• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

C. Rumusan Hipotesis

Usaha multi level marketing dapat berkembang dengan pesat karena memiliki keunggulan yang lebih besar dengan jenis usaha lainnya yaitu : a. Jika berstatus sebagai distributor sekaligus pemakai, maka akan mendapat

kemudahan dengan membeli borongan.

b. Pemakai dapat berstatus sebagai penjual sekaligus membentuk jaringan usaha (network) yang mandiri

c. Bagi distributor lebih leluasa dalam menentukan sasaran dan jam kerjanya, tidak terikat oleh birokrasi yang rumit.

d. Dengan biaya yang rendah tetapi berpeluang mendapat penghasilan yang tidak terbatas besarnya

e. Wilayah usaha yang tidak terbatas (internasional) f. Tidak diperlukan stok barang yang banyak

g. Memperbesar penghasilan dengan memperbesar network

h. Hubungan antara distributor dan pelanggan sangat erat, karena interaksi kedua belah pihak sering terjadi

i. Usaha ini menawarkan kesempatan untuk mengikuti perjalanan wisata mendapat teman baru, ilmu dan pengalaman

j. Memberikan peluang usaha yang seluas-luasnya kepada masyarakat karena kesuksesan seorang distributor tidak tergantung pada pendidikan dan pengalamannya, tetapi tergantung keuletan dan kegigihan dalam memperbesar network dengan menjalin hubungan kerja yang baik.

Berdasarkan beberapa poin yang dijabarkan diatas, dapat diketahui bahwa pada multi level marketing, konsumen ditawarkan pengalaman yang lain selain kualitas dari produk yang ditawarkan, yaitu pengalaman berwirausaha. Oleh karena itu, penelitian ini mengajukan hipotesis 1a sebagai berikut. H1. Minat konsumen menjadi anggota multi level marketing lebih

ditentukan oleh sistem kompensasi dibandingkan dengan kualitas produk.

Seseorang yang mengawali karir di usia muda akan merasakan perbedaan ketika usaha yang mereka lakukan bertumbuh. Mereka lebih realistis dalam menghadapi masalah. Mason dan Harrison (1991: 229) juga mengemukakan, pada usia 30 tahunan seseorang cenderung memiliki keinginan lebih kuat untuk berprestasi dan berada pada puncak profesionalisme dalam berbisnis dan akan menurun ketika berusia di atas 40 tahunan. Hal ini diibaratkan daur hidup, dengan titik kulminasi pada usia 30 tahunan. Oleh karena itu, penenlitian ini mengajukan hipotesis 2a sebagai berikut.

H2A. Kelompok usia 16 sampai 30 tahun berminat menjadi anggota multi

level marketing lebih disebabkanoleh sistem kompensasi dibandingkan kualitas produk yang ditawarkan.

Pada usia 30 tahun terjadi penurunan kesehatan seperti status hormonal tubuh yang mengalami gangguan akibat penurunan hormon estrogen dan progesteron. Kondisi gangguan hormonal ini juga bisa diperparah oleh faktor eksternal konsumsi pil kontrasepsi, gaya hidup tidak sehat dan stres (Anonim, 2012 b). Sehingga pada usia 30 tahun, seseorang cenderung lebih memperhatikan kualitas makanan yang dikonsumsi dan kualitas produk kesehatan yang dikonsumsi agar tubuh tetap fit. Hal ini didukung oleh kecendrungan tingkat ekonomi di usia 30 tahun yang telah matang. Oleh karena itu, penelitian ini mengajukan hipotesis 2b sebagai berikut.

H2B. Kelompok usia diatas 30 tahun lebih berminat terhadap kualitas

produk yang ditawarkan dibandingkan sistem kompensasi

Salah satu faktor yang mempengaruhi minat membeli konsumen adalah tingkat pendapatan. Semakin besar pendapatan seseorang, semakin besar minat membeli dari konsumen tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil pendapatan seseorang, semakin kecil pula minat seseorang untuk membeli suatu produk atau jasa tertentu yang ditawarkan. Sumber pendapatan seseorang bisa bergantung dari bekerja, buka usaha, dan pemberian orang tua. Status ketergantungan ini akan membedakan pola konsumsi seseorang. Multi level

marketing merupakan suatu strategi distribusi yang tidak hanya menawarkan kualitas produk yang di hasilkan, namun juga peluang usaha untuk menambah penghasilan. Pada prakteknya, terdapat pergeseran tujuan konsumsi seseorang yang tidak hanya mendapatkan kepuasan dan manfaat dari produk yang ditawarkan, namun juga peluang yang ditawarkan untuk menambah pendapatan pribadi seseorang. Pergeseran tujuan konsumsi ini akhirnya memecah konsumen menjadi 2 bagian berdasarkan tujuan konsumsi, yaitu konsumen pemakai produk dan konsumen sebagai jaringan (networking).

Seseorang yang memiliki status ekonomi bergantung sepenuhnya umumnya melihat peluang multi level marketing sebagai sebuah kesempatan untuk mencoba pengalaman baru yaitu mandiri secara ekonomi, sehingga motivasi terbesarnya bergabung menjadi anggota multi level marketing adalah untuk menambah pendapatan sehari-hari serta mendapatkan pengalaman baru. Oleh karena itu, penelitian ini mengajukan hipotesis 3a sebagai berikut. H3A. Konsumen yang memiliki status ekonomi bergantung sepenuhnya

berminat menjadi anggota multi level marketing lebih disebabkan sistem kompensasi dibandingkan kualitas produk yang ditawarkan.

Seseorang yang memiliki status ekonomi setengah bergantung umumnya melihat peluang multi level marketing sebagai sebuah kesempatan untuk meraih kemandirian ekonomi disamping kebutuhan akan kesehatan. Selain itu, status ekonomi setengah bergantung umumnya memiliki tuntutan yang besar untuk mencapai kemandirian penuh secara ekonomi, sehingga motivasi

terbesarnya dalam bergabung menjadi anggota multi level marketing adalah sistem kompensasi yang ditawarkan. Oleh karena itu, penelitian ini mengajukan hipotesis 3b sebagai berikut.

H3B. Konsumen yang memiliki status ekonomi setengah bergantung

berminat menjadi anggota multi level marketing lebih disebabkan sistem kompensasi.

Seseorang yang memiliki status ekonomi tidak bergantung umumnya bergabung menjadi anggota multi level marketing karena kualitas produk yang ditawarkan. Alasan nya adalah karena beberapa pekerjaan tertentu mensyaratkan memiliki stamina yang prima serta penampilan yang menarik, sehingga kualitas konsumsi lebih diutamakan dibandingkan sistem kompensasi yang ditawarkan. Oleh karena itu, penelitian ini mengajukan hipotesis 3c sebagai berikut.

H3C. Konsumen yang memiliki status ekonomi tidak bergantung berminat

menjadi anggota multi level marketing lebih disebabkan kualitas produk yang ditawarkan

Multi level marketing merupakan sebuah sistem pemasaran yang tidak hanya menawarkan produk namun juga menawarkan sebuah peluang bagi setiap konsumennya untuk berwirausaha secara mandiri, sehingga dalam prosesnya, tujuan konsumsi produk multi level marketing menjadi lebih luas. Konsumen tidak hanya terfokus dengan kualitas produk yang ditawarkan untuk

memenuhi kepuasannya, namun juga peluang yang ditawarkan untuk menambah pendapatan rumah tangga.

Peran gender yang berbeda menciptakan perbedaan motif konsumen yang sulit untuk dibedakan mengenai tujuan kosumsinya. Fischer dan Arnold (1998:2) menyatakan bahwa ”peran gender berkaitan dengan peranan, kewajiban, dan tanggung jawab sebagai pria dan wanita”.

Peranan, kewajiban dan tanggung jawab pria dalam rumah tangga adalah menafkahi keluarga. Posisi sebagai kepala keluarga mendorong pria lebih berfokus pada peluang menghasilkan uang yang lebih untuk keperluan- keperluan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, penelitian ini mengajukan hipotesis 4a sebagai berikut.

H4A. Pria berminat menjadi anggota multi level marketing lebih disebabkan

oleh sistem kompensasi dibandingkan kualitas produk yang ditawarkan.

Peranan, kewajiban dan tanggung jawab wanita dalam rumah tangga adalah mengatur keperluan rumah tangga. Wanita sebagai pengatur keperluan rumah tangga akan sangat memperhatikan kualitas konsumsi dari setiap anggota keluarganya dibandingkan keperluan finansial di masa yang akan datang yang merupakan kewajiban pria. Oleh karena itu, penelitian ini mengajukan hipotesis 4b sebagai berikut.

H4B. Wanita berminat menjadi anggota multi level marketing lebih

disebabkan oleh kualitas produk yang ditawarkan dibandingkan sistem kompensasi yang ditawarkan.

25 BAB III

METODE PENELITIAN

Dokumen terkait