal kegiatan pertemuan selama 1 bulan
Denominator Semua kegiatan pertemuan yang dilakukan selama 1 bulan
Sumber data Bagian Kesekretariatan
Standar 100 %