• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diskriminasi Sosial Penderita HIV/AIDS

H. Teknik pengabsahan Data

I. Jadwal penelitian

6. Rumusan masalah pertama

Adapun hasil penelitian yang didapatkan dari hasil observasi,wawancara dan dokumentasi adalah sebagai berikut:

Persepsi masyarakat adalah suatu pendapat seseorang terhadap suatu tingkah laku, perbuatan dan tindakan manusia dalam melakukan suatu tindakan dalam suatu lingkungan khususnya diera Reformasi, perubahan menjadi kata yang sering kita dengar dimana tuntutan perubahan sering disuarakan baik oleh individu maupun oleh

anggota masyarakat lainnya. Tuntutan perubahan sering ditunjukkan kepada aparatur pemerintah menyangkut pelayanan publik yang diberikan pada masyarakat.

Rendahnya mutu pelayanan public yang diberikan oleh aparatur menjadi citra buruk pemerintah ditengah masyarakat, bagi masyarakat yang pernah berurusan dengan birokrasi selalu mengeluh dan kecewa terhadap tindak layaknya aparatur dalam pelayanan publik yang diberikan.

Dalam hal ini persepsi masyarakat terhadap penderita HIV/AIDS adalah sosok yang harus dijauhi dan dihindari. banyak masyarakat takut tertular dengan penyakit HIV/AIDS namun ada beberapa masyarakat merasa kasian, mereka berpendapat bahwa penderita tidak layaknya harus dijauhi dan diasingkan dari lingkunganya. Melainkan sebagai masyarakat yang baik. Kita harus membantu penderita HIV/AIDS dengan cara memberikan semangat hidup atau motivasi. Dalam masyarakat pangkabinanga ternyata diantara mereka masih ada beberapa orang yang belum mengetahui bahaya dari penyakit HIV/AIDS bahkan sama sekali tidak tahu tentang penderita HIV/AIDS. Kemudian Mereka berpendapat yang sama bahwa terjadinya virus HIV/AIDS dikarenakan faktor pergaulan, pemakaian jarum suntik dan terjadinya seks bebas khususnya kaum remaja.

a) Ibu Kartini

Hari sabtu tanggal 1 agustus 2015 merupakan hari libur sehingga memudahkan peneliti untuk bertemu langsung dengan responden yang memiliki kesibukan yang cukup padat, yang berprofesi sebagai guru SD sekitar pukul 10 pagi peneliti menuju kerumah responden yang bernama ibu kartini yang selanjutnya di singkat dengan (IK), berusia 49 tahun. IK memiliki 4 orang anak, yang terdiri dari 2 laki-laki dan 2 perempuan.Keseharian IK adalah seorang guru dan sebagai ibu rumah tangga.Tingkat pendidikan IK Sarjana S.Pd.

Begitu cukup menanyakan identitas IK dan keluarga, penulis memulai menanyakan pertanyaan selanjutnya yaitu apakah ibu mengetahui penyakit HIV/AIDS, dan teryata IK lumayan mengetahui bahwa penyakit HIV/AIDS sangat membahayakan hidup orang karna penyakit tersebut dapat mematikan dan sampai sekarang belum ada obatnya,maka dari itu IK sangat menjaga pergaulan anaknya.

Peryataan IK mengenai penderita HIV/AIDS yaitu.

“Beliau sangat perihatin terhadap orang yang mengidap penyakit HIV/AIDS, pandangan beliau penderita HIV/AIDS harus mendapatkan pelayanan baik dan harus disediakan ruangan khusus, supaya tidak terjadi penularan terhadap masyarakat lain, menurut IK penderita tidak mesti dikucilkan yang harus dilakukan ketika menghadapi penderita yaitu memberikan motivasi dan semangat hidup bahwa semua penyakit dapat disembuhkan sesuai dengan usaha dan semangat hidup”.

(Wawancara 1Agustus 2015)

Hal senada juga diungkapkan oleh PS Dan IMH.

“Pandangan saya terhadap penderita HIV/AIDS, saya sangat kasian karena kecorobohannya sehingga dia terkena virus HIV/AIDS. Tolo-tolo mantonk anjo anak-anak kag gara-gara pergaulan nag taba makho ganring takamma-kama”.

(wawancara 2 Agustus 2015)

Sama halnya yang diungkapkan oleh IMH yaitu:

“setiap tindakan akan mendapatkan resiko yang harus diterima dalam lingkunganya. Namun sebagai manusia kita tak mesti menjauhi penderita, seharusnya kita memberikan motivasi terhadap penderita HIV/AIDS supaya memiliki semangat hidup”.(wawancara 3 Agustus)

Pelayanan yang ada dirumah sakit bagi penderita HIV/AIDS sangat bagus karna penderita tersebut dikarantina/disediakan ruangan khusus.Terjadinya virus HiV/AIDS karna salah pergaulan atau seks bebas.

b) Sakir

Tanggal 2 agustus 2015 sekitar jam 4 sore, peneliti menuju ke rumah responden yang bernama Sakir yang disingkat PS. Tiba didepan rumah PS, Peneliti mengucapkan salam. Peneliti di persilahkan masuk oleh istri PS .sore itu peneliti mendapati PS sedang membersihkan halaman rumahnya. Penelitipun mengutarakan maksud kedatangan peneliti ke rumah PS. PS tidak keberatan untuk di wawancarai.

Awalnya penulis menanyakan identitas dan keluarga PS berusia 36 tahun dan mempunyai istri yang bernama Ibu Rosmiati yang disingkat IR.Keluarga ini mempunyai 2 orang anak sedangkan riwayat pendidikan PS dan IR yaitu jenjang pendidikan SMA.Aktivitas PS sehari-hari adalah karyawan swasta di salah satu perusahaan. PS berangkat kerja pukul 7.00 dan kembali pukul 06.00 sehingga beliau tidak memiliki banyak waktu di hari yang lain selain hari minggu.

Pada saat itu peneliti memulai mengajukan beberapa pertanyaan yaitu apa bapak paham tentang penyakit HIV/AIDS. Peryataan dari PS yaitu:

“teryata beliau tidak paham tentang penyakit HIV/AIDS beliau sering mendengar penyakit tersebut akan tetapi beliau tidak tahu penyebab penyakit HIV/AIDS”.(wawancara 2 Agustus 2015)

Hal senada juga diungkapkan oleh PKB.

“penyakit apa itu, Biasakag allanggerikki tapi tena kuassenggi kana ganring apa, sambarang tong kau antu nak, nug pakkutannaggang”. (wawancara tanggal 6 Agustus 2015)

maka dari itu penulis menjelaskan terjadinya penyakit HIV/AIDS. Setelah penulis menjelaskan ternyata beliau sudah paham kalo penyakit HIV/AIDS sangat membahayakan dan dapat mematikan. Menurut PS penderita HIV/AIDS harus mendapatkan pelayanan yang baik di rumah sakit sampai betul-betul sehat, supaya penyakitnya tidak tertular. Penyebab virus HIV/AIDS dikarenakan terjadinya seks bebas atau salah pergaulan.Sampai saat ini virus HIV/AIDS belum ada obatnya.

Pandangan saya terhadap penderita HIV/AIDS sangat kasian karna kecerobohannya atau salah pergaulan sehingga dia terkena virus HIV/AIDS. penderita HIV/AIDS akan selalu mendapatkan perlakuan yang tidak adil karena diakibatkan penyakit yang dideritanya sangat berbahaya sehingga masyarakat tidak ingin berdekatan atau menemaninya, dalam hal ini penderita kadang merasa terasingkan dalam lingkunganya dan tercipta yang namanya diskriminasi sosial.

c) Megawati halik

Tanggal 3 agustus 2015 sekitar jam 9.00 pagi penulis menuju ke rumah informan.

Dari kejauhan terlihatlah ibu megawati halik (IMH) sedang menyapu teras rumahnya.

Sesampai di depan rumah, penulis dipersilahkan masuk. Kebetulan pagi itu informan

sedang berkumpul dengan keluarga kecilnya, penulispun duduk di sebuah sofa diruang tamu dan mengutarakan maksud kedatangan penulis.Informan tidak keberatan untuk diwawancarai.

Penulis mengawali wawancara dengan menanyakan identitas beliau. Ibu Megawati halik yang kemudian di singkat IMH, adalah seorang ibu rumah tangga dan perawat salah satu rumah sakit yang ada di Makassar, yang berumur 29 tahun dan memiliki tingkat pendidikan S.kep, IMH ini menikah dengan Ilham yang disingkat PI dimana PI memiliki tingkat pendidikan sampai jenjang perkuliahan dengan gelar SE.

Dari hasil perkawinannya dikarunia seorang anak laki-laki yang lucu yang berumur1 tahun.

Penulis memulai menanyakan pertanyaan selanjutnya yaitu apakah ibu paham tentang penyakit HIV/AIDS, Peryataan IMH Saat melakukan wawancara yaitu:

“teryata ibu mengetahui penyakit HIV/AIDS adalah suatu virus yang membahayakan yang dapat mematikan.Virus ini muncul diakibatkan terjadinya pergaulan bebas khususnya terhadap remaja”.( wawancara 3 Agutus 2015)

Senada juga yang telah diungkapkan oleh ISY Yaitu

“ Saya masih mengingat pelajaran SMA, bahaya dari penyakit HIV/AIDS.

AIDS adalah virus yang sangat membahayakan dan dapat mematikan”. (wawancara 3 Agustus 2015)

tindakan yang akan dilakukan ketika ada seseorang yang telah mengidap penyakit HIV/AIDS memberinya pertolongan dengan membawanya kerumah sakit dan memberikan pelayanan yang baik sampai dia sembuh, Sangat memperihatikan seseorang yang telah mengidap penyakit HIV/AIDS dan Sampai saat ini yang saya ketahui pelayanan di rumah sakit sangat bagus karna menyediakan ruangan khusus

bagi penderita dan dijaga ketat. Penderita penyakit HIV/AIDS sering mendapatkan perlakuan yang tidak sesuai. Seperti di asingkan,dikucilkan bahkan tidak diterima dalam lingkunganya. Ini adalah resiko yang harus diterima oleh orang yang telah melakukan penyimpangan dalam lingkungan karna mereka melanggar aturan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Setiap perbuatan akan mendapatkan resikonya. Namun kita harus memberikan motivasi terhadap penderita HIV/AIDS supaya memiliki semangat hidup dan kepercayaan dirinya kembali lagi.

d) Sunarti.Yusuf

Tanggal 3 agustus 2015 sekitar pukul 05.00 sore, diperjalanan menuju rumah informan, penulis bertemu dengan responden. Penulis menyapa responden dan mengutarakan maksud dan tujuan penulis.Responden merasa tidak keberatan ketika dia diwawancarai di luar rumah.

Responden bernama Ibu Sunarti Yusuf yang selanjutnya di singkat ISY beliau merupakan ibu rumah tangga yang Berusia 23 tahun, kebetulan beliau adalah teman kecil ku, memiliki tingkatan pendidikan SMA. ISY menikah dengan Pak Syafri yang di singkat dengan PS yang berumur 26 tahun.Dari hasil perkawinan ISY dan PS dikaruniaii 1 orang anak lak-laki.Cukup lama kami berbincang-bincang, singkat cerita penulis memulai menanyakan tentang penyakit HIV/AIDS dan teryata ISY masih mengingat pelajaran SMA tentang bahaya penyakit HIV/AIDS.Virus HIV/AIDS terjadi karna terjadinya pergaulan bebas, penyalahgunaan narkotika dan sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit tersebut.Penderita HIV/AIDS

harus dikarantina karna menurut saya penyakit itu sangat berbahaya ketika menular karna dapat mengakibatkan kematian.Pandangan saya terhadap seseorang yang mengidap penyakit HIV/AIDS yaitu seseorang yang memiliki perilaku yang sangat buruk, dan dia harus dijauhi karna penyakit yang dideritanya sangat berbahaya.

Peryataan dari IK Tentang pelayanan dirumah sakit yaitu:

“sejauh ini pelayanan dirumah sakit cukup bagus karna menyediakan ruangan khusus bagi penderita”. (wawancara 4 Agustus 2015)

Hal senada juga diungkapkan oleh PMR.

“pelayanan dirumah sakit sejauh ibi sangat bagus, karena almarhum teman saya mendapatkan pelayanan yang bagus selam hidup” (wawancara 7 Agustus 2015)

Tidak bisa di pungkiri bahwa penderita HIV/AIDS pasti akan mengalami Diskriminasi dalam lingkungannya khususnya akan di kucilkan,di hina dan mendapatkan perlakuan yang tidak adil, hal ini adalah resiko buat orang yang melakukan penyimpangan dalam lingkungannya, tindakan yang saya akan lakukan yaitu segera menolongnya membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.

e) Ibu Kusmirah

Pada tanggal 4 agustus 2015 sekitar jam 03.00, penulis berangkat kerumah informan, sesampai dirumah informan teryata beliau belum pulang dari tempat mengajarnya. Penulis cukup lama menunggu di depan rumah. Pada jam 05.00 sore beliau sudah pulang dari tempat mengajarnya. Sempat beliau kaget melihat penulis ada di depan rumahnya, kebetulan kami belum pernah ketemu sebelumnya. Informan

sempat menanyakan maksud dari kedatangan penulis kemudian penulis menjelaskan kedatangannya.Dan pada saat itu informan siap untuk diwawancarai.Beliau mempersilahkan penulis duduk di sofa sambil menunggunya ganti baju.

Responden bernama Ibu Kusmirah yang selanjutnya di singkat IK. IK seorang tenaga Honorer di salah satu sekolah dasar (SD) yang berusia 36 tahun, memiliki tingkat pendidikan S.pd. IK menikah dengan almarhum Pak Arifuddin yang di singkat PA yang berusia 38 tahun. Dari hasil pernikahannya IK dan PA dikaruniaii 1 orang anak yang masih duduk disekolah Dasar. Cukup menanyakan identitas informan penulispun memulai mengajukan pertanyaan, apa anda paham tentang penyakit HIV/AIDS, dan teryata ibu cukup tahu tentang penyakit tersebut, penyebab virus HIV/AIDS dikarenakan salah pergaulan atau seks bebas. Sampai saat ini saya tidak tahu apa sudah ada obat buat pederita HIV/AIDS yang saya tahu virus tersebut sangat berbahaya karna sudah ada beberapa orang yang sudah meninggal dunia diakibatkan penyakit tersebut. Penderita penyakit tersebut dikarantina karna virus itu sangat membahayakan.

Pandangan IK terhadap penderita HIV/AIDS yaitu:

“Pandangan saya terhadap penderita HIV/AIDS sangat buruk dan penderita HIV/AIDS harus di hindari supaya tidak tertular”. (wawancara 4 agustus 2015)

Hal senada juga diungkapkan oleh ISY.

“saya menganggap penderita HIV/AIDS adalah sosok seseorang yang mempunyai perilaku yang buruk yang harus dijauhi karena penyakitnya sangat berbahaya jika tertular”. (wawancara 3 Agustus 2015)

Kembali diungkapkan oleh PB yaitu.

“ saya menganggap penderita HIV/AIDS seseorang yang mempunyai perilaku yang buruk karena melanggar peraturan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat”. (wawancara 5 Agustus 2015)

Sejauh ini pelayanan rumah sakit lumayan bagus karna menyediakan ruangan khusus bagi penderita. Tidak bisa di pungkiri penderita HIV/AIDS di Cap/Stigma yang buruk melekat pada dirinya. penderita sering sekali dijauhii oleh orang karna tidak ingin tertular, dikucilkan bahakan bisa saja mendapatkan perlakuan yang tidak adil dalam masyarakat. Tindakan yang dilakukan membawanya kerumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang jauh lebih baik.

f) Bactiar Dg Naba

Pada tanggal 5 agustus 2015 sekitar pukul 04.00 sore penulis ke rumah responden. Responden bernama Pak Bactiar yang kemudian di singkat PB berusia 38 tahun, yang memiliki tingkat pendidikan SE, menikah dengan Ibu Rismawati yang di singkat IR yang berumur 34 tahun. Yang memiliki tingkat pendidikan SMA.Dari hasil perkawinannya dikarunia 2 orang anak.Satu perempuan dan satu laki-laki.Yang anak pertama masih SMP ber’umur 15 tahun dan yang kedua masih TK ber’umur 5 tahun. PB merupakan pedagang pakaian disalah satu moll, beliau sangat susah ditemui karna pagi sampai malam beliau berada di tempat kerjanya, kebetulan hari itu beliau tidak ketempat kerjanya dikarenakan beliau lagi sakit.

Singkat cerita penulis memulai menanyakan beberapa pertanyaan yaitu apakah bapak mengerti tentang penyakit HIV/AIDS teryata beliau sedikit paham tentang penderita HIV/AIDS.

penyebab Virus HIV/AIDS diungkapkan oleh PB yaitu:

“ virus HIV/AIDS terjadi dikarenakan salah pergaulan atau terjadinya seks bebas dikalangan masyarakat khususnya pada kaum remaja”. ( wawancara 5 Agustus 2015)

Hal senada juga diungkapkan oleh MY.

“ Penyebab terjadinya virus HIV/AIDS. Dipengaruhi faktor lingkungan sehingga terjerumus kenarkotika dan seks bebas khususnya pada anak remaja”.

(wawancara 7 Agustus 2015)

virus ini sangat membahayakan karna menyerang sistem kekebalan tubuh yang dapat mematikan.sampai saat ini virus mematikan ini, sepengetahuan saya belum ada obat yang dapat menyembuhkan penderita HIV/AIDS. Yang mengakibatkan seorang penderita HIV/AIDS dikarantina karna penyakit tersebut sangat membahayakan ketika tertular. Sejauh ini pelayanan dirumah sakit terhadap penderita HIV/AIDS cukup bagus. Dan Penderita HIV/AIDS sering mendapatkan perlakuan tidak adil dalam lingkunganya dikarenakan mempunyai perilaku yang tidak baek dalam artian melanggar aturan-aturan yang ada dalam lingkunganya. Seperti memakai barang narkotika, gonta-ganti pacar (seks bebas).Hal ini yang mengakibatkan penderita HIV/AIDS tidak disenanggi dalam lingkunganya sehingga tercipta yang namanya diskriminasi, seperti dikucilkan,di asingkan bahkan tidak diterima dilingkunganya.

Hal ini merupakan resiko yang harus diterima oleh penderita HIV/AIDS karna bertindak tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

g) Drs H Kadir Baharu

Pada tanggal 6 agustus 2015 sekitar pukul 10.00 pagi hari penulis mewawancarai informan yang bernama Kadir Baharu beliau adalah bapak dari penulis, kemudian disingkat dengan PKB menikah dengan Ibu Mariati, yang disingkat dengan IM.

Mereka adalah orang tua dari penulis.PKB memiliki anak 14 orang diantaranya 7 laki-laki dan 7 perempuan.PKB merupakan pensiun PU (Pekerjaan Umum) yang beusia 71 tahun dan memiliki tingkat pendidikan disalah satu perguruan tinggi yaitu (STIA-LAN). IM merupakan Ibu rumah tangga yang berusia 61 tahun dan tingkat pendidikan SMA.

Penulis memulai mewawancarai PKB tidak lain adalah bapak sendiri, sebelum memulai pertanyaannya anak dan bapak sedang berbicara-bicara sambil Ngopi bareng di teras rumah. Singkat cerita penulis menanyakan apakah bapak paham tentang penyakit HIV/AID, rupanya beliau tidak paham tentang penyakit tersebut. Dan penulis pun menjelaskan tentang penyakit HIV/AIDS. setelah dijelaskan beliau paham kalo virus HIV/AIDS sangat berbahaya bagi masyarakat. penyebab terjadinya virus HIV/AIDS dikarenakan mengkomsumsi obat-obat terlarang, melakukan seks bebas. semua itu diakibatkan karena salah pergaulan, khususnya terhadap remaja sekarang sangat susah di atur oleh orang tuanya. Mereka bertindak sesuai kemauannya saja dan kadang tidak ingin mendengar nasehat orang tuanya khususnya anak perempuan sekarang susah diatur mereka menganggap dirinya benar. Peryataan dari bapak PKB tentang obat buat penderita HIV/AIDS Yaitu:

“sampai saat ini, sepengetahuan saya belum ada obat yang dapat menyembuhkan penderita HIV/AIDS”.(wawancara 06 Agustus 2015)

Hal senada juga diungkapkan oleh MRK yaitu.

“ sampai saat ini saya belum tahu, apa sudah ada obatnya atau tidak. Namun salah satu dari teman saya pernah mengalami penyakit tersebut namun tak kunjung sembuh. Hasilnya teman saya meninggal juga”.(wawancara 7 Agustus 2015

sesuai penjelasan tadi.Penyakit HIV/AIDS sangat berbahaya sehingga harus dikarantina. Pandangan saya terhdap penderita HIV/AIDS sangat perihatin karna perilaku dan tindakan yang dia lakukan sehingga dia menderita virus HIV/AIDS, sejauh ini pelayanan yang ada dirumah sakit saya tidak tahu,karena saya belum pernah mendapati penderita HIV/AIDS. penderita HIV/AIDS sering mendapatkan perlakuan tidak adil dalam lingkunganya dikarenakan penyakit tersebut tidak diterima di dalam masyarakat karena dianggap membahayakan nyawa seseorang sehingga penderita HIV/AIDS dijauhi, diasingkan dan dikucilkan dalam lingkunganya. Tindakan yang akan dilakukan ketika ada seseorang yang menderita virus HIV/AIDS yaitu membawanya kerumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang layak.

8. Bentuk persepsi masyarakat

Bentuk persepsi masyarakat terhadap penderita HIV/AIDS yaitu masyarakat berpendapat bahwa penderita HIV/AIDS pasti akan mendapatkan yang namanya diskriminasi sosial dalam lingkunganya, sesuai dari hasil penelitian penderita HIV/AIDS akan sering mendapatkan perlakuan yang tidak adil di dalam lingkunganya, mereka akan dikucilkan, dijauhi bahkan diasingkan dari tempat

tinggalnya dalam hal inilah. Tetap terjadi yang namanya diskriminasi social terhadap penderita. Karena stigma yang melekat dalam dirinya.

h. Muh yusran

Pada tanggal 07 agustus 2015 sekitar pukul 08.00 pagi penulis mewawancarai informan yang bernama Muh Yusran yang kemudian disingkat MY. MY merupakan mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Alauddin (UIN) yang berstatus belum menikah.Ber’umur 22 tahun.

Mempersingkat waktu, penulis menanyakan beberapa pertanyaan, apakah kakak paham tentang penderita HIV/AIDS dan ternyata dia cukup paham tentang penderita HIV/AIDS.HIV/AIDS terjadi diakibatkan pergaulan bebas, penyalah gunaan barang narkotika.Ada beberapa yang mempebgaruhi sehingga seseorang bisa terkena virus HIV/AIDS bisa jadi faktor utamanya adalah pengaruh lingkungan dimana dia tinggal sehingga dia terjerumus dengan pergaulan bebas. Seperti yang saya ketahui sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan penderita HIV/AIDS namun kita kembali lagi kepada TUHAN SWT, yang mengakibatkan penderita HIV/AIDS di karantina karna masyarakat ber’anggapan virus HIV/AIDS sangat membahayakan hidup mereka. Pandangan saya terhadap penderita HIV/AIDS sangat perihatin karna dengan adanya stigma yang melekat pada dirinya sehingga tidak ada orang yang ingin berdekatan dengan dirinya.Sejauh ini saya juga belum tahu pelayanan publik yang ada dirumah sakit bagi penderita HIV/AIDS. perlakuan

yang sering didapatkan penderita dalam lingkunganya seperti yang diungkapkan oleh MY yaitu .

“penderita HIV/AIDS sering mendapatkan perlakuan yang tidak adil karna stigma yang melekat pada dirinya sehingga dijauhi, diasingkan dan dikucilkan sehingga kehadiranya tidak diterima di dalam lingkunganya”.(wawancara 7 Agustus 2015)

Hal senada juga diungkapkan oleh MRK.

“Penderita kadang merasa tidak mendapatkan perlakuan yang tidak adil dikarenakan mereka merasa diasingkan dari lingkungnya bahkan sering dikucilkan”.(wawancara 7 Agustus 2015)

Padahal yang kita ketahui penderita tidak seharusnya mendapatkan perlakuan tidak adil, cukup penyakitnya yang membuatnya menderita.Seharusnya kita meberikan motivasi untuk hidup.Bukan mengasingkanya dari lingkungan dimana dia tinggal. Sebagai manusia yang punya hati, sudah pasti saya akan memberikan bantuan dengan cara membawanya kerumah sakit dan memberikan motivasi/semangat hidup supaya dia sembuh dari penyakitnya.

i)Muh Risky Kadir

Pada tanggal 07 agustus 2015 sekitar jam 07.00 malam penulis mewawancarai informan. Informan bernama Muh Risky Kadiryang kemudian disingkat PMRK yang berusia 25 tahun.PMRK berstatus belum menikah.Keseharian PMRK kuliah sambil kerja, beliau jarang ada dirumah dikarenakan sering lembur dikantornya.PMRK merupakan saudarah dari penulis. Singkat cerita penulis memulai mengajukan pertanyaan yaitu apakah kakak paham tentang penyakit HIV/AIDS dan teryata informan paham tentang penyakit HIV/AIDS. penderita HIV/AIDS merupakan virus

yang berbahaya yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga virus tersebut dapat mematikan, virus ini terjadi dikarenakan seks bebas, penyalahgunaan narkoba dengan cara memakai jarum suntik sembarangan dan salah pergaulan.sampai saat ini saya juga belum tahu apakah sudah ada obatnya atau tidak, karna salah satu dari teman saya pernah mengalami yang namanya penyakit HIV/AIDS namun penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh dan akibatnya teman saya meninggal dunia.

Seperti yang saya ketahui penderita HIV/AIDS dikarantina atau ditempatkan diruangan khusus karna ditakutkan penyakitnya menular.Sehingga penderita kadang merasa dijauhi oleh keluarganya atau temannya. Penderita kadang merasa tidak mendapatkan perlakuan yang tidak adil dikarenakan mereka merasa diasigkan dari lingkunganya dengan cara dijauhkan dari keluarganya, padahal yang saya ketahui bukan di jauhkan dari keluarganya, melaikan supaya penderita bisa fokus dengan

Seperti yang saya ketahui penderita HIV/AIDS dikarantina atau ditempatkan diruangan khusus karna ditakutkan penyakitnya menular.Sehingga penderita kadang merasa dijauhi oleh keluarganya atau temannya. Penderita kadang merasa tidak mendapatkan perlakuan yang tidak adil dikarenakan mereka merasa diasigkan dari lingkunganya dengan cara dijauhkan dari keluarganya, padahal yang saya ketahui bukan di jauhkan dari keluarganya, melaikan supaya penderita bisa fokus dengan

Dokumen terkait