• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENDERITA HIV/AIDS DALAM PELAYANAN PUBLIK. (Studi Kasus Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENDERITA HIV/AIDS DALAM PELAYANAN PUBLIK. (Studi Kasus Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa)"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan sebagai salah satus syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

RISKAWATI 10538 02257 11

JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

(2)

iv Banyak Rintangan menuju kesuksesan

Pengorbanan, perjuangan, ketabahan dan keyakinan.

Semuanya Akan terlewati

Seiring Doa, motivasi dan Dukungan yang diberikan keluarga.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk

Kedua orang tuaku

Ayahanda Drs. H. Kadir Baharu dan Ibunda Hj. Mariati yang tercinta, yang telah mencurahkan kasih sayang serta

Perhatian yang telah diberikan

Sejak penulis dalam kandungan sampai dewasa. Semoga Segala amal ibadahnya mendapat balasan dari Allah SWT,

AMIN

Almamaterku Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

(3)
(4)
(5)

vi

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayahnya-nya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sebagai tugas akhir untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Skripsi ini berjudul “ Persepsi Masyarakat Terhadap Penderita HIV/AIDS Dalam Pelayanan Publik di Kelurahan Pangkabinanga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa” yang terdiri dari lima Bab yang tersusun secara sistematis. Bab l, Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Bab ll , terdiri dari kajian teori dan kerangka pikir. Bab lll, metode penelitian yang terdiri dari jenis penelitian dan lokasi pengumpulan data dan teknik analisa data. Bab 1V, Pembahasan yang terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, profil keluarga penderita HIV/AIDS dan persepsi masyarakat terhadap penderita HIV/AIDS. Bab V, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

Banyak hikmah dan pengalaman berharga yang dapat menjadi pelajaran bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Tapi tidak sedikit pula hambatan dan kesulitan yang didapatkan. Namaun berkat ketabahan, kesabaran, keikhlasan, kerja keras, ketekunan serta kemauan besar yang disertai doa dan bantuan serta motivasi dari berbagai pihak, Alhamdulillah skripsi ini dapat diselesaikan dengan

(6)

vii

adanya usaha dan bantuan baik berupa moral maupun spiritual dari berbagai pihak. Teristimewa penulis haturkan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Drs.H Kadir Baharu dan Ibunda Hj Mariati yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan segala jerih payahnya sehingga dapat menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) serta selalu mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis. Penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih juga penulis haturkan kepada Bapak Dr. H. Nursalam, M.Si. selaku pembimbing 1 dan Bapak Syarifuddin, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing 11 atas kesediaannya mencurahkan tenaga, waktu dan pikirannya dalam membimbing penulis, mulai dari penyusunan proposal hingga skripsi ini dapat dirampungkan.

Ucapan terimah kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis hanturkan pula kepada Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar . Bapak Dr. H. Nursalam, M.Si., Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Sosiologi dan Bapak Muhammad Akhir, S.Pd, M.Pd., Sekretaris Jurusan..

(7)

vi

izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Kelurahan tersebut. Kepada saudarahku Kakanda Sudirman, ST, Muh Rizky Kadir dan juga keluarga besarku yang senantiasa memberikan iringan Doa, Motivasi dan semangat. Dan tak lupa aku ucapkan terima kasih banyak kepada Irsan yang selama ini sabar, setia untuk menghadapi sifatku. Makasih sudah memberikan motivasi dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dan juga teman-teman mahasiswa Jurusan Sosiologi Khususnya angkatan 2011 kelas F, terima kasih atas perhatian, semangat, dan kebersamaannya selama ini semoga kesuksesan selalu menyertai dalam setiap usaha-usaha kita. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam memberikan bantuan, dorongan dan doa kepada penulis selama melaksanakan studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Harap dan doa penulis semoga semua amal kebaikan dan jasa-jasa dari semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini dapat diterima Allah Swt, serta mendapatkan balasan yang lebih baik dan berlipat ganda.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan karena keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharap saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca demi

(8)

vii

Dan semoga niat baik,suci serta usaha yang sungguh-sungguh mendapat ridho disisi-Nya Amin Ya Rabbal ‘ Alamin

Makassar, Agustus 2015

Penulis, RISKAWATI

(9)

x

1.1 Skema kerangka Berpikir……….. 27

(10)

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Kartini

Umur : 49 tahun

Pendidikan : S.Pd

2. Nama : Sakir

Umur : 36 tahun

Pendidikan : SMA

3. Nama : Megawati Halik

Umur : 29 tahun

Pendidikan : S.Kep

4. Nama : Sunarty Yusuf

Umur : 26 tahun

Pendidikan : SMA

5. Nama : Kusmira

Umur : 36 tahun

Pendidikan : S.Pd

6. Nama : Bactiar Dg Naba

Umur : 34 tahun

Pendidikan : SE

7. Nama : Drs H Kadir Baharu

Umur : 71 tahun

Pendidikan : STIA-LAN

8. Nama : Muhammad Yusran

Umur : 22tahun

Pendidikan : Mahasiswa

9. Nama : Muh Rizky Kadir Umur : 25 tahun

Pendidikan : mahasiswa

(11)
(12)

vii

KARTU KONTROL PEMBIMBINGl..………. ii

KARTU KONTROL PEMBIMBINGll...………..... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………... iv

ABSTRAK ………. v

KATA PENGANTAR ……….. vi

DAFTAR ISI ……….. vii

DAFTAR TABEL ……….. ix

DAFTAR BAGAN ……….. x

BAB 1 PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang ……… 1

B. Rumusan Masalah ………... 6

C. Tujuan Penelitian ……… 6

D. Manfaat Penelitian ……….. 6

BAB ll KAJIAN PUSTAKA ………. 8

A. Persepsi Masyarakat ………... 8

B. Masyarakat ………. 9

C. Penderita HIV/AIDS ……… . 11

D. Penyakit Sosial ……….... 16

E. Pelayanan Publik ………. 18

F. Teori Penyimpangan Perilaku Sosial ………... 20

G. Kerangka Pikir ……… 24

BAB lll METODE PENELITIAN ……… 28

A. Jenis Penelitian ……… 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 28

C. Instrumen Penelitian ……… 29

D. Sasaran/Informan Penelitian ………... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ……….. 30

F. Fokus Penelitian ……….. 32

(13)

viii

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……….. 37

1. Letak geografis dan Batas Wilayah ………. 37

2. Keadaan Penduduk ………. 40

3. Mata Pencarian ……… 45

4. Agama ………. 46

5. Nama Penderita HIV/AIDS………... 47

B. Hasil Penelitian……….……….. 48

1. Rumusan Masalah Pertama……….………... 47

2. Persepsi Masyarakat Terhadap Penderita HIV/AIDS………49

3. Matris Interpartansi Hasil Penelitian………..64

4. Pembahasan……...………. ………..65

BAB V PENUTUP DAN SARAN……….73

A. Kesimpulan ………73

B. Saran ……….. 74

DAFTAR PUSTAKA ………??

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(14)

ix

1. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin ……… 38

2. Luas wilayah penduduk tetebatu ………. 39

3. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur ……… 41

4. Diskripsi dan statistic prasarana dan sarana ……….. 43

5. Distribusi penduduk menurut pekerjaan……… 46

6. Distribusi Agama Masyarakat ……….. 46

7. Nama penderita Hiv/Aids……….. 48

8. Persepsi masyarakat terhadap penderita Hiv/Aids ……… 48

(15)

1 A. Latar Belakang

Masyarakat dapat diibaratkan sebagai tubuh, dimana keadaan masing-masing organ berpengaruh terhadap kondisi kesehatan tubuh, demikian halnya masyarakat, dimana perilaku individu merupakan bagian dari masyarakat menentukan bagaimana keadaan masyarakat keseluruhan. Masyarakat yang harmonis terbentuk dari perilakumasing-masing warga masyarakat yang sesuai dengan nilai dan norma-norma sosial yang berlaku. Keharmonisan kehidupan masyarakat akan menciptakan suasana masyarakat yang sehat dan teratur.

Persepsi masyarakat adalah suatu pendapat seseorang terhadap suatu tingkah laku, perbuatan dan tindakan manusia dalam melalukan suatu tindakan dalam suatu lingkungan khususnya di era reformasi, perubahan menjadi kata yang sering kita dengar dimana tuntutan perubahan sering disuarakan baik oleh individu maupun oleh anggota masyarakat lainya.tuntutan perubahan sering ditunjukkan kepada aparatur pemerintah manyangkut pelayanan public yang diberikan pada masyarakat.

Rendahnya mutu pelayanan publik yang diberikan oleh aparatur menjadi citra buruk pemerintah ditengah masyarakat, bagi masyarakat yang pernah berurusan dengan birokrasi selalu mengeluh dan kecewa terhadap tidak layaknya aparatur dalam pelayanan publik yang di berikan.

(16)

Pelayanan publik merupakan pemberian layanan ( melayani)keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi tersebut sesuai dengan aturan pokok dengan tata cara yang telah di tetapkan.

Penyakit sosial merupakan bentuk kebiasaan masyarakat yang berperilaku tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berpengaruh terhadap kehidupan warga masyarakat, sehingga menghasilkan perilaku menyimpang, beberapa kebiasaan warga masyarakat dapat dikategorikan sebagai bentuk penyakit sosial.

Seperti yang kita ketahui stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS masih sering terjadi perlakuan diskriminasi terhadap penderita HIV /AIDS merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia (HAM) perlu kita ingat bahwa penderita HIV/AIDS tetaplah seorang manusia biasa yang juga mempunyai hak asasi, penderita HIV/AIDS mempunyai hak untuk hidup, hak untuk mendapat kasih sayang, hak untuk mendapat perlindungan, hak untuk mendapat pelayanan dan perlakuan adil seperti layaknya manusia biasa. Masyarakat mungkin memang paham mengenai HIV/AIDS, namun belum sepenuhnya paham untuk hidup berdampingan dengan penderita HIV/AIDS.dinyatakan positif HIV bukan merupakan hal yang mudah diterima.Sikap menjauhkan diri secara naluri berakar dalam watak manusia.Masyarakat awam pada awalnya menunjukkan reaksi yang berlebihan bila mengetahui seseorang terinfeksi firus HIV positif berada di lingkunganya.

Bentuk diskriminasi yang di alami penderita HIV/AIDS dalam keluarga misalnya dikucilkan, ditempatkan dalam ruang atau rumah khusus, diberi makan secara terpisah, memisahkan peralatan-peralatan yang mereka gunakan.Beban paling

(17)

berat yang dirasakan penderita HIV/AIDS adalah stigma yang dilekatkan kepada mereka, khususnya kepada penderita HIV/AIDS perempuan.Penderita HIV/AIDS perempuan menjadi sorotan tajam seolah-olah penyebab meluasnya AIDS adalah perempuan. Masyarakat menilai penderita HIV/AIDS perempuan adalah meraka yang berprofesi sebagai pekerja seks komersial (PSK),menggunakan narkoba suntik dan “ bukan orang baik-baik” masih ada kejadian dimana perempuan yang terkena AIDS dihukum oleh masyarakat, dianggap kotor dan di asingkan seolah-olah bencana bagi lingkunganya. Stigma itu menyebabkan penderita HIV/AIDS perempuan sering di kucilkan oleh masyarakat dan mendapat perlakuan diskriminatif, bukan Cuma masyarakat awam, tetapi juga oleh tenaga medis. Penderita HIV/AIDS bisa disandang oleh siapa saja,termasuk anak-anak dan ibu-ibu baik-baik. Stigma negative terhadap penderita HIV/AIDS sangat merugikan upaya penanggulanngan penyebaran HIV/AIDS.

Berbagai langkah telah dilakukan oleh orang-orang yang peduli dengan HIV, termasuk memberikan sosialisasi penularan dan pencegahan HIV kepada setiap golongan masyarakat.sampai detik ini pun jika masyarakat mendengar kata HIV mungkin muncullah stigma, apalagi jika harus berhadapan dengan orang yang menderita HIV. Masyarakat tersebut pun enggan untuk menyentuhnya dan muncullah diskriminasi,sehingga hal yang perlu kita ingat adalah jauhi penyebab penyakitnya atau perilaku berisiko, jangan jauhi orangnya.

Menjalani hidup keseharian dengan menyandang status sebagai penderita sangatlah berat.perasaan-perasaan seperti merasa tidak berguna,tidak memiliki

(18)

harapan,takut,sedih,marah, bermunculan seketika. Sisi psikologi mereka bisa di pastikan sangat tertekan.Kebanyakan penderita cenderung menunjukkan reaksi-reaksi keras seperti menolak hasil tes, menangis, menyesali, memarahi diri sendiri, mengucilkan diri sendiri, bahkan terkadang terpintas dipikirannya ingin bunuh diri.Saat-saat seperti itu merupakan gejala psikologis yang jusru dapat membuat penderita HIV dan AIDS tersebut semakin terpuruk.

Persepsi masyarakat adalah suatu pendapat seseorang terhadap suatu tingkah laku, perbuatan dan tindakan manusia dalam melalukan suatu tindakan dalam suatu lingkungan khususnya di era reformasi, perubahan menjadi kata yang sering kita dengar dimana tuntutan perubahan sering disuarakan baik oleh individu maupun oleh anggota masyarakat lainya.tuntutan perubahan sering ditunjukkan kepada aparatur pemerintah manyangkut pelayanan publik yang diberikan pada masyarakat.

Sering terjadi perlakuan terhadap penderita penyakit HIV/AIDS Khususnya dalam pelayanan publik di kab Gowa.Inilah yang menyebabkan sehingga peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Persepsi masyarakat terhadap penderita penyakit HIV/AIDS dalam pelayanan publik di Kab Gowa”.

(19)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap penderita penyakit HIV/AIDS dalam pelayanan publik di Kabupaten Gowa?

2. Bagaimana bentuk persepsi masyarakat terhadap penderita penyakit HIV/AIDS dalam pelayanan publik di Kabupaten Gowa?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas,maka tujuan di laksanakannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap penderita penyakit HIV/AIDS dalam pelayanan publik di Kabupaten Gowa.

2. Untuk mengetahui bentuk persepsi masyarakat terhadap penderita penyakit HIV/AIDS dalam pelayanan publik di Kabupaten Gowa.

D. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam hal-hal sebagai berikut:

1. Secara teoritis

Penelitian ini akan menambah khasana serta mewarnai perkembangan teori sosial khususnya sosiologi terutama yang berkaitan dengan masyarakat dan lingkungan penelitian ini juga di harapkan mampu memberikan gambaran tentang “

(20)

Persepsi masyarakat terhadap penderita penyakit HIV/AIDS dalam pelayanan publik di Kabupaten Gowa

2. Secara Praktis

Penelitian ini dapat menjadi referensi dan memberikan sumbangan pemikiran secara koseptual terhadap:

a) Pemerintah untuk memahami berbagai hal yang berkaitan dengan terjadinya didalam suatu lingkungan khususnya terhadap penderita penyakit HIV/AIDS dalam pelayanan publik di Kabupaten Gowa.

b) Pembaca, tentang bagaimana membangaun interaksi sosial dan menjaga lingkungan dan kesehatan dalam kehidupan bermasyarakat.

(21)

7 A. Persepsi masyarakat

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling ‘’ Bergaul’’ atau dengan istilah ilmiah ‘’ Berinteraksi’’ (Koentjaraningrat, 2009:116), kehidupan masyarakat dapat di amati dengan adanya interaksi timbal- balik antara individu di dalam suatu kelompok yang sama, maupun pada kelompok yang berbeda dalam berbagai pola interaksi, keadaan tersebut menampakkan adanya suatu kehidupan sosial, dimana dinamika interaksi itu di harapkan akan terciptanya keseimbangan, keserasian atau keharmonisan berbagai individu dan kelompok.

Persepsi masyarakat adalah suatu pendapat seseorang terhadap suatu tingkah laku, perbuatan dan tindakan manusia dalam melalukan suatu tindakan dalam suatu lingkungan khususnya di era reformasi, perubahan menjadi kata yang sering kita dengar dimana tuntutan perubahan sering disuarakan baik oleh individu maupun oleh anggota masyarakat lainya.tuntutan perubahan sering ditunjukkan kepada aparatur pemerintah manyangkut pelayanan publik yang diberikan pada masyarakat.

Rendahnya mutu pelayanan publik yang diberikan oleh aparatur menjadi citra buruk pemerintah ditengah masyarakat, bagi masyarakat yang pernah berurusan dengan birokrasi selalu mengeluh dan kecewa terhadap tidak layaknya aparatur dalam pelayanan publik yang di berikan.

(22)

Stigma atau cap buruk adalah tindakan memvonis sesorang buruk moral atau perilakunya sehingga mendapatkan penyakit tersebut. Orang-orang yang distigma biasanya dianggap memalukan untuk alasan tertentu dan sebagai akibatnya mereka dipermalukan, dihindari, didiskreditkan, ditolak,dan ditahan. Penelitian yang dilakukan oleh kristina (2005). Faktor yang berhubungan dengan kurang diterimanya penderita HIV/AIDS di dalam lingkungan masyarakat. Antara lain karena HIV/AIDS dihubungkan dengan perilaku menyimpang seperti seks sesama jenis, penggunaan obat terlarang, seks bebas, serta HIV diakibatkan oleh kesalahan moral sehingga patuh mendapatkan hukuman. Penyakit penderita HIV/AIDS menghadapi diskriminasi dimana saja termasuk dalam lingkungan atau masyarakat dimana dia tinggal dan berdampak pada kualitas hidup mereka.

B. Masyarakat

Masyarakat adalah sejumlah besar orang yang tinggal dalam wilayah yang sama, relative indefenden dan orang –orang diluar wilayah itu, dan memiliki budaya yang relative sama (Richard T.Schaefer Dan Robert P.Lamm,1998).

Masyarakat adalah sekelompok individu yang memiliki kepentingan bersama dan memiliki budaya serta lembaga yang khas.Masyarakat juga bisa di pahami sebagai sekelompok orang yang terorganisasi karena memiliki tujuan bersama.Adam smith menulis bahwa sebuah masyarakat dapat terdiri dari berbagai jenis manusia yang berbeda, yang memiliki fungsi yang berbeda yang terbentuk dan dilihat hanya

(23)

dari segi fungsi bukan dari rasa suka maupun cinta dan sejenisnya, dan hanya rasa untuk saling menjaga agar tidak saling menyakiti.

Menurut Mack Ever tahun 1985 masyarakat sebagai sesuatu sistem dari cara kerja dan prosedur, otoritas dan saling membantu-membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan pembagian-pembagian sosial, system pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan. System yang kompleks dan selalu berubah dari relasi sosial.

Menurut Linton pada tahun 1964 masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah cukup mengatur setiap individu dalam masyarakat tersebut dan membuat setiap individu dalam masyarakat dapat mengatur diri sendiri dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batasan tertentu.

Menurut An Nabhani masyarakat adalah sekelompok individu seperti manusia yang memiliki pemikiran perasaan, serta system atau aturan yang sama, dan terjadi interaksi antara sesame karena kesamaan tersebut untuk kebaikan masyarakat itu sendiri dan warga masyarakat.

Masyarakat dapat di ibaratkan sebagai tubuh, dimana keadaan masing-masing organ berpengaruh terhadap kondisi kesehatan tubuh, demikian halnya masyarakat, dimana perilaku individu merupakan bagian dari masyarakat menentukan bagaimana keadaan masyarakat secara keseluruhan.Masyarakat yang harmonis terbentuk dari perilaku masing-masing warga masyarakat yang sesuai dengan nilai dan norma-norma sosial yang berlaku. Keharmonisan masyarakat akan menciptakan suasana masyarakat yang sehat dan ter’atur .

(24)

Arti masyarakat adalah sebagai suatu system dari cara kerja dan prosedur otoritas yang saling membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan pembagian- pembagian sosial system pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan. System yang kompleks ekternal yang selalu berubah dari relasi sosial.

C. Penderita HIV/AIDS

Virus HIV adalah retrovirus yang termasuk dalam family lentivirus.

Retrovirus mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA penjamuan untuk membentuk virus DNA dan dikenali selama periode inkubasi yang panjang.

Seperti Retrovirus yang lain, HIV mengifeksi tubuh dengan periode inkubasi yang panjang dan utamanya menyebabkan menculnya tanda dan gejala AIDS. HI menyebabkan beberapa kerusakan system imun dan menghancurkannya. Hal tersebut terjadi dengan menggunakan DNA dari Limfosit untuk mereflikasi diri.

AIDS (Human immune Deficiency Syndrome) merupakan suatu penyakit yang cara kerjanya menghancurkan system kekebalan tubuh manusia.AIDS di sebabkan karena virus yang bernama HIV ( Human immunodeficiency virus) masuk kedalam tubuh manusia. HIV dengan cepat akan melumpuhkan system kekebalan manusia.

Setelah system kekebalan tubuh lumpuh, seseorang penderita AIDS biasanya akan meninggal karena suatu penyakit ( sekunder) yang biasanya akan dapat di basmi oleh tubuh, seandainya system kekebalan itu masih baik

Orang yang mengidap Virus AIDS akan menjadi pembawa dan penular AIDS selama hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat AIDS juga dikatakan

(25)

penyakit yang berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang bisa mencegah virus AIDS. Selain itu orang yang terinveksi virus AIDS akan merasakan tekanan mental dan penderitaan batin karena sebagian besar orang disekitarnya akan mengucilkan atau menjauhinya. Dan penderita itu akan bertambah lagi akibat tingginya biaya pengobatan. Bahaya AIDS yang lain adalah menurunya system kekebalan tubuh. Sehingga serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun akan menyebabkan sakit atau bahkan meninggal.

Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk mencegah penularan AIDS yaitu misalnya: memberikan penyuluhan-penyuluhan atau informasi kepada seluruh masyarakat tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan AIDS, yaitu melalui seminar-seminar terbuka, melalui penyebaran brousur atau poster-poster yang berhubungan dengan AIDS ataupun melalui iklan diberbagai media massa baik media cetak maupun media elektronik. Penyuluhan atau informasi tersebut dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, kepada semua lapisan masyarakat,agar seluruh masyarakat dapat mengetahui bahaya AIDS, sehingga berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan virus AIDS.

(26)

1. HIV/AIDS dan Permasalahanya

a) AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang mudah menular dan mematikan. Vitus tersebut merusak system kekebalan tubuh manusia, dengan akibat turunya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit dan meninggal karena penyakit infeksi, kanker,dan sampai saat ini belum ditemukan vaksin pencegahnya atau obat untuk penyembuhannya.

b) kelompok resiko tinggi terjangkitnya penyakit bahaya ini adalah homoseksual, heteroksesual, promiskuitas, pengguna jarum suntik pecandu narkotik dan free sex serta orang-orang yang mengabaikan nilai-nilai moral,etik dan agama

c) ( khususnya para remaja/generasi muda usia 13-25 tahun)

d) pola dan gaya hidup barat sebagai konsekuensi modernisasi, industrialisasi,dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah menyebabkan perubahan- perubahan nilai kehidupan yang cenderung mengabaikan nilai-nilai moral, etika dan agama, termasuk nilai-nilai hubungan seksual antara individu.

2. Proses Penularan HIV/AIDS

a) Melakukan hubungan seksual, baik dengan sejenis maupun berbeda jenis kelamin yang mengidap virus HIV/AIDS.

Hubungan seksual secara vagina, anal, dan oral dengan penderita HIV.

Selama hubungan seksual berlangsung, air mani, cairan vagina, dan darah dapat mengenai selaput lender vagina, penis, dubur, atau mulut sehingga HIV yang terdapat dalam cairan tersebut masuk kealiran darah (PELPEKSI, 1995) Selama hubungan

(27)

juga bisa terjadi lesi mikro pada dinding vagina, dubur dan mulut yang bisa menjadi jalan HIV untuk masuk ke aliran darah pasangan seksual (Syaiful,2000)

b) Ibu pada bayinya

Penuluran HIV dari ibu terjadi pada saat hamil. Berdasarkan laporan CDC Amerika, prevalensi penuluran HIV dari ibu ke bayi adalah 0,01% sampai 0,7%. Bila ibu baru terinfeksi HIV dan belum ada gejala AIDS, kemungkinan bayi terinfeksi sebanyak 20% sampai 35%, sedangkan kalau gejala AIDS sudah jelas pada ibu kemungkinanya mencapai 50% (PERKESI, 1955). Penuluran juga terjadi selama proses persalinan melalui transfusi atau kontak antara kulit atau membra mukosa bayi dengan darah atau sekresi meternal saat melahirkan (Lilyv, 2004). Semakin lama proses melahirkan, semakin besar proses penularannya. Oleh karena itu selama persalinan bisa dipersingkat dengan proses operasi (HS dan STB,2000)

c) Darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS

Sangat cepat menularkan HIV karena virus langsung masuk ke pembuluh darah dan menyebar ke seluruh tubuh

d) Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril

Alat pemeriksaan kandungan seperti speculum, tenakulum dan alat-alat lainnya yang menyentuh darah, cairan vagina atau air mani yang terinfeks HIV, dan langsung digunakan untuk orang lainyang tidak terinfeksi bisa menularkan HIV (PERLEKSI, 1995).

(28)

e) Alat-alat untuk menirah kulit

Alat tajam dan runcing seperti jarum, pisau, silet menyunat seseorang, membuat tato, memotong rambut dan sebagainya bisa menularkan HIV sebab alat tersebut mungkin dipakai tanpa di sterilkan terlebih dahulu.

f) Menggunakan jarum suntik secara bergantian

Jarum suntik yang digunakan di fasilitas kesehatan, maupun yang digunakan oleh para pengguna narkoba sangat berpotensi menularkan HIV.Selain jarum suntik, pada para pemakai IDU secara bersama-sama juga menggunakan tempat penyampur, pengaduk, dan gelas pengoplos obat, sehingga berpotensi tinggi untuk menularkan HIV.

HIV tidak menular melalui peralatan makan, pakaian, handuk, sapu tangan, toilet yang dipakai secara bersama-sama, berpelikan dipipi, berjabatan tangan, hidup serumah dengan penderita HIV atau AIDS, gigitan nyamuk, dan hubungan sosial yang lain.

3. Gejala-gejala Penyakit AIDS

Untuk memastikan apakah seseorang kemasukan virus HIV.Ia harus memeriksakan darahnya dengan tes khusus dan berkonsultasi dengan dokter. Jika dia positif mengidap AIDS, maka akan timbul gejala-gejala yang disebut dengan ARC (AIDS Relative complex). Adapun gejala-gejala yang biasa Nampak pada penderita AIDS adalah sebagai berikut:

(29)

a). Lelah berkepanjangan b). Sering demam (>38 C)

c). Sesak nafas dan batuk berkepanjanagan d). Berat badan turun mencolok

e). Bercak merah kebiruan pada kulit/mulut.

f). Diare lebih satu bulan tanpa sebab yang jelas.

g). Bercak putih/luka dalam mulut.

4. Cara mencegah penularan HIV/AIDS:

a). Mempertebal iman dan tagwa agar tidak terjerumus ke dalam hubungan seksual pra nikah serta berganti-ganti pasangan

b). Penderita HIV/AIDS sadar untuk tidak menularkan penyakit pada orang lain.

c). Hindarkan penyalah gunaan obat narkotika, alkoholisme, dan segala bentuk pornografi yang dapat merangsang kea rah perbuatan seksual yang menyimpang d). Bagi wanita pengidap virus HIV/AIDS dianjurkan untuk tidak hamil

e). Melakukan tindakan pengamanan terhadap pencemaran virus HIV/AIDS melalui jarum suntik,transfusi darah, dan luka terbuka.

D. Penyakit Sosial

Penyakit sosial merupakan bentuk kebiasaan masyarakat yang berperilaku tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berpengaruh terhadap kehidupan warga

(30)

masyarakat, sehingga menghasilkan perilaku menyimpang, beberapa kebiasaan warga masyarakat dapat dikategorikan sebagai bentuk penyakit sosial.

Gangguang masa remaja dan anak-anak,yang disebut sebagai childhood disorders dan menimbulkan penderitaan emosional minor serta gangguang kejiwaan lain pada pelakuannya dikemudian hari bisa berkembang jadi bentuk kejahatan remaja. Kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak muda remaja pada intinya merupakan produk dari kondisi masyarakat dengan segala pergolakan sosial yang ada di dalamnya.kejahatan anak remaja ini disebut sebagai salah satu penyakit masyarakat atau penyakit sosial.

Ilmu tentang penyakit sosial atau penyakit masyarakat disebut sebagai patologi sosial, yang membahas gejala-gejala sosial yang sakit atau menyimpang dari pola perilaku umum yang disebabkan oleh factor-faktor sosial. Penyakit sosial ini disebut pula sebagai penyakit masyarakat, masalah sosiopati, gejala disorganisasi sosial, gejala disentegrasi sosial, dan gejala deviasi (penyimpangan) tingkah laku.Disebut sebagai penyakit masyarakat karena gejala sosialnya yang terjadi di tengah masyarakat itu meletus menjadi “ Penyakit”. Dapat disebut pula sebagai struktur sosial,yaitu terganggunya fungsi yang disebabkan oleh stimuli sosial.

Penyakit sosial disebut pula sebagai disorganisasi sosial,karena gejala berkembang menjadi akses sosial yang menganggu keutuhan dan kelancaran berfungsinya organisasi sosial. Selanjutnya dinamakan pula sebagai disentegrasi sosial, karena bagian satu struktur sosial tersebut berkembang tidak seimbang dengan bagian satu struktur sosial tersebut berkembang tidak seimbang dengan bagian-bagian

(31)

lain (misalnya person anggota, suku, dan lain-lain) sehingga prosesnya bisa mengganggu, menghambat atau bahkan merugikan bagian-bagian lain, karena tidak dapat diintegrasikan menjadi satu totalitas yang utuh.

Semua tingkah laku yang sakit secara sosial tadi merupakan penyimpangan sosial yang sukar diorganisir,sulit diatur dan ditertibkan sebab para pelakunya memakai cara pemecahan sendiri yang non-konversional, tidak umum, luar biasa atau abnormal sifatnya. Biasanya mereka mengikuti kemauan dan cara sendiri demi kepentingan pribadi. Karena itu deviasi tingkah laku ini juga merupakan gejala yang menyimpang dari tendensi sentral, atau menyimpang dari cirri-ciri umun rakyat kebanyakan.

Tingkah laku menyimpang secara sosial tadi juga disebut sebagai diferensiasi sosial, karena terdapat diferensiasi atau perbedaan yang jelas dalam tingkah lakunya, yang berbeda dengan ciri-ciri karakteristik umum, dan bertentangan dengan hukum, atau melanggar peraturan normal

E. Pelayanan Publik

Pelayanan publik meerupakan pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi tersebut sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Pelayanan publik juga dapat diartikan sebagai pemberian pelayanan melayani keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah di tetapkan.

(32)

Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang ada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah dan lingkungan badan usaha milik Negara atau badan usaha milik daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka ketentuan peraturan perundang-undangan.

Rumah sakit adalah organisasi penyelenggaraan pelayanan publik, yang mempunyai tanggung jawab public atas setiap pelayanan jasa publik kesehatan yang diselenggarakannya. Tanggung jawab rumah sakit yaitu menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau berdasarkan prinsip aman. Menyeluruh, non diskriminatif, partisipatif dan memberikan perlindungan bagi masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan.

Tanggung jawab rumah sakit dalam pelaksanaan kesehatan terhadap pasien dapat dilihat dari aspek etika profesi, hukum administrasi, hukum perdata dan hukum pidana.Dasar hokum tanggung jawab rumah sakit dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan terhadap pasien yaitu adanya hubungan hukum antara rumah sakit sebagai penyelenggara kesehtan dan pasien sebagai pengguna pelayanan kesehatan hubungan.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang bermutu, kebijakan atau ketentuan hukum administrasi tersebut mengatur tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang layak dan pantas sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit, standar operasional dan standar profesi, pelanggaran terhadap kebijakan atau ketentuan hukum administrasi dapat berakibat sangsi hukum administrasi yang dapat

(33)

berupa pencabutan izin usaha atau pencabutan status badan hukum bagi rumah sakit sedangkan bagi dokter dan tenaga kesehatan lainya dapat berupa teguran lisan atau tulisan, pencabutan surat izin praktek, penundaan gaji berkala atau kenaikan pangkat setingkat lebih tingg

Implikasi hokum pidana hubungan hokum rumah sakit pasien dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan adalah adanya perbuatan melanggar hokum yang dilakukan oleh pihak rumah sakit yang memenuhi unsur-unsur perbuatan pidana sebagaimana diataur dalam ketentuan-ketentuan pidana. Perbuatan pidana rumah sakit terhadap pasien dapat berupa kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh Dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang menyebabkan terjadinya sesuatu pada tubuh korban, dimana kesalahan atau kelalaian merupakan sesuatu kesengajaan perbuatan pidana ini akan melahirkan tanggung jawab pidana berupa denda dan pencabutan izin operasional rumah sakit.

Pelayanan publik atau pelayanan umum yang bersifat primer adalah semua penyediaan barang jasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah yang didalamnya pemerintah merupakan satu-satunya penyelenggaraan dan pengguna klien mau tidak mau harus memanfaatkan misalnya pelayanan dikantor imigrasi, pelayanan kantor penjara.

Pelayanan publik atau pelayanan umum atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi privat adalah semua penyediaan barang atau jasa publik yang diselenggarakan oleh swasta seperti misalnya rumah sakit swasta dan perusaaan pengangkutan milik swasta.

(34)

Pelayanan publik dalam penderita HIV/AIDS yang terjadi Kab Gowa para penderita HIV/AIDS dikarantina atau disediakan ruangan khusus, diberi makanan secara terpisah, dijauhi, dikucilkan, dan tidak di terima di lingkungan dimana dia tinggal. Karena di takutkan terjadi penularan dalam masyarakat.

F. Teori Penyimpangan Perilaku Sosial

Perilaku sosial adalah perilaku secara khusus yang ditujukan pada orang laen, menurut Max Weber perilaku yang mempengaruhi aksi sosial dalam masyarakat yang kemudian menimbulkan masalah-masalah.Weber menyadari permasalahan- permasalahan dan menimbulkan masalah-masalah dalam sebagai sebuah penafsiran.Akan halnya tingkatan bahwa suatu perilaku adalah rasional. Referensi lain menyebutkan bahwa perilaku sosial merupakan fungsi dari orang dan situasinya dimaksudkan disini adalah setiap manusia akan bertindak dengan cara yang berbeda dalam situasi yang salah, setiap perilakuu seseorang merefleksikan kumpulan sifat unit yang dibawahnya dalam suasana tertentu yaitu perilaku yang ditunjukkan seseorang ke orang lain.

Max Weber berpendapat bahwa studi kehidupan sosial yang mempelajari pranata dan struktur sosial yang diluar saja, seakan-akan tidak ada inside-story, oleh karena itu mengesampigkan pengarahan diri oleh individu, tidak menjangkau unsur utama dan pokok kehidupan sosial itu.sosiologi sendiri haruslah berusaha menjelaskan dan menerangkan kelakuan manusia dengan menyelami dan memahami

(35)

seluruh arti system subjektif. Weber membuat Klafikasi mengenai perilaku sosial atau tindakan sosial menjadi 3 yaitu:

a. Kelakuan yang berorientasi kepada nilai. Berkaitan dengan nilai-nilai dasar dalam masyarakat, nilai disini seperti keindahan, kemerdekaan, persaudaraan, dan lain-lain misalnya ketika kita melihat warga suatu Negara yang berasal dari berbagai kalangan berbaur bersama tanpa membedakan-bedakan.

b. Kelakuan yang menerima orientasi dari perasaan atau emosi atau afektif.

Contohnya seperti orang yang melampiaskan nafsu mereka.

c. Kelakuan tradisional bisa dikatakan sebagai tindakan yang tidak memperhitungkan rasional. Contohnya berbagai macam upacara atau tradisi yang dimaksudkan untuk melestarikan kebudayaan leluhur.

Teori Labeling dikemukakan oleh Edwin M. Lemert menurut teori ini seseorang menjadi penyimpang karena proses Labeling yang diberikan masyarakat, adanya maksudnya adalah pemberian julukan atau cap biasanya Negative kepada seseorang yang telah melakukan penyimpangan primer. Misalnya mencuri, penipu, pemerkosa, pemabuk dan pemakai narkoba. Sebagai tanggapan terhadap cap itu, si pelaku penyimpangan kemudian mengindentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangannya sehingga yang terjadi dengan penyimpangan sekunder. Alasannya adalah sudah terlanjur basah atau kepalang tanggung.

Teori tipologi adaptasi dengan menggunakan teori ini, Robert K.Merton mencoba menjelaskan penyimpangan melalui struktur sosial.Menurut teori ini

(36)

struktur sosial bukan hanya menghasilkan perilaku yang konformis saja, tetapi juga menghasilkan perilaku menyimpang.Dalam struktur sosial dijumpai tujuan atau kepentingan, dimana tujuan tersebut adalah hal-hal yang pantas dan baik. Selain itu diatur juga cara untuk meraih tujuan tersebut. Apabila tidak ada kaitan antara tujuan yang ditetapkan dengan cara untuk mencapainya, maka akan terjadi penyimpangan.

Labeling, mendefinisikan penyimpangan merupakan sesuatu yang bersifat relative dan bahkan mungking juga membingunkan, karena untuk memahapi apa yang dimaksud sebagai suatu tindakan menyimpang harus di uji melalui reaksi orang lain. Oleh karna itu Becket, salah seorang pencetus teori labeling ( dalam Clinard dan Meier, 1989:92 ) mendefinisikan penyimpanan sebagai “suatu konsekuensi dari penerapan aturan-aturan dan sanksi oleh orang lain kepada seorang pelanggar”

Teori anatomi berpandangan bahwa munculnya perilaku menyimpang adalah konsekuensi dari perkembangan norma masyarakat yang makin lama makin kopleks sehingga tidak pedoman jelas yang dapat di pelajri dan di patuhi warga masyarakat sebagai dasar dalam memilih bertindak dengan benar.(Jones PIP 2009)

Teori anomie beramsumsi bahwa penyimpangan adalah akibat dari adanya berbagai tegangan dalam suatu struktur sosial sehingga ada individu-individu yang mengalami suatu tekanan dan pada akhirnya melakukan prilaku menyimpan, pandangan tersebut dikemukakan oleh Robert Merton pada sekitar tahun 1930-an.

Dalam hal ini ada beberapa teori-teori yang di angkat yaitu teori penyimpangan dan teori prilaku sosial,dengan cara menggabungkan kedua teori ini

(37)

karna saling berkaitan dimana teori prilaku sosial yaitu prilaku yang secara khususs di tunjukkan kepada orang lain.

Menurut Max Weber perilaku mempengaruhi aksi sosial dalam masyarakat dan kemudian menimbulkan masalah-masalah, dimana manusia selalu bertindak dengan cara yanag berbeda dalam situasi yang salah. Sedangkan penyimpanan adalah tindakan atau atau sikap seseorang yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat. Setiap masyarakat yang melakukan penyimpangan itu artinya mereka siap menerima konsekuensi. Contohnya pemakai narkoba atau pekerja komersial PSK yang tertular penyakit HIV atau AIDS dalam hal ini mereka harus siap menerima konsekuensi atas perilaku penyimpangan yang mereka lakukan, bisa jadi mereka terasingkan, terkucilkan, dan terjadi yang namanya diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS

Hal ini sejalan dengan pendapat Merton mengemukakan Tipologi cara-cara adaptasi terhadap situasi, yaitu pengasingan diri yang di maksud di sini dimana warga masyarakat menerima nilai-nilai sosial budaya atau norma-norma yang berlaku, sedangkan sering terjadi penolakan terhadap masyarakat yang melakukan penyimpangan dalam sebuah kelompok yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang baru di dalam lingkungan tersebut.

Pengasingan diri timbul apabila seseorang menolak tujuan-tujuan yang disetujui maupun cara-cara pencapaian tujuan tersebut dengan kata lain pengasingan diri terjadi apabila nilai-nilai sosial budaya yang berlaku tidak dapat dicapai melalui dengan cara-cara yang di tetapkan sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.

(38)

Penderita HIV/AIDS kadang sering di kucilkan karna pandangan masyarakat penyakit yang mereka derita adalah penyakit yang berbahaya.sehingga tidak ada warga atau masyarakat yang ingin berinteraksi dengan penderita HIV/AIDS.Hal ini yang membuat penderita merasa terkucilkan atau di diskriminasi oleh masyarakat, kebanyakan dapat menganggu kesehatan, fikiran atau batin, hal ini yang menyebabkan karena di anggap kebanyakan penderita ingin mengakhiri hidupnya karna merasa Stres dengan keadaan dalam lingkungan, dimana mereka hidup.

G. Kerangka Pikir

Masyarakat adalah sekelompok individu yang memiliki kepentingan bersama dan memiliki budaya serta lembaga yang khas.Masyarakat juga bisa di pahami sebagai kelompok orang yang terorganisasi karena memiliki tujuan bersama.Adam Smith menulis bahwa sebuah masyarakat dapat terdiri dari berbagai jenis manusia yang berbeda, yang meliki fungsi yang berbeda yang terbentuk dan dilihat hanya dari segi fungsi bukan dari rasa suka maupun cinta dan sejenisnya, dan hanya rasa untuk saling menjaga agar tidak saling menyakiti.

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling ‘’ Bergaul’’ atau dengan istilah ilmiah ‘’ Berinteraksi’’ (Koentjaraningrat, 2009:116), kehidupan masyarakat dapat di amati dengan adanya interaksi timbal- balik antara individu di dalam suatu kelompok yang sama, maupun pada kelompok yang berbeda dalam berbagai pola interaksi, keadaan tersebut menampakkan adanya suatu kehidupan sosial, dimana

(39)

dinamika interaksi itu di harapkan akan terciptanya keseimbangan, keserasian atau keharmonisan berbagai individu dan kelompok.

Interaksi merupakan syarat aktivitas-aktivitas sosial, interaksi sosial budaya meru.pakan hubungan-hubungan yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan dengan kelompok maupun antara perorangan dengan kelompok, maupun antar perorangan, suatu interaksi sosial dimungkinkan terjadi dua hal, yakni kontak sosial dan komuniksai sosial.

Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang ada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, didaerah dan dilingkungan badan usaha milik Negara atau badan usaha milik daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Diskriminasi yang terjadi terhadap penderita HIV/AIDS di Kab Gowa terutama dalam pelayanan publik, terjadinya perbedaan perlakuan atau pelayanan terhadap penderita HIV/AIDS dengan penderita penyakit lain, bentuk diskriminasi yang sering terjadi di dalam masyarakat atau lingkungan adalah penderita HIV/AIDS ditempatkan diruangan khusus, dikucilkan, dijauhi di dalam lingkunganya karena dianggap melakukan penyimpangan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Diskriminasi adalah perilaku yang menerima atau menolak seseorang semata- mata berdasarkan keanggotaanya dalam kelompok ( Sears, Freedman dan Peplau 1999).

(40)

Dalam menjalani hidup denganmenyandang status sebagai penderita sangatlah berat. Perasaan-perasaan seperti merasa tidak berguna, tidak memiliki harapan, takut,sedih, marah, bermunculan seketika. Sisi Psikologis mereka bisa di pastikan sangat tertekan. Kebanyakan Odha cenderung menunjukkan raksi-reaksi keras seperti menolak hasil tes, menangis, menyesali, memarahi diri sendiri,mengucilkan diri sendiri bahkan terkadang terpintas di fikirannya ingin bunuh diri saat-saat seperti itu merupakan gejala psikologis yang justru dapat membuat penderita HIV/AIDS tersebut semakin terpuruk. Sering terjadi yang namanya Diskriminasi dalam masyarakat terhadap penderita HIV/AIDS khususnya dalam pelayanan publik di kab Gowa

(41)

Kerangka Pikir :

Masyarakat

Interaksi Sosial

Presepsi Masyarakat

Pelayanan Publik

Diskriminasi Sosial Penderita HIV/AIDS

(42)

28 A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat Deskriptif, yaitu data yang sebenarnya. secara langsung dilakukan dengan cara penelitian langsung di dalam lapangan. dimana data yang dikumpulkan dalam bentuk kata-kata, atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka-angka. Penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah atau natural setting (Sugiyono,2011:8)

Metode penelitian digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak.oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna (Sugiyono, 2011:90)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lingkungan/masyarakat yang berada di Kab Gowa kecamatan Pallangga karena wilayah tersebut ada beberapa orang yang pernah mengalami yang namanya penyakit atau penderita HIV/AIDS. Waktu penelitian pada tanggal 1 Agustus sampai 7 Agustus.

(43)

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, yang bertindak sebagai instrument adalah peneliti sendiri (Human instrument) hal ini didasari adanya potensi manusia yang memiliki sifat dan kemampuan untuk mengamati, menilai, memutuskan, dan menyimpulkan secara obyektif. Selain itu dibantu dengan instrument lain berupa panduan observasi, dan wawancara.

1. Panduan observasi yang digunakan berupa lembar catatan lapangan.

2. Panduan wawancara adalah seperangkat daftar pertanyan yang sudah disiapkan oleh penelitian yang akan di jawab melalui proses wawancara dengan menggunakan alat perekam suara, pensil/pulpen dan alat pemotret.

D. Sasaran/Informan Penelitian

Sasaran penelitian dalam penelitian ini adalah masyarakat, pelayanan publik yang terdapat di rumah sakit dan orang yang di berikan stigma pada dirinya yaitu penderita HIV/AIDS di Kab Gowa. Teknik pengambilan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive sampling yaitu dengan cara memilih informan secara langsung berdasarkan apa yang terjadi di dalam masyarakat terutama bagaimana persepsi masyarakat terhadap penderita penyakit HIV/AIDS. Berdasarkan kriteria yang telah di tentukan peneliti, seperti masyarakat atau seseorang yang telah

(44)

di stigma pengidap penyakit HIV/AIDS. Yang berusia 20 ke atas, jumlah informan dalam penelitian ini adalah 9 orang yang terdiri 3 laki-laki dan 6 perempuan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: pengamatan (Observation), wawancara mendalam dan dokumentasi, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengamatan (Observation)

Yaitu pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.

2. Wawancara mendalam (Dept Interview)

Yaitu tanya jawab dengan berhadapan muka untuk mendapatkan keterangan secaralisan dari seseorang informan. Dengan teknik wawancara ini dimaksud untuk mendapatkan informasi secara langsung dari informan melalui Tanya jawab.Wawancara dilakukan secara mendalam artinya suatu wawancara tidak menyimpang dari pedoman wawancara dan fokus permasalahan dalam penelitian ini.

3. Dokumentasi

Merupakan sumber data yang sering digunakan dalam penelitian terutama apabila sasaran kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau yang sangat berkaitan dengan peristiwa masa kini yang sedang diteliti.Teknik dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data Karena dalam banyak hal dokumentasi sebagai sumber data yang dapat digunakan untuk menguji, menafsirkan, bahkan meramalkan suatu hal atau

(45)

peristiwa.Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiono 2011:240).

Dokumentasi yang digunakan peneliti adalah arsip data penelitian dan beberapa keterangan lisan dari narasumber yang direkam oleh peneliti.Kalo perlu perekaman ini, tidak harus diberi tahukan terlebih dahulu agar tercipta keaslian dari penelitian yang di buat. Alat yang digunakan dalam teknik Dokementasi ini antara lain, kamera digital atau Handycam yang digunakan untuk mengambil gambar atau hasil foto dan video yang dibutuhkan peneliti.hasil dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yang melengkapi atau yang mendukung hasil wawancara dan pengamatan lapangan. Data hasil dokumentasi juga dapat digunakan sebagai data yang kita gunakan untuk mengingat kembali seluk beluk, gambaran lokasi jika kita lupa ketika kita sampai di rumah.

4. Partisipatif

Menurut Keith Davis, partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya dalam definisi tersebut kunci pemikiranya adalah keterlibatan mental dan emosi sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang diikut sertakan dalam suatu perencanaan serta dalam pelaksanaan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibanya. Partisipasi itu menjadi baik dalam bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan.

(46)

F. Fokus Penelitian

Adapun fokus penelitian yang terdapat dalam penelitian ini yaitu:

1. Persepsi masyarakat adalah suatu pendapat seseorang terhadap suatu tingkah laku, perbuatan dan tindakan manusia dalam melalukan suatu tindakan dalam suatu lingkungan khususnya di era reformasi, perubahan menjadi kata yang sering kita dengar dimana tuntutan perubahan sering disuarakan baik oleh individu maupun oleh anggota masyarakat lainya.tuntutan perubahan sering ditunjukkan kepada aparatur pemerintah manyangkut pelayanan publik yang diberikan pada masyarakat.

2 Penderita penyakit HIV/AIDS adalah suatu virus yang telah menghancurkan sistem kekebalan tubuh sehingga dapat melumpuhkan system kekebalan manusia dan virus ini yang akan mengakibatkan yang namanya kematian. Penyakit ini sangat berbahaya dan masyarakat mengganggap seseorang yang telah menderita penyakit HIV/AIDS adalah orang yang telah dijauhi,dikucilkan di dalam lingkungannya.

G. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memiliki mana yang penting mana yang akan dipelajari, membuat kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

(47)

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data model analisis interaktif (interaktif model) yang di temukan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono,2011:247-252) mencakup tiga tahapan antara lain sebagai berikut:

1. Data Reduction (Reduksi data)

Mereduksi data merupakan proses merangkum, memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermuda penelitian untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencari diperlukan.

2. Data Display (penyajian data)

Display data adalah usaha yang merangkai informasi yang terorganisasi dalam upaya menggambarkan kesimpulan dan mengambil tindakan biasanya dalam bentuk display (Penyajian) data kualitatif dilakukan dalam bentuk teks naratif, grafik, matriks, network ( jejaring kerja) dan bagang.

3. Conclusion Drawing/Verification (menarik kesimpulan/verifikasi)

Tindakan yang dilakukan setelah pengumpulan data berakhir adalah penerikan kesimpulan verifikasi dengan berdasarkan dengan semua hal yang terdapat dalam reduksi data dan penyajian data

(48)

H. Teknik pengabsahan Data

Teknik pengabsahan Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah menggunakan teknik triangulasi sebagai cara memperoleh kepercayaan. Karena yang dicari adalah kata-kata, maka tidak mustahil ada kata-kata yang keliru yang tidak sesuai antara yang dibicarakan dengan kenyataan sesengguhnya. Hal ini bisa dipengaruhi oleh Krebialitas informanya, waktu pengungkapan, kondisi yang dialami dan sebagainya.maka peneliti melakukan Triangulasi yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. terdapat tiga bentuk Teknik pengabsahan data, Triagulasi waktu.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik triagulasi waktu, sebab waktu sering mempengaruhi kredibilitas data.data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih vailed sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara obsservasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya

(49)

I. Jadwal penelitian

Pelaksanaan kegiatan penelitian ini dilaksanakan dengan jadwal berikut.

NO Jenis kegiatan Bulan ke Ket

1 2 3 4 5 6

1 Penyusunan proposal penelitian 2 Konsultasi

proposal penelitian 3 Seminar proposal

penelitian 4 Melaksanakan

penelitian

5 Interperstasi Dan analisis data 6 Penulisan Skripsi 7 Bimbingan dan

konsultasi Skripsi 8 Penyajian ujian

Skripsi

(50)
(51)

37 A Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pada Bab 1V ini, membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi kondisi obyektif tentang lokasi penelitian yaitu persepsi masyarakat terhadap penderita HIV/AIDS dalam pelayanan publik di Kelurahan Pangkabinanga Kecamatan Pallangga di Kabupaten Gowa.

1. .Letak Geografis dan Batas Wilayah

Kelurahan Pangkabinanga adalah bagian dari enam belas Desa/Kelurahan di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Kelurahan ini berjarak kurang lebih 1 KM dari Ibu Kota Kecamatan Pallangga, 2 KM dari ibu kota Kabupaten Gowa dan 10 KM dari Makassar yang Nota bene Ibu kota Sulawesi Selatan. Luas Wilayash Kelurahan Pangkabinanga adalah 3.618 Ha. Secara garis besar Kelurahan Pangkabinanga terdiri dari 3 (Tiga) Lingkungan, yaitu:

a. Lingkungan Mappala b. Lingkungan Pangkabinanga c. Lingkungan Kampung Jangka

Batas Wilayah Kelurahan Pangkabinanga,yaitu:

a. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bontoala

(52)

b. Sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan Tompobalang (Kecamatan Somba Opu)

c. Sebelah Selatan berbatasan Kelurahan Tetebatu d. Sebelah Timur berbatasan Kelurahan Parangbanoa.

Peta Kelurahan Pangkabinanga

Letak Geografis dan Batas Wilayah Kelurahan Pangkabinanga Menurut Lingkungan

Lingkungan/Dusun

Sebagian besar Wilayah

Batas Wilayah

Sebelah utara

Sebelah timur Sebelah selatan

Sebelah bara

(53)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

01. Mappala Daratan

Kecamatan pallangga

Kelurahan Parangbanoa

Kelurahan tetebatu

Lingkungan Pangkabinanga

02. Pangkabinanga Daratan

Kecamatan Somba opu

Lingkungan Mappala

Kelurahan Tetebatu

Lingkungan Kampung jangka 03.Kampung

jangka

Daratan Kecamatan somba opu

Lingkungan pangkabinanga

Kelurahan tetebatu

Desa Bontoala

Sumber: koordinator statistik kecamatan pallangga Letak dan luas Wilayah

Luas wilayah penduduk dan kepadatan penduduk menurut lingkungan/Dusun di kelurahan Pangkabinanga

Lingkungan/Dusun

Luas wilayah (KM)

Jumlah Kepadatan

penduduk

Rata-rata besarnya anggota rumah tangga Rumah

Tangga

Penduduk

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

01. Mappala 0,78 273 1,489 2,336 5,28

02.Pangkabinanga 0,59 316 1,684 2,336 5,28

(54)

03.kampung jangka

0,52 247 1,242 2,336 5.28

Kelurahan 1,89 836 4,415 2,336 5,28

Sumber: Mantri Statistik kecamatan pallangga 2. Keadaan Penduduk

Berdasarkan data tahun 2015, penduduk di Kelurahan Pangkabinanga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowaberjumlah 4.415 jiwa dengan Spesifikasi jumlah Kepala Keluarga 836 KK dengan mata pencarian sebagai Petani, Buruh, Pedagang dan Pegawai.Dimana penduduk berjenis kelamin laki-laki berjumlah 2.224 jiwa dan penduduk kelamin perempuan berjumlah 2.191 jiwa. Untuk jelasnya dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 1. Jumlah penduduk Berdasarkan jenis Kelamin

Jenis kelamin Jumlah Persen

Laki-laki 2.224 50,5

Perempuan 2.191 49,5

Jumah 4.415 100

Sumber: Kantor Lurah Pangkabinanga, 2015

Data diatas menunjukkan bahwa penduduk di Kelurahan Pangkabinanga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa pada tahun 2015 berjumlah 4.415 jiwa dengan persentase sebanyak 100% Berdasarkan Tabel diatas sangat jelas terlihat bahwa penduduk yang berjenis laki-aki lebih banyak dengan persentase 50.5% dari

(55)

jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan yang persentasenya 49,5%

Adapun mengenai umur penduduk di kelurahan pangkabinanga dari data Kantor Lurah Pangkabinanga tahun 2015 dapat dilihat pada table sebagai berikut:

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur.

Sumber: kantor lurah pangkabinanga, 2015

Pada table diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk menurut kelompok umur yang paling besar di kelurahan pangkabinanga terdapat pada kelompok umur 22-60 tahun yaitu sebesar 1000 jiwa atau 22,65 % penduduk usia yang masih produktif, kemudian di susul oleh kelompok umur 16-21 tahun yaitu sebesar 974 jiwa atau sebesar 22,06 %. Kelompok umur 61 tahun ke atas yaitu sebesar 840 jiwa atau NO Golongan Umur

(Tahun)

Jenis Keleamin Jumlah Persen

Lk Pr

1 0-1 tahun 115 120 235 5.3

2 2-4 tahun 180 176 356 8.063

3 5-7 tahun 245 230 475 10,75

4 8-15 tahun 290 245 535 12,11

5 16-21 tahun 494 480 974 22,06

6 22-60 tahun 480 520 1000 22,65

7 61 tahun keatas 420 420 840 19,02

Jumlah 2.224 2.191 4.415 100

(56)

19,02%, kelompok umur 8-15 tahun yaitu sebesar 535 jiwa atau 12,11 %, kelompok umur 5-7 tahun sebesar 475 jiwa atau sebesar 10,75%, kelompok umur 2-4 tahun sebesar 356 jiwa atau 8,063, kelompok umur 0-1 tahun sebesar 235 atau 5,3%.

Table 3 jumlah penduduk menurut lingkungan dan jenis kelamin di kelurahan pangkabinanga tahun 2015

Table 3 jumlah penduduk menurut lingkungan dan jenis kelamin di kelurahan pangkabinanga

Lingkungan

Jenis kelamin Rasio jenis

kelamin Laki-laki perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5)

01 Mappala 752 737 1,489 102

02 Pangkabinanga 869 815 1,684 102

03 kampung jangka 604 638 1,242 102

Kelurahan 2,224 2,191 4,415 306

Sumber Mantri statistik kecamatan pallangga

Table 4 Diskripsi dan statistik prasarana dan sarana DATA SPESIFIK

No Kelurahan

Luas wilayah (KM2)

Jml penduduk

Jumlah Fasilitas yang ada

L P

(57)

1 2 3 4 5 6

1 Pangkabinanga 1,89 2,224 2,191 4,415 Jalan Prov 1,0 Km Jalan kab/kec 3,5 Km

Jalan lingkungan

4,8 Km

Polindes - Buah

Pustu 1 Buah

Posyandu 3 Buah

Pustu 1 Buah

Puskesmas - Buah

TK 2 Buah

TK/TPA 6 Klp

SD Negeri 1 Buah SD inpres 1 Buah Kelompok

belajar paket B

1 Klp

PAUD SPAS 1 Buah

SMP - Buah

SMU - Buah

Mesjid/sarana 7 Buah

(58)

Dari table diatas menggambarkan bahwa:

a) Di Kelurahan Pangkabinanga telah tersedia fasilitas kesehatan sebanyak satu unit puskesmas pembantu, posyandu disetiap lingkungan.sehingga peningkatan derajat kesehatan telah dikembangkan melalui unit-unit pelayanan kesehatan.

b) Peningkatan kwalitas sumber daya manusia juga ditunjang dengan tersedianya sekolah dasar (SD inpres pangkabinanga)1 (satu) unit TK/TPA 6 (enam), sanggar pendidikan Anak Sholeh (SPASI) unit dan pembinaan pemberantasan keaksaraan fungsional melalui pengembangan dan pelatihan paket A, B dan melalui

keswadayaan masyarakat juga dikembangkan pemberantasan keaksaraan Al- Qur’an melalui swadaya masyarakat.

c) Upaya peningkatan pembinaan pemuda ditempuh melalui peningkatan peran serta pemuda dalam organisasi-organisasi pemuda dan melalui peningkatan pembinaan olaraga untuk meningkatkan semangat sportifitas pemuda.

d) Peran wanita masih telah mengarah pada kesetaraan gender, baik dibidang sosial, ekonomi maupun ekonomi. Kebijakan pemerintah masih sudah mengakomodir hak-hak perlindungan wanita secara lebih professional. Dispatitas/ketertinggalan gender diharapkan diminimalisas sehingga tidak menjadi faktor kendala dan penghambat dalam pencapaian human Developmen indeks.

e) Sementara itu, dalam pelaksaaan otonomi kelurahan, peranan dan fungsi kelembagaan pemerintah dan masyarakat kelurahan dalam penyelenggaraan pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan juga belum memadai. Hal ini

(59)

karena kompetensi aparat keurahan, lembaga ketahanan masyarakat kelurahan (LKML, dan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)

3. Mata Pencarian

Masyarakat di kelurahan Pangkabinanga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa Mempunyai keanekaragaman mata pencarian.Kesibukan masyarakat mewarnai suasana keseharian penduduk di Kelurahan Pangkabinanga.Apalagi dihari-hari kerja.

Tabel 4 Distribusi penduduk menurut pekerjaan

NO Jenis Pekerjaan NAMA LINGKUNGAN

Total Mappala Pangkabinanga Kampung

jangka Jiwa

1 Petani 1.009 629 374 2.012

2 Buruh 117 94 35 246

3 Karyawan Swasta 21 32 42 95

4 Wiraswasta 129 236 120 485

5 PNS 34 52 37 123

6 TNI/Polri 3 8 7 18

7 Pensiunan 9 21 11 41

TOTAL 1.322 1.072 626 3.020

Sumber: Dinas BKKBN Kab Gowa

(60)

4. Agama

Tabel 5 Masyarakat dikelurahan Pangkabinanga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa mayoritas beragama islam.

NO Agama Jenis kelamin Jumlah Persentase

LK Pr

1 Islam 57,77 62,80 120,57

2 Kristen 57 60 117

3 Khatolik 3 5 8

Jumlah 2,224 2.191 4,415

Sumber: sumber lurah pangkabinanga

Masyarakat di kelurahan pangkabinanga dikenal sebagai masyarakat yang religious dalam menjalangkan keagamaan.Hal ini di tunjang dengan sarana-sarana yang cukup memadai sebagai tempat beribadah.Sebagai gambaran di kelurahan pangkabinanga terdapat 7 mesjid.

Klasifikasi Bangunan ibadah dan pendidikan

NO Jenis Sarana

NAMA LINGKUNGAN

Total Mappala Pangkabinanga Kampung

jangka UNIT

1 Masjid 3 2 2 7

(61)

2 Madrasah 0 0 0 0

3 SD 0 1 0 1

4 SMP 0 0 0 0

5 TK/TPA 3 3 2 8

TOTAL 6 6 4 16

Sumber: Dinas BKKBN Kab Gowa 5. Penderita HIV/AIDS

Penderita HIV/AIDS di kecamatan pallangg, ada beberapa orang yang mengalami penyakit tersebut yaitu

N ama Umur Alamat Jenis kelamin Penderita

Imadeani 37 tahun Pallangga Laki-laki Positif

Suhartini 34 tahun Kampili Perempuan Positif

Supardi 27 tahun Pekanglabu Laki-laki Positif

Sumber: puskesmas pallangga

6. Rumusan masalah pertama

Adapun hasil penelitian yang didapatkan dari hasil observasi,wawancara dan dokumentasi adalah sebagai berikut:

Persepsi masyarakat adalah suatu pendapat seseorang terhadap suatu tingkah laku, perbuatan dan tindakan manusia dalam melakukan suatu tindakan dalam suatu lingkungan khususnya diera Reformasi, perubahan menjadi kata yang sering kita dengar dimana tuntutan perubahan sering disuarakan baik oleh individu maupun oleh

(62)

anggota masyarakat lainnya. Tuntutan perubahan sering ditunjukkan kepada aparatur pemerintah menyangkut pelayanan publik yang diberikan pada masyarakat.

Rendahnya mutu pelayanan public yang diberikan oleh aparatur menjadi citra buruk pemerintah ditengah masyarakat, bagi masyarakat yang pernah berurusan dengan birokrasi selalu mengeluh dan kecewa terhadap tindak layaknya aparatur dalam pelayanan publik yang diberikan.

Dalam hal ini persepsi masyarakat terhadap penderita HIV/AIDS adalah sosok yang harus dijauhi dan dihindari. banyak masyarakat takut tertular dengan penyakit HIV/AIDS namun ada beberapa masyarakat merasa kasian, mereka berpendapat bahwa penderita tidak layaknya harus dijauhi dan diasingkan dari lingkunganya. Melainkan sebagai masyarakat yang baik. Kita harus membantu penderita HIV/AIDS dengan cara memberikan semangat hidup atau motivasi. Dalam masyarakat pangkabinanga ternyata diantara mereka masih ada beberapa orang yang belum mengetahui bahaya dari penyakit HIV/AIDS bahkan sama sekali tidak tahu tentang penderita HIV/AIDS. Kemudian Mereka berpendapat yang sama bahwa terjadinya virus HIV/AIDS dikarenakan faktor pergaulan, pemakaian jarum suntik dan terjadinya seks bebas khususnya kaum remaja.

(63)

a) Ibu Kartini

Hari sabtu tanggal 1 agustus 2015 merupakan hari libur sehingga memudahkan peneliti untuk bertemu langsung dengan responden yang memiliki kesibukan yang cukup padat, yang berprofesi sebagai guru SD sekitar pukul 10 pagi peneliti menuju kerumah responden yang bernama ibu kartini yang selanjutnya di singkat dengan (IK), berusia 49 tahun. IK memiliki 4 orang anak, yang terdiri dari 2 laki-laki dan 2 perempuan.Keseharian IK adalah seorang guru dan sebagai ibu rumah tangga.Tingkat pendidikan IK Sarjana S.Pd.

Begitu cukup menanyakan identitas IK dan keluarga, penulis memulai menanyakan pertanyaan selanjutnya yaitu apakah ibu mengetahui penyakit HIV/AIDS, dan teryata IK lumayan mengetahui bahwa penyakit HIV/AIDS sangat membahayakan hidup orang karna penyakit tersebut dapat mematikan dan sampai sekarang belum ada obatnya,maka dari itu IK sangat menjaga pergaulan anaknya.

Peryataan IK mengenai penderita HIV/AIDS yaitu.

“Beliau sangat perihatin terhadap orang yang mengidap penyakit HIV/AIDS, pandangan beliau penderita HIV/AIDS harus mendapatkan pelayanan baik dan harus disediakan ruangan khusus, supaya tidak terjadi penularan terhadap masyarakat lain, menurut IK penderita tidak mesti dikucilkan yang harus dilakukan ketika menghadapi penderita yaitu memberikan motivasi dan semangat hidup bahwa semua penyakit dapat disembuhkan sesuai dengan usaha dan semangat hidup”.

(Wawancara 1Agustus 2015)

Hal senada juga diungkapkan oleh PS Dan IMH.

“Pandangan saya terhadap penderita HIV/AIDS, saya sangat kasian karena kecorobohannya sehingga dia terkena virus HIV/AIDS. Tolo-tolo mantonk anjo anak- anak kag gara-gara pergaulan nag taba makho ganring takamma-kama”.

(wawancara 2 Agustus 2015)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan yang ada pada latar belakang masalah kiranya menjadi masalah inti adalah kurangnya motifasi dan minat belajar siswa di SMA Negeri 2

Sedangkan kontribusi tidak langsung pariwisata terhadap pendapatan pemerintah berasal dari pajak atau bea cukai barang-barang yang di import dan pajak yang dikenakan kepada

Sehingga dari uraian diatas sangatlah dapat di pahami mindset dan kepribadian yang sangat kacau dari kelompok-kelompok teroris tersebut , untuk itu di tuntut peran

Apakah Faktor Fundamental yang diukur dengan Current Ratio , Return on Equity , Long Tern Debt to Equity Ratio , Total Asset Turn Over , dan Faktor Makroekonomi yang diukur

Mencermati Dugaan Kasus Manipulasi Pajak Asian Agri, (Jawa Pos Online, tanggal 8 November 2007), internet, diunduh tanggal 4 April 2008 Dali Bouzoraa, Transfer Pricing

Memahami sejarah berdirinya negara Amerika Serikat mulai dari masa eksplorasi sampai terbentuknya negara Amerika Serikat, serta perkembangannya dewasa ini..

Dalam struktur metode penelitian analisis konten atau isi yang diperlihatkan melalui informasi dengan sajian menarik dalam website ataupun mobile apps Shopee kemudian