• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rusun dengan Konsep Urban Farming Pertama di Kota Medan

Rusun Dengan Konsep Urban Farming Pertama di Kota Medan

Seperti yang sudah dijelaskan pada bab – bab sebelumnya, bahwa urban farming merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh warga perkotaan demi mendapatkan suasana serta udara yang segar dan asri layaknya seperti berada di kampung. Dengan cara menanam di area kebun yang sudah disediakan secara bergotong royong dan bersama – sama merawatnya, perancang berharap bahwa hal ini dapat meningkatkan rasa toleransi dan sosial di kalangan masyarakat Kampung Hamdan. Urban farming memiliki banyak manfaat, yaitu:

1. Urban Farming memberikan kontribusi penyelamatan lingkungan dengan pengelolaan sampah Reuse dan Recycle

2. Membantu menciptakan kota yang bersih dengan pelaksaan 3 R (reuse, reduse, recycle) untuk pengelolaan sampah kota

3. Dapat menghasilkan O2 dan meningkatkan kualitas lingkungan kota 4. Meningkatkan Estetika Kota

5. Mengurangi biaya dengan penghematan biaya transportasi dan pengemasan

6. Bahan pangan lebih segar pada saat sampai ke konsumen yang merupakan orang kota

7. Menjadi penghasilan tambahan penduduk kota.

Kebun yang berada di dua tempat yaitu pada rooftop bangunan utama rumah susun dan di kawasan rumah susun ini, setelah dipanen akan dijual di pasar / pertokoan yang sudah di sediakan di kawasan ini dengan maksud agar warga

61

tidak perlu bersusah payah mencari tempat untuk menjual hasil panennya. Selain di pasar / pertokoan yang sudah di sediakan, hasil panen juga bisa langsung diolah dan dijual di deretan foodcourt yang berada bersebelahan dengan sungai. Dengan upaya tersebut maka tidak ada lagi golongan menengah bawah bagi masyarakat Kampung Hamdan. Para kepala keluarga atau suami yang ada di kampung ini yang semula merupakan tukang becak atau apapun pekerjaan sebelumnya tetap dapat melakukan pekerjaannya sedangkan para ibu rumah tangga atau istri yang hanya tinggal dirumah dapat berkebun dan menjual hasil panen. Selain mendapatkan masukan dari berkebun, para istri juga bisa mendapatkan tubuh yang bugar dari berkebun sehari – hari. Seperti yang dikatakan oleh seorang psikolog Amanda Hawkins di dalamnya blognya bahwa banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dari berkebun setiap harinya, seperti:

1. Berkebun dianggap sebagai latihan yang mengeluarkan intensitas sedang, karena menurut Center for Disease Control and Prevention (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit), Anda dapat membakar hingga 330 kalori selama satu jam saat berkebun.

2. Hanya dengan 30 menit melakukan aktivitas berkebun dalam seminggu, Anda dapat mencegah dan mengontrol tekanan darah tinggi. Bahkan menurut The National Heart, Lung, and Blood Institute, berkebun bisa memerangi tekanan darah tinggi.

3. Ketika berkebun di luar ruangan dan pada waktu pagi hari, maka anda akan menyerap banyak vitamin D sehingga dapat membantu tubuh dalam

62

menyerap kalsium agar tulang lebih kuat dan menjaga sistem kekebalan tubuh.

Begitu banyak manfaat yang dihasilkan dari berkebun, sehingga dapat membuktikan bahwa konsep urban farming dengan cara berkebun ini sangat cocok apabila di aplikasikan pada bangunan rumah susun yang berada di Kampung Hamdan.

Gambar 7.1. Rumah susun dengan konsep urban farming Sumber. Penulis (2014)

Gambar 7.1 di atas menunjukkan bentukan massa dari rumah susun yang dirancang dengan konsep urban farming. Seperti yang terlihat digambar bahwa kawasan Kampung Hamdan ini benar – benar diubah menjadi kawasan hijau yang asri dengan banyak pepohonan di dalamnya. Untuk mewakili dari konsep urban farming dan penghujauan pada bangunan ini, maka bangunan rumah susun di beri warna hijau.

Warna hijau bukan hanya sekedar warna yang tidak memiliki arti, warna hijau ini menunjukkan warna bumi, penyembuhan fisik, kelimpahan, keajaiban, tanaman dan pohon, kesuburan, pertumbuhan, muda, kesuksesan materi, pembaharuan, daya tahan, keseimbangan, ketergantungan dan persahabatan. Warna hijau memang mempengaruhi orang yang melihat dan lingkungan di

63

sekitarnya. Pada beberapa sisi dinding bangunan merupakan tanaman rambat hijau yang sengaja ditanam dengan sayuran untuk memanfaatkan setiap bagian bangunan secara maksimal. Pada bagian atap bangunan seperti yang dapat dilihat pada gambar 7.1 di atas, merupakan kebun vertikal yang disediakan oleh warga.

Di Medan sendiri tidak terdapat bangunan tinggi yang memiliki konsep urban farming yang terdapat area – area khusus untuk berkebun. Kebanyakan di Medan hanya terdapat rumah / bangunan dengan konsep go green namun tidak merujuk memanfaatkan tanaman dengan cara berkebun dan memasarkan hasil panen dari kebun itu sendiri, namun menggunakan bahan / material yang ramah lingkungan dan memiliki banyak bukaan dengan beberapa tanaman hias. Dengan demikian, rumah susun Kampung Hamdan ini bisa dijadikan sebagai bangunan bertingkat pertama di kota Medan yang menerapkan konsep urban farming yang dapat menaikkan taraf hidup penghuninya dengan berkebun dan menjual atau memasarkan hasil dari perkebunannya.

Gambar 7.2. Kebun Vertikal kampung Hamdan Sumber. Penulis (2014)

64

1.1Skenario Ganti Untung

Untuk menghindari perselisihan antar warga mengenai petakan kebun yang dibagikan untuk warga, maka diberlakukan pembagian kebun berdasarkan luas tanah yang dimiliki sebelumnya sehingga warga tidak merasa rugi seperti yang tertera pada tabel berikut.

Tabel 7.1. Skenario ganti untung penghuni lama kawasan Kampung Hamdan

Luas Rumah Lama Jumlah Rumah yang Diganti Nilai Rumah Lama Spesifikasi Ganti Untung Jumlah Petakan Kebun Ganti Untung Jumlah Toko Ganti Untung 50 M² 40 Unit 180.000.000 1 Unit 36 M²

+ 1 petak kebun ground

40 petakan kebun ground

-

75 M² 30 Unit 270.000.000 1 Unit 45 M² + 1 petak

kebun rooftop dan 1 toko pinggir jalan

30 petakan kebun rooftop

30 toko

100 M² 30 Unit 360.000.000 1 Unit 54 M² + 2 petak

kebun rooftop dan 1 toko pinggir jalan

60 petakan kebun rooftop

30 toko

Sumber. Penulis (2014)

Jumlah dari keseluruhan unit hunian yang ada di rumah susun ini sekitar 224 unit yang terdiri dari tipe 36 sebanyak 51 unit hunian, tipe 45 sebanyak 91 unit hunian, dan tipe 54 sebanyak 82 unit hunian. Dengan jumlah ganti untung unit hunian untuk warga kampung hamdan yaitu 100 unit hunian tentu terdapat sisa unit hunian sekitar 124 unit hunian, maka unit hunian ini akan diberlakukan sistem sewa ataupu beli bagi warga pendatang. Begitu juga yang berlaku pada toko dan petakan kebun yang masih terdapat sisa setelah dibagi untuk ganti

65

untung untuk warga Kampung Hamdan. Dengan adanya skenario seperti pada tabel 7.1 di atas, maka diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan bagi para penduduk lama Kampung Hamdan bahwa mereka tidak akan rugi jika rumah susun ini dibangun. Begitu pula dengan warga pendatang yang ingin tinggal dan menetap di rumah susun Kampung Hamdan ini, di harapkan banyak orang yang tertarik dengan skenario di atas.

68

DAFTAR PUSTAKA

Akmal, Imelda. 2013. Eksplorasi Desain Rumah Hijau (50 Karya Pilihan Propan Green Building Design Competition). Architectural Writer Studio, Jakarta.

Budiarto, Slamet. 2008. Inspirasi Desain & Cara Membuat Vertical Garden. Agro Media Pustaka, Jakarta.

Harso, Karyono Tri. 2010. Green Architecture (Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau di Indonesia). Rajawali Pers, Bandung.

Pemerintah Kota Medan. 2005. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Medan Maimun. Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan, Medan.

Presiden Republik Indonesia. 2011. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai. Dinas Pekerjaan Umum, Jakarta. Rudio, B & Famiola, M. 2013. Social Maping (Metode Pemetaan Sosial).

Rekaya Sains, Bandung.

Tampubolon Robert. 2011. Prosedur Membuat Kebun Vertikal (online), (http://petani-kota.blogspot.com/p/step-1-persiapan-kebun-vertikal), diakses pada tanggal 20 Desember 2014.

Wikipedia. 2014. Pengertian Kebun Vertikal (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Kebun_vertikal), diakses pada tanggal 18 Desember 2014.

69

Dokumen terkait