• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

D. Rumusan Hipotesis

H2 H3 H4

Gambar II. Kerangka Konseptual Keterangan garis

: Pengaruh secara bersama-sama/simultan : Pengaruh secara sendiri-sendiri/parsial

D. Rumusan Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya, maka hipotesis harus dibuktikan kebenarannya dengan beberapa studi ilmiah berikut hipotesis-hipotesis yang diajukan oleh peneliti (Sugiyono, 2016). Dari rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori

Toleransi akan risiko (X1) Kepercayaan Diri (X2) Ketersediaan Modal (X3) Minat berwirausaha (Y)

dan telah dituangkan dalam desain penelitian, maka dapat ditarik hipotesis atau kesimpulan sementara pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Pengaruh Toleransi akan Risiko terhadap Minat Berwirausaha

Salah satu sifat dasar seorang wirausaha adalah mau mengambil risiko. Berdasarkan pengertian wirausaha adalah seseorang orang yang mau menghadapi risiko dan ketidakpastian untuk membuka sebuah bisnis baru, tujuannya untuk memperoleh keutungan serta mengembangkan bisnisnya dengan mengelola sumber daya serta memanfaatkan peluang pasar yang ada (Kumbara, 2012). Berdasarkan kepribadian seorang wirausahawan adalah mereka yang memiliki kemauan untuk mengambil risiko dalam tiap kesempatan usaha. Seorang wirausaha harus toleran terhadap risiko. Risiko diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam situasi yang tidak menentu (Kumbara, 2012).

Dalam berwirausaha diperlukan keberanian untuk menghadapi risiko. Semakin besar risiko yang dihadapi, maka semakin besar pula kemungkinan dan kesempatan untuk meraih keuntungan yang lebih besar, bukan hanya keuntungan pada arti yang sesungguhnya yaitu uang atau investasi, tetapi juga keuntungan dalam menjalin hubungan baik sebagai relasi dengan banyak pihak. Kesempatan untuk dapat meraih keuntungan yang besar ini menjadi daya tarik tersendiri dalam menumbuhkan minat berwirausaha (Irman, 2013).

Wirausaha hendaknya memiliki manajemen terhadap risiko adalah mampu melakukan pengelolaan terhadap risiko yang ada. Memilih risiko

yang paling efektif untuk menghasilkan keuntungan bisnis. Seorang wirausaha harus mampu mengambil risiko yang moderat, artinya risiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah (Suryana, 2014).

Risiko juga dapat diartikan suatu kegagalan atau ketidakberhasilan dalam menangkap peluang usaha bagi wirausahawan. Bentuk risiko usaha itu dapat berupa kerugian financial, pengalaman kegagalan bisnis yang dijalankan (Basrowi, 2014). Berdasarkan uraian di atas dapat rumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Toleransi akan risiko berpengaruh terhadap minat berwirausaha Orang Muda Katholik Gereja Santa Maria Assumpta Klaten.

2. Pengaruh Kepercayaan Diri terhadap Minat Berwirausaha

Kepercayaan diri merupakan perpaduan antara sikap dan keyakinan untuk menghadapi tugas atau pekerjaan. Dalam praktiknya, sikap dan kepercayaan diri merupakan sikap dan keyakinan yang ada didalam diri sendiri untuk memulai sebuah usaha. Orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi selalu memiliki keyakinan, individualitas dan tidak memiliki ketergantungan terhadap sesuatu ataupun terhadap pihak lain. Seseorang yang memiliki keyakinan dan kepercayaan diri yang tinggi cenderung percaya akan kemampuan dirinya sendiri untuk memperoleh target yang ditetapkan. Kepercayaan diri yang tinggi ini akan menumbuhkan minat berwirausaha yang tinggi pula (Mulyadi, 2016).

Putra (2012), dalam penelitiannya terhadap mahasiswa jurusan Manajemen Universitas Negeri Padang menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha salah satunya adalah percaya diri. Wirausaha merupakan salah satu pendukung yang menentukan maju mundurnya perekonomian. Hal ini disebabkan bidang wirausaha mempunyai kebebasan untuk berkarya dan mandiri. Apabila seseorang memiliki kemauan, keinginan, serta kesiapan untuk berwirausaha, berarti orang tersebut mampu menciptakan lapangan kerja sendiri dan tidak perlu mengandalkan orang lain (Putra, 2012). Keinginan atau minat berwirausaha dapat diartikan sebagai kecenderungan hati yang mendorong seseorang untuk berwirausaha yang ditunjukan dengan memberikan perhatian terhadap kewirausahaan itu sendiri serta aktivitas-aktivitas kewirausahaan (Dony, 2014).

Hubungan antara kepercayaan diri dengan minat berwirausaha dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Putra (2012) terhadap para mahasiswa jurusan Manajemen Universitas Negeri Padang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan diri merupakan salah satu faktor yang menentukan minat mahasiswa tersebut berwirausaha (Dony, 2014).

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dilihat bahwa kepercayaan diri terkait dengan minat berwirausaha. Minat bisa timbul karena adanya faktor dari luar dan dari dalam. Faktor dari dalam yang mempengaruhi minat adalah perasaan mampu. Orang yang merasa

mampu berarti dirinya merasa yakin akan kemampuan yang dimilikinya atau dengan kata lain ia adalah orang yang percaya diri. Keinginan berwirausaha juga dipengaruhi oleh nilai personal. Nilai personal salah satunya dibentuk dari sikap optimisme. Sikap optimisme juga merupakan salah satu sikap kepercayaan diri (Dony, 2014).

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2 : Kepercayaan diri berpengaruh minat berwirausaha Orang Muda

Katholik Gereja Santa Maria Assumpta Klaten.

3. Pengaruh Ketersediaan Modal terhadap Minat Berwirausaha

Apabila seseorang mempunyai ide untuk membuka suatu usaha baru maka dia akan mencari faktor-faktor yang dapat mendorongnya. Dorongan-dorongan ini tergantung pada beberapa faktor antara lain faktor famili, teman, pengalaman, keadaan ekonomi/modal usaha, keadaan lapangan kerja, dan sumber daya lain yang tersedia. Salah satu faktor yang menjadi kendala seseorang sebelum memulai suatu usaha atau bisnis adalah permasalahan tentang modal usaha, terutama berupa modal finansial. Ketersediaan modal finansial yang cukup, baik yang berasal dari modal sendiri maupun modal pinjaman, sangat berpengaruh terhadap tumbuhnya minat berwirausaha pada diri seseorang. Dengan adanya dukungan faktor finansial yang cukup maka mendorong seseorang untuk tampil percaya diri dalam memulai bisnisnya (Basrowi, 2011).

Kadiarsih (2013), dalam penelitiannya terhadap mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Surakarta menemukan

faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha salah satunya adalah ketersediaan modal. Dalam penelitiannya, Kardiasih menyatakan bahwa salah satu variabel yang mempengaruhi minat berwirausaha adalah ketersedian modal wirausahawan baru sering bingung mencari sumber modal sedangkan, sumber modal yang biasanya digunakan untuk memulai usaha bisa diperoleh dari teman dan keluarga. Keluarga dan teman cenderung bersedia berinvestasi karena memiliki hubungan baik dengan pengusaha. Keluarga dan teman dapat memberikan sejumlah kecil pembiayaan ekuitas untuk usaha tersebut, sebagian mencerminkan sejumlah kecil modal yang dibutuhkan untuk memulai hampir semua usaha baru. Meskipun relatif mudah untuk mendapatkan uang dari keluarga dan teman, namun hal ini tetap memiliki aspek positif dan negatif. Meskipun jumlah uang yang tersedia tidak banyak, jika tersedianya dalam bentuk pendanaan ekuitas, maka anggota keluarga atau teman akan memiliki posisi dalam usaha tersebut dan semua hak dari posisi tersebut. Hal ini akan membuat mereka memiliki andil langsung dalam kegiatan usaha, dan dapat berdampak negatif terhadap karyawan, fasilitas, atau penjualan dan keuntungan (Shepred, 2008).

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H3 : Ketersediaan modal berpengaruh terhadap minat berwirausaha Orang

Muda Katholik Gereja Santa Maria Assumpta Klaten.

4. Pengaruh Simultan Toleransi akan Risiko, Kepercayaan Diri, dan Ketersediaan Modal terhadap Minat Berwirausaha

Salah satu sifat dasar seorang wirausaha adalah mau mengambil resiko. Berdasarkan pengertian wirausaha adalah seseorang orang yang mau menghadapi resiko dan ketidakpastian untuk membuka sebuah bisnis baru, tujuannya untuk memperoleh keutungan serta mengembangkan bisnisnya dengan mengelola sumber daya serta memanfaatkan peluang pasar yang ada (Kumbara, 2012). Berdasarkan kepribadian, seorang wirausahawan adalah mereka yang memiliki kemauan untuk mengambil resiko dalam tiap kesempatan usaha. Seorang wirausaha harus toleran terhadap resiko. Resiko diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam situasi yang tidak menentu (Kumbara, 2012).

Wirausaha hendaknya memiliki manajemen terhadap risiko adalah mampu melakukan pengelolaan terhadap risiko yang ada. Memilih risiko yang paling efektif untuk menghasilkan keuntungan bisnis. Seorang wirausaha harus mampu mengambil risiko yang moderat, artinya risiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah (Suryana, 2014).

Kepercayaan diri merupakan perpaduan antara sikap dan keyakinan untuk menghadapi tugas atau pekerjaan. Dalam praktiknya, sikap dan kepercayaan diri merupakan sikap dan keyakinan yang ada dalam diri sendiri untuk memulai sebuah usaha. Orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi selalu memiliki keyakinan, individualitas, dan tidak memiliki ketergantungan terhadap sesuatu ataupun terhadap pihak lain. Seseorang yang memiliki keyakinan dan kepercayaan diri yang tinggi cenderung percaya akan kemampuan dirinya sendiri untuk memperoleh target yang ditetapkan. Kepercayaan diri yang tinggi ini akan menumbuhkan minat berwirausaha yang tinggi pula (Mulyadi, 2016).

Kadiarsih (2013), dalam penelitiannya terhadap mahasiswa jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Surakarta menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha, salah satunya adalah ketersediaan modal. Dalam penelitiannya, Kardiasih menyatakan bahwa salah satu variabel yang mempengaruhi minat berwirausaha adalah ketersediaan modal. Wirausahawan baru sering bingung mencari sumber modal, sedangkan sumber modal yang biasanya digunakan untuk memulai usaha bisa diperoleh dari teman dan keluarga. Keluarga dan teman cenderung bersedia berinvestasi karena memiliki hubungan baik dengan pengusaha. Keluarga dan teman dapat memberikan sejumlah kecil pembiayaan ekuitas untuk usaha tersebut, sebagian mencerminkan sejumlah kecil modal yang dibutuhkan untuk memulai hampir semua usaha baru. Meskipun relatif mudah untuk mendapatkan uang dari

keluarga dan teman, namun hal ini tetap memiliki aspek positif dan negatif. Meskipun jumlah uang yang tersedia tidak banyak, jika tersedianya dalam bentuk pendanaan ekuitas, maka anggota keluarga atau teman akan memiliki posisi dalam usaha tersebut dan semua hak dari posisi tersebut. Hal ini akan membuat mereka memiliki andil langsung dalam kegiatan usaha, dan dapat berdampak negatif terhadap karyawan, fasilitas, atau penjualan dan keuntungan (Shepred, 2008).

Dalam usaha menumbuhkan minat berwirausaha, maka terlebih dahulu perlu diketahui faktor-faktor yang memengaruhi timbulnya minat tersebut. Faktor-faktor yang memengaruhi minat berwirausaha dapat terus dikembangkan sehingga minat dapat diwujudkan menjadi usaha mandiri. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri (Kardiasih 2013). Dengan demikian minat dapat ditumbuhkan dengan menghubungkan seseorang dengan kebutuhannya sehingga timbul

keinginan untuk memenuhinya. Mengenai minat berwirausaha, Mahesa & Rahardja (2012) menguraikan bahwa minat berwirausaha

adalah kecenderungan hati dalam diri subjek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian mengorganisir, mengatur,menanggung risiko dan mengembangkan usaha yang diciptakannya sendiri.

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4 : Toleransi akan risiko, kepercayaan diri, dan ketersediaan modal secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat berwirausaha Orang Muda Katholik Gereja Santa Maria Assumpta Klaten.

38 BAB III

Dokumen terkait